Cahaya Cinta Salma
"Brakkk"
Suara benda yang saling beradu terdengar, begitu keras mencuri perhatian siapapun yang juga ikut melewati jalan kampung yang biasanya sepi, tapi saat ini ada acara pengajian yang di isi oleh seorang Kiyai terkenal alhasil, jalan sepi itu berubah jadi jalan yang cukup ramai.
"Astaghfirullah, kita menabrak orang Bah," lirih seorang wanita yang mungkin berusia empat puluh tahunan.
"Iya, Ummi, ayo turun!" sahut sang Kiyai yang akrab di panggil Abah itu.
"Bagaimana keadaannya Sulaiman?" tanya Abah pada santri sekaligus sopir pribadinya.
"Masih bernafas Abah," jawab Sulaiman.
"Cepat angkat dan bawa dia ke rumah sakit!" titah Abah sambil membantu menggendong seorang wanita yang terlihat lebih muda dari Ummi masuk ke dalam mobil. Dan Ummi sudah siap membuka juga duduk di jok belakang untuk memangku kepala korban.
"Sulaiman cepat! jangan sampai kita terlambat!" seru Ummi dengan nada panik bercampur bingung.
"Baik Ummi," jawab Sulaiman yang langsung memacu mobilnya setelah meminta bantuan seorang pemuda untuk melonggarkan jalan yang tertutup dengan sekian banyak orang yang melihat kejadian itu.
~
"Salma!, sal!" Suara panggilan Tari sahabat akrab Salman terdengar menggema di ruangan sempit yang di sebut ruang tamu oleh Salma.
Salma gadis cantik dengan kepribadian lembut dan penuh sopan santun juga cerdas, membuat siapapun jatuh hati padanya, tapi apa yang di milikinya tak seindah kehidupan yang harus dia jalani, setelah sang Ayah meninggal dia hanya hidup berdua dengan sang Ibu yang terkenal sedikit tempramental.
"Iya, Tari, ada apa?" sahut Salma yang baru saja selesai membersihkan badan dengan wajah yang terlihat cerah berseri meski tanpa menggunakan make up.
"Salma, Ibu kamu kecelakaan," tutur Tari, sang sahabat dengan ekspresi wajah yang terlihat masih panik Tari berjalan mendekat ke arah Salma.
"Kamu jangan bercanda! Ibuku tadi jualan di acara pengajian, bagaimana bisa beliau kecelakaan?" tanya Salma yang tak percaya jika sang Ibu kecelakaan.
Tadi pagi Salma membantu sang Ibu untuk berjualan sosis bakar dan burger mini di acara pengajian yang tak jauh dari rumahnya, dia sengaja pulang untuk membersihkan diri sebentar dan akan kembali untuk membantu sang Ibu.
"Aku mana pernah bercanda jika menyangkut hal sepenting ini Salma?" ucapan sang sahabat sukses membuat Salma luruh ke lantai, otot kakinya terasa begitu lemah tak mampu menahan beban tubuh yang tiba-tiba terasa berat.
"Ada di mana Ibuku sekarang?" tanya Salma dengan air mata yang sudah deras mengalir tanpa bisa di hentikan.
"Aku kurang tahu, tadi begitu banyak orang yang melihat, tapi yang aku tahu Ibumu sudah di bawa ke rumah sakit tapi entah rumah sakit yang mana," jawab Tari.
"Kenapa kamu membawa informasi setengah-setengah Tari? jika seperti ini aku harus mencarinya di mana?" Salma semakin bingung dengan apa yang terjadi, dia tetap duduk bersandar di lantai hingga seseorang datang dan mengucapkan salam.
"Assalamualaikum!" suara tegas seorang laki-laki terdengar di teras rumah mengalihkan perhatian kedua gadis yang terlihat bingung.
"Waalaikum salam," sahut Tari dan Salma hampir bersamaan.
"Kamu duduk saja! biar aku yang melihat siapa yang datang?" Tari yang melihat keadaan Salma memilih menahannya agar dirinya saja yang pergi dan melihat siapa yang datang.
"Maaf, anda siapa?" tanya Tari heran saat melihat seorang laki-laki muda, tampan dan berkarisma berdiri tepat di depan pintu memakai baju kokoh yang membuatnya semakin terlihat berkarisma.
"Perkenalkan saya Ghozi salah satu santri Ummi Aisyah, apa benar ini kediaman Salma?" jawab laki-laki itu yang ternyata bernama Ghozi.
"Benar, silahkan masuk! biar saya panggilkan Salma," Tari berjalan masuk mendahului Ghozi ambil memberi isyarat agar dia mengikuti langkahnya.
Ghozi yang mendengar ajakan Tari ikut berjalan masuk mengekor langkah Tari, kemudian duduk di kursi usang yang ada di ruang tamu setelah mendapat perintah dari Tari.
"Salma!" panggil Tari.
"Ada apa? Siapa yang datang?" sahut Salma menengadahkan kepala melihat ke arah Tari yang berdiri dihadapannya.
"Aku tidak mengenalnya, bahkan tak pernah melihay dia sebelumnya, tapi dia mencarimu, dia bilang namanya Ghozi santri dari Ummi Aisyah," Tari menjelaskan apa yang dia ketahui tanpa mengurangi ataupun menambahnya.
"Ghozi? Ummi Aisyah?" lirih Salma dengan ekspresi wajah bingung yang terlihat jelas di wajahnya.
"Iya, apa kamu mengenalnya?" tanya Tari.
"Enggak, aku bahkan baru denger sekarang, apa jangan-ja~" suara Salma terjeda, dia memandang lekat ke arah Tari. Begitupun sebaliknya, keduanya saling pandang memberi isyarat jika apa yang mereka fikirkan pasti sama, tanpa banyak bicara lagi, Salma langsung berdiri berjalan cepat menghampiri Ghozi yang masih setia duduk di kursi ruang tamu.
"Maaf, anda mencari saya ada apa?" tanya Salma saat sudah sampai di ruang tamu dan berdiri tepat di samping Ghozi.
Ghozi yang sejak tadi diam menunduk sambil memainkan ponselnya kini mulai menengadah melihat siapa yang sudah berdiri di hadapannya. Melihat seorang gadis dengan kulit putih bening dan bersih juga rambut panjang hitam tergerai dengan bibir merah jambu yang terlihat asli membuat Ghozi terdiam tk bisa lagi berkata, sungguh pahatan sempurna yang telah tercipta di hadapannya itu bisa membuat siapapun terpana.
"Khem," Salma yang merasa sedikit risih dengan tatapan Ghozi yang begitu lekat mengarah ke arahya langsung berdehem untuk menyadarkannya dan berhenti menatap dirinya.
"Eh, maaf, apa kamu yang bernama Salma?" tanya Ghozi setelah tersadar karena suara deheman Salma.
"Iya, dengan saya sendiri, kamu siapa? dan ada perlu apa kemari?" Salma menjawab pertanyaan Ghozi dengan pertanyaan lain.
"Perkenalkan nama saya Ghozi, saya santri dari Ummi Aisyah dan Abah yang menabrak Ibu Mbak Salma," Ghozi menjelaskan siapa dirinya dan tujuannya datang ke rumah Salma.
"Jadi benar, Ibuku kecelakaan?" Salma yang terlihat masih syok bercampur tak percaya kini kembali bertanya.
"Iya, Mbak Salma, maaf keluarga Ummi tidak sengaja menabrak Ibu Mbak yang sedang menyebrang," Ghozi mengatakan apa yang terjadi mencoba meyakinkan Salma yang terlihat ragu.
"Di mana Ibuku sekarang?" Salma terlihat begitu khawatir tapi tetap mengeluarkan suara lembut tanpa emosi, hal itu membuat Ghozi terkejut sekaligus kagum, ekspresi terkejut, takut dan khawatir bercampur jadi satu, tapi tutur kata Salma masih saja lembut.
"Ibu kamu sedang di rawat di rumah sakit dan saya di utus Ummi untuk menjemputmu ke sana." Jelas Ghozi.
"Baiklah, tunggu sebentar! saya mau siap-siap dulu." Pamit Salma berjalan masuk ke dalam kamar sambil menarik tangan Tari agar ikut bersamanya.
Melihat kepergian Salma dan Tari membuat Ghozi tersenyum manis melihatnya.
Perintah Ummi kali ini benar-benar perintah yang membawa keberuntungan, karena perintah Ummi membuat Ghozi bisa berkenalan dengan Salma, gadis cantik yang mampu menggetarkan hati Ghozi.
"Ayo berangkat!" Ujar Salma dan Tari yang terlihat sudah rapi.
Ghozi kembali terpanah saat melihat Salma menggunakan hijab di kepalanya. Dia kembali terdiam menatap Salma.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 304 Episodes
Comments
Cah Dangsambuh
baru sempet mampir eeee langsung suka
2024-11-02
0
Refsi Pratiwi
baca ke 3x ny dung, dan Alhamdulillah gak prnah bosen
2023-06-11
0
meE😊😊
jejakk
2023-01-20
0