Dinikahi Milyader Bagian 3
Oleh Sept
Rate 18 +
Suasana di dalam apartment masih menegangkan, saat Levia kembali masuk ke dalam apartment tersebut karena ponselnya tertinggal. Namun, ketika sedang mencari benda yang harganya tidak begitu mahal tapi sangat penting bagi Levia, tiba-tiba ia harus menghadapi sosok pria yang tergeletak di dalam kamar mandi.
Terkejut, pasti. Siapa yang tidak kaget melihat seorang pria tergeletak pingsan di bawah lantai yang basah. Bahkan kran shower pun masih menyala dan membasahi tubuh pria tersebut. Untung, posisi si pria sedikit tengkurap. Sehingga mata suci Levia tidak ternoda. Namun, ia terlanjur melihat yang lain.
Karena dalam kondisi genting, seketika ia meraih handuk untuk menutupi tubuh pria tersebut. Rasanya tidak etis harus memindahkan tubuh tersebut saat tidak menggunakan apapun. Bagaimana pun juga Levi masih gadis. Dan seharusnya ia tidak menyaksikan hal tabuh seperti ini. Takut membawa sial.
Anggap ini aksi kemanusiaan, dengan mengumpulkan tenaga, Levia berusaha mengeluarkan tubuh Dirga dalam kamar mandi. Gadis itu menyeret tubuh pemilik apartment dengan sekuat tenaga. Besarnya tubuh Dirga, membuat Levia berkali-kali harus mengambil napas. Hingga akhirnya ia berhasil juga menyeret Dirga dan membawanya ke atas sofa.
"Astaga ... berat banget badannya!"
"Ambulan ... harus panggil ambulan!"
Mata gadis itu menyusuri seluruh ruangan, ia hendak mencari telpon. Dan ketika ia akan melangkah, sebuah tangan malah memegang bajunya. Pria pingsan itu sepertinya sudah siuman. Levi pun langsung berjongkok, ditatapnya wajah pria itu dalam-dalam.
Dahi Levia mengerut tak kala melihat bulir bening keluar dari sudut mata pria tersebut.
"Kenapa dia terlihat sangat sedih?"
Ternyata mata Dirga masih tertutup rapat, tapi tangannya malah mencengkram baju Levia. Seolah tidak mau gadis itu pergi meninggalkan dirinya.
Levia sempat diam terpaku cukup lama, kemudian meletakkan telapak tangannya di atas dahi pria yang masih pingsan itu.
"Ya ampun ... panas banget!"
Levia langsung melepaskan jari-jari Dirga secara perlahan. Kemudian mengambil sesuatu untuk menutupi tubuh Dirga yang hanya tertutup handuk seadanya tersebut.
Sebuah selimut tebal kini sudah mampu menghangatkan tubuh Dirga yang mulai menggigil. Badannya panas, tapi juga bergetar mungkin karena kedinginan.
Puas sudah melakukan apa yang ia bisa, Levia kini bingung. Siapa orang yang harus ia hubungi. Bertepatan dengan kebingugan yang melanda, mendadak terdengar suara bell pintu.
Levia begitu semangat, pasti itu keluarga si pemilik apartment. Setidaknya ia bisa langsung pulang. Karena pasti ibu tirinya sudah marah-marah sedari tadi menunggu dirinya pulang.
Diraihnya tas yang semula ia letakkan di atas meja. Kemudian berbalik sebentar saat akan berniat pergi meninggalkan pria tampan yang sepertinya kesepian tersebut.
KLEK
Begitu pintu terbuka, sebuah mata melotot tajam pada Levia.
"Kamu siapa?" tanya Misya judes.
Misya seketika langsung ingat siapa perempuan yang kini berdiri di depannya dan membuka pintu apartment Dirga. Marah, kesal dan penasaran jadi satu.
Sedangkan Levia, ia juga kaget. Karena wanita tadi adalah wanita galak yang ia tabrak tadi. Cantik sih tapi pemarah banget.
"Kamu asisten rumah tangga baru, ya?" Misya mendorong tubuh Levia dengan ujung jarinya, kemudian langsung menerobos masuk. Ia masuk layaknya boss.
[Pasti pembantu! Iya, pasti!]
Misya terus saja melangkah ke dalam tanpa permisi lagi.
[Apa tidak ada pembantu lebih udik lagi selain wanita itu? ASTAGA Dirga. Aku kira kamu masih alergi dekat-dekat wanita. Ternyata ... kamu penipu!]
Misya terus saja mengerutu sambil mencari keberadaan Dirga.
"Ga ... Dirga ... aku datang. Ke mana dia?"
[Tidak biasanya ia di dalam apartment, ini kan peringatan hari kecelakaan mereka. Biasanya ia menghabiskan waktu cukup lama di pemakaman. Harusnya tadi aku dateng cepet ke makam. Biar aku bisa temani dia, hibur dia ... hufff ...]
Mata Misya kemudian tertuju pada pintu kamar yang terbuka. Penasaran, wanita cantik itu pun mengintip masuk.
"Mbak ....!" panggil Levia yang mau pamit pergi.
"Sssttt!"
Misya membuat gerakan untuk menutup mulut. Agar Levia tidak berisik. Yang Misya tahu, Dirga sedang tidur di sofa. Ia mau menikmati pemandangan yang syahdu tersebut. Padahal Dirga lagi demam. Dasar Misya yang terlalu terobsesi dengan Dirga. Melihat pria tersebut tidur saja ia sudah senang bukan kepalang.
Hingga ia menggerakan tangan, tanda mengusir Levia agar segera menjauh.
"Udah sana!" titah Misya lirih.
"Itu ... emmm ... itu ... beliau sedang ..."
"Kamu gak denger saya? Cepet tinggalkan kamar ini!" sentak Misya yang tersulut amarah. Levia hanya menganggu saja. Ini adalah moment langka bagi Misya. Jadi, Levia jangan berani ganggu dirinya.
"Dasar gadis bulukan," maki Misya dalam hati. Sambil tangannya terulur hendak menyentuh pipi Dirga.
Levia pun menundukkan wajah, ia sepertinya harus pergi tanpa pamit. Karena wanita cantik itu sepertinya tidak menyukainya. Entah salah apa? Hingga ia ditatap dengan benci seperti itu.
KLEK
"KELUAR!"
Levia tersentak, ia kaget bukan main ketika sudah menyentuh knop pintu, mendadak terdengar teriakan dari dalam kamar. Reflect, ia bergegas balik dan melihat apa yang terjadi.
"ASTAGA!"
Buru-buru Levia menghampiri Misya yang tersungkur di lantai. Ia tidak tahu apa yang terjadi. Tapi sepertinya wanita itu terjatuh.
"Apa dia didorong?" Levia bertanya-tanya dalam hati.
"Jangan sentuh! Tangan kamu kotor!" teriak Misya marah.
Ia menahan kesal, melampiaskan kemarahannya kepada Levia. Misya marah karena Dirga yang ia kira tidur, malah mendorong tubuhnya karena berusaha menciumm pria tersebut.
Misya hendak mencuri kesempatan, tapi ternyata Dirga tidak tidur. Mungkin matanya terpejam, sepertinya ia bisa mendengar apa saja sejak tadi.
"Tinggalkan tempat ini!" ujar Dirga kemudian. Dan dua wanita yang ada di dalam kamar itu spontan menatapnya.
Dirga kembali memejamkan mata, kepalanya terasa pusing. Apalagi kejadian barusan. Bisa-bisanya ia diciium diam-diam. Kurang ajarr.
"Kamu tidak dengar? Tinggalkan tempat ini!" ucap Dirga dingin.
Dengan jengkel, Misya mengibaskan rambut. Merapikan baju dan langsung meninggalkan kamar itu.
"Awas kamu Dirga! Akan aku buat kamu bertekuk lutut di kakiku!" sumpah Misya sambil berjalan meninggalkan apartment Dirga.
Sedangkan Levia, ia juga hendak berbalik. Mau pergi juga dari sana.
"Kamu!"
DEG
Levia terpaku, diam di tempat untuk sesaat.
"Eh ... Pak ... eh Tuan."
"Tetap di sini!" ucap Dirga dengan mata masih tertutup rapat.
"Hah?"
"Kamu pasti petugas kebersihan."
Levia langsung menelan ludah. Apa wajahnya memang mengisyaratkan pekerjaan gadis tersebut? Mengapa pemilik apartment tahu dia cleaning service?
"Oh ... iya, Tuan."
"Bau karbolmu menyengat!"
JLEB
"Maaf, Tuan."
Kini Levia malah jadi bingung sendiri. Apa pria itu mengigau? Padahal baru saja marah-marah dan berteriak.
"Tuan ... Tuan ... saya mau pergi. Apa perlu saya panggil dokter sekarang?"
Blakkkkkk
Mata Dirga langsung terbuka lebar. Ditatapnya wajah Levia dengan tajam.
"Kamu yang membawa saya ke sini?" Dirga membetulkan posisi. Ia kini setengah bersandar di sofa. Masih diliputi rasa pusing yang terus menyerang.
Levia mengangguk dengan canggung.
"Kamu melihat saya ....?"
Dirga memutus kata-katanya, kemudian memegangi kepalanya.
"Siallll!" rutuknya dalam hati. Ia kesal karena pasti gadis itu sudah melihatnya dalam kondisi yang sangat tidak layak.
"Ambilkan tas hitam di sana!"
Buru-buru Levia melakukan perintah Dirga.
"Ini, Tuan!"
Dirga pun mengambil sesuatu dari dalam tas. Kemudian dengan acuh ia melempar segebok uang ke atas meja.
"Lupakan apa yang terjadi di sini. Dan jangan muncul di depanku!"
BERSAMBUNG
Anak terong belagu amat. Hehehe ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
komalia komalia
di kira pemeran utama nya cantik banget bibir merah jambu ini bibit hitam kecoklatan
2024-02-05
2
Lilisdayanti
terong cabean,,makanya bawa an,,nya emosi Mulu,,kepanasan kali ya 🤔
2023-12-11
1
HNF G
terong kukus 🤭🤭
2023-11-02
1