Nyonya yang Ceriwis

"Nyonya?" Bening memanggil sembari mengetuk pintu ruangan pribadi nyonya besar.

"Masuklah." Ia menyahut.

Bening membuka pintu itu perlahan, kemudian berjalan menuju sang nyonya.

"Tutup lagi pintunya. Aku tidak suka pintu ruangan pribadiku terbuka. Bisa bikin naik darah."

Bening menghentikan langkah lantas secepat mungkin pergi ke pintu lagi dan menutupnya dengan pelan. Ia kembali berjalan dan membawa alat kebersihan di tangannya. Nyonya besar memandangnya dengan berkerut kening.

"Mau apa dengan alat-alat itu? Aku tak menyuruhmu membersihkan ruangan ini."

Bening melongo, lantas untuk apa dia dipanggil ke ruangan itu.

"Lalu apa yang harus saya kerjakan di sini, Nyonya?" tanya Bening kebingungan.

"Semua pelayan di rumah ini payah. Terlalu kaku. Kadang makan sembunyi-sembunyi entah kenapa. Apa mereka takut aku meminta makanan mereka? Kalau ada aku lewat semuanya pada diam. Kenapa sih?" tanya nyonya besar dengan tampang sebal. Bening jadi semakin melongo. Dia tidak mengerti maksud nyonya besar itu. Ya, mungkin saja kan karena sangking menghormati nyonya besar makanya mereka serba takut mau apa-apa di sana.

"Ehmmmm ..."

"Sudah-sudah, kau juga pasti tidak bisa menjawab. Sekarang, coba letakkan di sudut sana alat tempurmu itu. Sudah pusing sekali aku melihatnya."

Bening segera melaksanakan perintah kemudian dia kembali lagi ke hadapan nyonya setelah meletakkan alat kebersihan yang ternyata sedang tak berguna saat ini.

"Sekarang kemari, badanku pegal semua. Biasanya aku sering ke spa. Tapi kalau sendiri aku malas. Punya anak dua semuanya perempuan, pada keluar negeri. Aku jadi sendiri. Mau ajak Gara kan gak mungkin. Mau ajak istrinya aku malas, dia lebih senang wara wiri enggak jelas." seloroh nyonya besar panjang lebar. Bening menggaruk kepalanya yang tak gatal, dia bingung mau menanggapinya dengan apa.

"Kalau begitu, biar saya pijat ya, Nyonya." Bening mulai mendekat lalu meletakkan tangan di bahunya. Nyonya besar itu mengangguk, ia mulai memejamkan mata. Bening sering memijat bapak dan ibu dulu jika di rumah. Mereka bilang pijatan Bening enak dan bikin nyaman. Semoga saja nyonya besar suka dengan pijatannya.

"Wah, pijatanmu enak. Lebih enak dari terapis yang ada di spa langgananku," puji nyonya dengan mata terpejam.

Bening diam-diam tersenyum, ia ingin memberikan pelayanan terbaik untuk nyonya besar yang ia yakin, sebenarnya adalah orang yang sangat baik dan pribadinya juga pasti menyenangkan.

"Kamu jangan diam saja, aku ini orangnya suka sekali bicara."

Bening memandang sekeliling, dia harus mencari topik yang sekiranya disukai oleh nyonya besar itu.

"Di dalam ruangan Nyonya ini, banyak sekali buku. Nyonya pasti suka membaca." Percakapan pertama seputar ruangan menarik perhatian nyonya. Ia mengangguk cepat.

"Kamu benar, lihat, di sebelah sana ada susunan novel-novel mancanegara. Tapi aku lebih suka novel lawas, ceritanya sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Apa kamu juga suka membaca novel?" tanya nyonya mulai antusias. Bening berpikir sesaat, lalu ia tersenyum.

"Ya, saya juga suka membaca novel. Hampir semua karya Mira. W dan S. Mara GD sudah pernah saya baca."

Nyonya besar berbalik tiba-tiba, ia menatap Bening dengan tatapan tidak percaya. Rasanya mustahil, anak seusia Bening yang pasti lebih suka hura-hura lebih tertarik membaca novel-novel jadul berkelas itu.

"Benarkah? Ada satu cerita Mira W yang belum aku baca. Kau ingin membacanya?" tanya nyonya dengan semangat. Bening tentu saja mengangguk. "Sebentar."

Ia beranjak, meninggalkan Bening yang keheranan. Gerakan nyonya besar begitu luwes dan lincah karena dia memang rajin olahraga setiap pagi. Lalu nyonya besar itu membawa sebuah novel dan menyerahkannya kepada Bening.

"Di sini Cinta Pertama Kali Bersemi." Bening membacanya lalu tersenyum. Dia sudah pernah membaca buku ini setengah halaman lalu terpaksa memulangkan karena tidak sempat membacanya terkendala akan segera ujian sekolah.

"Coba nanti baca, kalau sudah selesai, kamu harus menceritakannya kepadaku."

"Baiklah, Nyonya. Nanti aku akan segera membacanya dan menceritakan isi ceritanya kepada Nyonya."

Nyonya besar itu mengangguk cepat lalu tersenyum senang. Ia kembali duduk dan menunjuk bahunya. Bening paham lalu kembali memijat nyonya besar dengan lembut.

"Siapa namamu? Aku sering lupa, maklum sudah tua."

"Bening, Nyonya."

"Bening saja toh?" tanya nyonya besar dengan kening berkerut.

"Bening Anjani, Nyonya."

"Nama yang bagus. Oh iya, apa menantu dan puteraku masih ada di bawah?" tanya nyonya lagi.

"Tadi sewaktu saya mau naik ke sini, tuan muda dan istrinya masih ada, Nyonya."

"Huft, aku malas sekali melihat menantuku itu. Masa sampai sekarang dia gak mau hamil? Buat apa dia kawin sama anakku kalau gak mau kasih cucu buat aku kan? Dia mampu kasih, dia sehat luar dalam sewaktu diperiksa dokter waktu itu. Tapi dia tidak mau badannya yang bagus itu rusak karena hamil dan melahirkan, juga tak mau repot dengan suara bayi. Heran, padahal semua perempuan tentu sangat bangga kalau bisa menjadi seorang ibu. Lihat, aku saja anaknya ada tiga, ku sekolahkan semuanya tinggi-tinggi. Puteraku juga tak bisa tegas, nurut saja sama istrinya. Gak mikirin perasaan orangtua, berasa sia-sia aku nikahin mereka."

Bening mendengarkan dengan seksama keluhan dari majikannya itu. Dia hanya bisa tersenyum, tidak berani menimpali, memberi nasehat atau semacamnya. Nyonya besar itu sebenarnya bukan cerewet, tapi dia memang butuh teman bicara. Dia juga tidak seperti orang-orang kaya lainnya, yang suka keluar rumah dan kumpul arisan dengan para sosialita.

"Bening, usiamu masih tujuh belas tahun?" tanya nyonya masih dengan mata terpejam.

"Iya, Nyonya. Baru saja lulus sekolah."

"Kenapa tidak kuliah? Malah kerja jadi pembantu!"

Bening hanya tersenyum. "Orang desa kayak saya, sudah bisa kerja saja sudah bersyukur, Nyonya. Yang penting, bekerja dengan halal. Uang yang akan dikirim ke kampung juga pasti akan berkah."

"Mau kuliah?" tanya nyonya tiba-tiba. Bening tercekat, tak menyangka akan mendapat pertanyaan itu. Tentu saja Bening mau, tapi dia tidak mau mengatakan itu kepada siapapun.

"Tidak, Nyonya, bisa kerja saja sudah lebih dari cukup."

Lalu keduanya diam, Bening dengan fokus memberikan pijatan kepada nyonya ceriwis itu sedang nyonya besar malah semakin tertarik dengan pelayan baru di rumahnya itu. Ia melihat Bening yang terlihat tenang dan tak banyak bicara. Dia suka kepribadian gadis itu, mengingatkan kepada dirinya sendiri ketika muda dulu.

"Kau bisa bikin ketoprak?" tanya nyonya lagi. Bening terkejut. Benarkah nyonya besar bertanya tentang ketoprak tadi?

"Bisa, Nyonya. Nyonya mau saya buatkan?"

"Ya, waktu itu aku minta Asih dan pembantu lain yang membuat. Tidak ada yang enak. Nanti selepas memijatku, temani aku ke supermarket, sekalian aku mau belanja."

Bening hanya mengangguk saja. Ia justru cemas jika pembantu lain melihat nyonya akrab dengannya. Namun, ia juga tidak bisa menolak perintah dari nyonya besar itu.

Terpopuler

Comments

chaaa

chaaa

si nyonya ngomel nya lucu 😂

2024-02-12

0

harmawati fathindy

harmawati fathindy

cuekin sj

2023-12-16

0

Lisa aulia

Lisa aulia

buat asih makin menggila nih seperti nya....

2023-11-11

3

lihat semua
Episodes
1 Cita-citaku Kandas
2 Sebening Namanya
3 Wacana ke Jakarta
4 Meminta Restu Untuk Merantau
5 Bergandengan Tangan
6 Membuka Celengan
7 Pergi Untuk Kembali
8 Terlampau Bebas
9 Bertemu Nyonya
10 Tak Seperti Harapan
11 Profesi Rendahan!
12 Terlalu Cantik Menjadi Pembantu
13 Hari Pertama yang Membuat Emosi
14 Urusan Kita Belum Selesai!
15 Putera Bungsu
16 Masalah yang Selalu Sama!
17 Nyonya yang Ceriwis
18 Egois
19 Cemburu Sosial
20 Revi Sela Aryani
21 Bening Gadis Baik
22 Tak Ada Ketenangan di Rumah
23 Muak!
24 Meminta Bening
25 Tatapan Permusuhan
26 Mengapa Harus Kamu?!
27 Aku Suka Kau
28 Raja Yang Terluka
29 Hak Seorang Suami
30 Jangan Menggoda, Suamiku!
31 Sekretaris Seksi Menggoda
32 Membeli Rahim Bening
33 Membuat Keputusan
34 Aku Akan Menikahinya!
35 Aku Tidak Merebutnya
36 Ini Mengejutkan!
37 Jangan Restui Mereka!
38 Jangan Lawan Batu dengan Batu
39 Dipaksa Dewasa Oleh Keadaan
40 Pemuda yang Menyesal
41 Satu Set Perhiasan
42 Kembang Perawan
43 Ahad Syahdu
44 First Touch
45 Ku Panggil Dia Sayang
46 Menunda Selamanya
47 Dipisah?
48 Bening Mau Kuliah?
49 Gara Aproved!
50 Surat Medis yang Terlupakan
51 Coba Waktu Bisa Kita Ulang
52 Daftar Kuliah
53 Isu Memakai Pelet!
54 Berlututlah Kepada Bening!
55 Sekarat!
56 Gara's Baby Inside!
57 Nyonya dan Tuan Besar yang Berbahagia
58 Bahagianya Sampai ke Desa
59 Kedatangan Bening ke Perusahaan
60 Revi Siuman dan Kejujuran Gara
61 Hilang Cinta Tinggal Matinya
62 Oh, Indahnya Dicintai
63 Pengumuman
64 Antar Jemput
65 Kembali ke rumah Gara
66 Kenangan yang Cukup Jadi Kenangan, Tak Perlu diulang!
67 Rumah Baru Untuk Bening
68 Ospek!
69 Si Bebek Sawah
70 Mengusik Bening, Berhadapan dengan Gara!
71 Check Up!
72 Rahimmu, Bukan Hatimu!
73 Memperingatkan Revi
74 Jongos Artis!
75 Bertemu Sahabat Lama
76 Mencari Pembenaran
77 Suami Revi, Suami Bening
78 Tudingan Pelakor?
79 Issues
80 Adu Domba
81 Bad Skenario!
82 Obsesi dan Gila Ternyata Beda Tipis!
83 Perfect Wedding
84 Dipanah Asmara
85 Membicarakan Perceraian
86 Gelisah!
87 Satu Hotel!
88 Satu Tamparan!
89 Pengumuman Novel Baru Besok
90 Merayu dan Mengancam Gara
91 Hot Video
92 Talaknya Sudah Jatuh
93 Bukan Suami, Tapi Sudah Jadi Mantan
94 Sidang
95 Happiness
96 Entah Cinta Entah Obsesi
97 Rekaman CCTV
98 Hanya Diam
99 Sembilan Bulan
100 Abimanyu Sailendra
101 Kemesraan Ini, Janganlah Cepat Berlalu
102 Bening Adalah Pelakor
103 Surat Penangkapan
104 Mama Muda
105 Mbak Tidak Capek?
106 Mari Berlibur
107 Bolivia!
108 Salar De Uyuni
109 Rencana Adik Buat Abi
110 Nasihat Papa
111 Marhaban Ya Ramadhan
112 Pengen Kue Lupis
113 Tiga Tespack Season Dua
114 Tambah Cucu Baru
115 Sudah Satu Bulan
116 Bumil Kelelahan
117 Pengumuman
118 Suami Ngidam?
119 Mahasiswi dan Seorang Ibu
120 Katanya Seorang Puteri
121 Perbincangan Pagi
122 Minta Restu Mama
123 Gadis Desa Seperti Bunda
124 Mentari
125 Empat Puluh Hari di Desa
126 Namanya Mentari Ninggara
127 Empat Puluh Hari Seperti Setahun
128 Sepuluh Hari Terakhir di Desa
129 Jumpa Teman Lama
130 Lelaki Setia
131 Nomor dan Pesan Baru
132 Lepas Empat Puluh Hari
133 Home Sweet Home
134 Back To Kampus!
135 Nekat
136 Pembatalan Meeting
137 Bebal Memang
138 Perkenalan
139 Anak Bapak Tidak Profesional!
140 Dua Anak Cukup
141 Dua Anak Cukup, Tiga Kebobolan
142 Sweetheart
143 Sidang
144 Wisuda
145 Family time
146 Novel Baru
147 Menanti Hari Kelahiran
148 Novel Baru
149 Novel Ini Diplagiatin!
150 Novel Bilik Penyesalan diplagiat juga
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Cita-citaku Kandas
2
Sebening Namanya
3
Wacana ke Jakarta
4
Meminta Restu Untuk Merantau
5
Bergandengan Tangan
6
Membuka Celengan
7
Pergi Untuk Kembali
8
Terlampau Bebas
9
Bertemu Nyonya
10
Tak Seperti Harapan
11
Profesi Rendahan!
12
Terlalu Cantik Menjadi Pembantu
13
Hari Pertama yang Membuat Emosi
14
Urusan Kita Belum Selesai!
15
Putera Bungsu
16
Masalah yang Selalu Sama!
17
Nyonya yang Ceriwis
18
Egois
19
Cemburu Sosial
20
Revi Sela Aryani
21
Bening Gadis Baik
22
Tak Ada Ketenangan di Rumah
23
Muak!
24
Meminta Bening
25
Tatapan Permusuhan
26
Mengapa Harus Kamu?!
27
Aku Suka Kau
28
Raja Yang Terluka
29
Hak Seorang Suami
30
Jangan Menggoda, Suamiku!
31
Sekretaris Seksi Menggoda
32
Membeli Rahim Bening
33
Membuat Keputusan
34
Aku Akan Menikahinya!
35
Aku Tidak Merebutnya
36
Ini Mengejutkan!
37
Jangan Restui Mereka!
38
Jangan Lawan Batu dengan Batu
39
Dipaksa Dewasa Oleh Keadaan
40
Pemuda yang Menyesal
41
Satu Set Perhiasan
42
Kembang Perawan
43
Ahad Syahdu
44
First Touch
45
Ku Panggil Dia Sayang
46
Menunda Selamanya
47
Dipisah?
48
Bening Mau Kuliah?
49
Gara Aproved!
50
Surat Medis yang Terlupakan
51
Coba Waktu Bisa Kita Ulang
52
Daftar Kuliah
53
Isu Memakai Pelet!
54
Berlututlah Kepada Bening!
55
Sekarat!
56
Gara's Baby Inside!
57
Nyonya dan Tuan Besar yang Berbahagia
58
Bahagianya Sampai ke Desa
59
Kedatangan Bening ke Perusahaan
60
Revi Siuman dan Kejujuran Gara
61
Hilang Cinta Tinggal Matinya
62
Oh, Indahnya Dicintai
63
Pengumuman
64
Antar Jemput
65
Kembali ke rumah Gara
66
Kenangan yang Cukup Jadi Kenangan, Tak Perlu diulang!
67
Rumah Baru Untuk Bening
68
Ospek!
69
Si Bebek Sawah
70
Mengusik Bening, Berhadapan dengan Gara!
71
Check Up!
72
Rahimmu, Bukan Hatimu!
73
Memperingatkan Revi
74
Jongos Artis!
75
Bertemu Sahabat Lama
76
Mencari Pembenaran
77
Suami Revi, Suami Bening
78
Tudingan Pelakor?
79
Issues
80
Adu Domba
81
Bad Skenario!
82
Obsesi dan Gila Ternyata Beda Tipis!
83
Perfect Wedding
84
Dipanah Asmara
85
Membicarakan Perceraian
86
Gelisah!
87
Satu Hotel!
88
Satu Tamparan!
89
Pengumuman Novel Baru Besok
90
Merayu dan Mengancam Gara
91
Hot Video
92
Talaknya Sudah Jatuh
93
Bukan Suami, Tapi Sudah Jadi Mantan
94
Sidang
95
Happiness
96
Entah Cinta Entah Obsesi
97
Rekaman CCTV
98
Hanya Diam
99
Sembilan Bulan
100
Abimanyu Sailendra
101
Kemesraan Ini, Janganlah Cepat Berlalu
102
Bening Adalah Pelakor
103
Surat Penangkapan
104
Mama Muda
105
Mbak Tidak Capek?
106
Mari Berlibur
107
Bolivia!
108
Salar De Uyuni
109
Rencana Adik Buat Abi
110
Nasihat Papa
111
Marhaban Ya Ramadhan
112
Pengen Kue Lupis
113
Tiga Tespack Season Dua
114
Tambah Cucu Baru
115
Sudah Satu Bulan
116
Bumil Kelelahan
117
Pengumuman
118
Suami Ngidam?
119
Mahasiswi dan Seorang Ibu
120
Katanya Seorang Puteri
121
Perbincangan Pagi
122
Minta Restu Mama
123
Gadis Desa Seperti Bunda
124
Mentari
125
Empat Puluh Hari di Desa
126
Namanya Mentari Ninggara
127
Empat Puluh Hari Seperti Setahun
128
Sepuluh Hari Terakhir di Desa
129
Jumpa Teman Lama
130
Lelaki Setia
131
Nomor dan Pesan Baru
132
Lepas Empat Puluh Hari
133
Home Sweet Home
134
Back To Kampus!
135
Nekat
136
Pembatalan Meeting
137
Bebal Memang
138
Perkenalan
139
Anak Bapak Tidak Profesional!
140
Dua Anak Cukup
141
Dua Anak Cukup, Tiga Kebobolan
142
Sweetheart
143
Sidang
144
Wisuda
145
Family time
146
Novel Baru
147
Menanti Hari Kelahiran
148
Novel Baru
149
Novel Ini Diplagiatin!
150
Novel Bilik Penyesalan diplagiat juga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!