"Baik, Tuan! saya mengerti." jawab Sisilia dengan membungkukkan badannya.
Lalu, Bruce bergegas masuk ke dalam mobilnya. Karena, security sudah membukakan pintu mobil untuk dirinya.
Bruce segera menginjak pedal gas mobil, menuju Mansion. Bayangan Rico masuk ke dalam ruang Tifani. Tifani memberi kode kepada Rico, di parkiran mobil dipagi hari setelah kembali dari hotel semakin membuat Bruce emosi.
"Brengse*k!!! wanita tidak tau diri!" umpat Bruce didalam mobil.
Bruce memukul stir mobil nya dengan begitu sangat keras, hingga klakson mobil berbunyi.
Bebbb...
Para pengguna jalan, yang merasa terganggu mengeluarkan tangan mereka, dan mengangkat ke atas. lalu, menunjukkan jari tengah ke arah Bruce.
Bruce terkekeh, sembari mengelengkan kepalanya. Ketika melihat dari kaca spion luar, ada pengguna jalan yang sedang memaki dirinya.
Lalu, Bruce semakin menambah kecepatan mobil. Kemudian, Bruce dengan kasar membanting stir ke arah jalur kanan. Lalu, dengan cepat menghentikan mobilnya secara mendadak.
Ccciiiiiuuuut...
Bruce yang sangat marah, kesal, menyesal Semua tercampur jadi satu. Kenapa, dulu dia menolong gadis yang tidak tau malu itu. Karena, gadis itu Bruce rela mengeluarkan uangnya untuk membiayai Tifani sekolah primer hingga kuliah. Semua Ia lakukan karena Ia yakin gadis kecil yang lugu itu,tidak mengkhianati dirinya seperti sekarang.
"Wanita? hahaha...mulai saat ini dia hanya keset bagiku.Sudah cukup..aku dibuat terluka oleh satu wanita yang tidak tau malu. Sekarang aku ingin kembali menjadi Bruce yang dulu." teriak Bruce dalam mobil.
Bruce menyesal kenapa Ia memiliki jiwa penolong? ketika melihat ada yang meminta tolong di jalanan? padahal semua teman mafia nya yang lain, tidak pernah mengenal apa itu menolong sesama manusia. Yang mereka tau bunuh, dibunuh, dan duit. berbeda dengan Bruce, yang selalu menolong jika ada yang meminta dan Bruce yakin mana yang harus ditolong.
Namun, Tifani benar-benar membodohi Bruce, "Argh..akan ku bunuh kau! wanita jala*ng!!!" teriak Bruce dengan memukul kepalanya diatas Stir mobil.
Bruce kalah dengan air matanya.Akhirnya Pria berbadan kekar itu menitikkan air mata diatas stir mobil. Sakit di hatinya tidak bisa Ia tahan lagi. Apalagi Bruce membayangkan dia dengan bodoh nya menunggu Tifani di mansion untuk mencoba melamar Tifani lagi untuk yang kesekian kali.
Tapi, penantiannya membuat hatinya terluka, kesabaran menerima penolakan Tifani ketika setiap kali Ia melamar Tifani kini terjawab sudah.
''Kau, wanita yang tidak tau diri, kau tidak sadar siapa dirimu sebenarnya.'' Teriak Bruce didalam mobil.
Karena, berpikir orang didalam mobil itu pingsan atau sakit. Seorang polisi yang sedang patroli, segera berdiri disamping pintu mobil Bruce. Tangannya mengetuk pintu mobil pria itu.
Tok tok tok...
Bruce mengangkat kepalanya. matanya menatap ke arah pintu dimana seorang polisi sedang berdiri, menunggu pintu mobil dibukakan. Bukannya membuka pintu mobil. Namun, Bruce menatap polisi itu dengan wajah dinginnya. Polisi yang melihat wajah Bruce segera memberi hormat. Lalu, kembali berjalan ke arah mobil patroli dan meninggalkan Bruce tanpa bertanya satu katapun.
Bruce memincingkan matanya dengan sudut bibir terangkat keatas,'' lihat kelakuan mereka, tidak berbeda dengan jala*ngan. Mereka bisa tutup mulut kapan saja. jika ada uang dilempar ke wajah mereka.'' gumam Bruce.
****
Dokter Grace tergesa-gesa menuju ruang Direktur dengan membawa hasil rekam medis. Sisilia sudah menunggu sejak lama didepan pintu ruang Direktur
"Permisi, saya mau bertemu Tuan!" ucap Dokter Grace dengan sopan.
"Tuan, sudah pulang. Titipkan saja rekam medis itu kepada saya." ucap Sisilia
Grace menolak. Karena, Grace tau aturannya. Rekam medis seorang pasien tidak bioleh diberikan kepada orang lain, tanpa seijin dari pasien tersebut.
''Tapi.. ini hasil rekam medis.''tolak Grace tegas.
''Iya, saya tau itu. Tapi, ini atas perintah dari Tuan Bruce. Aku mohon jangan mempersulit keadaan. karena, anda hanya semakin membuang waktu saya.'' Sisilia menatap tajam Grace. Tangan nya segera mengeluarkan pistol dan menodong ke arah Grace.
Wanita itu tidak pernah keluar dari markas. Jadi, wajar Grace tidak penah mengenal dirinya. Sisilia keluar dari markas kecuali ada urgent, seperti hari ini Bruce menelpon Sisilia datang ke Rumah sakit. Untuk mengurus surat pengunduran diri semua dokter yang terlibat membuat aturan baru. Tapi, semua dugaan Bruce salah. Ternyata itu hanya ulah seseorang yang dengan beraninya menyebarkan hoax, demi rencananya bisa berjalan dengan mulus.
''Ibu Grace, mohon kerja samanya. Kalau, tidak maaf'kan saya. terpaksa saya harus menggunakan kekerasaan.'' ucap Ssilia lagi. Tangan sisilia terus menodongkan pistol ke arah Grace.
Grace melirik kesana kemari mencari pertolongan security. Namun, percuma Karena bagaimanapun tidak ada yang bisa menolong.
Grace akhirnya menyerah. Karena, selain keselamatan dirinya Grace melihat wajah Sisilia dia bukan seorang pembohong.
''Baik, turunkan senjatamu.Tolong berikan Maap ini pada Tuan.'' ucap Grare dengan ketakutan. Tangannya menyodorkan maap kuning itu pada Sisilia.
''Nah, gini dong. masa harus saya tembak dulu, Terima kasih. aku mohon tunggu sebentar.'' ucap Sisilia dengan tersenyum. Kemudian, tangannya menerima maap kuning itu dari tangan Grace.
Pistolnya kembali Ia selipkan dipinggangnya. Grace menarik napas lega. Sisilia mulai mengambil ponselnya dan mengambil gambar, dibagian lembaran yang tertera identitas serta alamat Lestari. Lalu, Sisilia kembali menutup maap kuning itu dengan rapi. Kemudian, Ia mengembalikan kepada Grace.
''Terima kasih, ini saya kemballikan Maapnya.'' ucap Sisilia. dengan senyum menyeringai.
''Hanya itu saja?'' tanya Grace yang bingung dengan tindakan Sisilia.
''Iya,'' jawab Sisilia dengan menautkan alis indahnya tanpa goresan pensil alis.
''Silahkan kembali dan lakukan tugas doktermu dengan baik.'' celetuk Sisilia.
Grace hanya menatap Sisilia dengan kesal, '' untung saja kau anak buah kepercayaan, Pria berwajah kejam itu.Kalau, nggak ogah saya disuruh tunduk pada dirimu.'' gumam Grace sembari berjalan kembali menuju ruang Neonatus untuk mengembalikan rekam medis Lestari.
Sisilia segera pulang kembali ke markas dengan membawa motor gede miliknya. Tidak menunggu lama Sisilia sudah tiba lagi didepan markas.
Sisilia segera turun dari motor gedenya.
''panggilkan Felix, suruh ke ruangan saya sekarang!'' perintah Sisilia.
Anak buah yang mendapat perintah itu, segera berlari mencari keberadaan Felix yang suka sekali bermain bersama kalajengking diruang khusus piaraan hewan golongan Artrhopoda itu.
"Maaf, Tuan.Nyonya, Sisilia memanggil Tuan," ucap anak buah itu sedikit membungkukkan badannya.
Lelaki misterius yang didalam markas selalu mengenakan topeng itu. Tidak menjawab. Ia langsung berdiri dan berjalan menuju ruangan Sisilia. Begitulah sisi unik Felix, wajahnya tidak ada yang tau seberapa ganteng dia seburuk apa wajahnya. Hanya Bruce dan Sisilia yang bisa melihat.
"Permisi," ucap Felix sembari mengetuk pintu.
"masuk." jawab Sisilia. Tangannya terus menscroll ponsel mewah keluaran baru dari negara yang berjulukan matador itu.
"Ini kamu segera datang dan temui wanita yang bernama Lestari ini. Ingat topengnya dilepas, agar wanita itu tidak ketakutan, dengan kamu. Tanyakan, siapa yang mengatakan aturan itu dirubah? Ingat jangan lupa direkam, dan segera pulang Tuan memberi kita waktu hanya Sampai pukul enam sore. Kamu lihat sekarang sudah pukul tiga sore, berarti waktu kita tinggal 3 jam lagi." Sisilia menjelaskan secara detail. sembari jarinya menunjukkan jam yang melingkar ditangannya.
"Baik, saya mengerti. Tolong kirimkan alamat itu melalui via chat saja." pinta Felix.
"Okay," jawab Sisilia dengan tersenyum. Lalu, dengan cepat Sisilia mengirimkan alamat Lestari melalui via chat ke nomor Felix.
Kemudian, Felix segera keluar dari ruangan Sisilia. Ia bergegas masuk ke dalam kamar miliknya yang yang berada di dalam markas. Untuk mengelabui Lestari agar tidak dicurigai oleh Lestari. Felix mengenakan setelan jas bak seorang direktur rumah sakit. Selesai mengenakan pakaian nya Felix berjalan keluar menuju halaman depan markas.
Felix segera masuk ke dalam mobilnya dengan masih mengenakan topeng. Felix menginjak pedal gas mobil melaju menuju alamat Lestari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
lee
lakukan tugasmu dengan benar felix klo tidak taurhan nyawamu....
2023-07-08
1
Alvares
next...
2022-05-05
2
Adrian
buka dulu topengmu biarku lihat wajahmu....
2022-03-11
3