"Baik, untuk pertemuan pagi ini kita cukupkan sampai di sini. Nanti jam dua kita masuk lagi. Masih di ruangan ini" ujar Bram menyebutkan jam berapa pertemuan kedua akan dilaksanakan.
Bram keluar dari ruangan kelas. Rinjani dan Ranti serta mahasiswi juga keluar setelah memastikan Bram sudah turun ke lantai dasar. Mereka semua akan istirahat dan makan siang. Setelah itu baru mereka akan naik kembali ke lantai empat gedung perkuliahan FBSS itu.
Rinjani dan Ranti berjalan menuju kantin yang terletak di dekat gedung rektorat universitas. Mereka berdua ingin memanjakan perut mereka hari ini.
"Serius mau makan di kantin darma wanita Jani?" tanya Ranti memastikan sekali lagi kalau memang kantin itu yang akan mereka tuju.
"Yup. Sekali sekali. Tenang aja, gue yang traktir elo. Gue baru dikirimin gaji asisten. Jadi, gue bisa traktir elo makan di sana." ujar Rinjani yang memang selalu mentraktir Ranti kalau gaji asisten Rinjani sudah keluar.
"Wow keren. Harusnya ke makan ayam goreng. Bukan ke kafe dharma wanita" ujar Ranti yang baru tau kalau dia akan ditraktir oleh Rinjani.
"Itu untuk makan malam. Pokoknya dua kali makan hari ini, gue yang traktir elo" ujar Rinjani yang memang rencananya akan membawa Ranti ke mall untuk membeli ayam bucket untuk makan malam mereka di kos.
Rinjani kemudian memesan nasi soto dan segelas es teh untuk pelepas dahaga. Sedangkan Ranti memesan nasi goreng spesial dan jus jeruk untuk minumannya. Mereka kemudian memilih duduk di meja yang terletak di bawah pohon yang rindang.
Rinjani mengeluarkan ponsel miliknya yang dari tadi di simpan di dalam tas ranselnya saat perkuliahan Pragmatik dengan dosen Bram berlangsung.
Ternyata di layar ponselnya sudah ada tiga panggilan tak terjawan dari Bayu dan beberapa pesan chat dari Bayu. Rinjani membuka pesan chat dari Bayu itu.
'Iya sayang, hati hati kuliahnya ya' pesan chat pertama yang merupakan balasan dari pesan chat yang dikirim oleh Rinjani tadi pagi. Hal itu bisa dipastikan oleh Rinjani saat melihat jam berapa Bayu mengirim balasan chat.
'Sayang, aku dinas dulu ya. Nanti jam istirahat kamu, kamu bisa menghubungi aku' pesan chat kedua.
"Yes" ujar Rinjani bersemangat saat membaca kalau dia bisa menghubungi Bayu saat Rinjani sedang istirahat.
Rinjani kemudian menghubungi nomor ponsel Bayu. Rinjani menunggu beberapa saat sampai panggilannya diangkat oleh Bayu.
"Hallo sayang, gimana kuliahnya?" ujar Bayu yang yakin sekarang Rinjani sedang menunggu pesanan makan siangnya, makanya Bayu tidak bertanya apakah Rinjani sudah makan atau belum.
"Kuliahnya aman sayang. Yang nggak aman itu Ranti" ujar Rinjani yang mulai akan mengosippan Ranti kepada Bayu.
Ranti menatap Rinjani dengan tatapan tajam. Dia akan kembali menjadi topik pembicaraan antara Rinjani dan Bayu.
"Kalian berdua tetap ya, pas ndak ada topik, pasti gue jadi topiknya" ujar Ranti sambil geleng geleng kepala melihat kelakuan Rinjani.
"Ranti nggak aman kenapa sayang?" tanya Bayu yang mengikuti apa keinginan Rinjani untuk membahas tentang Ranti.
"Dia tadi duduk di barisan paling depan kuliah dengan dosen yang disukainya sayang" ujar Rinjani memulai gosipnya tentang Ranti kepada Bayu.
Rinjani memasang load speaker ponsel miliknya. Tujuannya agar Ranti juga mendengar apa yang dikatakan oleh Bayu.
"Jadi, Ranti juga bisa suka sama seseorang sayang? Aku kira masih belum move on" ujar Bayu yang juga tau kalau Ranti pernah patah hati karena ditinggal kawin kekasihnya yang pacaran udah lama itu.
"Kali ini kalau dapat dia nggak hanya jagain dan besarin jodoh orang sayang" lanjut Bayu yang ternyata sama dengan Rinjani hobby membully Ranti.
"Yey, Bayu jangan ngadi ngadi ya. Aku udah move on" sambar Ranti yang nggak mau di bully lagi.
"Ya yayayaya. Untung udah move on, kalau belum waduh susah" jawab Bayu dengan gamblang nya.
Pesanan makan siang Rinjani dan Ranti telah disajikan oleh pelayan kantin.
"Sayang, aku makan dulu ya. Nanti kita lanjutin lagi. Kamu udah makan belum?" tanya Rinjani yang ingat belum ada bertanya tentang Bayu dari tadi.
"Udah sayang. Aku juga mau ngelatih lagi. Nanti kalau udah selesai aku telpon ya. Kamu selesai kuliah jam empatkan ya?" ujar Bayu bertanya kepada Rinjani.
"Iya sayang jam empat. Nanti aku ajalah yang ngubungin kamu." ujar Rinjani.
"Sip" jawab Bayu.
Rinjani kemudian memutuskan panggilannya dengan Bayu. Rinjani dan Ranti makan menu makan siang yang tadi telah mereka pesan. Satu jam lagi perkuliahan akan di mulai kembali.
"Tau gak Jani, rasanya nasi goreng kafe ini lebih enak dibandingkan hari hari biasanya" ujar Ranti kepada Rinjani.
"Serius loe? Nyesel gue nggak mesan itu tadi. Nasi sotonya rasanya biasa aja. Ngapain gue nggak mesan yang sama dengan yang loe pesan ya" ujar Rinjani yang terbawa oleh perkataan dari Ranti.
"Nasi soto loe rasanya biasa aja, karena loe yang bayar. Kalau nasi goreng gue jadi luar biasa enak, karena dibayarin elo" ujar Ranti membalas perkataan dari Rinjani tadi.
"Yey. Sarap loe. Gue kira beneran nasi gorengnya tambah enak ternyata boong" ujar Rinjani sambil memukul lengan Ranti.
"Dasar loe hobby gratis" lanjut Rinjani yang kesal dengan Ranti.
"Hahahahahahaha" Ranti tertawa puas karena bisa membalas apa yang dilakukan Rinjani tadi kepada dirinya.
Mereka berdua kembali menuju gedung perkuliahan. Kuliah sesi berikutnya akan dimulai. Perkuliahan dengan dosen yang sama, yaitu dosen ganteng yang kayaknya menaruh hati kepada Ranti.
Ranti berjalan dengan bergegas menuju ruangan perkuliahan. Dia tidak ingin duduk paling depan lagi. Cukup selama empat jam dia duduk di depan tepat di depan dosen yang membuat Ranti gerogi selama perkuliahan berlangsung.
"Woy bro, loe udah nggak sabaran lagi pengen ketemu Pak Bram ya. Makanya jalan bergegas banget, kayak di kejar hantu loe" ujar Rinjani mulai lagi usil kepada Ranti.
" Iya, gue nggak tahan lagi mau bertemu Bapak ganteng yang sangat pintar itu. Makanya gue jalan kayak dikejar hantu" ujar Ranti mengiyakan saja apa yang dikatakan oleh Rinjani kepada dirinya.
Ranti tidak sadar kalau ada Bram berjalan di belakang mereka berdua. Bram tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Ranti.
" Emang kalau dosen Bram suka sama loe, loe juga akan mau?" tanya Rinjani sengaja memancing Ranti.
Rinjani tadi sempat melirik Bram yang ada di belakang mereka. Rinjani sudah tau kalau Bram menyukai Ranti, makanya Rinjani sengaja memancing mancing Ranti untuk ngomong apa adanya.
"Kalau memang dosen ganteng dan pintar itu nembak gue ya Jani, gue pastikan gue akan langsung nerima Dosen itu. Gila aja kali loe mau gue tolak. Udahlah ganteng pinter lagi." ujar Ranti memuji Bram di dekat orangnya langsung.
"Oh oke. " jawab Rinjani.
Mereka berdua telah sampai di depan ruang perkuliahan. Rinjani duduk di tempatnya tadi, karena di papan tulis telah terpampang pengumuman untuk duduk di kursi yang sama dengan perkuliahan pagi.
"Nasib gue apes" ujar Ranti.
"hahahahahaha" Rinjani tertawa ngakak mendengar keluhan Ranti
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments