"Jani, loe kampus besok? " tanya Ranti teman satu kamar Rinjani yang malam ini tidak pergi kencan keluar dengan Adrias kekasih hatinya yang juga ketua Hima di kampus.
" Kayaknya nggak Ran. Gue diminta Bapak untuk menggantikan dia mengajar di kampus A." jawab Rinjani sambil membaca kembali materi yang akan diajarkannya di kampus A.
" Yah gue sendirian kalau gitu besok ke kampus." Ranti terlihat malas untuk ke kampus. Padahal dia biasanya manusia yang paling rajin untuk pergi ke kampus. Malahan Rinjani sebenarnya yang pemalas.
Makanya saat semua mahasiswa sibuk dengan indeks prestasi komulatifnya tiga koma sekian. Rinjani cukup di batas dua koma sembilan. Tapi yang membuat semua orang heran adalah, walaupun IPK nya selalu di ambang dua koma sembilan, tetapi Rinjani termasuk salah satu mahasiswi yang juga menjadi asisten dosen. Apalagi Rinjani tidak hanya menjadi asisten dosen di kampusnya saja, melainkan juga menggantikan dosennya untuk mengajar di kampus lain.
"Ranti bentar lagikan mata kuliah drama tuh. Loe masuk kelompok siapa? Denger dengernya asisten akan bagi kita menjadi dua kelompok." kata Rinjani sambil menutup buku yang dibacanya. Semua yang di dalam buku sudah pindah ke otaknya yang sebenarnya bisa memiliki IPK empat, tapi ntah apa yang terjadi hanya Rinjani dan Tuhan serta Dosen yang tau.
"Katanya sih pas pertemuan pertama mau dibagi kelompoknya. Gue berharapnya sekelompok dengan elo."
"Sama. Gue juga berharap begitu. Jadi kita nggak pusing pusing lagikan ya. Latihan juga bisa di sini." kata Rinjani sambil melihat ponsel miliknya yang dari tadi tidak berdering berdering.
"Kita berdua aneh ya Jani, kuliah drama kan masih hitungan bulan. Ngapain juga harus kita pikir dari sekarang." kata Ranti yang ingat kalau mata kuliah drama akan diajarkan semester depan.
"Tapi gabut, makanya ngota dak jelas aja." ujar Rinjani masih fokus melihat ponsel miliknya.
"Kenapa ponsel loe? Dari tadi menatap otu terus" kata Ranti yang memang penasaran dari tadi, penasaran Ranti kenapa Rinjani terus menatap ponsel miliknya.
"Nggak ada. Ni ponsel nggak bunyi bunyi, makanya gue heran." jawab Rinjani sambil masih memplototin ponselnya.
Rinjani dan Ranti terdiam cukup lama. Mereka memainkan game yang ada di ponsel mereka masing masing.
"Jani, Mas Bayu jadi juga ke daerah konflik itu?" tanya Ranti yang ingat dengan perkataan Rinjani beberapa hari yang lalu. Rinjani mengatakan kalau kekasihnya yaitu Bayu akan ditugaskan kedaerah konflik.
"Katanya sih jadi kemaren. Tapi belum tau keberangkatannya tanggal berapa." jawab Rinjani yang kemudian tersenyum saat melihat ponselnya berdering.
"Yah mulai dah tu. Gue ke kamar Dian dulu. Loe nelpon aja dulu."
Ranti berjalan keluar kamar. Dia akan menuju kamar Dian untuk bercengkrama dengan Eki teman satu kamar Dian. Jangan harap Dian jam segini ada di kamar. Kalau mau mencari Dian jam segini lebih baik ke balkon. Dia ada di sana sambil menelpon Fahmi kekasihnya.
"Sayang, sedang ngapain?" tanya Bayu dari seberang telpon.
"Ini sedang baca materi yang akan diajarkan besok. Besok aku harus ke kampus A pergi ngajar." kata Rinjani menjawab pertanyaan Bayu.
"Kamu sedang apa sayang?" tanya balik Rinjani.
"Ini sedang buat laporan kegiatan latihan tadi. Besok aku ke kosan ya." ujar Bayu.
"Serius?" tanya Rinjani yang memang udah sangat kangen Bayu. Mereka berdua sudah lama tidak bertemu, sehingga rasa kangen itu sudah tidak bisa lagi mereka bendung berdua.
"Serius. Atau aku jemput ke kampus A aja gimana? Siap itu kita pergi makan durian ke kota K." ujar Bayu memberikan ide yang pasti akan langsung diterima oleh Rinjani.
"Uwow oke. Aku setuju sangat. Apalagi kalau kita langsung ke kota B pergi main. Pasti makin keren." ujar Rinjani yang sudah lama tidak pergi ke kota B.
"Kalau ke kota B tentu kita harus nginap sayang?"
"Iyalah sekali sekali atau kita balik malam aja. Sayangkan nggak pake jam malam masuk asrama." ujar Rinjani yang memang pengen seharian main dengan kekasihnya itu
Bayi terlihat berpikir. Dia sebenarnya juga ingin membawa Rinjani pergi bermain, tetapu kalau pulang malam Bayu tidak akan mau. Tiba tiba sebuab ide terlintas di kepala Bayu.
"Bagaimana kalau kita ke kota B hari sabtu" ujar Bayu.
"Emang nggak dinas?"
"Sabtu besok nggak. Kan dinas ampe jumat. Kita balik minggu. Kita kunjungi semua tempat wisata di kota B." kata Bayu memberikan janji yang pasti akan ditepatinya demi Rinjani kekasihnya itu.
"Baiklah kalau gitu. Aku setuju. Terus besok jemput pulang ngajar langsung pergi makan durian." kata Rinjani mengulang apa yang akan mereka lakukan esok hari.
"Ada yang kurang sayang." ujar Bayu.
"Apa? Rasanya nggak ada yang kurang sayang. Itu semua tadi yang diagendakan." Rinjani berusaha mengingat kalau ada yang kurang.
"Pulang makan durian kita pacaran di kos."
"Ye itumah jelas sayang." jawab Rinjani.
"Aku kira apaan tadi yang kurang." lanjut Rinjani yang sudah berpikir keras saat Bayu mengatakan ada yang kurang.
"Udah tidur lagi, besok tapi mau ngajar. Aku juga mau tidur lagi. Capek siap buat laporan latihan." kata Bayu yang meminta Rinjani untuk beristirahat.
"Sayang dulu" kata Rinjani dengan manja kepada Bayu.
"Muach. Sana tidur." kata Bayu.
"Makasi sayang. Muach." balas Rinjani.
Rinjani menarik selimutnya. Dia sudah mencharge ponsel miliknya. Besok dia harus mengajar di kampus A sebanyak enam sks. Suatu hal dan jam yang akan lama. Untung saja dia pulang tidak perlu menunggu bus lagi. Bayu akan menjemput saat dia pulang. Rinjani sudah tidak sabar menunggu hari esok.
Pagi hari Rinjani bangun paling pertama di kosan itu. Dia akan berangkat menuju daerah K untuk pergi mengajar menggantikan dosennya yang tidak bisa masuk hari itu. Rinajani masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah itu dia bersiap siap. Tepat pukul enam pagi, Rinjani menuju kota K dengan memakai kendaraan umum.
Perjalanan menuju daerah K menghabiskan waktu perjalanan dengan memakai kendaraan umum selama satu jam lebih. Rinjani menikmati perjalanan sambil membaca kembali materi yang akan diajarkannya nanti.
'Sayang udah jalan?' bunyi pesan chat yang dikirim Bayu.
'Udah sayang. Ini di batas kota. Aku selesai ngajar jam dua belas.' balas pesan chat yang dikirim oleh Rinjani.
'Sip. Aku kesana otw jam sebelas.' balas chat dari Bayu.
'Oke sayang'
Rinjani menikmati perjalanan menuju kampus tempat dia akan mengajar. Setelah menempuh perjalanan dengan ditemani macet dan penjual sala lauk akhirnya dia sampai juga di kampus.
Rinjani masuk ke dalam kelas tempat dia akan mengajar pada hari itu. Rinjani memulai perkuliahan dengan senyuman dan semangat yang membara. Dia sangat menyukai mengajar. Cita cita Rinjani pengen jadi guru sesuai dengan jurusan yang diambilnya sekarang. Tepat pukul setengah dua belas, Rinjani menutup perkuliahannya. Rinjani bersiap siap membereskan semua barang barangnya.
'Sayang, aku di parkiran.' bunyi pesan chat yang dikirim oleh Bayu.
'Otw sayang' balas pesan chat dari Rinjani.
Rinjani menemui Bayu yang sudah menunggunya di parkiran kampus. Rinjani mengetuk kaca jendela mobil. Bayu membukakan kunci pintu mobil. Rinjani masuk ke dalam mobil sambil tersenyum kepada kekasihnya yang sudah lama mereka tidak bertemu itu.
"Kelihatan lelah sekali." ujar Bayu sambil memberikan air mineral kepada Rinjani.
"Bener sayang. Makasi airnya." ujar Rinjani.
Rinjani meneguk air mineral yang telah disiapkan oleh Bayu.
"Jadi makan durian?" ujar Bayu.
Rinjani mengangguk dengan semangat. Dia benar benar sangat mencintai buah itu.
"Udah makan?" tanya Bayu memastikan kalu Rinjani sudah mengisi perutnya dengan nasi sebelum diisi dengan durian.
"Sudah." jawab Rinjani.
"Oke meluncur."
Bayu membawa mobil mereka menuju kota K tempat orang menjual banyak durian yang lezat lezat. Mereka sepanjang jalan sibuk mengobrol.
"Sayang, jadi juga ke daerah itu?" tanya Rinjani sambil menatap wajah Bayu yang fokus membawa mobil.
"Jadi sayang. Tapi belum tau kapan. Emang kenapa?"
"Nggak ada." jawab Rinjani berusaha meminimalisir kegugupannya.
"Kenapa? Jangan pake boong." ujar Bayu yang paham Rinjani sedang membunyikan sesuatu.
"Aku takut aja sayang." jawab Rinjani sambil memegang tangan Bayu yang sebelah.
"Hay hidup mati seseorang sudah diatur, jadi jangan cemas." ujar Bayu.
Rinjani menatap lama kearah Bayu. Bayu mengangguk meyakinkan Rinjani kalau dia akan menjaga dirinya dalam keadaan baik. Rinjani berusaha meyakinkan dirinya kalau dia bisa menerima keadaan Bayu yang harus pergi kedaerah konflik.
Setelah berkendara selama satu jam, mereka sampai di tempat penjual durian, Bayu memarkir mobilnya di tepi jalan.
"Mau yang rasa bagaimana kak?" tanya penjual durian kepada Ranjani.
"Yang manis dan nggak bikin eneg." jawab Rinjani.
Penjual memilihkan durian yang bagus sesuai dengan keinginan Rinjani. Penjual meletakkan durian yang sudah dibuka ke atas meja. Penjual juga meletakkan dua piring ketan yang baru masak.
"Wangi." ujar Rinjani yang sudah memindahkan tiga biji durian ke atas piring miliknya.
Bayu yang melihat jumlah durian yang pindah ke piring Rinjani hanya bisa geleng geleng kepala saja. Dia sangat tau kalau Rinjani adalah penggila durian.
"Hajar sayang." ujar Bayu.
"Semangat sayang" jawab Rinjani.
Mereka berdua menikmati durian yang ternyata memang enak itu.
"Sayang, nambah." ujar Rinjani sambil mengerjap ngerjapkan matanya kepada Bayu.
"Kak nambah satu lagi. Yang mirip kayak gini." ujar Bayu.
Penjual mencarikan durian yang rasanya mirip dengan durian yang tadi. Rinjani memakan durian yang terhidang, dia bener bener gila dengan buah yang satu itu. Dalam sekejap buah durian itu telah berpindah ke perut Rinjani
"Sayang nggak ada tambah lagi." ujar Bayu yang melihat Rinjani ingin nambah durian lagi.
"Oke oke oke." jawab Rinjani.
"Pulang yuk sayang. Minggu kita akan raun ke kota B seperti keinginan kamu. Kita pergi dari jam tujuh biar lama sampai sana." kata Bayu.
Rinjani mengangguk, mereka kemudian naik ke atas mobil. Bayu melajukan mobilnya kembali menuju ibu kota.
"Minggu jam tujuh sayang" ujar Bayu saat Rinjani mau turun dari mobil.
"Iya sayang. Aman" jawab Rinjani.
Setelah memastikan Rinjani masuk ke dalam mobil, Bayu melajukan mobilnya kembali ke asrama. Dia akan dinas malam ini menggantikan seniornya untuk piket jaga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments