eps 2

harus upload ulang karna banyak huruf yang ngak sesuai sama eyd terpaksa edit lagi mohon maaf ya guys

( ayana moon)

zalwa azzahra

(laudia chintya bela)

heni almaira

(ji chan woo)

zaki hasyim muzadi

Keenan hasyim muzadi

.

.

.

.

.

.

.

.

.

***********

zaki menyandarkan badanya di kursi sembari memejamkan mata berharap lelahnya bisa segera hilang

"Lemes banget dok" sahut suara seorang lelaki yang datang

zaki melihat ke sumber suara yang ternyata rekan kerja nya denis

zaki kembali memejamkan mata dengan membenarkan posisinya mencari yang nyaman" iya abis oprasi "

"Lancar oprasinya ? " tanya denis dengan meletakan air mineral di atas meja

"Alhamdulillah lancar" sahut zaki

"minum dulu dok" zaki kembali membuka mata dan langsung membuka botol air itu

"Oya denger dari keenan dokter mau di taaruf benar ?" zaki melihat denis lalu mengangguk

"Sama siapa dok" tanya denis dengan duduk di depan meja zaki

"Kenapa? "

Denis tersenyum "ya pengen tau aja dok siapa cewek yang beruntung mendapatkan dokter ganteng ini"

"kamu sendiri gimana ? " tanya zaki balik

"dokter orang nanya dia la dia nanya balik" sahut denis dengan mengaruk kepalanya yang tak gatal

"Ngomongin apa si seru banget " suara seorang wanita membuat keduanya menoleh

"Ini loe dokter mira dokter kita satu ini akan menikah" sahut denis

"Menikah sama siapa ? " tanya mira yang mendekati keduanya

Denis mengangkat kedua bahunya "sama siapa dok ?" tanya mira lagi

zaki hanya mengeleng " kalian ini gosip aja cepet dah kerja lagi sana "

"Dok kasih tau dulu" ucap denis ketika melihat zaki masuk ke kamar mandi

"bener dokter zaki akan menikah ? " tanya mira lagi

"belum sih baru taaruf tapi kalo cocok ya pasti menikah la " sahut denis tampa melihat wajah mira yang murung

"dokter mira ngapain kesini ?" seketika wajah mira berubah mendengar suara zaki

"ah ini dok saya mau menyerah kan riwayat penyakit pasien yang akan oprasi nanti " dokter mira meletakan map di atas meja

zaki mengambil map tersebut lalu memeriksa nya begitu juga dengan dokter denis yang ikut berdiskusi bersama mengenai penyakit pasien

.

.

.

Zalwa tersenyum senang haru ketika bu aisyah selaku dosen bahasa arabnya mengangkat tanggan mengajaknya bersalaman

"Barakallah zalwa (selamat zalwa ) " zalwa menyalami tanggan bu aisyah dengan senang

"Syukron katsiron bu laqad saeadani kathiran ( terimakasih bu anda telah membantu saya sangat banyak) " sahut zalwa dengan beralih menyalami dosen lainnya

"syukron katsiron pak "

"Zalwa ma'a an najah ( zalwa semoga sukses) " sahut bu aisyah ketika zalwa akan membuka pintu ruangan

Zalwa mengangguk lalu keluar untuk menemui heni dan teman temannya yang lain

"Gimana ? " tanya heni

"Alhamdulillah berjalan dengan lancar " sahut zalwa dengan senyum

"Alhamdulillah " sahut beberapa teman zalwa yang ikut hadir di sidang

"Yaudah sekarang kita ke kantin aja udah laper" ajak salah satu dari mereka

.

.

.

"gimana sidang nya ?" tanya kyai abdul pada zalwa yang tengah berbaring di kasur

"alhamdulillah bah lancar zalwa akan segera lulus " sahut zalwa ketika mereka tengah mengadakan panggilan langsung (vidio call)

"alhamdulillah kalau begitu oya heni nya mana ? " tanya umma pipik yang tak melihat heni di kamar zalwa

"heni lagi di kamar mandi umma kenapa ?"

" in sya allah lusa akad nikah mas ilham sama heni akan di laksanakan" zalwa melihat umma pipik dengan kesal

"kenapa ndak nunggu zalwa sama heni balik " tanya zalwa kesal

nyai pipik dan kyai abdul tersenyum " mas ilham maunya gitu katanya nanti pas wisuda udah sah biar bisa photo berdua "

zalwa menatap heni yang baru keluar kamar mandi " ehh gitu ya ndak papa bilangi mas ilham heninya tidur sama zalwa dulu"

ucapan zalwa membuat kening heni berkerut binggung " ndak papa toh nanti kalo udah sah kamu ndak bisa milikin heni lagi " sahut suara membuat heni mengelengkan kepalanya

"awas loe mas ilham " kesal zalwa membuat abdul dan pipik tertawa

"zalwa mau nikah juga ? " pertanyaan abdul membuat zalwa diam seketika

"emang udah ada yang lamar abah ? " tanya heni yang mendekati leptop zalwa

"ya belom ada sih tapi kalo zalwa mau tak abah carikan dulu" heni tersenyum dengan mencolek dagu zalwa

"cariken bah biar zalwa ada temennya awww " zalwa mencubit badan heni

"apaan sih ndak usah bah nanti aja " sahut zalwa dengan cepat

"lohh ndak baik menunda nunda hal yang baik kan bah ? " abdul mengangguk membenarkan ucapan heni

"udah bah nanti ilham bantu cari " goda ilham lagi membuat zalwa kesal

"umma zalwa belum mau nikah " regek zalwa pada umma nya

"iya iya sudah jangan goda lagi kasian zalwa nya " ucap nyai pipik pada kedua lelaki yang berbeda usia itu

.

.

.

.

ketukan dari pintu membuat zalwa dan heni segera beranjak membuka pintu

"farah ada apa.? " tanya heni ketika melihat salah satu teman kuliah nya itu

"gue cuma mau ngasi tau kalian di mading udah ada pengumuman wisuda kalo nama kalian ada silakan ambil surat di bu aisyah" ucap farah

"bener udah di tempel ? " farah mengangguk lagi

"iya sana gih cek nama kalian " heni dan zalwa mengangguk

"makasih ya far atas info nya " ucap zalwa

"iya sama sama "

setelah kepergian farah zalwa dan heni bergegas menuju mading kampung keduanya mengecek nama mereka masing masing

"alhamdulillah satu minggu lagi wisuda hen" ucap zalwa dengan gembira

"iya wa alhamdulillah, padahal sidang baru kemarin" ucap heni

"yaudah yuk balik " ajak heni namun zalwa malah menghentikan langkahnya

"kenapa ? " tanya heni yang binggung melihat tingkat zalwa

"cie yang mau nikah " heni mengeleng kan kepalanya tak habis pikir dengan temannya ini

"gue pikir loe ngapain berhenti taunya cuma mau godain gue " zalwa menampilkan giginya

"balik yuk kita siap siap buat akad " zalwa menarik tanggan heni mengajaknya kembali ke asrama

"sah alhamdulillah" ucap zalwa heni dan farah bersamaan

ketiganya kompak berdoa mendengar kan doa melalui video call atau pernikahan secara virtual yang berbeda nya mempelai perempuan dan lelaki nya di pisahkan ilham mengadakan ijab kabul di malang sedangkan heni masih di kairo

"selamat heni " zalwa dan farah kompak memeluk heni bersamaan

"makasih ya "

"hen doanya mau gue wakili ngak" ucap zalwa dengan menaik turunkan alisnya

"jangan dong wa biar mas ilham aja " ucap heni dengan senyum

"malu malu segala loe hen kayak kucing aja" sahut farah yang tersenyum melihat heni salah tingkah

"udaah gue mau balik ke kamar dulu lupa cas kipas by by" farah membuka pintu ingin keluar namun ia malah bertemu dengan seorang yang datang ingin menemui zalwa

"wa ada yang nyariin ni " teriak farah membuat zalwa melihat ke pintu

"siapa ? eh kenapa ya " tanya zalwa ketika melihat perempuan bercadar datang ke kamar nya

"Ana bila hunalik risalah l zalwa ( saya bila ini ada surat untuk zalwa) " ucap bila dengan memberikan amplop

(maaf kalo salah dalam penulis bahasa arabnya)

zalwa mengambil surat tersebut " syukron " sahut zalwa

setelah perempuan itu pergi farah dan heni langsung mendekati zalwa

" kalian ngapain ? " tanya zalwa pada keduanya

" kita mau liat apa isi surat nya" ucap heni yang di benar kan farah

zalwa membuka surat tersebut lekas membacanya

...assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

...zalwa maaf jika saya terkesan tidak sopan dengan mengirim surat ini, tapi hanya ini yang bisa saya lakukan karna tidak memiliki nomor kontak kamu...

...saya menunggu mu di taman kampus jika kamu berkenan temui saya karna ada hal yang ingin saya sampaikan...

...ttd : fajri al-khafi...

...terimakasih...

...wassalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh...

"ehhmmm cie cie fajri bukanya itu dosen bahasa inggris ya " ucap farah dengan menepuk pundak zalwa

" ah iya benar wa seperti nya ada yang ehhmmmm..... " sahut heni membuat zalwa mengeleng

"kalian ini siapa tau ada hal tentang kuliah yang ingin di sampai kan pak fajri" elak zalwa agar tidak terus di goda kedua temanya

"iya wa kita percaya iyakan hen percaya aja kita kan" farah tertawa membuat zalwa cemberut kesal

"udah sana temuin kasih loe pak fajri nya biar bagai mana pun itu dosen loe wa hargai " zalwa melihat kedua temanya dengan kesal karna terus mengoda nya

"iya iya ini suratnya, zalwa pamit ya assalamu'alaikum" setelah memberikan surat pada heni zalwa langsung keluar dari kamarnya dan menuju ke tempat yang di maksud dalam surat

.

..

maaf ya kalo dalam penulis bahasa arabnya salah atau kurang tepat karna saya juga baru belajar..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!