Zaki membolak - balikan badanya di kasur entah kenapa akhir akhir ini ia sering teringat zalwa wanita yang ia antar kemarin malam
Ia juga ingat jika zalwa lah wanita yang ia jumpai di rumah aisyah waktu itu
yang ia tau jika ponpes asshiddiqiyah memiliki 3 penerus dan ketiganya laki laki ia tak perna tau jika kyai abdul aziz memiliki anak perempuan
"Apakah zalwa anak kyai abdul aziz atau keponakan nya ? " tanya zaki pada dirinya sendiri pertanyaan itulah yang sering berputar di kepala nya
"sudahlah zaki ingat ada seseorang yang kamu nanti " ucap nya lalu beranjak masuk ke kamar mandi
setelah selesai mandi zaki langsung menuju ke pondok namun langkah nya terhenti ketika melihat undangan di atas meja
"Aisyah dan fajri" menyebut nama fajri tiba tiba zaki ingat jika fajri perna mengajak zalwa berbicara entah masalah apa tapi yang zaki lihat teman zalwa sangat kesal dengan fajri
"Apa zalwa ada hubungan dengan fajri" tanya zaki pada dirinya sendiri
"jika ia kenapa fajri melamar aisyah.? "
" mas zaki " zaki menoleh mendengar suara keenan dari belakang
"Kenapa.? " tanya zaki
Keenan tersenyum " di panggil abi tu suruh ke ruangan nya " jidat zaki mengkerut mendengar ucapan keenan
"Kenapa abi manggil pagi pagi begini.? " tanya zaki lagi dengan melihat jam di dinding
karna yang ia tau pada hari libur seperti ini apalagi jam 8-10 pagi abi nya selalu mengisi tausyiah di saung karna banyak pendatang yang datang ke saung pada hari saptu dan minggu
Keenan tersenyum sembari mengangkat kedua pundak nya " sana mas keburu abi marah loe"
Zaki kembali meletakkan undangan itu lalu menuju ruangan abi yang terletak di samping ruang keluarga
"Assalamu'alaikum " ucap zaki ketika membuka pintu
"Waalaikumsalam warohmatuloh wabarakatuh" sahut kyai hasyim dan nyai fatimah bersamaan
Zaki binggung karna di sana juga ada umi nya tak biasanya umi masuk dalam ruangan abi jika bukan hal penting
"Abi manggil zaki ? " kyai hasyim mengarahkan tanggan nya menyuruh zaki duduk
"zaki abi sudah mendidik mu dari kamu dalam kandungan hingga kini usiamu dua puluh sembilan tahun abi selalu membebaskan kalian selagi kalian tau batasan itu sendiri tapi kali ini abi ingin bertanya tolong jawab dengan jujur zaki " kyai hasyim berucap dengan pelan
zaki binggung lalu melihat fatimah seolah minta penjelasan pada uminya itu
"Ini punya siapa.? " kyai hasyim meletakkan bros berbentuk pinguin di hadapan zaki
Kyai hasyim tau itu pasti bukan punya zaki bros itu hanya di gunakan perempuan apalagi dengan bentuk hewan seperti itu
Zaki mengeleng " ndak tau bi" sahut nya jujur
"Zaki" panggil kyai hasyim lagi
"Demi allah abi zaki ndak tau itu punya siapa" sahut nya dengan melihat nyai fatimah
"Umi zaki udah jujur " nyai fatimah melihat suaminya itu
"Abi nemu di mana bros itu.? " tanya nyai fatimah
"Di mobil zaki "
zaki binggung mencoba mengingat bros itu milik siapa , seketika ia ingat jika kemarin malam ia mengantarkan zalwa pulang
"Abi itu pasti milik zalwa" ucap zaki membuat kyai hasyim binggung
"Siapa zalwa mas ? " tanya nyai fatimah pada zaki
"Zalwa gadis yang tinggal di pondok pesantren asshiddiqiyah abi" jelas zaki
Zaki mulai menceritakan bagaimana ia bisa satu mobil dengan zalwa hingga mengantarkan perempuan itu pulang ke rumah nya
"Alhamdulillah jadi kamu tidak berbuat yang tidak tidak mas umi senang"
"Ndak umi zaki juga tau batasan itu juga kemaren ada denis kalo ndak ada denis zaki juga ndak akan nawarin nganter pulang" jelas zaki lagi
"Alhamdulillah kalo begitu lain kali jangan di ulangin biar bagaimana dia bukan mahrom kamu" jelas kyai hasyim
.
.
.
Zaki berdiri di depan gerbang ponpes melihat sekitar apakah ada orang yang bisa membukakan ia pintu gerbang namun tampa sengaja pandangannya bertemu dengan seseorang yang selama ini zaki cari
"Annisa" dengan lancar bibir zaki berucap nama itu
Zaki segara masuk ke dalam ponpes ingin mengejar wanita itu namun langkah nya di hadang oleh seorang lelaki
"Ada perlu apa mas.? " zaki melihat lelaki itu sembari sesekali melihat annisa
"Saya zaki" sahut zaki dengan mengulurkan tanggannya
"Adam mas"
"Adam apakah kamu kenal wanita itu" ucap zaki dengan melihat ke arah annisa
"maaf yang mana mas" zaki melihat lagi ke arah annisa
"Itu wanita berjilbab hitam baju hitam"
adam melihat orang yang dimaksud zaki "oh itu neng annisa mas "
zaki tersenyum ternyata iya tak salah orang ia masih mengenali annisa walaupun sudah lama tidak bertemu
"Kenapa ya ada perlu sama dia biar di panggilkan " zaki mengeleng
"Ngak usah terimakasih saya pamit dulu assalamu'alaikum " zaki langsung pamit pulang
"Siapa dam.? " adam menoleh ke belakang
" itu mas zaki dia tadi nanyai neng annisa ning" pelipis zalwa berkerut
"Zaki.? apakah yang di masuk adam dokter zaki " tanya zalwa dalam hati
"Yaudah ning saya permisi" zalwa mengangguk lalu ikut kembali ke dalam
.
.
.
.
.
.
Zaki terus tersenyum mengingat jika ia telah menemukan wanita itu dia yakin seratus persen jika annisa yang ia maksud sama dengan annisa yang ada di ponpes asshiddiqiyah walaupun namanya sama namun zaki tidak mungkin salah orang
Mengingat ponpes asshiddiqiyah zaki menepuk pelan pelipis nya karna melupakan sesuatu
"Kenapa pakek lupa segala " zaki mengeluarkan bros bergambar pinguin yang ingin ia kembalikan
"Udahlah besok aja" sahutnya lalu meletakkan bros di atas meja
Zaki beranjak menuju pondok pesantren karna sebentar lagi sholat ashar ia juga ada jadwal mengisi khitobah di pesantren
Khitobah adalah ceramah atau pidato yang disampaikan oleh mubaligh kepada jamaah (mad'u) untuk menyampaikan ajaran-ajaran islam melalui media lisan baik berupa ibadah mahdhoh atau pun yang tidak terkait dengan ibadah mahdhoh
"Gus zaki" zaki menoleh mendengar namanya di panggil
"Gus zaki ingat hari ini ada jadwal khitobah.? " zaki mengangguk
"Yaudah atuh saya kesini cuma mau nanyain itu "
"Kamu ngak ke masjid.? " ari mengeleng
"Saya disuru gus keenan jagain anak anak yang dapet hukuman" sahut ari lagi
"Hukuman memangnya mereka ngapain.? " zaki tak habis pikir apa ia yang sibuk atau memang anak anak yang sudah mulai membandel karna hampir setiap hari ada saja yang dihukum
Ari mengaruk kepalanya " mereka kedapatan ngak sholat jumat kemarin gus"
Zaki mengeleng " jangan terlalu keras beri mereka hukuman yang ringan tapi akan selalu mereka ingat" ari mengangguk
"Yaudah saya ke masjid dulu"
"Iya gus"
.
