eps 8 sah

Hari yang di tunggu tiba di lapangan pesantren asshiddiqiyah penuh dengan tanda yang di hiasi beberapa kain putih serta pelaminan putih

"Kenapa.? " tanya heni heran melihat zalwa yang hanya diam melihat ke luar jendela kamarnya

Zalwa menundukan kepalanya lalu mengeleng pelan namun heni tau kondisi zalwa tidak baik baik saja ia lekas mendekati zalwa

"ada yang mau di omongin.?"

zalwa menoleh " hen gue belum siap. " sahut zalwa dengan merengek pada heni

" kapan akan siap.? " sahut heni dengan melihat ke arah pandang zalwa

" hen batalin aja ya plis bantuin batalin " heni kaget mendengar ucapan zalwa

"Liat loe sekarang sudah rapi semuanya sudah selesai tinggal akad apa mau bikin abah malu di hadapan santrinya? " zalwa menghembuskan nafasnya lalu menggeleng

"gila ya wa ngak mikirin abah ni keputusan ada di tanggan loe " heni memberikan hp di tanggan zalwa namun dengan cepat zalwa menolaknya

"Zalwa ndak butuh mba"

mendengar zalwa memanggil nya mba seketika marah heni tertahan ia tau zalwa sangat butuh suport nya

"Inget satu hal kebahagiaan itu harus di cari cinta itu harus di cari wa walaupun kita menikah bahkan sepertiga malam juga ngak akan membantu jika allah tak mengizinkan kita bersatu tapi loe allah sudah meridhoi kalian jadi jangan ragu" zalwa hanya menunduk mendengar penuturan heni

.

.

.

.

"Sah"

"Alhamdulillah" sahut semua orang dengan menadahkan tanggan berdoa

Kyai abdul melirik nyai pipik dan hani yang duduk di belakang nya

keduanya berdiri langsung menuju di mana zalwa berada

"Zalwa" zalwa langsung berbalik mendengar suara nyai pipik

"Alhamdulillah nak sekarang kamu telah sah menjadi istri nya nak zaki" zalwa langsung menundukan kepalanya

"jangan sedih mungkin ini jalan yang sudah di tentukan allah ayo semua nya sudah menunggu" ajak nyai pipik dengan menggandeng zalwa

Zalwa berjalan di antara nyai pipik dan heni pandangan tamu yang hadir tak lepas melihat mereka hingga zalwa tiba di samping zaki

Zaki lansung meletakan tanggan nya di ubun ubun zalwa dan membacakan do'a setelah akad nikah

Setelah membaca do'a zaki memasang kan cicin di tanggan zalwa dengan lancar berbeda dengan zalwa yang gemetar

Zaki yang gereget melihat itu langsung menarik tanggan zalwa agar langsung memakai kan cincin di jarinya hal itu membuat zalwa kaget

Setelah akad resepsi di laksanakan secara sederhana dimana hanya mengundang keluarga dan para santri

.

.

.

.

.

.

.

"Maksud mas fajri apa.? " tanya aisyah dengan bingung ketika fajri mengutarakan keinginannya untuk membatalkan pernikahan mereka

"Saya rasa sudah jelas jika pernikahan ini tidak bisa di lanjutkan aisyah kite berbeda" jelas fajri dengan memainkan jari tangan nya

"Apa mas sudah gila pernikahan kita besok dan malam ini mas ingin membatalkan nya coba jelaskan apa alasannya ? apa sedari awal mas tidak menginginkan pernikahan ini ia mas.? " tatang aisyah dengan marah

"Aisyah kita tidak cocok kita_"

"Jika kita tidak cocok lantas kenapa mas melamar saya.? " tegas aisyah lagi

"Itu karna keinginan ayah saya "

Aisyah menyunggingkan senyumnya " kalau tau begini saya tidak akan memilih mas silahkan lakukan sesuka mas masalah pernikahan silahkan bicara dengan keluarga saya " sahut aisyah lekas pergi dari hadapan fajri

Fajri menghembuskan nafas lelahnya ia tau semua nya salahnya kenapa tak jujur dari awal pada ayah dan ibunya

Ia pikir dengan mengikuti keinginan orang tuanya ia bisa menyenangkan hati mereka walaupun sebagai anak angkat ia tetap berbakti

Itula alasan fajri melamar aisyah memendam isi hatinya karna tak ingin mengecewakan orang tua angkatnya

.

.

.

.

.

