BAB 10: Kemenangan Je

Untuk tempat pertama yang Jessi datangi bersama Sam Sul dan yang lainnya memanglah hanya sebuah kasino kecil. Hal ini dia lakukan sebagai strategi agar bisa meraup lebih banyak keuntungan dengan modal sedikit sembari mendalami situasi. Jika nantinya dia sudah berhasil memenangkan banyak uang, barulah gadis itu berniat mengunjungi kasino kalangan menengah ke atas.

Tubuh gemuk dan wajah jelek Jessi saat ini sungguh tak bisa ditutupi. Banyak mata menatap sinis ke arah mereka karena menganggap sekelompok orang seperti itu tak layak bermain di tempat seperti ini.

Namun, sebuah senyum miring terukir indah di wajah buruk Jessi. Dia menghentikan langkah di salah satu meja permainan favoritnya–Roulette. Tanpa membuang waktu, gadis itu meletakkan semua taruhannya di satu tempat.

"Je, apa kau tahu maksudnya semua ini?" tanya Sam Sul dengan raut wajah cemas. Bagaimana tidak, semua uang yang dia miliki diambil oleh gadis itu dan langsung diletakkan di tempat bertaruh. Jika mereka sampai kalah otomatis hanya bisa melihat dan tak lagi dapat bermain.

"Jangan banyak omong! Percaya padaku!" Tak butuh waktu lama, seorang bandar mulai menekan tombol putar dan melemparkan bola kecil tersebut.

"Woooo menang!" Ketiga pria tersebut sontak berteriak dan merangkul Jessi ketika gadis itu langsung memenangkan 35 kali lipat dari angka taruhannya di putaran pertama permainan. Namun, gadis itu menatap tajam dan tak bereaksi berlebihan seperti teman-temannya. "Maaf, Je."

"Kau hanya beruntung." Seorang pria mendengus kesal melihat gadis yang baru sekali bermain langsung menang, sedangkan dia sudah beberapa kali, tetapi tak kunjung mendapatkan kemenangan.

"Kita lihat saja nanti!" ujar Jessi datar.

Kerlap kerlip lampu serta alunan musik DJ beriringan dan ramainya orang berseru akan kekalahan atau pun kemenangan menjadikan tempat tersebut terlihat sangat ramai.

Kasino merupakan tempat di mana manusia mencoba peruntungan dengan cara mudah. Namun, tak jarang bukannya keuntungan yang mereka dapat, melainkan kerugian tak berkesudahan. Bahkan ada yang sampai menjual semua aset karena kecanduan dalam berjudi.

Tua, muda, pria, wanita sama saja. Mereka berkumpul untuk bermain kartu sambil menyesap rokok di bibir. Bukan hal yang langka jika tempat seperti itu lebih menguras kantong dibandingkan dengan club malam atau tempat pela*curan.

Untuk yang kesekian kalinya Jessi kembali memenangkan beberapa pertandingan dan uang yang terkumpul membuat gadis itu mencoba permainan lainnya.

"Kita bermain di sana!" ajak Jessi pada Sam Sul dan yang lainnya.

"Apa kau yakin?" Sam mengernyitkan dahi melihat Je melangkahkan kaki menuju tempat lain. Dia sendiri bahkan tak pernah bermain poker selama bersenang-senang di kasino. Bagaimana bisa gadis cupu seperti Jenni melakukan hal itu.

"Jika aku menang, aku tak perlu mengembalikan uangmu. Tapi, jika kalah aku akan membawakan tas mu setiap hari ke sekolah! Bagaimana?" Jessi mengulurkan tangannya kepada Sam.

Sejenak pria itu memikirkan perkataan Je. Akan tetapi, sebenarnya kedua hal itu tidak ada untungnya bagi Sam. Namun, melihat rasa percaya diri gadis itu dia pun menerima uluran tangan. "Deal!"

"Aku ikut!" Tanpa membuang waktu, Jessi langsung duduk di salah satu kursi kosong meja poker lengkap dengan koin perjudian miliknya.

Seorang pria paruh baya berkepala botak dan perut buncit tampak tertawa mencemooh ke arah gadis itu. "Hei bocah! Lebih baik kau pulang saja sebelum akhirnya menangis karena kehilangan uangmu!"

"Hei, Pak Tua Pentol Korek. Lebih baik siapkan taruhannya dan tak perlu banyak bicara!" jawab Jessi santai sambil memangku tangan di atas meja.

"Sialan!" Pria tersebut langsung meletakkan taruhannya. "Mulai!"

Kedua orang saling beradu di meja perjudian dengan wajah pria tua yang meremehkan kemampuan gadis jelek di depannya. Sangat jarang seorang wanita muda di usia seperti itu memahami tatanan dan aturan dalam permainan poker dan dia akan memanfaatkan hal itu untuk menguras uang Jessi.

Namun, hal yang tak ia duga adalah Jessi bukanlah gadis biasa. Bergelut di meja perjudian sejak dalam kandungan membuat permainan ini hanyalah layaknya ular tangga bagi gadis itu. Apa lagi sejak kecil dia selalu bermain di kasino demi mengganggu sang Paman dan membolos sekolah.

Tak jauh dari tempat mereka berada, seorang pria berperawakan tampan berdiri di tepi kaca. Seperti biasa dia duduk di ruang VIP di mana posisinya tidak akan terlihat dari luar. Pria tersebut mengamati setiap aktivitas di dalam kasino karena berencana membangun sebuah pasar bisnis perjudian sendiri di dunia.

William Scorpion, seorang pria berusia dua puluh delapan tahun yang bekerja sebagai pebisnis muda. Pria tersebut adalah pendatang dari China dan melebarkan bisnis di banyak tempat, termasuk usaha miras dan perjudian.

Terbiasa berpindah-pindah tempat membuatnya tak tertarik dengan wanita dan hanya menikmati bisnis sebagai kekasihnya. Dia mengedarkan padangan ke segala arah, tetapi kali ini sorot matanya berhenti di punggung seorang wanita yang bermain judi.

"Siapa dia?" tanya Liam pada asistennya Kare.

"Sepertinya pelanggan baru, Tuan. Haruskah saya menyelidikinya?"

"Pergilah!" Liam mengibaskan tangan sebagai tanda agar sang asisten mencari tahu identitas wanita tersebut.

Entah mengapa untuk pertama kalinya, pria tersebut merasakan sebuah desiran di hati karena seorang wanita yang bahkan dilihat dari punggungnya saja tampak tidak menarik. Namun, bukan itu yang utama, tetapi rasa penasaran dalam dirinya akan kelihaian gadis itu dalam berjudi.

Di mana pandangannya melihat tingginya tumpukan uang dan cara bermain gadis itu yang mampu membuat lawannya berulang kali mengacak-acak rambut karena frustrasi.

"Mengagumkan!" Liam kembali menyesap cerutu di tangannya dan setelah cukup lama mengamati, pria tersebut memilih untuk turun dan menatap dari jarak lebih dekat.

"Berikan aku whisky!" pintanya pada seorang bartender.

Seorang wanita seksi mulai mendekati pria tersebut. "Tuan." Dia hendak bergelayut manja, tetapi dengan cepat Liam menepis tangannya.

"Menyingkirlah jika kau masih menginginkan nyawamu!"

Wanita itu pun hanya bisa mendengus kesal sambil melangkah pergi meninggalkan Liam, sedangkan pria tersebut malah asyik meneguk minumannya sambil terus menatap ke arah Jessi. Selama ini dia selalu bersembunyi di balik ruang VIP demi kenyamanan diri. Namun, hanya untuk melihat gadis itu dari dekat Liam bahkan rela turun ke keramaian.

Hingga suara teriakan seorang pria dari meja tempat Jessi bermain membuat Liam menyunggingkan senyuman.

"Apa ini? Kau pasti curang 'kan?" teriak pria botak plontos tak terima dengan kekalahannya. Bagaimana tidak, Jessi berhasil memprovokasi pria tersebut hingga seluruh uang taruhannya berpindah tangan.

Namun, gadis itu terlihat santai dan tetap duduk dengan arogannya. "Seharusnya Anda malu bisa dikalahkan gadis jelek sepertiku!"

"Hah!" Pria tersebut mengacak-acak meja perjudian demi meluapkan kekesalannya. Habis sudah uang hasil suap raib berpindah tangan hanya dalam hitungan jam.

To Be Continue...

Terpopuler

Comments

Hairani Siregar

Hairani Siregar

Dari masih dlm kandungan mominya dah d ajari main judi. trus punya casino jga, jdi jenni dah hapal luar logika.

2024-12-13

0

Ds Phone

Ds Phone

itu kekuatan nya

2025-01-09

0

Sita Sit

Sita Sit

will jodohnya Jessi nih

2024-11-05

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Bencana
2 BAB 2 : Jiwa yang Tertukar
3 BAB 3 : Jessi dan Jenni
4 BAB 4 : Pulang
5 BAB 5 : Ju Min Ten Sang Ibu Tiri
6 BAB 6 : Membalas Su Man To
7 BAB 7: Rencana Hidup
8 BAB 8 : Sam Sul
9 BAB 9 : Perundung yang Dirundung
10 BAB 10: Kemenangan Je
11 Bab 11: Je Vs Bakul Sate
12 Bab 12: Tak Terima Kekalahan
13 Bab 13 : Preman Kalengan
14 Bab 14: Pergi Dari Rumah
15 Bab 15: Tempat Tinggal Baru
16 Bab 16: Bertaruh Nyawa
17 Bab 17 : Lary Zain
18 Bab 18: Waria
19 Bab 19: King–Queen
20 Bab 20: Taruhan Kesepakatan
21 Bab 21: Pertama Kali Kalah
22 Bab 22: Kecurangan Liam
23 Bab 23: Pembalasan
24 Bab 24: Sugar Baby
25 Bab 25 : Pria Gila
26 Bab 26: Mendapatkan Keadilan
27 Bab 27: Kecelakaan
28 Bab 28: Kecemburuan
29 Bab 29: Apa Dia Mati?
30 Bab 30: Liam Galau
31 Bab 31: Siapa Dia?
32 Bab 32: Liam Cemburu
33 Bab 33: Carilah Wanita Matang
34 Bab 34: Tak Sebodoh Itu
35 Bab 35: Kecurigaan
36 Bab 36: Menemukan Sesuatu
37 Bab 37: Iblis Kecil
38 Bab 38: Gadis Sialan
39 Bab 39: Beraksi Lagi
40 Bab 40: Siapa Je?
41 Bab 41: Bukan Hanya Sampah
42 Bab 42: Membasmi Hama
43 Bab 43: Tamu Tak Diundang
44 Bab 44: Bisa Kembali
45 Bab 45: Cacing Tanah
46 Bab 46: Pergi Sekarang
47 Bab 47: Tikus Kantor
48 Bab 48: Apa Kau Mengenalnya?
49 Bab 49: Deal
50 Bab 50: Wanita Iblis
51 Bab 51: Aku Pastikan Kau Menyesal!
52 Bab 52: Membuat Ricuh
53 Bab 53: Memberi Pelajaran Kecoa
54 Bab 54: Bekerja Sama
55 Bab 55: Meninggalkan Wasiat
56 Bab 56: Bukan Kucing Liar
57 Bab 57: Kau Mengenalnya?
58 Bab 58: Koma Setahun
59 Bab 59: Penghancuran Bukti
60 Bab 60: Tokoh Utama
61 Bab 61: Belum Selesai
62 Bab 62: Bergerak Sekarang
63 Bab 63: Menghabisi Sisa Lawan
64 Bab 64: Maaf
65 Bab 65: Berhak Bahagia
66 Bab 66: Wanita Sundal
67 Bab 67: Kau Milikku
68 Bab 68: Deal
69 Bab 69: Apa Maumu?
70 Bab 70: Kedatangan William
71 Bab 71: Situasi Menegangkan
72 Bab 72: Pertukaran Adil
73 Bab 73: Cinta Pertama dan Terakhir
74 Bab 74: Ketidakrelaan Seorang Ayah
75 Bab 75: Pernikahan
Episodes

Updated 75 Episodes

1
BAB 1 : Bencana
2
BAB 2 : Jiwa yang Tertukar
3
BAB 3 : Jessi dan Jenni
4
BAB 4 : Pulang
5
BAB 5 : Ju Min Ten Sang Ibu Tiri
6
BAB 6 : Membalas Su Man To
7
BAB 7: Rencana Hidup
8
BAB 8 : Sam Sul
9
BAB 9 : Perundung yang Dirundung
10
BAB 10: Kemenangan Je
11
Bab 11: Je Vs Bakul Sate
12
Bab 12: Tak Terima Kekalahan
13
Bab 13 : Preman Kalengan
14
Bab 14: Pergi Dari Rumah
15
Bab 15: Tempat Tinggal Baru
16
Bab 16: Bertaruh Nyawa
17
Bab 17 : Lary Zain
18
Bab 18: Waria
19
Bab 19: King–Queen
20
Bab 20: Taruhan Kesepakatan
21
Bab 21: Pertama Kali Kalah
22
Bab 22: Kecurangan Liam
23
Bab 23: Pembalasan
24
Bab 24: Sugar Baby
25
Bab 25 : Pria Gila
26
Bab 26: Mendapatkan Keadilan
27
Bab 27: Kecelakaan
28
Bab 28: Kecemburuan
29
Bab 29: Apa Dia Mati?
30
Bab 30: Liam Galau
31
Bab 31: Siapa Dia?
32
Bab 32: Liam Cemburu
33
Bab 33: Carilah Wanita Matang
34
Bab 34: Tak Sebodoh Itu
35
Bab 35: Kecurigaan
36
Bab 36: Menemukan Sesuatu
37
Bab 37: Iblis Kecil
38
Bab 38: Gadis Sialan
39
Bab 39: Beraksi Lagi
40
Bab 40: Siapa Je?
41
Bab 41: Bukan Hanya Sampah
42
Bab 42: Membasmi Hama
43
Bab 43: Tamu Tak Diundang
44
Bab 44: Bisa Kembali
45
Bab 45: Cacing Tanah
46
Bab 46: Pergi Sekarang
47
Bab 47: Tikus Kantor
48
Bab 48: Apa Kau Mengenalnya?
49
Bab 49: Deal
50
Bab 50: Wanita Iblis
51
Bab 51: Aku Pastikan Kau Menyesal!
52
Bab 52: Membuat Ricuh
53
Bab 53: Memberi Pelajaran Kecoa
54
Bab 54: Bekerja Sama
55
Bab 55: Meninggalkan Wasiat
56
Bab 56: Bukan Kucing Liar
57
Bab 57: Kau Mengenalnya?
58
Bab 58: Koma Setahun
59
Bab 59: Penghancuran Bukti
60
Bab 60: Tokoh Utama
61
Bab 61: Belum Selesai
62
Bab 62: Bergerak Sekarang
63
Bab 63: Menghabisi Sisa Lawan
64
Bab 64: Maaf
65
Bab 65: Berhak Bahagia
66
Bab 66: Wanita Sundal
67
Bab 67: Kau Milikku
68
Bab 68: Deal
69
Bab 69: Apa Maumu?
70
Bab 70: Kedatangan William
71
Bab 71: Situasi Menegangkan
72
Bab 72: Pertukaran Adil
73
Bab 73: Cinta Pertama dan Terakhir
74
Bab 74: Ketidakrelaan Seorang Ayah
75
Bab 75: Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!