Aku dingin.

Bruce mengabaikan permintaan Tifani, '' nikmatin saja.'' tangannya mengetuk lengan sofa.

''Aku kedinginan!'' sahut Tifani memelas.

''Wah, berarti minta dihangatin?" Bruce berdiri dari sofa dengan langkah tergontai karena efek dari Alkohol yang tadi diminum dirinya. Bruce menghampiri Tifani. Dengan kasar Bruce menggeret tubuh Tifani menuju ranjang. Ia tidak peduli dengan jeritan Tifani.'' lepaskan aku! kau sedang mabuk!" teriak Tifani. dengan meronta ingin melepas diri dari tangan Bruce.

''Kata siapa aku mabuk? tau dari mana aku mabuk? sepertinya kau begitu memahami pria?" tukas Bruce.

Tifani hanya bisa pasrah dan menangis. Bruce mengangkat tubuh kecil Tifani. Lalu, dengan kasar Bruce menghempas ke atas ranjang, dan tertawa puas.

"Hahahaha"

Bayangan Pria yang menjamah tubuh Tifani terlintas dipikiran Bruce.

''Mungkin seperti ini? dia melakukan pada dirimu?" ucap Bruce kemudian dengan kasar menarik busana bagian bawah Tifani.

Lalu, melemparnya disembarang arah. Kini yang tersisa ditubuh Tifani hanya pakaian dal*am berwarna pink.

''Stop, Bruce! Aku mohon kamu sedang mabuk, jangan lakukan!'' pinta Tifani dengan berderai air mata.

''Kau pikir aku akan menyentuh tubuhmu? dengan bekas cinta yang ada ditubuhmu? aku tidak bodoh, sungguh menjijikkan!" balas Bruce dengan menepuk-nepuk pipi Tifani.

Lalu, Bruce turun dari atas tempat tidur. Dan kembali duduk di sofa, matanya terus mengawasi Tifani yang sedang berusaha menutup tubuh yang kedinginan dengan kedua tanganya.

🌺🌺🌺

Tati yang sedang menyiram bunga di taman depan rumah, segera berlari untuk membukakan pintu mobil. Karena, Rico dan Lestari sudah tiba dirumah. Tati segera menyambut majikkan dan Nona kecil, yang baru saja pulang dari rumah sakit.

''Selamat Buk, atas kelahiran Nona kecil.'' ucap Tati sopan kepada Lestari.

Saat Lestari keluar dari mobil dengan menggendong Putri. Lalu, Tati kembali menutup pintu mobil.

''Terima kasih, Tati.'' jawab Lestari tersenyum.

Lalu, Lestari segera berjalan masuk kedalam rumah.Tatipun berjalan kearah bagasi mobil. Untuk mengambil tas bawaan Lestari dari rumah sakit. Kemudian, Tati segara berjalan masuk ke dalam rumah menyusul Lestari dan Putri. Rico masih memarkirkan mobil di garasi.

Lestari duduk di sofa ruang tamu. Tati meletakkan tas di ruang belakang.

''Tati!" panggil Lestari.

''Iya, buk.'' jawab Tati. lalu segera berlari menghampiri Lestari.

''Ada yang bisa saya bantu, Buk?" tanya Tati.

''Kris, hari ini tidak ke sini?" tanya Lestari menyelidiki.

''Iya. kata bapak, pak Kris sakit.'' jelas Tati, sesuai perkataan Rico kemarin.

''Oh..sakit ya? terus kemarin pulang dari rumah sakit Kris kelihatan sakit, enggak?" Lestari memastikan.

Tati mengerutkan keningnya Ia memikirkan kondisi Kris kemarin.

''Kemarin pak Kris sehat-sehat saja, Buk. Kami masih bercanda." jawab Tati polos.

Lestari yang merasa ada kejanggalan dari ucapan Rico tadi pagi. Tidak kehabisan ide.

''Semalam, bapak minta dimasakin apa?" tanya Lestari.

Iya Lestari hapal benar kebiasaan Rico. Dia selalu minta makanan yang hangat. Apalagi, kalau malam Rico sering kelaparan dan sering membangunkan pelayan atau Lestari ditengah malam, untuk dibuat kan makan.

''Semalam?" Tati balik bertanya dengan mengerutkan keningnya.

''Iya, semalam!" jawab Lestari. matanya menelisik bola mata Tati, Lestari mencari kebohongan didalam sana.

Lestari selalu percaya Tati. Karena, Tati bukan pelayan baru. Tetapi, Tati pelayan yang sudah lama bekerja dengan orang tua Lestari. Dari sejak Lestari sekolah menengah atas. Karena, kejujuran Tati, Ayah Lestari mempercayai Tati ikut dengan Lestari sejak Lestari menikah.