Melarikan Diri

Arden tidak dapat berkonsentrasi dari pekerjaannya saat ini. Bayangan Kayla bersama Steve terus memenuhi isi kepalanya. Ia tidak mungkin jatuh cinta kepada Kayla. Teman bermainnya sejak kecil tidak termasuk dalam kriteria wanita idaman.

Arden menyukai wanita dengan tubuh sintal. Wajah cantik dan tinggi. Sayangnya Kayla termasuk. Tubuh perempuan itu sintal, mempunyai wajah cantik dengan tinggi seratus enam puluh centimeter.

Arden paling suka melihat Kayla memakai terusan ketat. Bagian belakangnya sangat besar. Terlihat padat. Jika ditepuk dengan tangan, oh, betapa sangat menakjubkan.

Bagian depan tubuh Kayla juga besar. Jika Arden membenamkan wajah di antara dua belahan itu nantinya, ia akan merasakan kehangatan yang maha dahsyat.

"Sial! Aku malah membayangkan bentuk tubuhnya." Arden mengebrak meja. "Tidak bisa begini. Aku harus segera pulang ke Amerika. Terserah mama dan papa menolak keinginanku. Besok, eh, tidak! Aku harus pulang lusa."

Tekad Arden sudah bulat. Ia harus segera pergi demi kebaikannya sendiri. Kayla juga sudah menganggapnya orang asing, dan satu hal yang menguatkan keinginan Arden untuk pergi adalah, ia selalu mencari gara-gara jika bertemu Steve dan Kayla.

Arden menyadari itu semua. Ia memang bersikap seperti anak kecil. Ia harus pergi untuk mengubah semua perilaku buruknya. Melupakan kenangan tentang Kayla, mencari sosok wanita yang benar-benar ia inginkan tentunya.

Ruangan diketuk. Arden berdecak karena suara itu membuyarkan rencana kepergiannya. Arden berseru agar orang di luar masuk, tetapi sosok yang datang adalah wanita yang Arden pikirkan tadi.

"Selamat pagi, Tuan. Saya ingin minta tanda tangan proposal tentang laporan penjualan alat berat," kata Kayla.

Perusahaan Kevin juga menyediakan jual beli alat berat untuk proyek. Selain itu, perusahaan yang diberi nama KK Corporation juga bergerak dibidang makanan.

"Letakkan saja di situ. Aku akan menandatanganinya nanti," ucap Arden.

"Saya memerlukannya sekarang, Tuan."

Arden memandang Kayla. "Jangan karena kamu mengenalku, maka kamu bisa bersikap seenaknya."

"Aku masih menghormatimu sebagai atasan."

Arden bangun dari duduknya, berjalan mendekati Kayla. "Telingamu tuli? Aku bilang letakkan saja di situ."

"Kamu selalu mencari gara-gara denganku, Arden! Sebenarnya apa salahku?"

Arden menatap Kayla. Pandangannya turun ke leher di mana ada syal yang membelit di sana. Arden menarik kain itu, terlihat dua bekas kecupan.

"Arden! Kamu sudah sangat keterlaluan!" ucap Kayla.

Arden mengepal. "Aku akan menandantangani berkasnya."

Arden mengambil bolpoin, membuka berkas warna merah, lalu membubuhkan tanda tangan di sana. Ia menyerahkan berkas itu kepada Kayla.

"Pergilah," kata Arden.

"Terima kasih," ucap Kayla.

"Kay!" panggil Arden.

Kayla berhenti melangkah. "Apa lagi?"

"Lusa, aku akan pulang ke Amerika."

"Semoga kamu selamat sampai di tujuan," ucap Kayla, lalu menarik gagang pintu kemudian keluar.

"Dia sungguh tidak mengharapkanku," ucap Arden.

...****************...

Elena, Kevin menatap putra semata wayangnya. Arden pulang ke rumah hanya ingin mengatakan akan kembali ke Amerika padahal kesepakatan awal ia akan pergi setelah semua pekerjaan selesai.

"Di mana tanggung jawabmu?" tanya Kevin.

"Papa bisa mencari penggantiku."

"Kamu kira segampang itu? Kamu bilang akan pulang setelah pekerjaan selesai. Lalu ini secara tiba-tiba ingin ke Amerika besok lusa."

"Davin bilang kamu punya kekasih?" tanya Elena. "Kamu tidak ragu untuk meninggalkannya? Kamu bahkan belum mengenalkannya pada kami."

Arden bingung ingin menjelaskan hubungannya bersama Lauren. Jika ia mengatakan Lauren adalah teman saling menghangatkan, maka Elena akan marah. Ibunya paling tidak suka Arden bersikap seperti itu.

