Mengantar Jahitan Ibu

Tepat jam 17.00 Feby sudah singgah di rumah Motornya sudah terparkit rapih di depan rumah.

" Assalaumualaikum "

" Waalaikumsalam "

Feby masuk kedalam rumah dan menyalami ibu dan kakak iparnya yang sedang bersantai sambil menonton tv.

" Bapak sama kak Andri belum pulang bu ? "

" Belum nak "

" Feby, ayo cicipi kue buatan mbak " kata Hilwa sambil menyodorkan piring yang berisikan kue kepada Feby.

" Nanti dulu mbak, aku mau mandi dulu "

" Mbak bikinin kopi ya "

" Tidak usah mbak, biar aku saja " tolak Feby sambil berjalan ke kamarnya.

" Hilwa kamu jangan memanjakan Feby " kata Bu Siti.

" Tidak kok bu, kasihan dia baru pulang kerja "

" Tidak apa - apa nak, dia sudah terbiasa membuat kopi sendiri. Kamu jangan cape - cape, jaga kandungan kamu "

" Baik bu "

Tak lama Feby pun keluar dengan wajah fresh karena dia baru saja habis mandi. Tentu saja dia membawa secangkir kopi untuk pelengkap menyantap kue.

" Mmmm.... Enak banget mbak " tangannya terus mengambil kue itu. Hilwa hanya tersenyum melihat Feby.

Plak

Bu Siti memukul tangan Feby dengan kencang. Sampai Feby merintih kesakita.

" Awww !!! Sakit bu "

" Kamu tuh kalau makan pelan - pelan ! Jangn di habiskan semua ! "

" Huhh ibu, ini tuh enak banget bu "

" Kalau makanan aja nomor satu. Lihat aja nanti badan mu akan lebar ! "

" Tidak akan bu soalnya " perkataan Feby terhenti. Hampir saja dia mengatakan tentang pelatihannya itu.

" Soalnya apa ? " tanya Bu Siti sambil menatap wajah anaknya.

" Mmm soalnya aku ikut program diet hehehe "

" Diet apanya ? ngaur kamu tuh "

Feby hanya cengengesan jika kena omel ibunya. Hilwa hanya menggelengkan kepalanya saat melihat ibu mertua memarahi adik iparnya.

" Habiskan saja Feb, nanti mbak buat lagi di dapur "

" Jangan Hilwa ! Ke enakan dia ! " kata Ibu Siti melarang menatunya itu. Feby tetap cengengesan sambil memaninkan ponselnya.

📩 Febry " Sudah pulang ? "

Feby melihat ponselnya lagi yang bergetar. Dan ternyata ada pesan masuk dari Febry.

📩 Feby " Sudah. Kenapa ? "

📩 Febry " Ga "

📩 Feby " 😢 "

📩 Febry " Kenapa ? "

📩 Feby " Balasnya singkat ! "

📩 Febry " 😁"

📩 Feby " 😌 "

📩 Febry " Jam 8 mabar ya di tempat biasa "

📩 Feby " Oke "

" Feby, nanti jam stengah 8 tolong antarkan jahitan ibu ya " pinta Bu Siti.

" Kemana bu ? "

" Ke rumah Pak Salim "

" Pak Salim ?? "

" Itu loh anaknya yang nama ya Jafar "

" Oh. Iya nanti Feby antar. Kalau tidak lupa ya hahaha "

Bugk

Bantal mendarat di wajah Feby dengan sangat kerah. Feby hanya tertawa melihat ibunya yang emosi.

" Assalamualaikum " ucap Pak Ahmad dan Andri yang baru pulang dari tempat kerjanya.

" Waalaikumsalam "

" Wah ada kue nih " kata Andri. Baru saja Andri ingin mengambil kue buatan istrinya dengam cepat Feby mengngambilnya sambil berkata.

" Ini punya aku ! "

" Heh itu yang bikin siapa ? "

" Mbak Hilwa "

" Berarti itu punya kakak ! Mana sini ! " pinta Andri sambil mengulurkan tangannya.

" Ga ! "

Perdebatan antara kakak dan adik itu membuat Hilwa pening. Dan akhirnya Hilwa mencubit tangan suaminya.

" Awwa sakit "

" Udah mas berisik ih ! Nnanti aku buatkan lagi " kata Hilwa sambil menarik tangan suaminya.

" Tapi dek "

" Tuh kata mbak Hilwa nanti di buati lagi " sahut Feby yang masih mengucah kue tersebut.

" Awas kamu ya ! " ancam Andri. Feby hanya menjulurkan lidahnya.

Hilwa hanya tertawa melihat kelakuan suaminya yang seperti anak kecil. Sedangkan Pak Ahmad memilih untuk mandi daru pada mendengarkan perdebatan anak - anaknya. Bu Siti pum ke dapur membuatkan kopi untuk suaminya.

" Pokoknya nanti kuenya langsung taruh di kamar ya dek. Biar adik aku yang rakus ini tidak memintanya ! "

" Biarin " bukannya kesal Feby malah meledek kakaknya itu dengan menyuapi kue ke mulutnya dengan gaya konyolnya yang membuat Andri kesal.

" Sudah - sudah. Mas lebih baik kamu mandi dulu ya. aku akan membuatkan kuenya " titah Hilwa sambil tertawa kecil dan menarik tangan suaminya untuk masuk ke kamar.

Tinggallah Feby sendirian di ruang tamu. Karena hanya sendiri, Feby un masuk ke kamar sambil membawa kue dan kopinya itu.

Tok... tok... tok

" Feb... Feby " panggi Bu Siti sambil menggedor pintu kamar anaknya. Karena tak ada jawaban Bu Siti segera membuka kamar anaknya.

" Eh maaf " Bu Siti menutup lagi pintu kamar anaknya. Ternyata Feby sedang sholat.

" Ibu kira kamu tidur Feby atau sedang memakai headset. Eh ga tahunya lagi sholat " batin Bu Siti.

" Kenapa Bu ? " tanya Pak Ahmad.

" Ini Pak. Mau minta tolong sama Feby untuk mengantarkan jahitan ke rumah Pak Salim "

" Terus Febynya mau mengantarkan tidak ? "

" Mau. Tapi tadi pas ibu masuk, Feby sedang sholat "

" Oh. Tunggu saja bu "

" Iya Pak "

5 menit kemudian Feby keluar dari kamarnya dan Feby berjalan mendekati ibu dan bapaknya yang sedang bersantai.

" Mana bu jahitannya ? "

" Ini " Bi Siti memberikan jahitan itu pada Feby.

" Sudah bayar apa belum bu ?

" Belum nak "

" Ya sudah aku pergi dulu ya "

Feby lekas pergi dari rumahnya menuju kediaman Pak Salim dengan berjalan kaki. Feby jarang membawa motor kecuali kalau dia bekerja baru dia memakai motornya.

tok... tok... tok

" Feb... Feb "

Andri mengetuk pintu kamar adiknya. Tapi yang punya kamar sedang tidak ada didalam.

" Percuma di ketuk pintunya " kata Pak Ahmad.

" Memang kenapa Pak ? "

" Orangnya juga tidak ada "

Pak Ahmad dan Bu Siti kompak menertawakan Andri.

" Tapi motornya ada Pak "

" Dia tidak bawa motor Andri " sahut ibunya.

" Oh hehee. Andri kira dia ada di kamar " Andru malu di buatnya, tadinya dia ingin mengerjai adiknya. Tapi malah sebaliknya.

Dalam perjalanan ke rumah Pak Salim, Feby bertemu dengan Roby yang sedang berada di warung.

" Feb, mau kemana ? "

" Aku mau antar jahitan dulu "

" Mau di temani tidak ? "

" Tidak usah "

" Oke. Nanti jangan lupa mabar "

" Aaasiap "

Feby terus melangkahkan kakinya dan akhirnya sampai juga di depan rumah Pak Salim.

" Assalamualaikum " ucap Feby.

" Waalaikumsalam, eh Feby. Ada apa ? "

" Mmm ini kak mau antar jahitan " jawab Feby sambil memberikan jahitan itu yang terbungkus plastik hitam.

" Oh iya, sudah dibayar belum ? "

" Belum kak "

" Sebentar ya kakak ambil uang dulu, masuk dulu Feb " titah Jafar.

" Tidak usah kak. Feby diluar saja "

" Baiklah tunggu ya "

Feby hanya menganggukan kepalanya.

" Ya ampun. Itu benar kak Jafar ? Kok ganteng banget ya. Hehee. Senyumnya manis banget " batin Feby.

" Jadi berapa Feby ? " Suara Jafar manyadarkan lamunan Feby.

" Hah .... Mmm 20 ribu kak "

" Ini " Jafar memberikan uangnya kepada.

" Terimakasih ya kak "

" Kakak yang harus terimakasih, jahitan umi kakak sudah di antarkan ke rumah "

" Kalau gitu Feby pamit ya kak "

" Iya, salam untuk ibu, bapak dan kak Andri ya. Terimakasih Feby "

" Sama - sama kak. Assalamualaikum "

" Waalaikumsalam "

Feby terus berjalan sambil tersenyum sendiri. Hingga sampai pos kamling Feby masih tetap tersenyum. Febry yang sudah ada disana sampai heran melihat sahabatnya itu. Dengan bahasa isyarat, Febry menoleh kearah Robu dan mengangkat alisnya. Roby membalas dengan mengangkat bahu.

Tangan Febry reflek memegang kenik Feby memeriksa panas atau tidak. Feby yang disentuh langsung tersadar.

" Hah " Feby kaget karena disentuh keningnya oleh Febry.

" Ih apa - apaan si ! " gerutu Feby.

" Kamu yang kenapa ? " kata Febry

" Eh Feby, dari jauh kita perhatiin lo lagi senyum - senyum sendiri " sahut Roby. " Apa jangan - jangan kamu ke sambet ya hahaha " kata Roby sambil tertawa.

" Iya ke sambet ketampanannya hahaha "

Febry dan Roby kembali heran mendengar Feby berkata seperti itu.

Episodes
1 Kelahiran
2 Memberi Nama
3 Nama Yang Sama
4 Febry & Feby
5 Mengantar Jahitan Ibu
6 Emak - Emak Komplek
7 Tempat Latihan
8 Luka
9 Ketahuan
10 Ajak Memancing
11 Memancing
12 Usulan Perjodohan
13 Game Online
14 Roby Punya Pacar
15 Bingung
16 Rencana
17 Perjodohan Part 1
18 Perjodohan Part 2
19 Rencana Part 1
20 Rencana Part 2
21 Rencana Ketahuan
22 Kesal
23 Curhat
24 Terkejut
25 Pendapat Roby
26 Kesal
27 Berdamai
28 Daftar Pertandingan
29 Lisa Amanda Putri
30 Jacky Rahman
31 Makan Siang
32 I LOVE YOU
33 Antara Senang Atau Kecewa
34 Mengungkapkan Perasaan
35 Jadi, Kamu Menerima Ku
36 Mengingat Masa Kecil
37 Jum.at Berkah
38 Kejutan Saat Pertandingan
39 Mulai Pertandingan
40 Menjaga Perasaan
41 Hari Minggu Yang Panas
42 Masih Di Hari Minggu Yang Panas
43 Menerima Mu
44 Curhat
45 Bertemu Tanpa Sengaja
46 Pertengkaran
47 Aku Akan Menjauhimu
48 Batin Seorang Ibu
49 Tetap Perfesional
50 Tak Secerah Minggu Pagi
51 Menunggu Pacar
52 Tiba - Tiba Sakit
53 Merasa Bersalah
54 Hawatir
55 Meresa Tak Di Anggap
56 Mengutarakan Isi Hati
57 Tiba - Tiba Datang
58 Menculik Mu
59 Malam Final
60 Mulai Pertandingan
61 Perjalanan Liburan
62 Liburan
63 Pasar malam
64 Cemburu
65 Terhasut
66 Berkelahi
67 Rumah Jacky
68 Kecewa
69 Pengumuman
70 Retaknya Kebersamaan
71 Hilwa Melahirkan
72 Melahirkan Anak Laki - Laki
73 Melihat Keponakan
74 Menghawatirkan Feby
75 Gelisah
76 Menyelamatkan Feby
77 Tenanglah, Aku Bersama Mu
78 Terlalu Malu Untuk Bertemu
79 Terimalah Maaf Ku
80 Jantung Ku Berdebar
81 Lamaran Dadakan
82 Rindu Bertemu
83 Tanpa Feby
84 Akhirnya Bisa Bertemu
85 Menjelang Hari Pernikahan
86 Kamu Sangat Cantik
87 H - 1
88 Hari Pernikahan
89 Malam Pertama
90 Kehidupan Setelah Menikah
91 Bertemu Mantan
92 Kelahiran Sang Buah Hati
93 Akhir Sebuah Kisah
94 Pengumuman
95 Pengumuman
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Kelahiran
2
Memberi Nama
3
Nama Yang Sama
4
Febry & Feby
5
Mengantar Jahitan Ibu
6
Emak - Emak Komplek
7
Tempat Latihan
8
Luka
9
Ketahuan
10
Ajak Memancing
11
Memancing
12
Usulan Perjodohan
13
Game Online
14
Roby Punya Pacar
15
Bingung
16
Rencana
17
Perjodohan Part 1
18
Perjodohan Part 2
19
Rencana Part 1
20
Rencana Part 2
21
Rencana Ketahuan
22
Kesal
23
Curhat
24
Terkejut
25
Pendapat Roby
26
Kesal
27
Berdamai
28
Daftar Pertandingan
29
Lisa Amanda Putri
30
Jacky Rahman
31
Makan Siang
32
I LOVE YOU
33
Antara Senang Atau Kecewa
34
Mengungkapkan Perasaan
35
Jadi, Kamu Menerima Ku
36
Mengingat Masa Kecil
37
Jum.at Berkah
38
Kejutan Saat Pertandingan
39
Mulai Pertandingan
40
Menjaga Perasaan
41
Hari Minggu Yang Panas
42
Masih Di Hari Minggu Yang Panas
43
Menerima Mu
44
Curhat
45
Bertemu Tanpa Sengaja
46
Pertengkaran
47
Aku Akan Menjauhimu
48
Batin Seorang Ibu
49
Tetap Perfesional
50
Tak Secerah Minggu Pagi
51
Menunggu Pacar
52
Tiba - Tiba Sakit
53
Merasa Bersalah
54
Hawatir
55
Meresa Tak Di Anggap
56
Mengutarakan Isi Hati
57
Tiba - Tiba Datang
58
Menculik Mu
59
Malam Final
60
Mulai Pertandingan
61
Perjalanan Liburan
62
Liburan
63
Pasar malam
64
Cemburu
65
Terhasut
66
Berkelahi
67
Rumah Jacky
68
Kecewa
69
Pengumuman
70
Retaknya Kebersamaan
71
Hilwa Melahirkan
72
Melahirkan Anak Laki - Laki
73
Melihat Keponakan
74
Menghawatirkan Feby
75
Gelisah
76
Menyelamatkan Feby
77
Tenanglah, Aku Bersama Mu
78
Terlalu Malu Untuk Bertemu
79
Terimalah Maaf Ku
80
Jantung Ku Berdebar
81
Lamaran Dadakan
82
Rindu Bertemu
83
Tanpa Feby
84
Akhirnya Bisa Bertemu
85
Menjelang Hari Pernikahan
86
Kamu Sangat Cantik
87
H - 1
88
Hari Pernikahan
89
Malam Pertama
90
Kehidupan Setelah Menikah
91
Bertemu Mantan
92
Kelahiran Sang Buah Hati
93
Akhir Sebuah Kisah
94
Pengumuman
95
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!