Usulan Ghozi

Setelah semua di sepakati, Salma memutuskan untuk tinggal di pesantren sebagai santri biasa meski sebenarnya akan sangat sulit, tapi Salma berusaha menerima takdirnya dengan lapang dada.

"Ummi, apa aku boleh pulang dulu untuk mengemas barang-barang yang akan aku bawa?" tanya Salma.

"Boleh, Nak, nanti biar Ghozi yang akan mengantarmu." Jawab Ummi dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

"Tari, temani aku pergi berkemas ya," pinta Salma.

"Siap, aku pasti akan menemanimu," jawab Tari.

"Nanti ba'da isya' jangan lupa ke sini Salma! karena Ummi mau ngadain tahlil untuk Ibumu," Ummi kembali berpesan sebelum Salma akhirnya pergi menuju rumahnya.

Sepanjang perjalanan Ghozi hanya berani mencuri pandang pada Salma, melihat wajah Salma yang teduh dan kini penuh dengan ketegaran memberikan ketenangan tersendiri di hati Ghozi, entah mengapa perasaannya menghangat saat bisa memandang wajah Salma.

"Maaf, Mas Ghozi bisa tidak berhenti sebentar di persimpangan depan?" celetuk Tari dengan nada sopan.

"Baik," jawab Ghozi singkat.

"Kamu mau ke mana Tari?" tanya Salma.

"Aku mau ambil barang di rumah, sebentar saja, apa kamu gak apa-apa?" jawab Tari.

"Astaghfirullah, aku sampai lupa kalau rumahmu dekat persimpangan," ucap Salma.

"Udah, jangan banyak fikiran! sampai rumahku aja lupa," Tari mengusap pelan pundak Salma.

Mobil terus melaju sampai di persimpangan Ghozi benar-benar berhenti seperti yang di minta oleh Tari.

"Tunggu sebentar Ya!" pinta Tari kemudian berhambur keluar mobil meninggalkan Salma dan Ghozi yang masih berada di dalam mobil.

"Ada es degan, apa kamu mau minum?" tawar Ghozi saat melihat Salma hanya diam sambil menatap keluar jendela.

"Tidak, terima kasih," Salma menolak tawaran Ghozi.

"Aku tahu kamu belum makan atau minum apapun sejak tadi, ketahuilah jika menerima takdir dan melewati ujian itu juga butuh tenaga Mbak Salma," tutur Ghozi yang berhasil mengalihkan perhatian Salma.

"Baiklah, aku mau es degan tapi kamu yang bayar, soalnya tadi aku tidak sempat bawa apapun, barang-barang dan dompetku tertinggal di rumah Ummi," Salma merasa apa yang di katakan Ghozi memang ada benarnya hingga dia memutuskan untuk menerima tawaran Ghozi.

"Tenang saja, biar aku yang traktir, ayo turun!" ajak Ghozi dengan hati penuh bunga-bunga karena Salma menerima ajakannya.

Dengan langkah ringan Ghozi berjalan menuju stand penjual es degan setelah memarkirkan mobilnya di tempat yang tepat. Sedang Salma hanya mengikutinya dari belakang.

Saat ini Salma memang tak membawa apapun karena barang-barang yang dia bawa waktu di rumah sakit dia tinggal di rumah Ummi, begitu juga dengan dompetnya.

"Minumlah!" Ghozi menyodorkan segelas es degan yang terlihat begitu segar dan menggiurkan ke arah Salma yang masih sempat melamun.

"Jangan suka melamun! tidak baik untukmu dan kesehatan jiwamu," ucap Ghozi.

"Aku tidak melamun," elak Salma.

"Diam mematung seperti tadi juga termasuk melamun Mbak Salma," ujar Ghozi.

"Bisa tidak, jangan panggil Mbak! aku tidak setua itu sampai harus di panggil Mbak," Salma yang baru menyadari panggilan Ghozi mulai melakukan protes dengan panggilan yang di sematkannya.

"Jika aku hanya memanggil namamu, apa itu artinya kita bisa berteman?" tanya Ghozi dengan penuh harapan, inilah yang sejak kemarin di tunggu oleh Ghozi, dengan penuh kesabaran Ghozi menunggu Salma menerimanya sebagai teman, karena itulah hal pertama yang bisa Ghozi lakukan agar bisa lebih dekat dengannya.