"Hanya teman, Ma. Kalau Arden yakin, maka Arden akan memperkenalkannya kepada kalian."

"Ya sudahlah. Jika kamu memang lebih suka tinggal di Amerika, maka pergi saja," kata Kevin.

"Nak, sebenarnya ada apa? Kamu ada masalah?" tanya Elena.

"Tidak ada, Ma. Arden memang ingin tinggal di Amerika."

"Biarkan, El. Arden sudah dewasa. Dia mau ke mana saja, terserah," kata Kevin.

"Mama akan telepon Aretha. Kita harus buat acara untuk mengantar Arden."

Akhirnya, Arden diizinkan pulang ke Amerika. Negeri Paman Sam akan membuatnya lepas dari bayang-bayang Kayla.

...****************...

Besok malamnya, semua berkumpul di rumah Kevin. Kepergian Arden yang tiba-tiba jelas sangat mengejutkan bagi keluarga. Aretha merasa ada sesuatu yang membuat saudaranya pergi melarikan diri.

"Kamu tidak ingin jujur padaku?" kata Aretha.

"Apa yang harus aku katakan?"

"Tiba-tiba saja ingin kembali ke Amerika."

"Bukannya aku harus kembali?" tanya Arden.

Aretha menatap Arden seksama. "Kamu menyukai Kayla, kan? Aku tau, Ar. Kamu itu suka padanya."

"Kamu memang sangat cocok bersama Davin. Kalian sangat pandai menerka hati orang lain, tetapi tebakan kalian sangat salah."

"Kamu hanya melarikan diri dengan kembali ke luar negeri."

"Sudahlah, Are. Terserah kamu berpikir apa tentangku. Aku hanya ingin kembali ke sana saja," ucap Arden. "Lebih baik aku berkumpul bersama lainnya."

Kayla datang bersama Steve ke kediaman Kevin. Orang tua dan para sahabat tengah berkumpul bersama, dan Kayla tidak akan melewatkan acara seperti ini.

"Steve, mari duduk bersama kami," ucap Raka.

"Iya, Paman," sahut Steve.

Steve duduk bersama kumpulan Kevin, Dean, Raka, Davin serta Arden. Sementara Kayla telah berkumpul bersama para wanita.

"Kamu enggak keberatan Kayla dibawa oleh calon menantumu ini?" tanya Dean kepada Raka.

"Apa boleh buat? Kayla sudah jatuh hati pada Steve."

"Anak-anak suka tinggal di luar negeri. Arden malah ingin kembali, Steve juga," sahut Kevin.

"Jangan katakan kekasihmu di sana tengah merindukanmu, Ar," ucap Dean.

Arden menyengir. "Arden masih suka perempuan lokal."

"Kekasihmu tidak marah, kamu pergi?" tanya Davin.

Arden tertawa. "Aku akan memintanya menyusul."

"Kurasa Arden punya kekasih lain di sana," sahut Steve.

Arden menatap Steve. "Sepertinya kamu sangat tau tentang diriku?"

Davin tertawa kecil. "Arden bilang belum ingin berkomitmen. Dia masih mencari pasangan yang pas." Ada apa dengan mereka berdua?

Selagi para orang tua bicara, Aretha menarik Kayla ke ruang dapur. Ia yakin sekali, kepergian Arden yang tiba-tiba karena ada sangkut pautnya dengan Kayla.

"Kalian bertengkar?" tanya Aretha.

"Memangnya kami pernah akur? Di kantor saja dia berani mengangguku."

"Ada apa?" tanya Aretha.

Kayla menceritakan peristiwa tentang Arden yang berkunjung ke apartemennya, lalu kejadian di kantor, dan wanita yang selalu bersama pria itu.

"Aku tidak mengira Arden sampai separah itu mengejekmu," kata Aretha.

"Apa kamu mengira Arden pergi karena aku?" tanya Kayla.

"Bukan begitu, Kay. Saudaraku tiba-tiba saja ingin kembali ke Amerika."

Sebenarnya aku juga penasaran. Kenapa dia tiba-tiba ingin ke luar negeri? "Maaf, Are. Aku sudah memutuskan untuk menjaga jarak dari Arden. Bagiku tidak ada teman bernama Arden dalam hidupku."

Bersambung

Terpopuler

Comments

May Keisya

May Keisya

Arden suka yg bohay2😂,,,yg bohay itu lbh seksi😂

2022-10-18

1

Fenty Izzi

Fenty Izzi

heeeemmm mereka berdua mempertahankan ego masing2😔😔😔

2022-06-05

0

Windi Hera Santika

Windi Hera Santika

rumit rumit....😣😣😣

2022-06-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!