Perjanjian Pranikah

Perjanjian Pranikah

eps 1

"Hen menurut loe makan itu penting banget ya ? " tanya zalwa pada heni ketika makanan kedua heni tiba

Heni gadis berjilbab kuning itu mengangguk pelan " cuma makan yang penting bagi gue " sahutnya dengan menampakan giginya yang rata

zalwa menghela nafas kebiasaan yang selalu heni dahulukan dari yang lain yaitu makan entah itu siang pagi sore malam selalu makan

Zalwa saja capek menghitung berapa kali heni makan dalam sehari

"Tapi gue iri sama loe hen , makan segitu banyaknya badan loe ngak perna gendut " ucap zalwa dengan melihat badan heni yang menurutnya seperti wanita yang menjaga pola makannya selalu ramping

Heni hanya mengangkat kedua bahunya "mungkin paktor keturunan umi sama abi kali mangkanya gue ngak gemuk"

Zalwa mengangguk sembari mengaduk bakso di hadapannya " ngak kerasa ya hen bentar lagi kita bakal ninggalin kairo"

Heni melihat zalwa yang lesu langsung memberikan minuman " kamu kayak ngak semangat mau pulang ke jakarta emang ngak rindu sama orang di sana " tanya heni dengan menghadap zalwa

zalwa mengeleng pelan namun iris matanya ber air " rindu lah mana mungkin ngak gue cuma ngak tau hen kapan kita bisa balik ke kairo lagi, tiga tahun tapi rasanya bentar banget " sahutnya dengan mendongak ke atas sembari membersihkan matanya

Heni memegang kedua pundak zalwa " in sya allah jika kita masih berjodoh kita akan kesini lagi, sekarang yang bisa kita lakuin nikmatin waktu beberapa hari kita sebelum balik ok " ucapan heni membuat zalwa tersenyum senang

"Loe selalu bisa bikin gue seneng, makasih ya udah mau jadi sahabat gue selama ini jazakillahu khairan " ucap zalwa dengan memeluk heni

"wajazakallahu khairan zalwa" sahut heni

Zalwa azzahra putri abah abdul aziz dan umma pipik gadis yang kini menempuh pendidikan di al-azhar kairo mesir

bukanlah hal yang mudah bagi zalwa namun demi meraih cita citanya menjadi guru bahasa arab ia rela berjauhan dengan kedua orang tuanya menurut zalwa mondok di pesantren memang bagus tapi alangkah baiknya jika ia menempuh pendidikan yang lebih baik demi generasi yang baik pula

"Zalwa hp loe tu " zalwa menoleh ke hp yang ia letakan di meja

"Bentar ya, assalamu'alaikum abah"

"Walaikum salam warohmatulohi wabarakatuh, apa kabar anak abah ? "

"Alhamdulillah baik bah abah sama umma gimana kabarnya ? " tanya zalwa dengan melihat heni yang tersenyum sendiri

"Alhamdulillah kami baik nak gimana kuliahnya lancar ?"

"Alhamdulillah bah skripsi zalwa juga sudah di terima zalwa cuma menunggu panggilan untuk sidang"

"Alhamdulillah kalau begitu, apa kemaren umma ada nelpon kamu ?" tanya abah lagi

"Belum bah memangnya kenapa ? " tanya zalwa yang binggung dengan pertanyaan abah

"Abah ingin bicara sama zalwa tapi nanti setelah zalwa di asrama saja bisa ? "

"Iya bah bisa nanti zalwa telpon kalo sudah di asrama"

"Yasudah abah tutup dulu ya assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam warohmatulohi wabarakatuh" sahut zalwa dengan mematikan hpnya

"zal ke mushola yuk bentar lagi azan " zalwa menoleh ke heni lalu mengangguk

keduanya berjalan menuju mushola yang terletak tepat di samping kantin sedangkan di masjid banyak lelaki yang sholat disana

"zalwa hani " panggil suara membuat keduanya menoleh

"kalian mau ke mushola" hani dan zalwa kompak mengangguk

"ibuk ikut ya " sahut aisyah dengan mendekati keduanya

.

.

.

.

.

.

.

.

"assalamu'alaikum" ucap seorang lelaki yang langsung masuk rumah

"waalaikumsalam warohmatulohi wabarakatuh" sahut kedua lelaki yang tengah asik ngobrol di kursi

"mas zaki baru pulang ? " lelaki yang bernama zaki itu mengangguk lalu ikut duduk di hadapan keduanya

"Jadi gimana keputusan kamu.? " tanya seorang lelaki paru bayah pada anak lelaki nya itu zaki

"zaki belum kepikiran abi" sahutnya dengan melihat lelaki yang di panggilnya abi itu

"Belum kepikiran gimana, kamu sudah saatnya berkeluarga apa kamu mau keenan dulu yang menikah ? " sahut wanita paru baya yang datang dengan teh di tangganya

Lelaki yang bernama keenan mengangguk " benar mas keenan juga ngak mau menunda hal baik jika pilihan abi sesuai dengan keinginan kita kenapa ngak " sahut keenan

zaki hasyim muzadi dokter sekali gus pengurus pondok pesantren darunnajah anak tertua dari kyai hasyim muzadi dan nyai fatimah

Walaupun anak kyai namun zaki tetaplah manusia yang modern dalam bergaul dan berbahasa berbeda dengan keenan hasyim muzadi adiknya ini lebih ke agamaan sangat membatasi diri dalam bergaul apalagi yang namanya wanita

zaki mengeleng mendengar penuturan adiknya itu " nanti la bi zaki pikir dulu toh zaki belum ketemu sama dia " sahut zaki dengan menyandarkan badanya di kursi

"Keenan tau orang nya mas, mas mau liat ngak photo nya? " ucapan keenan pada zaki

"Kalo itu mas juga sudah liat ken "

"Kalo gitu kita ke kairo aja mas ketemu langsung " sahut keenan namun langsung mendapat tatapan dari abi dan umi nya

"Kamu pikir kairo itu seperti dari jakarta ke depok" sahut umi fatimah dengan mengeleng pelan

Keenan menyengir " lagian mas zaki gadis secantik itu masih mikir kalo mas ngak mau keenan aja bi "

hasyim tersenyum sembari mengeleng "memangnya kamu siap menjadi imam apalagi perempuan itu dosen di kairo " tanya kyai hasyim

Keenan mengangguk " seberapa tinggi pendidikan perempuan jika ia di bimbing oleh lelaki yang baik in sya allah rumah tangga mereka akan samawa " ucapan keenan membuat hasyim mengusap kepala anaknya itu

"Alhamdulillah jika kamu siap abi ada jodoh tapi abi belum ketemu sama orang tuanya in sya allah dalam waktu dekat abi akan berkunjung ke sana " keenan mengangguk dengan senyum namun zaki malah mengeleng pelan tak habis pikir dengan jalan pikiran adiknya itu

"Selesaikan dulu kuliah mu baru menikah "

.

.

.

.

"wa kenapa melamun.? " tanya heni ketika melihat zalwa melipat mukenah dengan tatapan kosong

"wa zalwa" panggil heni lagi dengan menepuk pundak zalwa

"Astaghfirullah heni bikin kaget aja "

"Dih loe ni yang kenapa orang dari tadi di panggilin loe nya aja ngelamun kayak raga tak berjiwa " ucapan heni membuat zalwa mengeleng

"Drama banget judulnya kayak ngak ada judul lain aja"

"Biarin, lagian loe kenapa sih ? " tanya heni lagi

" Mas ilham mau ta'aruf hen " sahut zalwa pelan

"Alhamdulillah, itu berita bagus wa mas loe mau menikah terus yang jadi masalahnya apa ? " tanya heni dengan binggung karna sikap zalwa seperti orang yang tidak senang

"loe ngak sedih hen ? " heni diam lalu mengeleng

"kenapa sih"

"Masalahnya mas ilham mau ta'aruf sama loe hahahahah" seketika wajah heni binggung