"Baiklah, kita berteman," jawab Salma, sejak pertama bertemu, Salma merasa jika Ghozi orang yang baik, karena itulah dia mau menerimanya sebagai teman.

Ghozi hanya tersenyum menunjukkan deretan giginya yang putih menanggapi ucapan Salma, sungguh awal yang indah, dan dia berharap semuanya akan berakhir indah pula.

"Astaghfirullah, kalian malah enak-enakan minum es degan di sini, kau tahu Salma dari tadi aku nyariin kamu ke mana-mana tapi gak ketemu, mobilnya juga pindah tempat," protes Tari yang baru saja sampai.

"Maaf, tadi Ghozi mengajakku minum es degan dulu sambil menunggumu," tutur Salma.

"Duduklah sebentar! kita minum dulu sebelum melanjutkan perjalanan," sahut Ghozi yang kini sudah berdiri berjalan mendekat ke arah sang penjual untuk memesan satu gelas es degan lagi untuk Tari.

Ketiganya kembali duduk di kursi yang sudah di sediakan oleh pemilik warung, Salma terdiam menatap Tari yang kini menikmati es degan di hadapannya hingga muncullah satu ide di kepala Salma.

"Tari!" panggil Salma.

"Hm, kenapa?" sahut Tari.

"Bagaimana kalau kamu ikut tinggal di pesantren?" tawar Salma.

"Tinggal di pesantren bagaimana maksudmu?" Tari semakin bingung dengan ucapan Salma.

"Kamu kan tinggal sendiri di sini, dari pada sendiri lebih baik tinggal bersamaku di pesantren," usul Salma.

Tari seorang gadis korban broken home, ayah dan Ibunya telah lama bercerai, dan mereka sudah bahagia dengan kehidupan mereka masing-masing, awalnya Tari tinggal bersama sang Nenek mengandalkan kiriman uang dari Ayah dan Ibunya, tapi setahun terakhir kiriman dari keduanya berkurang karena sang Nenek telah meninggal dunia, Tari berjualan online dan gorengan yang dia titipkan di warung-warung untuk menyambung hidup, nasibnya hampir sama dengan Salma memiliki ekonomi yang bisa di bilang pas-pasan.

Tari merupakan sosok pribadi yang tangguh dan pantang menyerah, dan dia telah menjadi sahabat Salma selama tiga tahun lebih tepatnya saat keduanya masih sekolah sampai sekarang, meskipun hanya lulusan SMP tapi keduanya sangat bersyukur masih bisa bersekolah dan mengenyam nikmatnya menjadi seorang murid.

"Kalau aku ikut jadi santri, bagaimana aku bisa bertahan hidup di sana Salma?" tanya Tari yang bingung dengan usulan Salma.

"Bener juga, aku sendiri masih menumpang dan berencana jadi haddam agar bisa makan di sana," lirih Salma dengan ekspresi wajah penuh kecewa.

"Maaf, sebagai seorang teman, apa aku boleh memberi saran," sela Ghozi yang sejak tadi hanya diam sambil mendengar dan memperhatikan percakapan kedua gadis di hadapannya itu.

"Silahkan!" jawab Salma.

"Jika kalian memang ingin tinggal bersama di pesantren menurutku akan lebih baik, soal bertahan hidup kalian bisa bekerja di kantin, nanti biar aku yang bantu ngomong sama Ummi dan Abah, aku yakin mereka akan setuju dengan apa yang aku usulkan," usul Ghozi yang di sambut dengan kebingungan oleh Salma dan Tari.

"Aku kok jadi bingung ya? maksud kamu itu bagaimana?" tanya Tari.

"Begini, di pesantren setiap santri akan makan di kantin. Di mana pesantren sudah menyediakan kantin khusus untuk para santri makan dengan menukarkan kupon yang di belikan orang tua mereka, kebetulan dua hari yang lalu kariyawan Ummi yang bertugas membantu Mbok Iyem memasak dan menyiapkan makan untuk para santri menikah dan tak kembali, dan kalian bisa menggantikan mereka bekerja, bagaimana?" Ghozi menjelaskan apa yang terjadi dan mengusulkannya pada Salma dan Tari.

