Bruce sangat kesal ketika mendengar jawaban pelayan melalui sambungan telpon. Dengan cepat Bruce mengakhiri panggilan, tangannya menggenggam ponsel mahal itu begitu erat, begitu juga gertakan giginya.
Kemana dia?
Bruce mengembalikan lagi ponselnya ke dalam kantong celana miliknya. Lalu, untuk menghindari dirinya tidak merusak fasilitas rumah sakit, Bruce segera pergi meninggalkan rumah sakit, Tangannya mengambil kunci mobil.
Ting...ting...
Bruce segera masuk ke dalam mobil. Kakinya menginjak pedal gas mobil, dengan kecepatan tinggi Bruce melaju menuju Club yang biasa Ia datangi.
Setibanya di Club malam langgangan, Bruce segera berlari masuk kedalam club. petugas Club yang melihat members VVIP nya datang, segera menyambut Bruce dengan sopan dan mengarahkan menuju ruangan VVIP Bruce.
''Selamat datang, Tuan!'' sapa petugas Club itu.
''Hmmm... siapkan seperti biasanya.'' jawab Bruce dingin. Kakinya melangkah mengikuti petugas Club.
''Baik, Tuan! saya mengerti.'' jawab Petugas itu, '' malam ini kami memiliki 5 gadis unggulan, nanti saya akan mengajak mereka ke sini. Tuan, yang akan memilih mereka sendiri.'' jelas petugas itu.
Bruce hanya berdehem, Tangannya melepas sweater mahalnya dan meletakkan di atas sofa singel, yang berada di ruangn itu. Lalu, Bruce duduk di sofa panjang sembari merentangkan ke dua tangannya. Bruce memamerkan pistol yang terselip dengan rapi dipinggangnya.
Diambilnya rokok mahal miliknya, Bruce mulai menyulut ujung rokok dengan pemantik mahalnya. Dengan santai Bruce menarik rokok, lalu mengepulnya ke atas langit langit ruangan.
Ssssttt...
Pikiran Bruce begitu kacau. Namun, dia masih bisa mengontrol emosinya. Lima ladies night yang dijanjikan petugas Club, segera berjalan masuk menuju ruangan Bruce. Dengan baju yang kurang bahan mereka melenggak lenggok bak model pakaian kurang bahan.
Bruce yang masih menikmati rokoknya, langsung tersenyum. Ketika melihat ladies night memasuki ruangan, Kelima gadis itu membalas senyum menggoda pada Bruce.
''Come here, server me now!'' panggil Bruce.
''Baby!" jawab kelima gadis itu.
''Yeah, lakukan dengam benar dan puaskan saya. kali ini saya pilih kalian semua!" ujar Bruce, dengan menahan naps*unya.Karena, tubuh nya mulai disentuh oleh kelima gadis itu.
Disentuhnya dada Bruce dengan sentuhan menggoda. Yang satu memeluk leher Bruce, yang duanya duduk mengapit Bruce di tengah. Mereka mulai melakukan tugas mereka dengan sebaik mungkin. Untuk mencari perhatian Bruce, agar bisa memilih mereka. Karena, kelimanya semua menginginkan Bruce.
*******
Di hotel Tifani sedang bermesraan dengan Rico. Ponsel dari keduanya sudah di nonaktifkan. Tas Tifani diletakkan diatas nakas kamar hotel, dekat rumah sakit Tifani kerja.
''Sayang pelan dong.'' keluh Tifani disela sela desaha*nnya.
''Kamu, sudah melakukan dengan si brengse*k itu? kenapa mengeluh sakit?" jawab Rico dengan suara yang tidak jelas. Karena, bibirnya terus meluma*t bibir tipis milik Tifani.
Ranjang hotel semakin terguncang begitu kencang. desaha*n Tifani semakin menggoda. Entah sudah berapa kali Rico dan Tifani melakukan. Namun, dari kondisi Tifani yang acakan -acakan, dan seluruh tubuh yang penuh tanda merah menandakan mereka melakukan lebih dari 4 kali.
Di club Bruce menyiksa kelima gadis itu untuk memberi pelayanan pada dirinya tanpa jeda waktu. Namun, servisan yang diberi kelimanya sama sekali tidak dinikmati Bruce. Hatinya begitu sakit ketika pikirannya mengatakan Tifani sudah mengkhianati cintanya.
Jika dia benar-benar mengkhianati aku. Berarti Tifani dan kekasihnya itu harus membayar mahal semua perbuatan mereka. Tidak main-main saya menjaga dirinya selama 25 tahun.
Tiba-tiba saat miliknya sedang di mainkan bak lolipop oleh salah satu gadis. Tanpa sadar Bruce mencekik leher wanita itu. sorot mata membunuhnya tajam menatap gadis malam itu penuh amarah. dalam bayangan Bruce wanita itu adalah Tifani.
''Ahh... maafkan...saya Tuan!" gadis itu dengan suara terbata-bata memohon maaf. Tanpa mengerti apa salahnya.
Menyadari dirinya salah sasaran, Bruce segera melepaskan cekikan leher gadis malam itu. Bruce segera memalingkan wajahnya, untuk menyembunyikan dirinya yang salah sasaran.
''Lakukan yang benar, saya bayar mahal!" perintah Bruce menutupi kesalahannya.
''Maafkan saya, Tuan!" jawab wanita malam yang berpikir kalau dia yang melakukan tidak benar.
Permainan panas hampir tiga jam, kelima wanita itu sudah memberikan pelayanan yang terbaik. Karena Bruce yang tidak menikmati segera menghentikan permainan. Bruce membayar kelimanya, lalu segera keluar meninggalkan CLUB.
Bruce mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sesekali Bruce menyalip mobil yang dijalan. Setibanya di Mansion Bruce segera melemparkan kunci mobilnya pada Security. Lalu, berlari masuk ke dalam Mansion, dengan harapan Tifani sudah pulang.
Namun, Bruce harus kecewa lagi. yang dinantikan tidak ada di dalam kamarnya maupun ruang tivi. Kedua pelayan yang menunggu Bruce di ruang tengah mulai ketakutan, ketika melihat wajah Bruce tidak tersenyum sama sekali.
''Nona Tifani, ke mana? bagaimana jika Tuan marah?" keluh seorang pelayan pada temannya yang sedang duduk di sofa menunggu perintah dari Bruce.
''Diam! jangan ikut campur masalah majikan. Kita itu cukup tau kerja, lakukan yang diperintahkan, dan dibayar. selebihnya itu urusan majikan, Kau ini laki tapi mulut remes kalahkan wanita.'' sindir pelayan itu pada temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
lee
rasanya benar benar sakit kalo di khiananti ithu
2023-06-29
1
adrian
laki lakian ya sehingga mulutnya remes kaya perempuan thu....
2022-07-13
2
Adrian
laki tapi suka kepo ya thorrr....
2022-03-22
4