"Sama gue " tunjuknya pada dirinya sendiri

"Iya heni ku sayang lagian loe sendiri yang bilang mau nikah setelah kita lulus kuliah, abah sama ummah udah kerumah loe kemarin dan orang tua loe udah setujuh"

"gue wa bener gue " zalwa mengangguk senang

"Iya heni alhamdulillah doa loe di jabah allah selama ini loe suka kan sama mas ilham gue tau itu" seketika heni melihat zalwa

"Gue udah lama tau hen "

"Tapi umi kemarin bilang lelaki itu orang biasa" sahut heni dengan polos

zalwa menghembus nafas " loe pikir mas ilham malaikat atau dewa gitu "

Heni menyengir " bukan gitu umi bilang dia orang biasa bukan hafiz al-quran atau gus "

"Tapi loe tetap mau kan " goda zalwa membuat heni tersenyum

"siapa pun pilihan umi dan abi itu pasti yang terbaik buat gue " sahut heni dengan tersenyum

"cie cie yang mau nikah" zalwa terus mengoda heni mambuat heni berlari ke kamar mandi

"udah dong wa jangan godain terus malu ih" teriak heni dari dalam kamar mandi

"ngapain malu kan bentar lagi kita jadi sodara" sahut zalwa lagi

"ngak kebayang gue wa sodaraan salam loe"

"wa loe hen kebangetan keluar loe sini mas ilham nikah sama yang laen baru tau loe " sahut zalwa membuat heni keluar lalu mendekati zalwa

"jangan ih gue cuma becanda loe " zalwa pura pura merajuk membuat wajah heni tegang

"wa zalwa sorry sorry wa " zalwa berbalik lalu mengelitik heni

"wa ampun wa hahaha ampun " teriak heni namun zalwa sangat menikmati penyiksaan heni

"rasain ni biar pipis di celana sekalian " ucap zalwa dengan terus mengelitik heni

"ampun ampun wa " zalwa berdiri menjauh dari badan heni

"udah ah hen capek gue, gue mau ke perpustakaan dulu " sahut zalwa dengan membenarkan jilbabnya

"iya gue juga capek " sahut heni dengan duduk di kasurnya

"loe ke perpus sendiri aja ya gue mau mandi dulu nanti gue kesana " zalwa mengacungkan jempol nya lalu mengambil tas

"assalamu'alaikum"

"waalaikumsalam" sahut heni dengan mengatur napasnya

.

.

"zalwa" panggil buk aisyah ketika zalwa sedang membaca di perpustakaan kampus

Zalwa menoleh " buk aisyah "

"Rajin banget udah tinggal sidang masih belajar aja " ucap aisyah dengan mendekati zalwa

Zalwa tersenyum "zalwa deg degan buk kalo belajar bikin tenang" sahutnya

Aisyah tersenyum " alhamdulillah semoga ilmunya bermanfaat ya dan cita cita kamu menjadi guru terwujud"

"Aamiin" sahut zalwa dengan mengusap kedua tangannya ke wajah

"Nanti yang jadi penguji nya siapa buk ? " tanya zalwa dengan terus membaca bukunya

"Ibu ngak tau siapa" zalwa menoleh ke aisyah

"Masa ngak tau" sahut zalwa binggung

Aisyah tersenyum " pengen banget tau ya " sahut aisyah lagi

"Pelit banget " sahut zalwa dengan cemberut

"Udah mending belajar yang rajin siapin diri untuk sidang nanti ibu bantu doa" dengan wajah cemberut zalwa menoleh ke aisyah

"Bantu doa doang"

"Dari pada ngak sama sekali mending bantu doa" aisyah tersenyum lalu beranjak pergi meninggalkan zalwa sendirian

"Makasih buk " teriak zalwa pada aisyah

hay ini akun ke dua saya aku lama ayu Kasuma yang cerita (love you my husband ) itu udah ngak bisa di buka jadi terpaksa bikin akun lagi

mohon bimbingan nya ya........

Terpopuler

Comments

Wanda Nur

Wanda Nur

krang greget

2022-10-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!