.
.
.
.
.
.
"Tyib min fadlik ajmae tajmie ( baiklah silakan kumpulkan ) " intrusi zalwa pada beberapa santri di ruangan itu
Setelah mengumpulkan kertas ujian zalwa lekas menuju ruangan nya di pondok pesantren
"Sudah selesai.? " tanya ilham ketika zalwa berpapasan dengannya
"Iya mas, mau di koreksi.? " ilham mengeleng
"Kamu saja mas harus ketemu alwi ngasi sketsa rumah " sahut ilham dengan mengangkat kertas di tangganya
"Mas jadi mau bikin rumah.? " ilham mengangguk lalu memegang pundak zalwa
"Mas kan pindah nya nanti deket cuma beda empat rumah harus ikhlas donk" zalwa menatap ilham dengan lesu lalu mengangguk
"Lagian nizam sama alwi kan ada mas sama heni juga tiap hari disini "
"Iya mas iya zalwa ngerti " ilham tersenyum lalu mengusap kepala zalwa yang tertutup jilbab hitam
"Yaudah mas keluar dulu sekalian titip punya mas koreksi juga ya " zalwa mengacungkan jari jempol nya
" Mas ilham mau kemana." zalwa menoleh melihat nizam yang tengah membawa kertas ujian santri
"Ketemu bang alwi" sahut zalwa lalu masuk
"Dek titip ini ya sekali kelas 3a ada beberapa yang belum selesai abang harus ke resto ada rapat bisa kan.? " zalwa melihat nizam lalu mengangguk pasrah
"Syukron alshaqiqat alsughraa ( terimakasih adik ( perempuan) " nizam lekas pergi meninggalkan zalwa dengan setumpuk kertas kertas
"afwan " sahut zalwa walaupun ia yakin jika nizam tak dapat mendernya
zalwa mulai mengoreksi hasil ujian para santri dan santriwati dengan teliti dan fokus karna terlalu fokus bahkan kyai abdul masuk saja ia tak tahu
"Zalwa"
"Astaghfirullahaladzim " kyai abdul mengelen pelan melihat zalwa mengelus dadanya
"Abah ngagetin aja kenapa ngak salam dulu" omel zalwa pada kyai abdul
"Abah sudah dua kali salam tapi tak di jawab apa abah harus salam ke tiga kalinya.? " zalwa nyenggir memperlihatkan giginya yang rata
"Maaf abah "
"Kamu sendirian.? " tanya kyai abdul karna tak mendapatkan ketiga anak lelakinya serta menantu nya juga
"Iya tadi pagi heni eh maaf mba heni hehe " koreksi zalwa ketika kyai abdul melihat nya
"Mba heni ke toko buku membeli beberapa barang yang kehabisan bang alwi masih ngerjain project restoran mas ilham ngasi desain ke tempat bang alwi sedangkan abang nizam ada rapat " kyai abdul mengeleng
"Punya anak empat kenapa cuma satu yang kerja " keluh kyai abdul dengan duduk di dekat zalwa
"Ngak papa abah lagian ada ustadz arifin sama ustadz khalid zalwa juga bisa kok nih buktinya udah hampir selesai" tunjuk zalwa pada kertas di atas mejanya
"Yasudah selesai kan sebentar lagi sholat ashar abah ke dalem dulu" zalwa mengangguk dengan melihat kepergian kyai abdul
.
.
.
.
