Bab 06

Setelah sampai di rumah utama, Diki hanya diam saja saat duduk di ruang keluarga di kelilingi semua penghuni rumah utama, tidak ada satu pun yang membuka suara, semua hanya duduk diam sambil melihat ke adaan Diki yang sangat menyedihkan, mama Nadin dan papa Juna yang melihat ke adaan anak bungsunya jadi sedih karna tak pernah Diki sampe ke adaan nya kacau seperti ini, biasanya Diki adalah orang yang selalu kelihatan rapi dan wangi tapi sekarang sangat jauh dari kata rapi dan wangi.

Setelah cukup lama terdiam tanpa ada yang mau memulai berbicara akhirnya papa Juna mulai membuka suaranya dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Apa yang terjadi pada adik mu kak?" tanya papa Juna pada Dika karna papa Juna yakin Dika tau penyebabnya.

"Clarisa khianati Diki pah, dan tadi kami memergokinya saat ia berada di hotel sama laki laki sedang melakukan hubungan badan." jelas Dika.

Mendengar ucapan Dika, mama Nadin dan Kiara langsung menutup mulutnya karna syok, tidak menyangka Clarisa yang mereka kenal sangat mencintai Diki bisa sampe mengkhianati dan sampe bermain gila dibelakang Diki, padahal baru tadi mereka sampe dari bulan madunya yang ke sekian kalinya.

"Ya tuhan...." ucap mama Nadin tidak percaya dan langsung duduk di samping Diki dan membawa Diki ke pelukannya, seketika tangis Diki pecah saat berada di pelukan sang mama.

"Sabar sayang, mama yakin kamu kuat menghadapi semua cobaan ini,." ucap mama Nadin yang ikut sedih mengetahui hati anaknya sedang terluka dan di kecewakan seperti ini.

"Sakit mah, apa kurang Diki padanya mah, semuanya sudah Diki berikan buat dia, tapi kenapa dia balas dengan cara seperti ini." ucap Diki di pelukan mamanya.

"Iya sayang, mama ngerti dengan apa yang kini kamu rasakan, tapi kamu gak boleh menyalahkan diri kamu seperti ini, yang harus kamu lakukan sekarang adalah kamu harus mencari tau apa penyebabnya dia mengkhianati kamu, dan sudah dari kapan ia mengkhianati kamu, agar kamu tau apa yang ia mau, jangan kamu menyalahkan diri kamu seperti ini, karna kita tidak ada yang tau tuhan sedang menyiapkan jalan seperti apa yang akan kita lewati kedepannya,." nasehat mama Nadin.

Mendengar ucapan mama Nadin Diki hanya mengangguk sebagai jawabannya, karna dengan berada di pelukan sang ibu hati Diki sedikit lebih tenang, dan bisa berpikir untuk menentukan langkah apa yang akan ia ambil setelah ini, Dari dulu Diki memang sangat manja dengan mama Nadin, maklum lah anak paling bontot yang pastinya sangat manja.

"Mama tau hati kamu sakit, tapi kamu harus kuat mungkin ini yang terbaik buat kamu, Clarisa bukan jodoh yang tepat buat kamu, ikhlaskan dia dengan apa yang ia pilih, kamu anak baik pasti kamu akan dapat yang lebih baik darinya suatu saat nanti. Dan apa pun bukti yang kamu dapatkan nanti, jangan pernah kamu melakukan kekerasan, biarkan Tuhan yang membalas apa yang telah ia perbuat sama kamu." nasehat mama Nadin.

"Mah lebih baik mama bawa Diki ke kamarnya saja agar ia bisa istirahat dan menenangkan pikirannya." ucap papa Juna.

"Gak mau pah, Diki gak mau ke kamar Diki yang itu, disana ada kenangan sama dia Diki gak mau ingat kenangan itu lagi." ucap Diki menolak saat mau di bawa ke kamarnya.

"Ya udah kamu ke kamar mama dulu ya, biar nanti mama minta bibik siapin kamar buat kamu." ucap mama Nadin dan langsung membawa Diki ke kamarnya tanpa penolakan.