"Wa buk aisyah kenapa nelpon terus ya " tanya heni pada zalwa ketika keduanya tengah menyiapkan makan malam

Zalwa menoleh kebelakang " dari kapan.? "

"Dari tadi sih " heni menyerahkan hp zalwa yang memang ia simpan dari tadi siang

"Udah selesai.? " zalwa dan heni langsung menoleh

"Ya umma udah selesai" sahut heni dengan cepat meletakan lalapan yang ada di samping zalwa

"Zalwa panggil abah sama mertua kamu ya ajak makan" zalwa tak sempat menggecek hpnya ia langsung menyerahkan hp itu pada heni dan bergegas ke ruang keluarga

.

.

.

.

keluarga inti zaki dan zalwa berkumpul di ruang keluarga karna mereka ingin menyampaikan sesuatu

"Jadi besok kalian akan langsung ke apartemen.? " tanya kyai hasyim pada zalwa dan zaki yang tengah duduk di hadapan keluarga mereka

"iya bi" sahut zaki

nyai pipik dan kyai abdul saling pandang " nak kalian tidak ingin tidur lebih lama disini " tanya kyai abdul

zaki melihat kyai abdul " maaf abah saya hanya menyampaikan janji saya " kyai abdul langsung melihat zalwa

"sekarang zalwa sudah menjadi tanggung jawab saya jadi sudah sewajarnya jika saya menuruti ke inginan dia " sahut zaki lagi

"em nak zalwa " panggil umi fatima dengan melirik suaminya

"di tradisi kami itu ada acara ngundu mantu dan tradisi lainnya jika nak zalwa tidak keberatan umi mau ngadain acara itu apa boleh.?" sahut umi fatima lagi

zalwa melirik zaki yang hanya diam membuat zalwa binggung namun ia tetap menganggukan kepalanya karna tak ingin di angap kurang ajar karna selalu melawan orang tua

umi fatima tersenyum bahagia lalu mengambil sesuatu dari dalam tas nya

umi fatima mendekati zalwa dan memakai kan gelang di tanggannya "ini gelang almarhum nenek mertua umi, gelang ini turun temurun hingga ke umi dan sekarang gelang ini umi serahkan ke kamu karna kamu mantu pertama di keluarga kami"

mendengar ucapan umi fatima jangankan zalwa zaki saja kaget karna yang ia tau jika umi nya tak menyukai zalwa yang terlalu modern

"trimakasih umi inn sya allah akan zalwa jaga dengan baik " sahut zalwa dengan senyum

"apa kalian sudah ada apartemen.? " tanya nizam yang sedari tadi hanya diam melihat keadaan

"ada hanya berjarak tiga puluh menit dari sini " sahut zaki

"tapi apa tidak terlalu jauh itu kan jauh dari tempat kamu kerja.? " kali ini ilham yang ikut bicara

zaki melihat ilham " ngak terlalu hanya satu setengah jam bisa berangkat lebih pagi aja "

mendengar ucapan zaki ada rasa bersalah pada diri zalwa seharusnya ia tak egois dengan mengajukan syarat tersebut seharusnya ia lebih percaya takdir allah bukan malah mempermainkan pernikahan

.

.

.

"mas yakin mau tinggal di apartemen..? " tanya keenan ketika zaki melihat isi kamar yang akan ia tinggalkan

setelah selesai acara ngundu mantu zaki dan zalwa memang sepakat untuk tinggal di apartemen

"apa mas ngak mikirin pondok .? " zaki melihat keenan

"mas titip pondok nanti sesekali mas kesini kok"

keenan menghembuskan nafas lelah ia tak bisa memaksakan kehendaknya toh ini juga demi kebaikan sodara nya

"sudah selesai kan.? " zalwa mengangguk

"sudah umi ummah terimakasih"

umi fatima mengusap kepala zalwa yang di lapisi jilbab biru " umi harap cinta kalian cepat tumbuh agar kita bisa kumpul di rumah ini "

hati zalwa bagai di iris mendengar pernyataan jika ialah dalang dari pemisah ibu dan anak

"umi zalwa_"

"ngak papa umi paham nah ingat jangan sungkan sama umi kalau ada apa apa, umi ke luar dulu " zalwa terpaksa mengangguk

"ingat nak suami adalah imam bagi istrinya jika ingin mendapat keberkahan jaga sikapmu pada suami mu " nasehat umma pipik pada zalwa

"iya umma zalwa mengerti " sahut zalwa

"yaudah ayo nanti lama mereka menunggu" ajak umma pada zalwa

maaf guys baru sempet update karna banyak kerjaan salam cantik ganteng

Terpopuler

Comments

Sofie

Sofie

mntap

2022-11-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!