"Tok tok tok assalamualaikum "
" Waalaikumsalam " sahut zalwa dari dalam kamar
Annisa membuka pintu kamar dan memasukkan setengah badanya ke dalam
"zalwa bisa anterin mbak.?" zalwa menoleh lalu mengangguk
"Kemana mba.?" tanya zalwa ketika annisa duduk di samping nya
"Ke mall mba mau beli buku " ucap annisa dengan melihat sekitar kamar zalwa
"Yaudah zalwa beresin mukenah dulu ya " zalwa bergegas melipat mukena dan sejadah nya tak lupa ia kembali memakai jilbab
"Udah yuk " keduanya keluar kamar tak lupa mengambil kunci mobil yang terletak di samping televisi
Semenjak kecelakaan zalwa para tertua sepakat jika zalwa tidak boleh lagi mengunakan motor kecuali jika ia di bonceng
"Abah zalwa sama mba annisa mau izin keluar" ucap zalwa ketika menemui kyai abdul di ruang tengah
"Jangan pulang terlalu larut malam"
" Iya bah" zalwa dan annisa lekas pergi namun baru keluar pagar ponpes mobil keduanya harus terhenti karna fajrul adiknya annisa datang
"Fajrul" sahut annisa dengan keluar mobil
"Mba kita pulang sekarang ya umi sakit " annisa kaget mendengar ucapan fajrul
"Sakit ? kenapa kamu ngak telpon mba malah kesini yang jagain umi siapa aduh kamu ini" sahut annisa dengan panik
"Cerita nya panjang fajrul dari kemaren di jakarta pokoknya sekarang ayo ke makasar mba " annisa mengangguk lalu kembali ke dalam di ikuti zalwa dan fajrul
"Lo anis kenapa kembali.? " tanya kyai abdul yang binggung karna annisa berlari di ikuti zalwa dan fajrul
"Abah bude sari sakit " jelas zalwa pada kyai abdul
"Innalillahi wainnailaihi rojiun sakit apa fajrul.? "
"Belum tau pak kyai fajrul dari kemarin di jakarta ini aja taunya dari tetangga" jelas fajrul
"Fajrul ayo " sahut annisa yang datang dengan membawa kopernya
"Pak kyai annisa pamit pulang dulu ya maaf ngak sempet pamit sama bu nyai"
annisa mengalami kyai abdul yang di ikuti oleh fajrul
"Ngak papa cepet pulang kasing umi kamu zalwa anter mereka ke bandara biar cepat sampek nya " perintah kyai abdul menyuruh zalwa
"Iya bah assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam warohmatuloh wabarakatuh" sahut kyai abdul yang melihat ketiganya pergi
setibanya di bandara nasib baik masih memihak mereka karna ada penerbangan saat itu juga zalwa hanya bisa melambaikan tanggan ketika annisa dan fajrul langsung masuk ke loket tampa menunggu lagi
zalwa langsung bergegas pulang karna sebentar lagi magrib ia tak ingin magrib di jalan apalagi dengan kondisi ia menyetir sendirian
.
.
.
.
.
