Bab 14: Pergi Dari Rumah

Jessi melangkah menyusuri jalan seorang diri setelah berpisah dengan teman-teman. Berulang kali gadis itu menghela napas panjang karena tak menemukan bagaimana cara agar bisa kembali ke kehidupannya sendiri.

Cukup lama gadis itu melangkah, hingga kakinya berhenti sejenak untuk menatap bangunan rumah di depannya. Tempat yang seharusnya disebut rumah oleh pemilik tubuh ini, tetapi terasa asing bagi dirinya sendiri.

Dengan perasaan malas Je mulai membuka pintu yang nyatanya tak dikunci. Padahal dia sudah bersiap-siap tidur di teras jika memang mereka tak membukakan. Namun, baru selangkah gadis memasuki kediaman, suara teriakan seorang pria disertai lampu yang menyala dengan terang membuat Je terlonjak seketika.

"Dari mana saja kamu?" teriak Su Man To dengan berkacak pinggang dan Je melihat jiwa Jessi ada di samping pria itu.

"Jangan melawan, Ayah sedang marah!" Jiwa Jenni berusaha untuk memeringatkan Jessi. Akan tetapi, gadis itu seolah tak peduli akan hal tersebut.

"Club." Sebuah kalimat dari mulut Je berhasil menyulut emosi dalam diri Su Man To. Pria tersebut langsung melangkah dengan tegas ke arah putrinya dan melayangkan tangannya, mendaratkan sebuah tamparan di pipi gadis yang bahkan sudah ada sedikit goresan sebelumnya akibat berkelahi.

"Mau jadi apa kamu, hah?" Emosi dalam diri Su Man To semakin menjadi ketika mencium aroma tembakau, bercampur alkohol, dan beberapa bau lainnya yang menyatu di tubuh Je. Menandakan jika gadis itu tidak bohong dan sungguh baru saja pulang dari klub malam. "Tiap hari kerjanya bikin malu keluarga saja!"

Ju Min Ten berusaha menahan tubuh suaminya yang sedang emosi. Seolah bertindak layaknya istri baik yang melerai ayah dan anak tersebut. "Sudah, Dad. Jangan marah-marah! Kasihan, Jenni baru pulang. Lagi pula baru kali ini dia keluar malam. Mungkin hanya butuh hiburan dengan teman-temannya."

Setiap kalimat yang keluar dari mulut Min Ten memang terdengar lembut, tetapi secara tidak langsung dia menyulut emosi dalam diri Su Man To agar semakin membara karena pergaulan putrinya saat ini. "Jangan membelanya! Dia tidak pantas dikasih hati!" Pria tersebut lantas menunjuk-nunjuk putrinya dengan kasar. "Mau jadi apa kamu keluyuran sampai jam segini, hah?"

"Bukan urusanmu!" Sebuah kalimat yang keluar dari mulut Je berhasil membuat Su Man To seketika membelalakkan mata dengan kilatan tajam.

Sebuah tamparan dari Su Man To kembali mendarat di pipi bulat gadis itu karena geram akan putrinya yang kini menjadi seorang pembangkang. "Kalau kamu tidak bisa diatur lagi dan sudah merasa hebat. Pergi kamu dari sini! Aku tak butuh anak pembangkang sepertimu!" ujar pria itu tanpa berpikiran panjang.

Dalam hati Ju Min Ten tentu saja bersorak ria. Jika Jenni pergi dari rumah ini, tentu saja dia akan lebih mudah dalam menguasai harta Su Man To bersama Rose. Namun, berbeda dengan Je yang kini mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Pernahkah kamu memikirkan bagaimana seorang sepertiku hidup tanpa uang selama ini? Apa Anda sebagai seorang ayah pernah bertanya padaku, apa yang akan kulakukan ketika dewasa?" Dengan tangan bergetar Je menunjuk ke arah Su Man To. Dia geram akan setiap kalimat pria itu yang tak pernah tahu menahu bagaimana putrinya sendiri hidup dalam kesusahan selama ini, hingga Je berusaha membantunya dengan mencari uang malam ini. "Tidak! Sebagai ayah Anda tidak pernah menanyakan hal itu?" teriak Je dengan sangat keras.

Sebelumnya Jenni sudah menceritakan bagaimana hidupnya selama ini, hingga dia hanya ibarat sebuah cangkang kosong di keluarganya sendiri. Tak berharga dan hanya dianggap sampah.

"Kau bahkan mungkin tak ingat berapa umurku sekarang." Je bergegas melangkah pergi meninggalkan Su Man To dan Ju Min Ten yang masih mematung di tempatnya.

Dia segera mengajak jiwa Je untuk pergi ke dalam kamar secepatnya. "Katakan barang apa yang ingin kau bawa!" tanya Je mulai memasukkan beberapa barang yang tampak penting ke dalam tas.

"Jessi, apa kita sungguh akan pergi!" tanya Jenni.

Pertanyaan Jenni sukses membuat Je menghentikan aktivitasnya dan menatap tajam ke arah jiwa gadis di depannya. "Apa kau ingin aku hidup di dalam keluarga tak berperasaan seperti mereka?" Gadis itu hanya menggeleng dan mulai takut melihat tatapan tajam Je.

"Jangan harap aku mau berlama-lama hidup dalam penghinaan sepertimu!" Je kembali memasukkan beberapa peralatan sekolah ke dalam tas.

"Ta–tapi, ke mana kita akan pergi?"

"Tempat di mana manusia dihargai." Tanpa membiarkan Jenni terlalu banyak berpikir, Je segera menutup tasnya dan melangkah keluar kamar.

Sejenak dia berhenti di depan Su Man To yang masih mematung di tempatnya untuk melirik pria itu sejenak. "Aku harap Tuhan masih memberimu umur panjang, meskipun Anda terlalu banyak memakan bangkai."

Gadis itu pun segera melangkah pergi tanpa menoleh ke belakang, di mana Su Man To hanya bisa terdiam akan perubahan putri saat ini. Kalimat Je bukanlah omong kosong semata. Namun, dia jelas tahu karakter setiap penghuni rumah itu meskipun hanya tinggal beberapa hari di sana.

Tentu saja ada rasa nyeri di hati Su Man To di kala tak menyangka putrinya akan benar-benar melangkah keluar dari rumah ini dengan hati yang terluka. Tanpa terasa buliran hangat berkumpul di sudut mata pria tersebut, di kala mengingat jika kemarin adalah hari ulang tahun putrinya yang ke tujuh belas dan dengan bodohnya, dia melupakan hal itu. Namun, semua sudah terlambat karena gadis itu memutuskan pergi atas ucapan yang keluar dari mulutnya sendiri. 

Lain halnya dengan Su Ma To, Min Ten bersorak ria dalam hatinya melihat kepergian Je. Dia tak menyangka jika akibatnya akan sedahsyat ini dan gadis itu juga berani meninggalkan rumahnya sendiri. 

TO be Continue… 

Terpopuler

Comments

Ds Phone

Ds Phone

kau tungu balasan nya

2025-01-09

0

X'tine

X'tine

hajarrr Je... love you aah... 💚

2024-09-29

0

Ayuni Wati

Ayuni Wati

mantap je.. i like you

2022-03-26

4

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Bencana
2 BAB 2 : Jiwa yang Tertukar
3 BAB 3 : Jessi dan Jenni
4 BAB 4 : Pulang
5 BAB 5 : Ju Min Ten Sang Ibu Tiri
6 BAB 6 : Membalas Su Man To
7 BAB 7: Rencana Hidup
8 BAB 8 : Sam Sul
9 BAB 9 : Perundung yang Dirundung
10 BAB 10: Kemenangan Je
11 Bab 11: Je Vs Bakul Sate
12 Bab 12: Tak Terima Kekalahan
13 Bab 13 : Preman Kalengan
14 Bab 14: Pergi Dari Rumah
15 Bab 15: Tempat Tinggal Baru
16 Bab 16: Bertaruh Nyawa
17 Bab 17 : Lary Zain
18 Bab 18: Waria
19 Bab 19: King–Queen
20 Bab 20: Taruhan Kesepakatan
21 Bab 21: Pertama Kali Kalah
22 Bab 22: Kecurangan Liam
23 Bab 23: Pembalasan
24 Bab 24: Sugar Baby
25 Bab 25 : Pria Gila
26 Bab 26: Mendapatkan Keadilan
27 Bab 27: Kecelakaan
28 Bab 28: Kecemburuan
29 Bab 29: Apa Dia Mati?
30 Bab 30: Liam Galau
31 Bab 31: Siapa Dia?
32 Bab 32: Liam Cemburu
33 Bab 33: Carilah Wanita Matang
34 Bab 34: Tak Sebodoh Itu
35 Bab 35: Kecurigaan
36 Bab 36: Menemukan Sesuatu
37 Bab 37: Iblis Kecil
38 Bab 38: Gadis Sialan
39 Bab 39: Beraksi Lagi
40 Bab 40: Siapa Je?
41 Bab 41: Bukan Hanya Sampah
42 Bab 42: Membasmi Hama
43 Bab 43: Tamu Tak Diundang
44 Bab 44: Bisa Kembali
45 Bab 45: Cacing Tanah
46 Bab 46: Pergi Sekarang
47 Bab 47: Tikus Kantor
48 Bab 48: Apa Kau Mengenalnya?
49 Bab 49: Deal
50 Bab 50: Wanita Iblis
51 Bab 51: Aku Pastikan Kau Menyesal!
52 Bab 52: Membuat Ricuh
53 Bab 53: Memberi Pelajaran Kecoa
54 Bab 54: Bekerja Sama
55 Bab 55: Meninggalkan Wasiat
56 Bab 56: Bukan Kucing Liar
57 Bab 57: Kau Mengenalnya?
58 Bab 58: Koma Setahun
59 Bab 59: Penghancuran Bukti
60 Bab 60: Tokoh Utama
61 Bab 61: Belum Selesai
62 Bab 62: Bergerak Sekarang
63 Bab 63: Menghabisi Sisa Lawan
64 Bab 64: Maaf
65 Bab 65: Berhak Bahagia
66 Bab 66: Wanita Sundal
67 Bab 67: Kau Milikku
68 Bab 68: Deal
69 Bab 69: Apa Maumu?
70 Bab 70: Kedatangan William
71 Bab 71: Situasi Menegangkan
72 Bab 72: Pertukaran Adil
73 Bab 73: Cinta Pertama dan Terakhir
74 Bab 74: Ketidakrelaan Seorang Ayah
75 Bab 75: Pernikahan
Episodes

Updated 75 Episodes

1
BAB 1 : Bencana
2
BAB 2 : Jiwa yang Tertukar
3
BAB 3 : Jessi dan Jenni
4
BAB 4 : Pulang
5
BAB 5 : Ju Min Ten Sang Ibu Tiri
6
BAB 6 : Membalas Su Man To
7
BAB 7: Rencana Hidup
8
BAB 8 : Sam Sul
9
BAB 9 : Perundung yang Dirundung
10
BAB 10: Kemenangan Je
11
Bab 11: Je Vs Bakul Sate
12
Bab 12: Tak Terima Kekalahan
13
Bab 13 : Preman Kalengan
14
Bab 14: Pergi Dari Rumah
15
Bab 15: Tempat Tinggal Baru
16
Bab 16: Bertaruh Nyawa
17
Bab 17 : Lary Zain
18
Bab 18: Waria
19
Bab 19: King–Queen
20
Bab 20: Taruhan Kesepakatan
21
Bab 21: Pertama Kali Kalah
22
Bab 22: Kecurangan Liam
23
Bab 23: Pembalasan
24
Bab 24: Sugar Baby
25
Bab 25 : Pria Gila
26
Bab 26: Mendapatkan Keadilan
27
Bab 27: Kecelakaan
28
Bab 28: Kecemburuan
29
Bab 29: Apa Dia Mati?
30
Bab 30: Liam Galau
31
Bab 31: Siapa Dia?
32
Bab 32: Liam Cemburu
33
Bab 33: Carilah Wanita Matang
34
Bab 34: Tak Sebodoh Itu
35
Bab 35: Kecurigaan
36
Bab 36: Menemukan Sesuatu
37
Bab 37: Iblis Kecil
38
Bab 38: Gadis Sialan
39
Bab 39: Beraksi Lagi
40
Bab 40: Siapa Je?
41
Bab 41: Bukan Hanya Sampah
42
Bab 42: Membasmi Hama
43
Bab 43: Tamu Tak Diundang
44
Bab 44: Bisa Kembali
45
Bab 45: Cacing Tanah
46
Bab 46: Pergi Sekarang
47
Bab 47: Tikus Kantor
48
Bab 48: Apa Kau Mengenalnya?
49
Bab 49: Deal
50
Bab 50: Wanita Iblis
51
Bab 51: Aku Pastikan Kau Menyesal!
52
Bab 52: Membuat Ricuh
53
Bab 53: Memberi Pelajaran Kecoa
54
Bab 54: Bekerja Sama
55
Bab 55: Meninggalkan Wasiat
56
Bab 56: Bukan Kucing Liar
57
Bab 57: Kau Mengenalnya?
58
Bab 58: Koma Setahun
59
Bab 59: Penghancuran Bukti
60
Bab 60: Tokoh Utama
61
Bab 61: Belum Selesai
62
Bab 62: Bergerak Sekarang
63
Bab 63: Menghabisi Sisa Lawan
64
Bab 64: Maaf
65
Bab 65: Berhak Bahagia
66
Bab 66: Wanita Sundal
67
Bab 67: Kau Milikku
68
Bab 68: Deal
69
Bab 69: Apa Maumu?
70
Bab 70: Kedatangan William
71
Bab 71: Situasi Menegangkan
72
Bab 72: Pertukaran Adil
73
Bab 73: Cinta Pertama dan Terakhir
74
Bab 74: Ketidakrelaan Seorang Ayah
75
Bab 75: Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!