"apa sudah semua ? " tanya kyai hasyim kepada zaki dan nyai fatimah
nyai fatimah melihat sekitar " sepertinya sudah semua " sahutnya mengangguk
"Kalo sudah kita segera berangkat" ketiganya langsung pergi menuju ke rumah yang mereka tujuh
setibanya disana kyai hasyim sebagai kepala keluarga langsung mengetuk pintu
"assalamualaikum" kyai hasyim mengucap salam
"Waalaikumsalam" sahut suara dari dalam bersamaan dengan suara pintu yang terbuka
"Pak kyai hasyim bu nyai fatimah kalian mari-mari silakan masuk" ajak seorang wanita paru bayah
"Mari silakan duduk" ajaknya lagi
"terimakasih diana " sahut nyai fatimah
"Dokter zaki ? " sahut seorang lelaki membuat mereka kompak menoleh ke kursi
Zaki tersenyum mengangguk lalu mengulurkan tanggan pada lelaki itu " apa kabar fajri ? "
"Alhamdulillah baik, pak kyai bu nyai kalian apa kabar ? " tanya fajri dengan melihat kedua orang tua zaki
Pak kyai mengangguk " alhamdulillah kami semua sehat "
"apakah kalian saling kenal ? " tanya diana yang binggung melihat ke akrapan mereka
"Iya dokter zaki alumni al-azhar juga buk bahkan hingga s2 beliau di sana " jelas fajri membuat diana mengangguk
"mari silahkan duduk saya panggil aisyah dulu " diana pamit pergi untuk memanggil aisyah di kamarnya
"Pak kyai bu nyai ini kedua orang tua saya " fajri memperkenalkan kedua orang tuanya
"Apakah kalian ingin melamar aisyah ? " tanya kyai hasyim di sela obrolan mereka
"Iya pak kyai, apakah kalian juga ? " kyai hasyim melihat zaki lalu mengangguk pelan
"Maaf pak kyai kami tidak tau kalau tau kami tidak mungkin ke sini" sahut heru ayahnya fajri dengan menyesal
Kyai hasyim tersenyum " tidak apa apa kita hanya menunggu keberuntungan siapa yang di pilih nak aisyah "
"Masyaallah beruntung nya aisyah mau di khitbah oleh dua lelaki hebat" sahut diana yang datang dengan nampan berisi air dan cemilan
"zalwa" ucapan fajri membuat semua yang ada di sana melihat kebelakang diana
.
.
.
.
.
Dua hari pulang ke jakarta zalwa kembali disibukan dengan urusan pondok pesantren banyak lomba yang di adakan dari lomba kaligrafi serta hafalan surat surat membuat zalwa hampir melupakan dunia luar termasuk fajri
"Ning ada pak kyai" zalwa langsung berdiri dan sedikit membungkuk kan badanya
"Zalwa ke dalem sebentar" zalwa mengangguk lalu mengikuti pak kyai
setibanya di dalem semuanya sudah berkumpul baik itu ilham heni nizam alwi bahkan umma nya
"Duduk" zalwa langsung mematuhi ucapan kyai abdul
Zalwa duduk di dekat heni dan umma nya
"Abah dengar dari heni ada lelaki yang ini ta'aruf dengan mu " zalwa melihat heni lalu mengangguk pelan
"Lantas kenapa tak memberi tahu abah ? " tanya kyai abdul lagi
Dengan masih menunduk zalwa menjawab " zalwa belum yakin lagi pula zalwa juga belum mendapat jawabannya"
Kyai abdul melihat zalwa " apa lelaki itu ada menghubungi kamu lagi ? " zalwa mengeleng
"Mantapkan hatimu tentukan pilihan tak baik menunda sesuatu yang akan memberatkan orang lain" nasehat pak kyai
"Assalamu'alaikum" salam dari arah pintu membuat ucapan kyai abdul terhenti
"Waalaikumsalam warohmatuloh wabarakatuh" sahut mereka serempak
"Maaf kyai hp ning zalwa ketinggalan dan dari tadi terus berdering" zalwa menoleh kebelakang melihat nias yang memberikan hp padanya
"Syukron nias " zalwa langsung mengambil hpnya
Setelah kepergian nias hp zalwa kembali berdering
"Zalwa izin angkat panggilan nya abah" kyai abdul mengangguk
"Assalamu'alaikum buk aisyah"
"......... "
"Kebetulan tidak buk "
"......... "
"Alhamdulillah in sya allah buk " ucap zalwa melihat heni
"...... "
"Iya buk waalaikumsalam warohmatuloh wabarakatuh" zalwa langsung mematikan sambungnganya
"Abah apa zalwa boleh ke rumah bu aisyah siang ini ada buku yang ingin zalwa pinjam, sekalian zalwa ajak heni " ucap zalwa dengan melihat heni
Kyai abdul melihat ilham lalu mengangguk " minta mas ilham mengantar ya"
Zalwa mengangguk pelan
.
.
.
.
.
.