"Kayak kenal.? " zaki menepihkan mobilnya di jalan ketika melihat seorang wanita yang membuka kap mobilnya
"Assalamu'alaikum mobilnya kenapa.? " zalwa menoleh dengan kaget
"Waalaikumsalam dokter, ngak tau dok macet kayaknya" zaki mendekati mobil zalwa mencoba melihat bagian aki dan mesin mobil
"Kayaknya air radiatornya habis " zaki kembali menutup tutup radiator
"Saya ngak bawa air lagi " ucap zaki dengan menutup cap mobil zalwa
"Ke bengkel aja gimana.? " tawar zaki
Zalwa mengeluarkan hpnya " nelpon siapa.? "
"Abang biar bisa jemput" sahut zalwa dengan meletakan hp di telinganya
" Yakin di angkat bentar lagi magrib _" suara azan menghentikan ucapan zaki
" Bener kan magrib"
"Terus gimana di daerah sini mana ada bengkel" zalwa menoleh ke kanan kiri yang memang tidak ada bengkel bahkan jalanan nya juga lumayan sepi
" Bentar lagi tukang bengkel dateng tunggu di mobil saya aja " ucap zaki dengan kembali memasukan hpnya ke dalam saku
zalwa melihat zaki dengan binggung
"Mobil kamu ac nya mati jadi biar enak kamu tunggu di mobil saya biar saya jaga di luar " mengerti arah pembicaraan zaki zalwa akhirnya mengangguk lalu masuk ke dalam mobil zaki
Karna tak ingin meninggal kan sholat zalwa izin mengunakan mobil zaki untuk sholat dan dengan terpaksa ia tayamum karna di area sekitar tak ada rumah penduduk satu pun
Selesai sholat zalwa keluar karna melihat tukang bengkel telah membawa mobilnya
"Mobilnya mau di bawa kemana.? " tanya zalwa pada zaki
Zaki menoleh ke belakang " ke bengkel langganan saya kayaknya bukan cuma air radiatornya mangkanya bawa ke bengkel aja sekalian "
zalwa mengangguk lalu menunjuk dirinya "saya gimana.? "
"ya pulang " sahut zaki
"Saya juga tau saya harus pulang maksudnya naik apa disini ngak ada taksi atau ojek" balas zalwa kesal
"Saya kan masih disini ukhti " zaki berjalan memasuki mobilnya
"Tapi kita cuma berdua"
"Ngak akan ada saiton mau naik ngak atau saya tinggal " zalwa kesal sendiri akhirnya ia terpaksa ikut mobil zaki walaupun duduk di belakang
keduanya sama sama diam bahkan zaki sengaja menghidupkan musik agar tak membuat suasana canggung
"Kenapa.? " tanya zalwa ketika melihat zaki menghentikan mobilnya
zaki melihat ke amper mobil seketika badanya lesu "abis bensin " ucapan zaki membuat zalwa melongo
"Abis bensin gimana sih dokter lupa isi bensin " ucap zalwa dengan kesal
Zaki melihat zalwa
"Ya bisa ini " sahut zaki dengan membuka pintu mobilnya
Zaki menghadap ke jalan dengan setengah badan masih di mobil ia mengeluarkan hpnya namun hpnya mati
"lengakap sudah " batin zaki kesal
zaki menoleh ke jok belakang membuat zalwa melihat nya
" Kenapa.? " tanya zalwa
"HP saya mati bisa pinjam hp kamu" zalwa mengambil hpnya dan menyerahkan pada zaki
"Kalian ngapain disini" suara bapak bapak mengagetkan zaki yang sedang memainkan hp zalwa
"Abis bensin pak di daerah sini ada yang jual ngak pak.? " tanya zaki pada beberapa bapak bapak itu
"Bensin ? yakin kehabisan bensin? " tanya salah satu lelaki yang bertubuh kurus
"Di dalam ada cewek" bisik yang lain
"Kalian suami istri ? " zaki mengeleng
Mendengar suara lelaki lain zalwa lekas turun " ada apa ya pak"
"Nah ini ceweknya ini pasti yang kemaren malam ni balik lagi kesini"
"Yakin kamu nanti salah orang jadi fitnah" ucap lelaki lainnya
"Bener yakin liat aja pakaian nya yang kemaren juga gini taunya apa kemaren malem aja ngak ke tangkep"
Zalwa dan zaki binggung ke mana arah pembicaraan empat bapak bapak itu dan siapa yang mereka maksud
"Bawah aja ke rt sini pak " ucap bapak bapak berkumis itu
"Maaf pak mungkin kalian salah paham " sangkal zaki
"Salah paham, ngapain lagi kalian berdua an yang bukan mahrom nya "
"Maaf pak tapi mobil kami memang kehabisan bensin bapak bisa cek sendiri" sahut zaki menjelaskan
"Maafkan kami anak muda tapi alangkah baiknya jika kalian ikut kami saja "
karna tak ingin berdebat terlalu panjang dengan berat hati zaki dan zalwa mengikuti bapak bapak itu dan mobilnya terpaksa di tinggal
.
