Bab 15: Tempat Tinggal Baru

Bukan tanpa alasan Je memutuskan berjudi hari ini. Selain untuk mencukupi kebutuhannya ke depan, dia juga ingin membeli sebuah kue ulang tahun yang terlambat untuk Jenni. 

Gadis itu berusia tepat tujuh belas tahun kemarin dan dia sempat bercerita tidak pernah merasakan indahnya hadiah ulang tahun. Dalam jiwa yang tak bisa dilihat oleh orang lain, Jenni menghabiskan hari selama dua puluh empat jam lebih berada di sisi ayahnya, kecuali jika pria itu ke kamar mandi tentunya. 

Rasa rindu karena pria itu tak pernah mengucapkan hal itu selama tujuh belas tahun, membuat Jenni hanya bisa meminta hadiah dari Tuhan agar bisa menghabiskan waktu bersama dengan ayahnya di hari ulang tahunnya. Benar saja Tuhan mengabulkan hal itu, tetapi mereka bersama hanya ketika Jenni dalam bentuk jiwa yang mengikuti sang ayah seharian. 

Keduanya berjalan menuju sebuah taman dengan tas di punggung Je. Dia terlebih dulu duduk di sebuah bangku diikuti oleh Jenni. "Apa kau begitu menyayangi ayahmu?" tanya Je sesaat setelah memikirkan kejadian tadi. 

Jenni hanya bisa mengangguk kecil sambil menunduk. Dia juga duduk di bangku bersebelahan dengan Je. "Tapi dia sungguh tak menginginkan aku!" Tanpa sadar jiwa kosong itu kembali berurai air mata mengingat bagaimana ayahnya terlalu tega. Sejak kecil dia hanya bisa merayakan ulang tahunnya bersama kesepian tanpa pernah tahu apa itu perayaan. Berdiam diri di kamar sambil terus berharap sang ayah akan membuka hati tak membuatnya lelah untuk terus memanjat doa.

Rasa sakit karena dibenci ayah kandungnya sendiri membuat hati gadis itu rapuh sejak dulu. Tuhan seperti tidak adil membuatnya ada di dunia, tetapi tak dengan kebahagiaannya. Hingga tak lama kemudian, suara Je bernyanyi sambil menyodorkan sebuah hamburger kecil dengan lilin di atasnya membuat gadis itu seketika mengangkat kepalanya. 

"Selamat ulang tahun! Selamat ulang tahun! Selamat ulang, selamat ulang, selamat ulang tahun!" Dua wajah yang sama dalam bentuk tubuh dan jiwa saling berpandangan. Je mengulas sebuah senyum indah demi menghibur hati Jenni yang rapuh dengan sebuah kue kecil. "Selamat ulang tahun, Jenni. Hidupmu adalah milikmu, kau berhak bahagia. Make a wish!" 

Terharu, tentu saja terharu. Setelah sekian lama akhirnya dan orang yang mengingat tentang hari ulang tahunnya. Meskipun hanya sebatas hamburger yang kecil, tetapi hal itu adalah hadiah pertama bagi Jenni. 

"Maaf semua toko sudah tutup ketika aku pulang, hanya tersisa tempat makan cepat saji," ujar Je dengan lembut dan membuat Jenni mengangguk dengan cepat. 

Gadis itu langsung menangkupkan kedua tangan, berharap agar bisa merasakan apa itu bahagia setelah semua ini. Dia lantas meniup lilin tersebut, tetapi bukan mati karena tiupannya, melainkan semilir angin dingin di sepertiga malam itu. 

"Terima kasih, Jessi." 

"Ayo kita cari tempat penginapan!" 

Keduanya pun kembali menyusuri area kawasan tersebut dengan berjalan kaki. Sebagai seorang wanita gemuk dan jelek apa yang harus ditakutkan jika berjalan sendirian di kegelapan malam. Bahkan burung hantu pun enggan untuk bersiul menggodanya. 

Namun, Jessi sudah terlalu lelah hari ini hingga gadis tersebut memutuskan untuk tidur di bangku taman, di bawah sinar rembulan beratapkan langit dan berselimut semilir angin. 

__________________

Ketika pagi hari sudah menjelma, Je mulai mengerjapkan mata di saat mendengar penyapu jalan tengah mengerjakan tugas tak jauh dari tempat gadis tersebut beristirahat. Sementara itu, jiwa Jenni, masih tertidur di bangku lainnya hanya saja tak terlihat oleh orang lain. 

Beruntung hari ini bukanlah masa kerja, sehingga jalan tak terlalu ramai seperti biasanya. Namun, nyatanya gadis itu tak sendirian. Di balik semak taman, tiga orang pria saling berpelukan dengan masih tidak sadarkan diri. 

Je yang melihat hal itu lantas mendekat ke arah mereka yang bahkan berpenampilan lebih lusuh dari seorang  pengemis jalanan. "Apa yang kalian lakukan di sini?" 

Berulang kali, Je membangunkan Sam and the gank dengan menendangnya, hingga tak lama kemudian mereka mulai mengerjapkan mata. 

"Je? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Sam ketika pria itu sudah sadar sambil memukul kepalanya yang terasa sakit akibat mabuk semalam. 

"Harusnya aku yang menanyakan hal itu, bodoh! Kenapa kalian tak pulang? Jangan bilang kalian mengikutiku!" Sorot tajam Je menatap ketiga teman barunya membuat mereka hanya bisa menyengir kuda melihat gadis itu. 

Bukan karena apa-apa, tetapi mereka mengikuti Je karena penasaran bagaimana gadis itu berubah menjadi sangat mengagumkan. Hingga tak menyangka akan melihat Je yang pergi dari rumah dan memilih tidur di taman. 

"Karena kalian sudah tahu, bantu aku cari tempat tinggal!" 

"Siap!" Ketika pria itu langsung berdiri tegap. 

Meskipun Sam adalah anak orang kaya, tetapi dia memiliki hidup bebas dan tak diperhatikan keluarga karena kebodohannya. Hingga pria itu selalu bersenang-senang dengan kedua temannya hanya untuk menghabiskan uang yang dianggap Tuhan oleh keluarganya. 

Mereka pun segera melangkah pergi meninggalkan area taman. Begitu pula dengan jiwa Jenni yang merasa heran bagaimana bisa Je berteman dengan mereka. Padahal ketiga pria itu paling sering membully Jenni ketika dia masih di tubuhnya, tetapi sepertinya Je sekarang adalah bos bagi mereka. 

Cukup lama mereka menyusuri setiap tempat, Je memutuskan untuk menyewa sebuah tempat tinggal yang tak jauh dari casino mewah. Di mana tempat itu akan menjadi bank uang bagi hidupnya. 

Bukan sebuah apartemen apalagi rumah mewah yang disewa Je. Dia hanya menyewa sebuah tempat tinggal kecil di bagian atap dengan rooftop yang cukup luas. "Kalian belilah makanan dan beberapa barang lainnya! Jangan lupa beli ponsel untukku! Aku akan pergi dulu." 

Je menyerahkan uang hasil semalam kepada mereka untuk membantu membeli perlengkapan rumah, sedangkan dia menyisakan beberapa untuk kebutuhannya diri sendiri.

Setelah membersihkan diri Je memilih berlari sambil mengamati situasi di sekitar kawasan itu. Rumah sewa barunya seketika menjadi tempat untuk ketiga pria itu berkumpul alias nongkrong dengannya jika mereka tak ada kesibukan seperti sekarang. 

Dia harus mulai hidup sehat sejak kini demi kelangsingan tubuhnya, tetapi saat ini baru diet dan berlari yang bisa dia lakukan untuk membakar lemak sambil mengamati situasi sekitar. "Kau harus kurus, Je," ucapnya pada jiwa Jenni yang juga ikut berlari di sampingnya.

To Be Continue….

Terpopuler

Comments

Sita Sit

Sita Sit

si pembully jd kacungnya je sekarang /Facepalm//Facepalm/

2024-11-05

0

Ds Phone

Ds Phone

tikar dengan kuat

2025-01-09

0

Ruby Jane

Ruby Jane

ga ada visual je gemuk ya thor?

2024-10-29

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Bencana
2 BAB 2 : Jiwa yang Tertukar
3 BAB 3 : Jessi dan Jenni
4 BAB 4 : Pulang
5 BAB 5 : Ju Min Ten Sang Ibu Tiri
6 BAB 6 : Membalas Su Man To
7 BAB 7: Rencana Hidup
8 BAB 8 : Sam Sul
9 BAB 9 : Perundung yang Dirundung
10 BAB 10: Kemenangan Je
11 Bab 11: Je Vs Bakul Sate
12 Bab 12: Tak Terima Kekalahan
13 Bab 13 : Preman Kalengan
14 Bab 14: Pergi Dari Rumah
15 Bab 15: Tempat Tinggal Baru
16 Bab 16: Bertaruh Nyawa
17 Bab 17 : Lary Zain
18 Bab 18: Waria
19 Bab 19: King–Queen
20 Bab 20: Taruhan Kesepakatan
21 Bab 21: Pertama Kali Kalah
22 Bab 22: Kecurangan Liam
23 Bab 23: Pembalasan
24 Bab 24: Sugar Baby
25 Bab 25 : Pria Gila
26 Bab 26: Mendapatkan Keadilan
27 Bab 27: Kecelakaan
28 Bab 28: Kecemburuan
29 Bab 29: Apa Dia Mati?
30 Bab 30: Liam Galau
31 Bab 31: Siapa Dia?
32 Bab 32: Liam Cemburu
33 Bab 33: Carilah Wanita Matang
34 Bab 34: Tak Sebodoh Itu
35 Bab 35: Kecurigaan
36 Bab 36: Menemukan Sesuatu
37 Bab 37: Iblis Kecil
38 Bab 38: Gadis Sialan
39 Bab 39: Beraksi Lagi
40 Bab 40: Siapa Je?
41 Bab 41: Bukan Hanya Sampah
42 Bab 42: Membasmi Hama
43 Bab 43: Tamu Tak Diundang
44 Bab 44: Bisa Kembali
45 Bab 45: Cacing Tanah
46 Bab 46: Pergi Sekarang
47 Bab 47: Tikus Kantor
48 Bab 48: Apa Kau Mengenalnya?
49 Bab 49: Deal
50 Bab 50: Wanita Iblis
51 Bab 51: Aku Pastikan Kau Menyesal!
52 Bab 52: Membuat Ricuh
53 Bab 53: Memberi Pelajaran Kecoa
54 Bab 54: Bekerja Sama
55 Bab 55: Meninggalkan Wasiat
56 Bab 56: Bukan Kucing Liar
57 Bab 57: Kau Mengenalnya?
58 Bab 58: Koma Setahun
59 Bab 59: Penghancuran Bukti
60 Bab 60: Tokoh Utama
61 Bab 61: Belum Selesai
62 Bab 62: Bergerak Sekarang
63 Bab 63: Menghabisi Sisa Lawan
64 Bab 64: Maaf
65 Bab 65: Berhak Bahagia
66 Bab 66: Wanita Sundal
67 Bab 67: Kau Milikku
68 Bab 68: Deal
69 Bab 69: Apa Maumu?
70 Bab 70: Kedatangan William
71 Bab 71: Situasi Menegangkan
72 Bab 72: Pertukaran Adil
73 Bab 73: Cinta Pertama dan Terakhir
74 Bab 74: Ketidakrelaan Seorang Ayah
75 Bab 75: Pernikahan
Episodes

Updated 75 Episodes

1
BAB 1 : Bencana
2
BAB 2 : Jiwa yang Tertukar
3
BAB 3 : Jessi dan Jenni
4
BAB 4 : Pulang
5
BAB 5 : Ju Min Ten Sang Ibu Tiri
6
BAB 6 : Membalas Su Man To
7
BAB 7: Rencana Hidup
8
BAB 8 : Sam Sul
9
BAB 9 : Perundung yang Dirundung
10
BAB 10: Kemenangan Je
11
Bab 11: Je Vs Bakul Sate
12
Bab 12: Tak Terima Kekalahan
13
Bab 13 : Preman Kalengan
14
Bab 14: Pergi Dari Rumah
15
Bab 15: Tempat Tinggal Baru
16
Bab 16: Bertaruh Nyawa
17
Bab 17 : Lary Zain
18
Bab 18: Waria
19
Bab 19: King–Queen
20
Bab 20: Taruhan Kesepakatan
21
Bab 21: Pertama Kali Kalah
22
Bab 22: Kecurangan Liam
23
Bab 23: Pembalasan
24
Bab 24: Sugar Baby
25
Bab 25 : Pria Gila
26
Bab 26: Mendapatkan Keadilan
27
Bab 27: Kecelakaan
28
Bab 28: Kecemburuan
29
Bab 29: Apa Dia Mati?
30
Bab 30: Liam Galau
31
Bab 31: Siapa Dia?
32
Bab 32: Liam Cemburu
33
Bab 33: Carilah Wanita Matang
34
Bab 34: Tak Sebodoh Itu
35
Bab 35: Kecurigaan
36
Bab 36: Menemukan Sesuatu
37
Bab 37: Iblis Kecil
38
Bab 38: Gadis Sialan
39
Bab 39: Beraksi Lagi
40
Bab 40: Siapa Je?
41
Bab 41: Bukan Hanya Sampah
42
Bab 42: Membasmi Hama
43
Bab 43: Tamu Tak Diundang
44
Bab 44: Bisa Kembali
45
Bab 45: Cacing Tanah
46
Bab 46: Pergi Sekarang
47
Bab 47: Tikus Kantor
48
Bab 48: Apa Kau Mengenalnya?
49
Bab 49: Deal
50
Bab 50: Wanita Iblis
51
Bab 51: Aku Pastikan Kau Menyesal!
52
Bab 52: Membuat Ricuh
53
Bab 53: Memberi Pelajaran Kecoa
54
Bab 54: Bekerja Sama
55
Bab 55: Meninggalkan Wasiat
56
Bab 56: Bukan Kucing Liar
57
Bab 57: Kau Mengenalnya?
58
Bab 58: Koma Setahun
59
Bab 59: Penghancuran Bukti
60
Bab 60: Tokoh Utama
61
Bab 61: Belum Selesai
62
Bab 62: Bergerak Sekarang
63
Bab 63: Menghabisi Sisa Lawan
64
Bab 64: Maaf
65
Bab 65: Berhak Bahagia
66
Bab 66: Wanita Sundal
67
Bab 67: Kau Milikku
68
Bab 68: Deal
69
Bab 69: Apa Maumu?
70
Bab 70: Kedatangan William
71
Bab 71: Situasi Menegangkan
72
Bab 72: Pertukaran Adil
73
Bab 73: Cinta Pertama dan Terakhir
74
Bab 74: Ketidakrelaan Seorang Ayah
75
Bab 75: Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!