."Jadi ini rumahnya.? " tanya heni pada zalwa
Zalwa melihat hpnya lagi " alamat nya udah bener hen, masuk aja yuk"
"Assalamu'alaikum" zalwa mengetuk pintu bercat putih itu
"Waalaikumsalam, cari siapa ? " tanya diana dengan melihat kedua wanita berjilbab itu
"Maaf tante apa ini benar rumah nya buk aisyah ? " diana melihat keduanya lalu mengangguk
"benar ada perlu apa ya ? " tanya diana
" kami mahasiswanya di kairo tan ingin meminjam buku katanya buk aisyah sudah pulang ya " sahut zalwa
diana tersenyum "mari silakan masuk " keduanya masuk lalu duduk di ruang tamu
"Sebentar saya panggil aisyah dulu " diana langsung pergi meninggalkan zalwa dan heni
"zalwa heni kalian sudah datang ? " zalwa dan heni langsung berdiri dari duduknya
"Ayok ke kamar ibu bukunya di sana " keduanya langsung mengikuti aisyah ke kamar nya
Karna asik bercerita tak terasa hampir empat jam ketiganya membahas tentang buku yang akan di pinjam zalwa
Tok... tok..tok.. " sebentar ya " aisyah langsung membuka pintu
"Ibu, kenapa.? " aisyah melihat diana yang melirik ke dalam kamar
"Maafkan ibu menganggu kalian di bawah ada dua keluarga yang mau bertemu dengan mu" mendengar ucapan diana aisyah sangat kaget
"buat apa buk ? " tanya aisyah pada diana
"nanti ibu ceritakan semua" sahut diana lagi
Aisyah menghembus nafas " yasudah nanti aisyah ke bawah aisyah mau ganti baju dulu"
Setelah kepergian diana aisyah langsung membuka lemarinya untuk mengambil pakaian yang sesuai untuk menghadap tamu
"Bu aisyah mau pergi? " tanya heni
Aisyah menoleh lalu mengeleng " ngak di bawah ada tamu "
"Kalo gitu kita pamit aja buk " sahut zalwa dengan berberes
mendengar ucapan zalwa isyah merasa bersalah "maaf ya "
"Ibu ih kayak sama siapa aja lagian kita udah lama disini yakan hen " heni langsung mengangguk membenarkan ucapan zalwa
"Yaudah buk kita pamit dulu assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam warohmatuloh wabarakatuh" sahut aisyah yang melihat keduanya keluar dari kamarnya
"Tante kami permisi dulu" ucap zalwa ketika melihat diana yang keluar dari dapur
"Iya maaf ya tante menganggu kalian " zalwa mengeleng
"Ngak kok tan lagian kita udah lama main disini nanti orang rumah nyariin lagi " zalwa dan heni mendahulukan diana
"Zalwa kok kayak kenal ya suaranya" ucap heni ketika mendengar suara dari ruang tamu
"Suut ngak baik nguping pembicaraan orang" zalwa menarik tanggan heni
"Masyaallah beruntung nya aisyah mau di khitbah oleh dua lelaki hebat" mendengar ucapan diana zalwa menghentikan langkanya tepat di pembatas ruang tamu
"Wa " ucap heni yang melihat lelaki itu
"zalwa" suara lelaki itu membuat zalwa menundukan pandangannya
"Permisi assalamu'alaikum" zalwa langsung menuju ke pintu tampa berani melihat ke beberapa orang itu
"Zalwa " panggil fajri lalu ikut keluar dari rumah aisyah
"Zalwa kamu disini ? " Fajri menghadang tepat di depan zalwa
Zalwa menunduk tak ingin melihat lelaki di hadapannya itu
"Pak fajri ingin melamar buk aisyah ? lalu zalwa ? " tanya heni membuat zalwa menyenggol lengannya
"Zalwa maaf_"
"Saya yang seharusnya minta maaf karna tidak memberi kepastian secepatnya, maaf pak fajri, zalwa menolak khitbah dari bapak karna sampai hari ini zalwa tidak mendapat jawaban dari niat baik bapak maaf "
"Tidak zalwa saya_"
"Kami permisi pak assalamu'alaikum" zalwa langsung pergi membuat heni segera berlari mengejar nya
Setelah kejadian itu sudah tiga hari ini fajri terus mengirimkan zalwa pesan ia ingin menjelaskan semuanya
Sedangkan zalwa terus menyibukan dirinya mengajar di pondok bahkan abah dan ketiga kakaknya terus berusaha mengali informasi tentang lelaki itu namun zalwa tidak perna mau membahasnya lagi
"Apa zalwa ada hati dengan lelaki itu ? " tanya alwi dengan melihat zalwa di lapangan pesantren
Heni mengeleng " sepertinya ndak karna zalwa ndak perna membahas lelaki mana pun termasuk pak fajri "
"Zalwa sepertinya tidak pata hati" sahut ilham dengan memakan keripik pisang
" Kalian ngapain ? " tanya nizam yang melihat ketiga nya pokus ke zalwa
"Abang tau kan ada lelaki yang mau taaruf sama zalwa" nizam mengangguk
"Nah ternyata kata mbak heni lelaki itu kemaren ngelamar aisyah dosen zalwa di Kairo" jelas alwi pada nizam
"Bukan jodoh " sahutnya lalu pergi
"Kita juga tau kalo gitu berarti bukan jodoh bang " keluh alwi membuat ilham mengeleng
"Es batu kamu ajak diskusi " ucap ilham dengan mengeleng
"Ya dia kan abangnya siapa tau mau ikut andil " ucap alwi
.
.
.
"Ning biar saya saja " kata nias dengan membawakan sebotol air mineral untuk zalwa
Zalwa menepuk tempat duduk yang kosong di sampingnya " sini bantuin liatin mereka"
Nias mengeleng
" kenapa.? " tanya zalwa lagi
"Saya disini saja ning" zalwa menghembus kan nafas kesal lalu menoleh ke samping
"Ning saya mau hafalan" zalwa mengangguk lalu menulis namanya di buku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Khoirunnisa Khoirunnisa
ya sama sy jga pusing crta ngalor ngidul
2023-09-06
0
rizka putri
makin kesini kok makin pusing ya bacanya 🤔🤔🤔
2023-03-04
1
Bungatiem
maaf Thor aku bingung
2023-01-07
1