.
.
.
.
.
.
"Mas ilham bang nizam abah umma zalwa bah" teriakan alwi memenuhi se isi rumah beruntung nya tak ada tamu sehingga mereka tak malu atas kelakuan anaknya itu
"Kenapa sih teriak teriak bukannya masuk salam dulu " sahut ilham dengan menghampiri alwi di ruang tamu
"Mas zalwa mas zalwa mau di nikahkan" ilham melihat alwi binggung
"Nikah gimana? " sahut kyai abdul dengan kaget
"Abah tadi ada yang nelpon nyuruh kita ke grogol zalwa disana kalo ngak zalwa mau dinikahkan"
"Bukan nya kata abah zalwa anter annisa .? " tanya nyai pipik yang datang mendekat
"Iya tadi katanya agak telat pulang karna kena macet " sahut kyai abdul lagi
"Abah ayok " ajak nizam yang datang setelah berganti pakaian
"Ilham ikut bah " sahut ilham dengan memberikan pecinya pada heni
.
.
.
.
.
.
"jadi maksud sodara kedua anak kami ini berbuat yang tidak baik begitu.? " tanya kyai abdul ketika mendengar pak djarot sebagai ketua rt setempat berbicara
"maaf pak bukan maksud kami menuduh kami hanya tidak ingin kampung kami tercemar jadi alangkah baiknya jika mereka dinikahkan saja" sahut pak djarot
"pak maaf sebelumnya kami sudah dewasa kami tau batasan kami pak apalagi_" ucapan zaki terhenti ketika kyai hasyim mengangkat tangganya
"urusan ini biar kami selesai kan dan in sya allah mereka akan kami nikahkan sesuai ke inginan bapak bapak sekalian bukankan begitu kyai abdul.? " kyai abdul mengangguk pelan
bukah hanya zaki yang kaget atas ucapan kyai hasyim bahkan zalwa dan ketiga kakak nya juga kaget
keenan ingin protes atas ucapan abi nya namun tangganya di tahan zaki
setelah berdiskusi akhirnya zalwa dan zaki di izinkan pulang awalnya mereka akan di nikahkan di sana namun mengingat keduanya anak kyai terpandang pak djarot dan beberapa warga akhirnya sepakat biarlah para orang tua yang mengurus anak anaknya
selama dalam perjalanan tak ada yang bersuara kedua mobil itu dalam keadaan hening hingga tiba di pondok pesantren asshiddiqiyah
"mari silahkan masuk kyai hasyim" ajak kyai abdul dengan membuka pintu
"assalamu'alaikum" salam mereka bersamaan
heni dan nyai fatimah yang memang duduk di kursi tamu bergegas menyambut mereka
"waalaikumsalam warohmatuloh wabarakatuh"
"Heni tolong bikin kopi ya " heni dan nyai fatimah bergegas kebelakang
"kamu disini saja zalwa" zalwa mengurungkan niatnya untuk beranjak
"silahkan diminum " ucap ilham dengan membawa nampan berisi air
"maaf kyai abdul atas perbuatan anak saya dan in sya allah besok kami akan meng khibat anak kyai secara resmi"
"sebenarnya saya tidak yakin mereka melakukan hal yang tidak di inginkan apalagi mereka bukan anak remaja yang tidak tau salah dan benar tapi saya rasa lebih baik mereka dinikahkan saja takut ada fitnah lainnya " kyai hasyim mengangguk
zalwa yang mendengar semuanya bagaikan sayur di kuali lesu tidak bisa membantah sedikit pun
setelah berbincang panjang lebar keputusan lamaran besok siang jam 14.00 siang di kediaman zalwa atau pondok pesantren asshiddiqiyah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments