Jadi total semuanya delapan puluh enam ribu Bang." ujar pelayan kafe menyebutkan nominal harga yang harus dibayarkan oleh Bayu.
Bayu memberikan uang pecahan seratus kepada kasir. Kasir mengambil kembalian uang Bayu. Setelah selesai proses pembayaran, mereka berdua berjalan menuju mobil dengan bergandengan tangan. Bayu sama sekali tidak pernah melepaskan tangan Rinjani selama mereka jalan kaki berdua.
"Kemana lagi?" tanya Bayu kepada Rinjani.
"Ke jenjang seribu gimana? Sekalian bakar kalori yang tadi sudah masuk dalam perut." ujar Rinjani sambil bercanda.
"Boleh. Pasang map lagi. Kita sama sama buta daerah sini." ujar Bayu meminta Rinjani memasang map kembali.
Rinjani mengaktifkan kembali map di ponselnya. Mereka sekarang akan menuju objek wisata jenjang seribu yang terkenal di kota B. Objek wisata yang hampir mirip dengan di negara C.
"Sayang, kalau seandainya ini seandainya ya.
Aku......" ujar Rinjani tidak menyelesaikan ucapannya.
"Apa? Ngoming jelas jelas jangan ambigu." ujar Bayu menatap Rinjani.
"Hahahahaha. Batal sayang. Bukan ambigu tapi nggak ingat apa yang mau diomongin." ujar Rinjani sambil menatap Bayu sambil menahan senyumnya. Dia sengaja melakukan itu karena sedang ingin bercanda dengan Bayu kekasihnya yang kadang kadang lumayan tegang juga.
"Dasar ya anak kecil udah mulai becandain orang besar." ujar Bayu sambil mengacak rambut Rinjani. Bayu baru sadar dengan ulah Rinjani.
"Hahahahaha. Makanya jadi orang jangan serius mulu. Dikerjainkan akhirnya." ujar Rinjani bahagia menatap Bayu yang kesal karena ulahnya.
"Jangan kesal kesal sayang. Jelek tau." ujar Rinjani mengusap wajah Bayu.
"Nggak ada yang kesal sayang " jawab Bayu.
Akhirnya mereka telah sampai di tempat yang dituju yaitu daerah janjang saribu seperti yang diinginkan oleh Rinjani.
Bayu memarkir mobilnya di tempat parkir yang disediakan pihak wisata. Setelah itu, Bayu dan Rinjani turun dari mobil, mereka bergandengan tangan berjalan menuju tempat penjual tiket masuk objek wisata janjang saribu.
Sepasang kekasih yang sedang liburan itu masuk ke dalam area jenjang seribu. Mereka berjalan sambil bercanda layaknya sepasang kekasih yang sedang menikmati hari mereka berdua tanpa adanya aktifitas lain.
"Sayang, serius ini mau sampe ujung?" tanya Bayu yang nafasnya masih teratur.
"Serius Sayang. Kalau capek bisa istirahat atau balek lagi." jawab Rinjani sambil tersenyum menatap Bayu. Kekasih pujaan hatinya yang selalu berada di dalam hatinya.
"Kalau aku nggak akan putar balek. Kamu yang aku raguin." ujar Bayu tersenyum kepada Rinjani.
"Hahahahahahaha. Mentang mentang situ angkatan. Situ terlatih berjalan jauh. Terus mentang mentang sini hanya mahasiswa gitu makanya remehin aku?" Ujar Rinjani menatap Bayu sambil tersenyum.
"Ya. Kita memang beda sayang. Aku udah biasa latihan kayak gini. Kamu kemana mana selalu omjekri." ujar Bayu membalas ucapan Rinjani.
"Eeeee sayang, kamu jangan semena mena sama aku ya. Gini gini lantai lima gedung kuliah aku itu semua pakai jenjang naik dan turun. Nggak ada liftnya." ujar Rinjani yang nggak mau kalah dengan apa yang dikatakan Bayu.
"Terus kamu kira perjalanan dari kampus aku ke MKU aku naik ojek? Oh tidak sayang, aku jalan kaki." lanjut Rinjani membanggakan dirinya.
"Hahahahaha dia nggak mau kalah. Sayang sayang, ini yang aku suka dari kamu. Kamu nggak mau cepat kalah. Selalu aja ada jawaban yang kamu kasih ke aku." ujar Bayu sambil mengacak rambut Rinjani.
"Sayang jangan rambut terus. Jadi acak acakan dia." ujar Rinjani cemberut karena rambutnya di acak acak oleh Bayu.
"Tetap cantik kok." jawab Bayu.
"Pacar siapa dulu." lanjut Rinjani.
"Hahahahaha. Dasar poak." kata Bayu yang sangat bahagia melihat tingkah Rinjani yang nggak pernah berusaha jaim di depan Bayu. Rinjani selalu menampilkan apa adanya dirinya di depan Bayu.
"Udah belum berhentinya. Mau lanjut atau mau mundur?" ujar Bayu menatap Rinjani yang masih terlumihat segar untuk terus melanjutkan perjalanannya.
"Lanjutlah, masak mundut. Emang undur undur yang jalannya mundur." ujar Rinjani sambil berjalan mendahului Bayu.
Bayu hanya bisa geleng geleng kepala menatap Rinjani. Rinjaninya yang selalu berkata apa adanya tanpa ditutup tutupi. Kebanyakan sepasang kekasih akan terluhat menjaga imagenya saat mereka sedang berdua. Hal ini tidak berlaku bagi Rinjani
"Sayang tunggu." ujar Bayu yang sudah tertinggal sepuluh jenjang oleh Rinjani.
"Lama kali, katanya tentara eeee malah nggak kuat jalan. Tentara apaan coba." ujar Rinjani mulai mengolok olok Bayu.
"Ye" ujar Bayu yang nggak tau mau jawab apa lagi.
Mereka berdua kemudian berjalan menuruni anak tangga sambil bergandengan tangan. Kadang kadang Rinjani dengan usilnya mengambil gambar Bayu yang dalam pose luar biasa membuat perut sakit saat tertawa.
"Kamu seneng kali ngambil gambar aku saat aku sedang jelek." ujar Bayu protes dengan kelakuan Rinjani.
"Sabar sayang, ini nggak bakalan aku posting. Gambar ini hanya untuk konsumsi pribadi saja." kata Rinjani sambil menepuk nepuk pundak Bayu. Bayu menatap Rinjani dengan tatapan ngenes tidak percaya.
"Seriusan. Nggak bakalan di upload. Masak aku mau upload fhoto kekasih aku yang gagah ini sedang dalam keadaan jelek. Mana mau aku." kata Rinjani merayu Bayu.
"Yelah. Coba upload. Aku ngambek seminggu" ujar Bayu mengeluarkan mode ancaman terbaiknya
"Oh Tuhan Aku sayang dia. Aku cinta dia. Katakan padanya kalau aku sayang dia." ujar Rinjani menyanyikan dua baris lagu yang sukses dikarangnya. Comot dari lagu band terkenal dimasanya.
Bayu mengusap wajah Rinjani. Dia benar benar bahagia memiliki Rinjani di sisinya. Mereka sepasang kekasih yang tidak pernah perang, karena sifat Bayu yang mengalah dan sifat Rinjani yang menghindari keributan.
Tak terasa mereka telah sampai di anak tangga paling terakhir. Mereka berdua berpose di sana dengan berbagai gaya yang mereka inginkan. Setelah puas berpose dan mengambil fhoti. Bayu dan Rinjani akan kembali ke tempat mobil mereka di parkir.
"Gile bener harus nanjak." ujar Rinjani menatap anak tangga.
"Tadi turun mah enak. Mendaki goyang ne lutut." lanjut Rinjani mengutarakan apa yang dirasakannya.
"Jadi, mau nggak naik? Atau mau naik ojek?" tanya Bayu menawarkan alternatif lain.
Rinjani terlihat berpikir sesaat.
"Katanya ke kampus jalan kaki naik jenjang ke lantai lima. Katanya ke MKU juga jalan kaki. Masak ini ke mobil naik ojek." kata Bayu yang sekarang gilirannya untuk menghangat hangati Rinjani.
Rinjani menatap tajam Bayu. Rinjani tidak mau Bayu mengejek dirinya sampai mereka kembali ke kota P. Habis Rinjani dalam perjalanan pulang.
"Ogah. Kita jalan." jawab Rinjani menahan rasa keras kepalanya.
"Yakin. Nanti kakinya sakit loe." ujar Bayu sengaja untuk menggoyahkan keinginan Rinjani.
"Nggak bakalan" jawab Rinjani.
Rinjani dan Bayu kemudian berjalan. Mereka berjalan sambil menikmati pemandangan dan angin yang menerpa kulit mereka. Mereka berjalan sambil ngobrol dan sekali sekali berhenti melepas lelah. Bayu tidak memaksa Rinjani untuk terus berjalan. Dia tau kalau Rinjani memiliki batas kemampuan, tidak seperti dia yang sudah makanan sehari hari tentara untuk berjalan jauh sambil bawa ransel.
Tak terasa akhirnya mereka sampai kembali di pintu gerbang janjang saribu.
"Yey akhirnya sukses yayayayayayayayayaya." ujar Rinjani bersorak gembira.
"Nggak jadi di bully Bayu." ujar Rinjani sambil menjulurkan lidahnya ke Bayu.
"Oooo jadi karena itu makanya kuat kuatin jalan." ujar Bayu yang pada akhirnya tau alasan kenapa Rinjani nggak mau naik ojek.
"Hahahahahahaha" Rinjani tertawa lepas.
Bayu kemudian membuka pintu mobil. Mereka berdua masuk ke dalam mobil. Mereka akan menuju tempat lainnya. Mereka akan menikmati seluruh objek wisata yang ada di kota B.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments