Hari Pertama yang Membuat Emosi

Setelah meletakkan koper dan membuka jaket yang menutupi seragamnya, Bening diajak berkeliling rumah luas itu. Rumah itu dua lantai dengan tangga yang tinggi melingkar juga lift di tengah-tengah. Ada lantai bawah tanah yang berfungsi untuk menyimpan barang-barang yang sudah tidak lagi terpakai. Kolam renang di rumah itu besar sekali. Ada cukup banyak kamar di lantai atas tetapi hanya beberapa yang ditempati.

Banyak fasilitas mewah di rumah itu. Bening sendiri tak tahu ada berapa banyak anak nyonya besar mengingat besar dan luasnya rumah itu. Kalau hanya satu anak, sungguh pasti anaknya akan kesepian.

"Nyonya dan tuan besar punya tiga anak. Semuanya sudah menikah tetapi hanya satu yang tinggal di Indonesia. Dua perempuan dan yang paling bungsu laki-laki."

Bening segera mengangguk paham, bu Tuti seolah menjawab pertanyaan Bening yang hanya terpatri di dalam hati tadinya. Kini, mereka sedang berdiri di sebuah ruangan. Ruangan kemarin yang Bening masuki, ruangan yang penuh dengan buku juga lukisan mahal.

"Ketemu nyonya lagi saja dulu."

"Baik, Bu."

Bu Tuti mengetuk pintu.

"Masuk saja, Ti." Suara dari dalam menyahut.

Bu Tuti segera membuka pintu, dilihat sang nyonya seperti sehabis berteleponan dengan seseorang. Raut wajahnya juga menyiratkan kekesalan.

"Kamu yang kemarin kan?" tanya nyonya besar tanpa basa basi. Bening segera mengangguk hormat. " Sudah tahu semua aturan di sini?" tanyanya lagi.

"Sudah, Nyonya."

"Bagus. Tahu ruang apa saja yang tidak boleh kamu masuki?"

Bening mengangguk lagi.

"Coba sebutkan!" perintah perempuan itu.

"Saya tidak boleh masuk ke kamar di lantai atas yang paling ujung dengan pintu berwarna cokelat tua. Lalu saya tidak boleh masuk ke ruang pribadi tuan besar tanpa seizinnya walau untuk kepentingan membersihkan ruangannya sekalipun dan terakhir saya tidak boleh masuk ke ruangan ini tanpa seizin Nyonya besar."

Nyonya besar itu mengangguk-angguk. "Bagus, rupanya otakmu cukup cepat jika menghafal. Tahu kenapa kamar paling ujung dengan pintu berwarna berbeda dari kamar lain itu tidak boleh dimasuki sembarangan?"

Bening kali ini menggeleng, sebab bu Tuti memang tidak menjelaskan alasannya.

"Itu kamar putra bungsuku. Dia memang jarang pulang ke sini. Tapi kalau dia ke sini, dia akan sangat benci pada orang yang suka sembarangan masuk ke kamarnya. Dia sudah menikah, dia tinggal di rumahnya bersama istrinya. Jika dia bertandang ke sini, layani dia dengan baik. Dia sangat perfeksionis. Dia tidak suka jika kau lambat melayaninya. Emosinya juga sering naik turun. Dia sangat nakal pada saat masa mudanya dan sekarang dia lebih banyak diam tetapi dia sangat teliti." Nyonya besar menjelaskan hal yang menurutnya paling penting itu. Bening tampak mengingat dengan baik semua yang nyonya besar katakan.

"Baik, Nyonya."

"Sudah paham? Aku harap kau paham, sebab aku paling malas mengulang kata-kataku dua kali. Aku bisa naik darah," ujar nyonya besar itu lagi.

Bening segera mengangguk. Dia pasti akan mengingat dengan baik semua yang dikatakan oleh nyonya besar itu.

"Oke, keluar lah sekarang. Kerjakan apa yang seharusnya dikerjakan. Nanti saatnya makan, bergiliran dengan para pelayan yang lain. Di sini tidak ada yang melarang kau mau makan apapun. Makanan yang tersaji untuk para penghuni terhormat fi rumah ini, dipastikan juga akan kau cicipi."

Bening mengangguk lagi. Nyonya besar itu meneliti Bening dengan seksama. Ia menyayangkan, gadis secantik Bening malah harus jadi pembantu. Namun, nyonya paham, orang desa memang tidak pilih-pilih dalam bekerja. Dan untuk kesan pertama terhadap Bening, dia suka. Gadis itu nampaknya cekatan. Terlihat ketika Bening sedang mengerjakan tugas rumah, gerakannya luwes tapi begitu hati-hati seolah ia sudah terbiasa dengan tugas semacam itu. Nyonya besar memperhatikan dari atas dengan pandangan menilai. Ia mengangguk-angguk seolah mulai mengerti pribadi Bening.

Ia meninggalkan tempatnya tadi berdiri setelah merasa yakin bahwa Bening layak bergabung di rumahnya. Namun, tak lama dari nyonya besar itu pergi, Bening dihampiri Asih. Asih menatapnya tidak suka, mungkin dia melihat saat nyonya besar melihat Bening dengan tampang suka.

"Kamu jangan coba-coba cari perhatian ya di sini!"

Bening menoleh kaget, dia sedikit terlonjak dan hampir memecahkan vas bunga mahal yang sedang dibersihkannya. Beruntung benda itu tidak jatuh.

"Maaf, Mbak Asih, saya gak ngerti maksudnya." Bening meletakkan vas dengan hati-hati lalu menatap Asih dengan sopan.

"Alah, kamu sengaja kan caper di depan nyonya besar tadi? Sok rajin di depan majikan. Nanti kalo gak ada lagi nyonya, pasti kamu males-malesan juga!"

Bening menggeleng, ia menatap Asih dengan tegas.

"Maaf, Mbak, saya di sini karena saya memang mau kerja. Bukan mau cari perhatian kepada siapa-siapa. Mbak terlalu cepat menilai saya."

"Wah, cukup berani kamu ternyata."

"Saya tidak bermaksud menantang Mbak Asih, tapi saya perlu meluruskan pikiran Mbak yang melenceng itu."

Baru saja Asih hendak membalas, ia melihat nyonya besar muncul dari kejauhan. Ia segera berbalik dan menatap Bening dengan benci.

"Urusan kita belum selesai!"

Bening hanya menggeleng saja melihat perempuan itu. Dia harus bisa menyabarkan hati. Dia tidak mau terpancing emosi dan kehilangan pekerjaan ini.

Terpopuler

Comments

Ummi Yatusholiha

Ummi Yatusholiha

anak bungsu nyonya pasti yg istrinya gak sengaja bening tabrak di rumah sakit waktu dewi mau di operasi

2023-11-28

2

Genetics

Genetics

transparansi ceritanya bagus sekali

2023-11-03

1

Titis Istikomah

Titis Istikomah

pasti Dani anaknya nyonya

2023-09-15

0

lihat semua
Episodes
1 Cita-citaku Kandas
2 Sebening Namanya
3 Wacana ke Jakarta
4 Meminta Restu Untuk Merantau
5 Bergandengan Tangan
6 Membuka Celengan
7 Pergi Untuk Kembali
8 Terlampau Bebas
9 Bertemu Nyonya
10 Tak Seperti Harapan
11 Profesi Rendahan!
12 Terlalu Cantik Menjadi Pembantu
13 Hari Pertama yang Membuat Emosi
14 Urusan Kita Belum Selesai!
15 Putera Bungsu
16 Masalah yang Selalu Sama!
17 Nyonya yang Ceriwis
18 Egois
19 Cemburu Sosial
20 Revi Sela Aryani
21 Bening Gadis Baik
22 Tak Ada Ketenangan di Rumah
23 Muak!
24 Meminta Bening
25 Tatapan Permusuhan
26 Mengapa Harus Kamu?!
27 Aku Suka Kau
28 Raja Yang Terluka
29 Hak Seorang Suami
30 Jangan Menggoda, Suamiku!
31 Sekretaris Seksi Menggoda
32 Membeli Rahim Bening
33 Membuat Keputusan
34 Aku Akan Menikahinya!
35 Aku Tidak Merebutnya
36 Ini Mengejutkan!
37 Jangan Restui Mereka!
38 Jangan Lawan Batu dengan Batu
39 Dipaksa Dewasa Oleh Keadaan
40 Pemuda yang Menyesal
41 Satu Set Perhiasan
42 Kembang Perawan
43 Ahad Syahdu
44 First Touch
45 Ku Panggil Dia Sayang
46 Menunda Selamanya
47 Dipisah?
48 Bening Mau Kuliah?
49 Gara Aproved!
50 Surat Medis yang Terlupakan
51 Coba Waktu Bisa Kita Ulang
52 Daftar Kuliah
53 Isu Memakai Pelet!
54 Berlututlah Kepada Bening!
55 Sekarat!
56 Gara's Baby Inside!
57 Nyonya dan Tuan Besar yang Berbahagia
58 Bahagianya Sampai ke Desa
59 Kedatangan Bening ke Perusahaan
60 Revi Siuman dan Kejujuran Gara
61 Hilang Cinta Tinggal Matinya
62 Oh, Indahnya Dicintai
63 Pengumuman
64 Antar Jemput
65 Kembali ke rumah Gara
66 Kenangan yang Cukup Jadi Kenangan, Tak Perlu diulang!
67 Rumah Baru Untuk Bening
68 Ospek!
69 Si Bebek Sawah
70 Mengusik Bening, Berhadapan dengan Gara!
71 Check Up!
72 Rahimmu, Bukan Hatimu!
73 Memperingatkan Revi
74 Jongos Artis!
75 Bertemu Sahabat Lama
76 Mencari Pembenaran
77 Suami Revi, Suami Bening
78 Tudingan Pelakor?
79 Issues
80 Adu Domba
81 Bad Skenario!
82 Obsesi dan Gila Ternyata Beda Tipis!
83 Perfect Wedding
84 Dipanah Asmara
85 Membicarakan Perceraian
86 Gelisah!
87 Satu Hotel!
88 Satu Tamparan!
89 Pengumuman Novel Baru Besok
90 Merayu dan Mengancam Gara
91 Hot Video
92 Talaknya Sudah Jatuh
93 Bukan Suami, Tapi Sudah Jadi Mantan
94 Sidang
95 Happiness
96 Entah Cinta Entah Obsesi
97 Rekaman CCTV
98 Hanya Diam
99 Sembilan Bulan
100 Abimanyu Sailendra
101 Kemesraan Ini, Janganlah Cepat Berlalu
102 Bening Adalah Pelakor
103 Surat Penangkapan
104 Mama Muda
105 Mbak Tidak Capek?
106 Mari Berlibur
107 Bolivia!
108 Salar De Uyuni
109 Rencana Adik Buat Abi
110 Nasihat Papa
111 Marhaban Ya Ramadhan
112 Pengen Kue Lupis
113 Tiga Tespack Season Dua
114 Tambah Cucu Baru
115 Sudah Satu Bulan
116 Bumil Kelelahan
117 Pengumuman
118 Suami Ngidam?
119 Mahasiswi dan Seorang Ibu
120 Katanya Seorang Puteri
121 Perbincangan Pagi
122 Minta Restu Mama
123 Gadis Desa Seperti Bunda
124 Mentari
125 Empat Puluh Hari di Desa
126 Namanya Mentari Ninggara
127 Empat Puluh Hari Seperti Setahun
128 Sepuluh Hari Terakhir di Desa
129 Jumpa Teman Lama
130 Lelaki Setia
131 Nomor dan Pesan Baru
132 Lepas Empat Puluh Hari
133 Home Sweet Home
134 Back To Kampus!
135 Nekat
136 Pembatalan Meeting
137 Bebal Memang
138 Perkenalan
139 Anak Bapak Tidak Profesional!
140 Dua Anak Cukup
141 Dua Anak Cukup, Tiga Kebobolan
142 Sweetheart
143 Sidang
144 Wisuda
145 Family time
146 Novel Baru
147 Menanti Hari Kelahiran
148 Novel Baru
149 Novel Ini Diplagiatin!
150 Novel Bilik Penyesalan diplagiat juga
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Cita-citaku Kandas
2
Sebening Namanya
3
Wacana ke Jakarta
4
Meminta Restu Untuk Merantau
5
Bergandengan Tangan
6
Membuka Celengan
7
Pergi Untuk Kembali
8
Terlampau Bebas
9
Bertemu Nyonya
10
Tak Seperti Harapan
11
Profesi Rendahan!
12
Terlalu Cantik Menjadi Pembantu
13
Hari Pertama yang Membuat Emosi
14
Urusan Kita Belum Selesai!
15
Putera Bungsu
16
Masalah yang Selalu Sama!
17
Nyonya yang Ceriwis
18
Egois
19
Cemburu Sosial
20
Revi Sela Aryani
21
Bening Gadis Baik
22
Tak Ada Ketenangan di Rumah
23
Muak!
24
Meminta Bening
25
Tatapan Permusuhan
26
Mengapa Harus Kamu?!
27
Aku Suka Kau
28
Raja Yang Terluka
29
Hak Seorang Suami
30
Jangan Menggoda, Suamiku!
31
Sekretaris Seksi Menggoda
32
Membeli Rahim Bening
33
Membuat Keputusan
34
Aku Akan Menikahinya!
35
Aku Tidak Merebutnya
36
Ini Mengejutkan!
37
Jangan Restui Mereka!
38
Jangan Lawan Batu dengan Batu
39
Dipaksa Dewasa Oleh Keadaan
40
Pemuda yang Menyesal
41
Satu Set Perhiasan
42
Kembang Perawan
43
Ahad Syahdu
44
First Touch
45
Ku Panggil Dia Sayang
46
Menunda Selamanya
47
Dipisah?
48
Bening Mau Kuliah?
49
Gara Aproved!
50
Surat Medis yang Terlupakan
51
Coba Waktu Bisa Kita Ulang
52
Daftar Kuliah
53
Isu Memakai Pelet!
54
Berlututlah Kepada Bening!
55
Sekarat!
56
Gara's Baby Inside!
57
Nyonya dan Tuan Besar yang Berbahagia
58
Bahagianya Sampai ke Desa
59
Kedatangan Bening ke Perusahaan
60
Revi Siuman dan Kejujuran Gara
61
Hilang Cinta Tinggal Matinya
62
Oh, Indahnya Dicintai
63
Pengumuman
64
Antar Jemput
65
Kembali ke rumah Gara
66
Kenangan yang Cukup Jadi Kenangan, Tak Perlu diulang!
67
Rumah Baru Untuk Bening
68
Ospek!
69
Si Bebek Sawah
70
Mengusik Bening, Berhadapan dengan Gara!
71
Check Up!
72
Rahimmu, Bukan Hatimu!
73
Memperingatkan Revi
74
Jongos Artis!
75
Bertemu Sahabat Lama
76
Mencari Pembenaran
77
Suami Revi, Suami Bening
78
Tudingan Pelakor?
79
Issues
80
Adu Domba
81
Bad Skenario!
82
Obsesi dan Gila Ternyata Beda Tipis!
83
Perfect Wedding
84
Dipanah Asmara
85
Membicarakan Perceraian
86
Gelisah!
87
Satu Hotel!
88
Satu Tamparan!
89
Pengumuman Novel Baru Besok
90
Merayu dan Mengancam Gara
91
Hot Video
92
Talaknya Sudah Jatuh
93
Bukan Suami, Tapi Sudah Jadi Mantan
94
Sidang
95
Happiness
96
Entah Cinta Entah Obsesi
97
Rekaman CCTV
98
Hanya Diam
99
Sembilan Bulan
100
Abimanyu Sailendra
101
Kemesraan Ini, Janganlah Cepat Berlalu
102
Bening Adalah Pelakor
103
Surat Penangkapan
104
Mama Muda
105
Mbak Tidak Capek?
106
Mari Berlibur
107
Bolivia!
108
Salar De Uyuni
109
Rencana Adik Buat Abi
110
Nasihat Papa
111
Marhaban Ya Ramadhan
112
Pengen Kue Lupis
113
Tiga Tespack Season Dua
114
Tambah Cucu Baru
115
Sudah Satu Bulan
116
Bumil Kelelahan
117
Pengumuman
118
Suami Ngidam?
119
Mahasiswi dan Seorang Ibu
120
Katanya Seorang Puteri
121
Perbincangan Pagi
122
Minta Restu Mama
123
Gadis Desa Seperti Bunda
124
Mentari
125
Empat Puluh Hari di Desa
126
Namanya Mentari Ninggara
127
Empat Puluh Hari Seperti Setahun
128
Sepuluh Hari Terakhir di Desa
129
Jumpa Teman Lama
130
Lelaki Setia
131
Nomor dan Pesan Baru
132
Lepas Empat Puluh Hari
133
Home Sweet Home
134
Back To Kampus!
135
Nekat
136
Pembatalan Meeting
137
Bebal Memang
138
Perkenalan
139
Anak Bapak Tidak Profesional!
140
Dua Anak Cukup
141
Dua Anak Cukup, Tiga Kebobolan
142
Sweetheart
143
Sidang
144
Wisuda
145
Family time
146
Novel Baru
147
Menanti Hari Kelahiran
148
Novel Baru
149
Novel Ini Diplagiatin!
150
Novel Bilik Penyesalan diplagiat juga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!