Bab 18: Waria

Keesokan hari sepulang sekolah Je sungguh mendatangi Lary Gym seorang diri, hanya ditemani jiwa Jenni di sampingnya. Gadis itu selalu datang dan pergi sesuka hati karena hanya berupa jiwa kosong.

Tak ada lagi teman sekolah yang kini berani membully gadis itu karena kedekatan dengan Sam and the gank yang bahkan bertekuk lutut padanya. Nilai akademisnya pun membaik dan guru tak lagi meremehkannya. 

Di sinilah gadis itu berada sekarang. Berdiri di sebuah bangunan tua yang tampak sangat tak menarik, bahkan hanya untuk cuci mata. "Pantas saja dia bangkrut," gumam Je sambil melangkah masuk. 

"Je, kita akan ke mana?" tanya Jenni dengan heran pertama kali mengunjungi tempat itu. 

"Diamlah dan ikuti saja! Setidaknya setelah ini kau tidak akan menjadi gadis miskin lagi." Jessi memasuki tempat gym itu dengan santai sambil melihat ke seluruh area. Tampaknya Lary sudah menunggu gadis itu sejak tadi. 

"Kau sungguh datang?" Pria itu mendekati Je yang membuatnya seketika membelalakkan mata karena gadis itu bahkan masih mengenakan seragam. 'Jadi aku dikalahkan bocah ingusan,' batinnya. 

"Pantas saja tempatmu sepi. Siapa yang berniat datang ke tempat jelek seperti ini? Tikus pun enggan masuk ke sini," ucap Jessi sambil terus mengedarkan pandangan. 

Lary hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Mau tak mau, Je pun bukan hanya menginvestasikan uangnya, tetapi juga mengarahkan tatanan  ulang Gym tersebut agar menjadi menarik bagi para pelanggan. 

Tak cukup satu atau dua hari Je membantu Lary mengatur kembali bisnisnya. Namun, setelah semuanya selesai, perbandingannya terlihat cukup signifikan. Para pelanggan mulai berdatangan karena Je juga membuat situs resmi secara online agar pelanggan lebih mudah dalam mem-booking tempat. 

Bukan hanya pelanggan, tetapi Je sendiri juga rutin berolahraga di sana. Hingga sebagian lemak gadis itu berubah menjadi buliran keringat dan tubuhnya tak lagi gemuk. Dia melakukan diet sehat, tidak sebentar. Bahkan memakan waktu yang cukup lama. Namun, beruntungnya Je berhasil mengubah tubuh gendut itu menjadi lebih ideal. Entah kapan terakhir kali Je makan daging atau nasi. 

"Aku pergi dulu!" Seperti biasanya, Je selalu pulang setelah selesai berolahraga karena Lary pun sudah memiliki beberapa karyawan sekarang. 

"Hati-hati," ujar Lary yang kini malah menjadi bawahan Je karena tempat Gym itu sudah menjadi milik gadis tersebut. Hanya saja dia membiarkan Lary yang mengelola dengan pengawasannya. 

Tak terasa hari sudah malam ketika Je keluar dari tempat itu. Biasanya di saat seperti ini dia langsung pulang dan pergi ke Casino bersama teman-temannya untuk menggali uang. Namun, kali ini Je merasa cukup malas, sedangkan Jenni kini mengikuti Jessi menikmati hidup. 

"Apa kau akan ke Casino lagi, Je?" tanya Jenni. 

"Tidak, aku bosan. Sepertinya aku butuh perawatan," jawab Je dengan santai sambil melangkahkan kaki menyusuri trotoar. 

"Perawatan?" Jenni mengernyitkan dahi. Meskipun sudah hidup bersama Je sejak mereka pergi dari rumah. Nyatanya tak membuat kepintaran Je menular padanya. Gadis itu selalu mengikuti ke mana pun Jessi pergi, sedangkan Je sudah seperti induk itik yang membawa anaknya ke mana saja. 