Terpopuler

Comments

Rinjani

Rinjani

wah 2 sahabat yg ketemu dan hidup sama2 susah

2022-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 Kabar Mengejutkan
2 Menemani Ibu Salma
3 Kepergian Ibu Salma
4 Usulan Ghozi
5 Tari Ikut Tinggal Di Pesantren
6 Putera Ummi
7 Belajar Mengaji Bersama Ummi
8 Rencana Ummi
9 Belajar Bersama Ghozi
10 Kafa Dan Kebiasaannya
11 Balap liar
12 Rencana Perjodohan
13 Ummi Ingin Bicara
14 Permintaan Ummi
15 Nasehat Ghozi
16 Siapa Nabila, Ummi?
17 Kisah Tentang Kafa
18 Makan Bersama Ummi Dan Abah
19 Nasi goreng Buatan Salma
20 Syarat Dari Salma
21 Ummi Penyelamat
22 Permintaan Kafa
23 Ummi memanggil
24 Rempeyek Buatan Ummi
25 Ajakan Ghozi Ke Rumahnya
26 Bertemu Umik (Ibu Ghozi)
27 Menjemput Kafa
28 Kedatangan Kafa
29 Malu
30 Masukan Dari Ghozi
31 Kebingungan Salma
32 Kafa Si Mulut Pedas
33 Jiwa Penasaran Kafa
34 Rasa Penasaran Kafa
35 Meminta Izin Pada Ummi
36 Bertemu Sania
37 Bertemu Kafa Di Cafe
38 Kafa Salah Faham
39 Bertemu Mantan
40 Mengungkapkan Rencana Perjodohan
41 Kedatangan Intan
42 Izin Menginap
43 Kesempatan Balas Dendam
44 Hukuman Dari Kafa
45 Pengakuan Intan
46 Amarah Ummi
47 Memutuskan Hubungan
48 Rasa Penasaran Abah
49 Ummi Dan Abah
50 Rasa Syukur Salma dan Tari
51 Pinangan Ghozi
52 Keras Kepala
53 Mimpi Kafa
54 Istilah Anak Gaul
55 Rasa Penasaran Kafa
56 Pergi Ke Makam
57 Mencoba Gamis
58 Mimpi Yang Konyol
59 Pertemuan Salma Dan Kafa
60 Makan Malam Bersama
61 Mengisi Tenaga
62 Menemui Kafa
63 Pertanyaan Kafa
64 Keputusan Kafa
65 Emosi Yang Tiba-tiba
66 Keanehan Perasaan Kafa
67 Membuat Salma Emosi
68 Mulut Pedas
69 Alergi Kafa
70 Mie Goreng Spesial
71 Rencana Ke Butik
72 Pengaruh Ghozi
73 Pergi Ke Butik
74 Memilih Gaun
75 Ghozi Dan Kafa
76 Si Keras Kepala
77 Sudut Hati Tari Yang Terluka
78 Curhatan Ghozi dan Tari
79 Hari Pertunangan
80 Pandai-Pandailah Memilih Kawan
81 Ide Licik Mbok Bat
82 Kafa yang menyebalkan
83 Adik Ummi
84 Bertemu Khizkil
85 Bersabar
86 Bertemu Keponakan Ummi
87 Sikap Alif
88 Bola-Bola Tahu Rambutan
89 Gengsi Kafa
90 Peringatan Kafa
91 Harapan Sederhana Salma
92 Kafa Keceplosan
93 Mencintai Tanpa Di Cintai
94 Tari dan Ghozi
95 Titah Kafa
96 Rasa Senang Ummi
97 Salma Menguping
98 Flash Back Ghozi dan Zia
99 Keanehan Ghozi
100 Sahabat Terbaik
101 Salma Sakit
102 Salma Masuk Rumah Sakit
103 Menjemput Ummi
104 Ancaman Intan
105 Keterkejutan Tari
106 Kehidupan Yang Pahit
107 Mulut Lemes Tanpa Rem
108 Penyesalan Kafa
109 Harapan Salma
110 Izin Ummi
111 Perhatian Ummi
112 Syarat Dari Ummi
113 Kegalauan Kafa
114 Kafa Dan Salma
115 Masalah Kafa
116 Permintaan Salma
117 Rencana kepulangan Salma
118 Salma Pulang
119 Rasa Syukur Salma
120 Menempati Kamar Kafa
121 Rasa syukur Ghozi
122 Pesan Dari Intan
123 Ganti Baju Atau Luluran?
124 Salma memilih gaun
125 Pilihan yang Tepat
126 Saling Memguatkan Hati
127 Salma Gugup
128 Sah
129 Resepsi
130 Senyum Bahagia Ummi
131 Dekorasi kamar
132 Rasa penasaran Ummi
133 Sok Imut atau memang imut
134 Kesiangan
135 Malu
136 Dasar Aneh
137 Titah Kafa
138 Terima kasih Ummi
139 Terkejut
140 Berpamitan Pada Tari
141 kartu dari Kafa
142 Kesaktian Tembus Pandang
143 Posisi Rawan
144 Subuh Penuh Tragedi
145 Pesan Ummi untuk Salma
146 Permintaan Umik
147 Berangkat Ke Kota
148 Kepergian Kafa Yang Tiba-tiba
149 Tanda adanya Benih-benih
150 Merasa Asing
151 Rasa Jengkel Salma
152 Berkeliling Rumah
153 Enaknya Jadi Orang Kaya
154 Kafa Yang Jahil
155 Makan Bersama
156 I Siapa Mas Kafa?
157 Saat-Saat Indah Di Pesantren
158 Heran?
159 Takut Jadi Obat Nyamuk
160 Gelang Untuk Salma
161 Intan Pembawa Emosi
162 Tugas Ghozi
163 Ketika Mantan bertemu dengan istri
164 Sejak Kapan Mas Kafa Mencintai Salma?
165 Apa kamu cemburu dengannya?
166 Keselamatanmu adalah Prioritasku
167 Sayang
168 Pesanan Ghozi
169 Belanja Bersama
170 Sarapan Bersama
171 Adek Salma
172 Rencana Salma
173 Ide Salma
174 Belajar Memasak
175 Gamis Untuk Intan
176 Apa Mas Kafa Mengizinkanku?
177 Kafa Meminta Haknya
178 Rindu Pada Sang Sahabat
179 Bantuan Dari Ghozi
180 Sikap Aneh Kafa
181 Malam Yang Indah
182 Perlakuan Manis Kafa
183 Perdebatan Di Pagi Hari
184 Apa Masih Sakit?
185 Rasa Sebel Salma
186 Salma Memilih Mbok Sumik
187 Car free day
188 Salah Faham
189 Kafa Bad Mood
190 Nasehat Ghozi
191 Salma Sakit
192 Memasak Untuk Salma
193 Intan Yang Keras Kepala
194 Perhatian Kafa
195 Minum Obat
196 Mencari Kafa
197 Diam Di Rumah
198 OKB (Orang Kaya Baru)
199 Kesiangan
200 Perjalanan Ke pantai
201 Laut lepas
202 Tatapan Kafa
203 Suara Perut Salma
204 Menyiapkan makan untuk Salma
205 Jangan Berisik!
206 Tunggu Sayang!
207 Millikku juga milikmu
208 Pengganggu
209 Aku Mau Makan Kamu
210 Menunggu kepastian Kafa
211 Keraguan Di Hati Intan
212 Tantangan dari Intan
213 Ratu Bagi Kafa
214 Aku Bukan Bahan Taruhan
215 Cukup Sudah
216 Pelan-pelan Mas!
217 Belajar Motor
218 Cerita Salma part 1
219 Cerita Salma part2
220 Pergi Ke Tokoh
221 Kariyawan Baru
222 Bonus Untuk Iwan
223 Kafa Hampir hilang kendali.
224 Ghozi Berpamitan
225 Protes Salma
226 Kalah Taruhan
227 Ghozi bertemu dengan Sasa
228 Jiwa Kepo Ummi Meronta
229 Kekhawatiran Ghozi
230 Ummi Bisa Saja
231 Tingkah Lucu Sasa
232 Ghozi Pulang
233 Meminta Restu Umik
234 Love You My Wife
235 Oleh-oleh Untuk Tari dan Ummi
236 Takdir Yang Tidak Bisa Di Ubah
237 Mengejar Mimpi
238 Perhatian Kafa
239 Makan Soto Ayam Bersama Ummi
240 Penampilan bukan jaminan
241 Rencana Licik Ghozi
242 Karya indah buatan Kafa
243 Meeting Di Hotel
244 Menginap Di Hotel
245 Berenang bersama
246 Pergi Ke Mall
247 Sok Tampan
248 Kafa Kelimpungan
249 Emosi Kafa
250 Cukup Mas!
251 Pilihan Tari
252 Ulang tahun Sasa
253 Ulang Tahun Sasa
254 Ghozi Kelimpungan
255 Perubahan Kafa
256 Narsis
257 Latihan
258 Kafa Panik
259 Sasa Membujuk Tari
260 Perjalanan Ke Kota
261 Ummi Terkejut
262 Desakan Tari
263 Doaku Selalu Bersamamu
264 Kamu Kenapa tadi?
265 Di Panggil Ummi!
266 Semangat Sayang
267 Pertandingan
268 Perasaan Intan
269 Ummi Sakit Perut
270 Aku Tidak Secantik Itu Mas
271 Jalan-jalan Di Taman
272 Di Taman
273 Martabak Untuk Ummi
274 Salma Kelelahan
275 Rasa Syukur Kafa
276 Dugaan Hamil
277 Kejujuran Ghozi
278 Salma Yang Manja
279 Steak Ayam
280 Siap Tuan Putri
281 Semangat Tari
282 Prioritas
283 Periksa
284 Salma Hamil
285 Tawaran Kafa
286 Aku Percaya Padamu
287 Kedatangan Kevin
288 Teman SMP
289 Niat Baik Ghozi
290 Keraguan Kafa
291 Restu Umik
292 Do'a Abah
293 Kedatangan Umik
294 Keterkejutan Umik
295 Bantuan Ummi
296 Menemui Ayah Tari
297 Restu Ayah Tari
298 Restu Ibu kandung Tari
299 Salma yang Manja
300 Sopir Baru Umik
301 Rencana Pernikahan Umik
302 Sah
303 End
304 Bab 4
Episodes

Updated 304 Episodes

1
Kabar Mengejutkan
2
Menemani Ibu Salma
3
Kepergian Ibu Salma
4
Usulan Ghozi
5
Tari Ikut Tinggal Di Pesantren
6
Putera Ummi
7
Belajar Mengaji Bersama Ummi
8
Rencana Ummi
9
Belajar Bersama Ghozi
10
Kafa Dan Kebiasaannya
11
Balap liar
12
Rencana Perjodohan
13
Ummi Ingin Bicara
14
Permintaan Ummi
15
Nasehat Ghozi
16
Siapa Nabila, Ummi?
17
Kisah Tentang Kafa
18
Makan Bersama Ummi Dan Abah
19
Nasi goreng Buatan Salma
20
Syarat Dari Salma
21
Ummi Penyelamat
22
Permintaan Kafa
23
Ummi memanggil
24
Rempeyek Buatan Ummi
25
Ajakan Ghozi Ke Rumahnya
26
Bertemu Umik (Ibu Ghozi)
27
Menjemput Kafa
28
Kedatangan Kafa
29
Malu
30
Masukan Dari Ghozi
31
Kebingungan Salma
32
Kafa Si Mulut Pedas
33
Jiwa Penasaran Kafa
34
Rasa Penasaran Kafa
35
Meminta Izin Pada Ummi
36
Bertemu Sania
37
Bertemu Kafa Di Cafe
38
Kafa Salah Faham
39
Bertemu Mantan
40
Mengungkapkan Rencana Perjodohan
41
Kedatangan Intan
42
Izin Menginap
43
Kesempatan Balas Dendam
44
Hukuman Dari Kafa
45
Pengakuan Intan
46
Amarah Ummi
47
Memutuskan Hubungan
48
Rasa Penasaran Abah
49
Ummi Dan Abah
50
Rasa Syukur Salma dan Tari
51
Pinangan Ghozi
52
Keras Kepala
53
Mimpi Kafa
54
Istilah Anak Gaul
55
Rasa Penasaran Kafa
56
Pergi Ke Makam
57
Mencoba Gamis
58
Mimpi Yang Konyol
59
Pertemuan Salma Dan Kafa
60
Makan Malam Bersama
61
Mengisi Tenaga
62
Menemui Kafa
63
Pertanyaan Kafa
64
Keputusan Kafa
65
Emosi Yang Tiba-tiba
66
Keanehan Perasaan Kafa
67
Membuat Salma Emosi
68
Mulut Pedas
69
Alergi Kafa
70
Mie Goreng Spesial
71
Rencana Ke Butik
72
Pengaruh Ghozi
73
Pergi Ke Butik
74
Memilih Gaun
75
Ghozi Dan Kafa
76
Si Keras Kepala
77
Sudut Hati Tari Yang Terluka
78
Curhatan Ghozi dan Tari
79
Hari Pertunangan
80
Pandai-Pandailah Memilih Kawan
81
Ide Licik Mbok Bat
82
Kafa yang menyebalkan
83
Adik Ummi
84
Bertemu Khizkil
85
Bersabar
86
Bertemu Keponakan Ummi
87
Sikap Alif
88
Bola-Bola Tahu Rambutan
89
Gengsi Kafa
90
Peringatan Kafa
91
Harapan Sederhana Salma
92
Kafa Keceplosan
93
Mencintai Tanpa Di Cintai
94
Tari dan Ghozi
95
Titah Kafa
96
Rasa Senang Ummi
97
Salma Menguping
98
Flash Back Ghozi dan Zia
99
Keanehan Ghozi
100
Sahabat Terbaik
101
Salma Sakit
102
Salma Masuk Rumah Sakit
103
Menjemput Ummi
104
Ancaman Intan
105
Keterkejutan Tari
106
Kehidupan Yang Pahit
107
Mulut Lemes Tanpa Rem
108
Penyesalan Kafa
109
Harapan Salma
110
Izin Ummi
111
Perhatian Ummi
112
Syarat Dari Ummi
113
Kegalauan Kafa
114
Kafa Dan Salma
115
Masalah Kafa
116
Permintaan Salma
117
Rencana kepulangan Salma
118
Salma Pulang
119
Rasa Syukur Salma
120
Menempati Kamar Kafa
121
Rasa syukur Ghozi
122
Pesan Dari Intan
123
Ganti Baju Atau Luluran?
124
Salma memilih gaun
125
Pilihan yang Tepat
126
Saling Memguatkan Hati
127
Salma Gugup
128
Sah
129
Resepsi
130
Senyum Bahagia Ummi
131
Dekorasi kamar
132
Rasa penasaran Ummi
133
Sok Imut atau memang imut
134
Kesiangan
135
Malu
136
Dasar Aneh
137
Titah Kafa
138
Terima kasih Ummi
139
Terkejut
140
Berpamitan Pada Tari
141
kartu dari Kafa
142
Kesaktian Tembus Pandang
143
Posisi Rawan
144
Subuh Penuh Tragedi
145
Pesan Ummi untuk Salma
146
Permintaan Umik
147
Berangkat Ke Kota
148
Kepergian Kafa Yang Tiba-tiba
149
Tanda adanya Benih-benih
150
Merasa Asing
151
Rasa Jengkel Salma
152
Berkeliling Rumah
153
Enaknya Jadi Orang Kaya
154
Kafa Yang Jahil
155
Makan Bersama
156
I Siapa Mas Kafa?
157
Saat-Saat Indah Di Pesantren
158
Heran?
159
Takut Jadi Obat Nyamuk
160
Gelang Untuk Salma
161
Intan Pembawa Emosi
162
Tugas Ghozi
163
Ketika Mantan bertemu dengan istri
164
Sejak Kapan Mas Kafa Mencintai Salma?
165
Apa kamu cemburu dengannya?
166
Keselamatanmu adalah Prioritasku
167
Sayang
168
Pesanan Ghozi
169
Belanja Bersama
170
Sarapan Bersama
171
Adek Salma
172
Rencana Salma
173
Ide Salma
174
Belajar Memasak
175
Gamis Untuk Intan
176
Apa Mas Kafa Mengizinkanku?
177
Kafa Meminta Haknya
178
Rindu Pada Sang Sahabat
179
Bantuan Dari Ghozi
180
Sikap Aneh Kafa
181
Malam Yang Indah
182
Perlakuan Manis Kafa
183
Perdebatan Di Pagi Hari
184
Apa Masih Sakit?
185
Rasa Sebel Salma
186
Salma Memilih Mbok Sumik
187
Car free day
188
Salah Faham
189
Kafa Bad Mood
190
Nasehat Ghozi
191
Salma Sakit
192
Memasak Untuk Salma
193
Intan Yang Keras Kepala
194
Perhatian Kafa
195
Minum Obat
196
Mencari Kafa
197
Diam Di Rumah
198
OKB (Orang Kaya Baru)
199
Kesiangan
200
Perjalanan Ke pantai
201
Laut lepas
202
Tatapan Kafa
203
Suara Perut Salma
204
Menyiapkan makan untuk Salma
205
Jangan Berisik!
206
Tunggu Sayang!
207
Millikku juga milikmu
208
Pengganggu
209
Aku Mau Makan Kamu
210
Menunggu kepastian Kafa
211
Keraguan Di Hati Intan
212
Tantangan dari Intan
213
Ratu Bagi Kafa
214
Aku Bukan Bahan Taruhan
215
Cukup Sudah
216
Pelan-pelan Mas!
217
Belajar Motor
218
Cerita Salma part 1
219
Cerita Salma part2
220
Pergi Ke Tokoh
221
Kariyawan Baru
222
Bonus Untuk Iwan
223
Kafa Hampir hilang kendali.
224
Ghozi Berpamitan
225
Protes Salma
226
Kalah Taruhan
227
Ghozi bertemu dengan Sasa
228
Jiwa Kepo Ummi Meronta
229
Kekhawatiran Ghozi
230
Ummi Bisa Saja
231
Tingkah Lucu Sasa
232
Ghozi Pulang
233
Meminta Restu Umik
234
Love You My Wife
235
Oleh-oleh Untuk Tari dan Ummi
236
Takdir Yang Tidak Bisa Di Ubah
237
Mengejar Mimpi
238
Perhatian Kafa
239
Makan Soto Ayam Bersama Ummi
240
Penampilan bukan jaminan
241
Rencana Licik Ghozi
242
Karya indah buatan Kafa
243
Meeting Di Hotel
244
Menginap Di Hotel
245
Berenang bersama
246
Pergi Ke Mall
247
Sok Tampan
248
Kafa Kelimpungan
249
Emosi Kafa
250
Cukup Mas!
251
Pilihan Tari
252
Ulang tahun Sasa
253
Ulang Tahun Sasa
254
Ghozi Kelimpungan
255
Perubahan Kafa
256
Narsis
257
Latihan
258
Kafa Panik
259
Sasa Membujuk Tari
260
Perjalanan Ke Kota
261
Ummi Terkejut
262
Desakan Tari
263
Doaku Selalu Bersamamu
264
Kamu Kenapa tadi?
265
Di Panggil Ummi!
266
Semangat Sayang
267
Pertandingan
268
Perasaan Intan
269
Ummi Sakit Perut
270
Aku Tidak Secantik Itu Mas
271
Jalan-jalan Di Taman
272
Di Taman
273
Martabak Untuk Ummi
274
Salma Kelelahan
275
Rasa Syukur Kafa
276
Dugaan Hamil
277
Kejujuran Ghozi
278
Salma Yang Manja
279
Steak Ayam
280
Siap Tuan Putri
281
Semangat Tari
282
Prioritas
283
Periksa
284
Salma Hamil
285
Tawaran Kafa
286
Aku Percaya Padamu
287
Kedatangan Kevin
288
Teman SMP
289
Niat Baik Ghozi
290
Keraguan Kafa
291
Restu Umik
292
Do'a Abah
293
Kedatangan Umik
294
Keterkejutan Umik
295
Bantuan Ummi
296
Menemui Ayah Tari
297
Restu Ayah Tari
298
Restu Ibu kandung Tari
299
Salma yang Manja
300
Sopir Baru Umik
301
Rencana Pernikahan Umik
302
Sah
303
End
304
Bab 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!