Malam harinya, gadis itu kembali menjelajah tempat perjudian bersama teman-temannya. Kali ini bukanlah tempat tersembunyi seperti sebelumnya, melainkan sebuah casino mewah dengan taruhan yang lebih besar tentunya.
Sebelum mendatangi tempat itu, Sam and the gank bertugas mencari akses masuk karena mereka merupakan anak di bawah umur, tentu saja akan sangat sulit jika langsung datang begitu saja.
Bersama mereka kini Je sudah lebih modis dengan pakaian trendi, meskipun masih belum kurus, tetapi pesonanya tampak berbeda dari sebelumnya yang cenderung terlihat kampungan.
Setelah memasuki kawasan Casino kedua teman Sam Sul yang baru pertama kali melihat kemewahan tempat itu, lebih dari sebelumnya tidak bisa berhenti untuk berdecak kagum. "Apa ini yang namanya kasino orang kaya, Sam?" tanya Han Do Yo dan Lu Tung di telinga Sam Sul.
Sam Sul hanya mengangguk sambil terus menatap ke arah Je. Bukankah gadis tersebut merupakan si culun yang tak pernah keluar kandang. Mengapa dia tidak tampak terkesima seperti kedua temannya ketika pertama kali mendatangi tempat seperti itu.
"Ayo!" Tanpa menghiraukan ekspresi teman-temannya, Je melangkah pergi menyusuri setiap sudut wilayah tempat itu. Cukup mewah, tetapi jika dibandingkan dengan Casino Light tentu masih di bawah standarnya. Meskipun sudah cukup lengkap dengan segala fasilitas, di mana tempat perjudiannya berada di bagian atas sehingga mereka bisa menyusuri setiap sudut Casino Scorpion tersebut. Namun, nyatanya tak membuat Je terkagum-kagum.
Sepanjang langkah Je mengamati setiap sisi mesin yang dimainkan maupun para pemain dan bandar di sana. Sebuah senyum seringai terukir di wajah gadis itu di saat mendapati sebuah mesin dengan sedikit kecurangan di dalam permainan.
"Mereka pandai memanipulasi keadaan," ujar Je lirih, tetapi masih bisa didengar oleh Sam.
"Apa yang kau katakan, Je."
"Kalian bermainlah sepuasnya, kecuali di sana," ujar Je memperingatkan sambil melirik ke arah meja permainan di mana bartender di sana tampak begitu cantik dan seksi. Sungguh memiliki penampilan yang memikat, hingga membuat para pemain judi terkesima, serta tertarik untuk bermain.
Teman-temannya sungguh heran dengan peringatan Je, hanya saja mereka tetap mengangguk dan tak mempertanyakan hal itu. Lagi pula ketiga pria tersebut lebih suka melihat Je bermain, meskipun ada keinginan untuk ikut, tetapi mereka bukanlah ahlinya seperti gadis tersebut.
"Sam, ikut aku!" Jessi melangkah ke arah berlawanan dengan sebelumnya, beruntung hanya ada satu tempat yang menggunakan trik curang dan itu merupakan bagian teramai daripada lainnya. 'Bodoh,' batin Je melirik sinis orang-orang yang mustahil untuk menang.
Mereka melangkah menuju tempat lainnya yang malah tak terlalu ramai. Kali ini bukan Jessi yang bermain, tetapi gadis itu menyuruh Sam dan teman-temannya.
"Tapi, Je. Aku tidak bisa." Sam ingin berdiri dari kursi, tetapi tangan gemuk Je menahan pundak pria itu sambil sedikit mencengkeram dan berbisik di telinganya.
"Diam dan cobalah! Aku akan membantumu memenangkan permainan ini," bisik Je di telinga Sam. Hal itu membuat pria tersebut seketika meremang karenanya. Hanya dengan sebuah bisikan, Je layaknya menyalurkan sengatan semangat yang seketika mengisi kepercayaan diri Sam.
Setiap langkah Sam dan teman-teman lainnya lakukan Je selalu menginstruksikan dengan cepat tanpa banyak berpikir dan tanpa terasa malam ini mereka memenangkan banyak yang dalam satu malam di Casino tersebut.
"Ayo kita pulang!" ajak Je kepada yang lainnya. Hingga ketika gadis itu sudah merasa bosan, keempat orang itu pun hendak beranjak pergi.
Namun, seorang pria tiba-tiba menghalangi langkah mereka. "Ke mana kalian akan pergi? Aku masih belum puas sebelum mendapatkan kembali uangku," ujar seorang pria bertubuh roti sobek penuh tato di sekujur tubuhnya.
"Apa maksudmu?" tanya Sam.
"Sekarang aku menantangnya untuk bermain!" Seakan tak terima dengan kekalahan pria tersebut lantas menantang Jessi, sebelum para remaja itu meninggalkan casino.
Hal itu tentu saja membuat Je tersenyum tipis. Pria itu jelas memilih lawan yang salah dan malah membuat gadis itu menyeringai. "Apa yang ingin kau pertaruhkan?"
Semua orang yang mendengar gaya bicara Je yang terkesan arogan langsung tertawa mendengarnya. Sungguh berbanding terbalik dengan tubuh gemuknya.
"Aku akan memberimu tempat gymku. Tapi, kali ini aku tidak menantangmu berjudi di sini. Kita adu kekuatan fisik di bawah tanah. Bagaimana?" Pria tersebut sebenarnya hanya mencoba menarik kembali uang yang kalah agar kembali padanya, sehingga sengaja memilih Je yang tampak tak memiliki kemampuan apapun.
Bawah tanah adalah tempat bertaruh paling mahal di casino itu, tetapi bukan permainan kartu yang mereka mainkan, melainkan adu kekuatan fisik bahkan hingga mati. Kekuatan beladiri dengan tangan kosong, atau yang biasa dikenal MMA–Mixed Material Art–dan pria itu yakin dia bisa mengalahkan gadis tersebut dengan mudah.
Sam, Han, dan Lu tentu saja membelalakkan mata mendengar tantangan pria itu. "Apa kau gila?" teriak Lu Tung sambil melangkah mendekat, tetapi dihentikan oleh tangan Je.
Setiap orang yang melihat hal itu tentu saja sangat antusias, bahkan tak jarang sudah ada yang mulai memasang taruhan pada si pria bertato. Meskipun Je bertubuh sama besarnya, tetapi sebagian isi tubuh gadis itu adalah lemak, sehingga mereka yakin jika pria tersebut pemenang nantinya.
"Kenapa? Apa kau takut kalah?" Pria itu mencoba mengejek Je dan teman-temannya agar terprovokasi. Dia tidak boleh membiarkan mereka lari dengan kemenangan begitu saja. Meskipun harus berusaha memancing dengan mempertaruhkan tempat gym miliknya, asalkan kemenangan sudah di depan mata tentu dia akan melakukannya.
"Setuju," ujar Je sambil mengulurkan tangan.
Para tamu lain yang menyaksikan hal itu tentu saja bertepuk tangan ria melihatnya, berbeda dengan ketiga teman yang tampak panik melihat kepercayaan diri Je.
"Je, apa kau yakin akan melakukan hal ini," bisik Sam di telinga Je.
"Kalian siapkan saja taruhan sebesar mungkin, kita akan kaya dalam semalam. Ingat itu!" jawab Je pada Sam.
Kesempatan telah dibuat, masing-masing pihak sudah menandatangani surat tantangan lengkap dengan taruhannya. Pertandingan dilakukan di tempat khusus yang mereka sebut Bawah Tanah.
Melihat kedua sisi yang sudah jelas kemenangannya tentu saja banyak orang bertaruh untuk pria bertato. Lain halnya dengan Jessi yang hanya memiliki Sam, Han, Lu, serta satu orang di tempat tersembunyi yang meletakkan taruhan untuk gadis itu.
Pria itu duduk di ruang VIP lantai atas sambil menggoyangkan gelas wine di tangan dan tersenyum melihat gadis gemuk yang bersiap di bawah.
"Kita akan bertemu lagi," gumam pria itu sambil menenggak minuman di gelasnya.
Tak perlu waktu lama, kedua peserta sudah bersiap di ring arena pertandingan dengan kerangka besi di sekelilingnya. Hal itu dilakukan karena ini bukanlah pertandingan olahraga, melainkan adu kekuatan fisik bertaruh nyawa dalam sebuah perjudian.
Riuh suara teriakan dan sorai para penonton di tempat itu menjadikan suasana kian memanas. Dua orang dengan tubuh hampir sama besarnya, hanya saja tak sama isinya tampak berdiri berseberangan dengan saling berpandangan.
Mereka mendengarkan instruksi dari pembawa acara yang kembali mengingatkan bahwa tidak ada aturan khusus dalam pertandingan tersebut, sehingga mereka bebas melakukan apapun kecuali, menggigit, menjambak dan mencolok mata lawannya.
"Mengerti," ujar sang pembawa acara sambil melihat ke arah keduanya.
Mereka pun hanya mengangguk, pembawa acara mulai memersilakan pertandingan berjalan, sedangkan sang pembawa acara melangkah keluar. Tidak ada wasit yang akan menilai pertandingan tersebut karena mereka harus bertarung mati-matian, hingga lawan tak mampu berkutik atau memang mengakui kekalahan.
Dengan mengenakan pelindung gigi, sarung tangan, dan kaos hitam biasanya serta celana pendek juga rambut berponi dikucir kuda, Je manatap lawan di depannya yang sama-sama bersiap dengan wajah meremehkan.
"Ayo lawan! Aku akan memberimu beberapa kali kesempatan untuk pemanasan." Pria itu menyeringai ke arah Je.
Namun, gadis tersebut juga tak kalah menyeramkan jika dibandingkan pria itu. Tidak ada sedikitpun keraguan apalagi rasa takut yang tercetak di wajahnya. Bahkan Jessi masih bisa tersenyum miring sambil mengepalkan kedua tangan.
"Yakin ingin membiarkanku lebih dulu menyerangmu?" tanya Je sambil memiringkan kepala dan hanya diangguki oleh pria tersebut.
Tanpa aba-aba dan secepat kilat Je bergerak, gadis bertubuh gemuk masih mampu melayangkan kaki kanan ke arah lawan yang sejenak melangkah mundur, tetapi nyatanya Je bisa langsung menyerang dengan kaki kiri bersamaan tubuh yang memutar. Dia mendaratkan sebuah tendangan tepat di lekuk leher pria itu dan membuatnya tersungkur hanya dalam hitungan detik.
"Sialan! Sepertinya aku terlalu meremehkanmu!" Tanpa membuang waktu lagi, pria itu segera berdiri hingga menyebabkan riuh teriakan para pendukungnya terdengar sangat keras. Dia mengarahkan tinju ke arah Je berulang kali, tetapi nyatanya tak semudah itu bahkan hanya untuk menyentuhnya saja.
Je menghindari serangan dengan lincah, sekali gadis tersebut menunduk, memundurkan kepala hingga sedikit melayang, atau bahkan memiringkan kepala hanya untuk menghindari serangan lawan.
Akan tetapi, hal tak diduga kembali pria itu rasakan Ketika tangan Je dengan kuat menahan pukulan dan malah memutar lengan lawan ke belakang. "Bukankah kau ingin menghabisiku," bisik Je di telinga pria yang kini meringis kesakitan atas tindakannya itu.
To Be Continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ᭄
brantas tuntas je, kalahkan si pria arogan itu
2024-12-22
0
Sita Sit
Wiliam itu ,si p ndukung jeje
2024-11-05
0
Dede Mila
😏😏😏😏😏😏💃💃💃💃
2024-11-19
0