"Kita ke sana. Ayo!" Tak sengaja Je melihat sebuah salon kecantikan yang membuat gadis itu merasa tertarik. 

Mereka pun mendekati tempat itu dan mulai membuka pintu. Lonceng berbunyi ketika pintu digerakkan, sungguh membuat Je cukup menyukai tempat tersebut. Aroma herbal pun tercium di indra penciumannya. Hingga tak lama kemudian tampak seorang wanita jadi-jadian mendekat untuk menyambutnya. 

"Eh, ada tamu. Mari masuk, Say!" ucap Sang Waria. 

"Perawatan wajah apa yang kau miliki untuk wajahku ini?" Je bertanya tanpa basa basi. Meskipun tubuh gadis itu sudah kurus, tetapi jerawat di wajahnya tetap berjajar rapi hingga membuat gadis itu kewalahan karenanya. 

Entah berapa banyak produk kecantikan yang sudah digunakan, tetapi bukannya menghilang, jerawat batu malah semakin menggunung di wajahnya. 

Waria itu, terlebih dulu mengamati wajah Je dengan membolak balikan wajah sambil memegang dagu gadis tersebut. "Aku punya satu perawatan, Say. Tapi entah kau mau atau tidak karena dia tidak cukup hanya sekali, melainkan berulang kali." 

"Kau yakin bisa menghilangkan bisul-bisul ini sepenuhnya?" 

"Itu bukan bisul, Say. Dia hanya jerawat batu. Mari sini!" Dengan sepatu hak tinggi dan berjalan sambil melenggak lenggokkan tubuh, waria tersebut mulai membawa Je ke sebuah tempat. "Tapi, perawatan di sini sangat mahal. Apa kau sanggup, Say?" tanya waria itu sambil berjalan. 

"Aku bahkan bisa membeli tempatmu ini dengan mudah." 

"Baiklah, ganti pakaianmu terlebih dahulu. Setelah aku akan menunggumu di sana."

Je hanya bisa mengikuti ucapan wanita itu, dia mengganti seragamnya dan hanya menggunakan bathrobe pemberian waria tersebut. "Je, kau yakin ingin melakukan ini? Kenapa dia sepertinya tidak meyakinkan?" tanya Jenni dengan khawatir. 

"Tenang saja. Nanti kau juga akan tahu." Tanpa membuang waktu, Je keluar setelah berganti pakaian dan melangkah ke tempat di mana Waria itu berada. 

"Kemarilah, Say." Waria itu menuntun Je agar masuk ke dalam kolam pemandian air hangat miliknya. Sungguh suatu sensasi menyegarkan bagi tubuhnya yang lelah berjuang sejak memasuki tubuh Jenni. 

Aroma khas tanaman herbal membuat Je sedikit mengernyitkan dahi di kala waria memijat pundaknya. "Apa yang kau campurkan ke dalam sini?" 

"Hanya beberapa tanaman herbal yang bagus untuk perawatan kecantikan, Say. Tak usah takut, hanya saja wajahmu sepertinya sudah terkontaminasi obat agar jerawat tidak mudah hilang. Apalagi kalau menggunakan bahan kimia." Penjelasan waria itu tentu saja mampu dicerna otak Jessi, tetapi tidak dengan Jenni. 

"Apa maksudnya, Je?" tanya jiwa Jenni. 

'Kau sudah diracuni agar menjadi jelek sejak dulu, Bodoh!' batin Je sambil menatap tajam ke arah Jenni di sampingnya. 

"Kenapa tempatmu sepi?" Je berbicara sambil memejamkan mata menikmati sensasi relax saat ini. 

"Kau tau sendiri, perawatan herbal cukup sedikit peminatnya karena mereka menyukai perawatan instan agar cepat menjadi cantik, Say. Entah sampai  kapan aku bisa bertahan, sedangkan semua ini juga memerlukan biaya." Sebagai seorang waria, tentu saja sudah hal biasa menceritakan masalah apapun kepada pelanggannya agar tidak bosan, termasuk masalah pribadi. 

"Kalau begitu aku akan berinvestasi." Kalimat Je berhasil membuat sang waria tertawa lebar. 

"Apa kau bercanda, Say. Investasi itu bukan jumlah yang sedikit. Jangan kau kira seharga membeli hotdog!" 

"Kita lihat saja nanti."

To Be Continue..

Terpopuler

Comments

Sita Sit

Sita Sit

keren kamu je,selain berbisnis ,bisa juga menolong orang itu

2024-11-05

0

Ds Phone

Ds Phone

dia banyak duit bodoh

2025-01-09

0

X'tine

X'tine

otak je emang cerdas... tak usah kerja berat.. cukup inves sana sini... tinggal nikmati hasil say...

2024-09-29

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Bencana
2 BAB 2 : Jiwa yang Tertukar
3 BAB 3 : Jessi dan Jenni
4 BAB 4 : Pulang
5 BAB 5 : Ju Min Ten Sang Ibu Tiri
6 BAB 6 : Membalas Su Man To
7 BAB 7: Rencana Hidup
8 BAB 8 : Sam Sul
9 BAB 9 : Perundung yang Dirundung
10 BAB 10: Kemenangan Je
11 Bab 11: Je Vs Bakul Sate
12 Bab 12: Tak Terima Kekalahan
13 Bab 13 : Preman Kalengan
14 Bab 14: Pergi Dari Rumah
15 Bab 15: Tempat Tinggal Baru
16 Bab 16: Bertaruh Nyawa
17 Bab 17 : Lary Zain
18 Bab 18: Waria
19 Bab 19: King–Queen
20 Bab 20: Taruhan Kesepakatan
21 Bab 21: Pertama Kali Kalah
22 Bab 22: Kecurangan Liam
23 Bab 23: Pembalasan
24 Bab 24: Sugar Baby
25 Bab 25 : Pria Gila
26 Bab 26: Mendapatkan Keadilan
27 Bab 27: Kecelakaan
28 Bab 28: Kecemburuan
29 Bab 29: Apa Dia Mati?
30 Bab 30: Liam Galau
31 Bab 31: Siapa Dia?
32 Bab 32: Liam Cemburu
33 Bab 33: Carilah Wanita Matang
34 Bab 34: Tak Sebodoh Itu
35 Bab 35: Kecurigaan
36 Bab 36: Menemukan Sesuatu
37 Bab 37: Iblis Kecil
38 Bab 38: Gadis Sialan
39 Bab 39: Beraksi Lagi
40 Bab 40: Siapa Je?
41 Bab 41: Bukan Hanya Sampah
42 Bab 42: Membasmi Hama
43 Bab 43: Tamu Tak Diundang
44 Bab 44: Bisa Kembali
45 Bab 45: Cacing Tanah
46 Bab 46: Pergi Sekarang
47 Bab 47: Tikus Kantor
48 Bab 48: Apa Kau Mengenalnya?
49 Bab 49: Deal
50 Bab 50: Wanita Iblis
51 Bab 51: Aku Pastikan Kau Menyesal!
52 Bab 52: Membuat Ricuh
53 Bab 53: Memberi Pelajaran Kecoa
54 Bab 54: Bekerja Sama
55 Bab 55: Meninggalkan Wasiat
56 Bab 56: Bukan Kucing Liar
57 Bab 57: Kau Mengenalnya?
58 Bab 58: Koma Setahun
59 Bab 59: Penghancuran Bukti
60 Bab 60: Tokoh Utama
61 Bab 61: Belum Selesai
62 Bab 62: Bergerak Sekarang
63 Bab 63: Menghabisi Sisa Lawan
64 Bab 64: Maaf
65 Bab 65: Berhak Bahagia
66 Bab 66: Wanita Sundal
67 Bab 67: Kau Milikku
68 Bab 68: Deal
69 Bab 69: Apa Maumu?
70 Bab 70: Kedatangan William
71 Bab 71: Situasi Menegangkan
72 Bab 72: Pertukaran Adil
73 Bab 73: Cinta Pertama dan Terakhir
74 Bab 74: Ketidakrelaan Seorang Ayah
75 Bab 75: Pernikahan
Episodes

Updated 75 Episodes

1
BAB 1 : Bencana
2
BAB 2 : Jiwa yang Tertukar
3
BAB 3 : Jessi dan Jenni
4
BAB 4 : Pulang
5
BAB 5 : Ju Min Ten Sang Ibu Tiri
6
BAB 6 : Membalas Su Man To
7
BAB 7: Rencana Hidup
8
BAB 8 : Sam Sul
9
BAB 9 : Perundung yang Dirundung
10
BAB 10: Kemenangan Je
11
Bab 11: Je Vs Bakul Sate
12
Bab 12: Tak Terima Kekalahan
13
Bab 13 : Preman Kalengan
14
Bab 14: Pergi Dari Rumah
15
Bab 15: Tempat Tinggal Baru
16
Bab 16: Bertaruh Nyawa
17
Bab 17 : Lary Zain
18
Bab 18: Waria
19
Bab 19: King–Queen
20
Bab 20: Taruhan Kesepakatan
21
Bab 21: Pertama Kali Kalah
22
Bab 22: Kecurangan Liam
23
Bab 23: Pembalasan
24
Bab 24: Sugar Baby
25
Bab 25 : Pria Gila
26
Bab 26: Mendapatkan Keadilan
27
Bab 27: Kecelakaan
28
Bab 28: Kecemburuan
29
Bab 29: Apa Dia Mati?
30
Bab 30: Liam Galau
31
Bab 31: Siapa Dia?
32
Bab 32: Liam Cemburu
33
Bab 33: Carilah Wanita Matang
34
Bab 34: Tak Sebodoh Itu
35
Bab 35: Kecurigaan
36
Bab 36: Menemukan Sesuatu
37
Bab 37: Iblis Kecil
38
Bab 38: Gadis Sialan
39
Bab 39: Beraksi Lagi
40
Bab 40: Siapa Je?
41
Bab 41: Bukan Hanya Sampah
42
Bab 42: Membasmi Hama
43
Bab 43: Tamu Tak Diundang
44
Bab 44: Bisa Kembali
45
Bab 45: Cacing Tanah
46
Bab 46: Pergi Sekarang
47
Bab 47: Tikus Kantor
48
Bab 48: Apa Kau Mengenalnya?
49
Bab 49: Deal
50
Bab 50: Wanita Iblis
51
Bab 51: Aku Pastikan Kau Menyesal!
52
Bab 52: Membuat Ricuh
53
Bab 53: Memberi Pelajaran Kecoa
54
Bab 54: Bekerja Sama
55
Bab 55: Meninggalkan Wasiat
56
Bab 56: Bukan Kucing Liar
57
Bab 57: Kau Mengenalnya?
58
Bab 58: Koma Setahun
59
Bab 59: Penghancuran Bukti
60
Bab 60: Tokoh Utama
61
Bab 61: Belum Selesai
62
Bab 62: Bergerak Sekarang
63
Bab 63: Menghabisi Sisa Lawan
64
Bab 64: Maaf
65
Bab 65: Berhak Bahagia
66
Bab 66: Wanita Sundal
67
Bab 67: Kau Milikku
68
Bab 68: Deal
69
Bab 69: Apa Maumu?
70
Bab 70: Kedatangan William
71
Bab 71: Situasi Menegangkan
72
Bab 72: Pertukaran Adil
73
Bab 73: Cinta Pertama dan Terakhir
74
Bab 74: Ketidakrelaan Seorang Ayah
75
Bab 75: Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!