Setelah tali pusar dipotong. Perawat segera membawa bayi Lestari, dan diletakkan diatas dada Lestari. Untuk melakukan metode skin to skin. menempelkan bayi diatas tubuh Ibu atau inisiasi menyusui dini dapat membantu mempercepat proses keluarnya plasenta.
Saat bayi berada diatas dadanya, air mata Lestari jatuh tak tertahan lagi. ''Selamat datang sayangku.'' ucap Lestari berlinang air mata.
Rico yang melihat putri kecilnya, yang sedang mencari put*ing susu ibunya, hanya tersenyum. Bayi cantik itu sama sekali tidak menarik di mata Rico. Melihat respon Rico yang biasa saja, Lestari tersenyum penuh arti.
Namun, perjuangan Lestari belum selesai. Lestari diminta mengejan lagi untuk mengeluarkan plasenta. Proses IMD juga sudah selesai. bayi Lestari segera dibawa oleh perawat untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Selesai plasenta keluar. Lestari menjalankan proses jahitan pada bekas lahiran. Karena Lestari mengalami robekan perineum tingkat 1. Jadi jahitannya hanya makan waktu 30 menit.
Selesai proses jahitan luka pasca melahirkan. Lestari pun akhirnya dipindahkan ke ruang rawat.
Lestari yang harusnya membutuhkan waktu untuk istirahat. Karena, tenaga nya yang terkuras untuk melahirkan tadi. Harus kesal dengan kelakuan Rico.
Rico tidak fokus ke depan jalan. Namun, matanya terus mencari seseorang yang berada di rumah sakit itu.
Saat melewati ruang dokter specialis anak. mata Rico membulat. Ketika, melihat ada seorang pria berbadan kekar sedang bermesraan dengan seorang wanita berambut pendek sebahu.
'' Siapa pria itu?" batin Rico dalam hati.
Lestari mengerutkan keningnya. Dia semakin curiga dengan tingkah Rico yang aneh. Karena, jalan yang tidak fokus Rico hampir saja menabrak tembok pembatas antara ruangan rawat melati dan mawar.
Lestari dipindahkan dari brankar ke bed pasien.
''Semoga cepat pulih, Buk.'' ucap perawat.
''Terima kasih, Sus.'' jawab Lestari tersenyum.
Perawat pun akhirnya meninggalkan ruangan Lestari. Melihat pintu ruangan ditutup oleh Perawat. Lestari segera menatap Rico dengan tatapan intimidasi.
''Papi...'' panggil Lestari kesal.
Lestari tidak peduli dengan sakit jahitan pasca melahirkan.
''Apa, Mi?" jawab Rico, mengerutkan keningnya.
''Papi itu sebenarnya cari siapa dirumah sakit ini? sedari awal kita datang dirumah sakit hingga Mami selesai melahirkan. Mami perhatikan Papi itu seperti orang bingung.'' ujar Lestari kesal.
''Apa yang aneh? perasaan Papi baik-baik saja. Mami saja yang selalu negatif thinking dengan Papi.'' sergah Rico.
Berhasil membuat Lestari menggertakkan giginya.
''Oh.. Tuhan. Papi pikir Mami ini wanita yang Papi bisa bohongi, semau Papi? Mami itu sampai saat ini belum percaya, kenapa Daddy bisa nikahkan Mami dengan Orang seperti Papi ini.'' sambung Lestari semakin kesal.
Rico, hanya menggeleng kepalanya. '' terus sekarang Mami nyesal?'' jawab Rico dengan menaikkan sudut bibirnya keatas.
''Ya, Mami nyesel nikah dengan lelaki yang suka bohongi wanita.'' sahut Lestari dengan emosi yang sudah sampai di ujung kepala.
Namun, Lestari harus menahan diri nya. Karena, di masih berada di rumah sakit.
'' Terserah Mami selalu saja, negatif thinking dengan Papi.'' jawab Rico dengan tenang, '' mau nya menang sendiri.'' gumam Rico lagi.
Lestari segera tidur membelakangi Rico. Melihat Lestari yang sudah tidur, Rico segera berjalan ke luar ruangan. Lestari yang mendengar pintu ruangan dibuka, tersenyum.
'' Tuhan , sabar'kan aku.'' gumam Lestari berlinang air mata.
******
Di ruang dokter anak ada seorang Pria bertubuh tinggi, badan kekar wajahnya juga sangat tampan. sedang tertawa bahagia dengan seorang wanita yang memakai baju dokter rambutnya sebahu.
''Sayang... tumben sudah seharin enggak pulang?" suara manja wanita itu terdengar jelas hingga di luar ruangan.
''Kenapa, hari ini suruh aku pulang? suka-suka aku dong mau pulang atau nginap disini?" sahut Bruce dengan memutar kunci mobil di tangannya.
''Bukan begitu sayang. Tetapi, biasanya kamu pulang mandi dulu baru ke sini lagi.'' Tifani memberi alasan. kwatir Bruce tersinggung dengan ucapan dirinya barusan.
Karena, Tifani sangat mengenal karakter Bruce, Dia bisa kalap kalau sudah marah.
"Hemmm..." Bruce hanya berdehem. sembari menatap jam mahal yang melingkar ditangannya.
"Sudah jam dua siang ya, sayang. Ya uda aku pulang dulu." pamit bruce sembari menyesap bibir tipis Tiffani dengan begitu lama dan dalam.
Tiffani pun menyambut sesapan bibir Bruce dengan memejamkan matanya, lidah mereka saling bertautan didalam sana, hingga menyebabkan bunyi perpaduan saliva mereka.
"Bye... sayang." pamit Bruce.
"Bye..." balas Tifani dengan tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Bruce. yang sudah berjalan sampai di depan pintu ruangan.
Tifani dan Bruce tidak menyadari. Kalau ada seorang pria yang sedang menahan napas di lorong ruangan Tifani.
Melihat Bruce yang sudah keluar dari rumah sakit, dan sudah sampai diarea parkiran Mobil Rumah Sakit. Rico segera masuk ke dalam ruangan Tifani.
"Siang dok." sapa Rico.
"Siang, silahkan duduk."jawab Tifani yang masih membelakangi Rico.
" Repot ya Dok?" sambung Rico tersenyum.
Tifani yang merasa mengenal suara yang mengajak dirinya ngobrol, segera membalikkan tubuhnya.
"Kamu?" ucap Tifani sembari menunjuk ke arah Rico. Lalu, segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Apa kabar?"tanya Rico sembari menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Tifani.
"Ya seperti yang kamu lihat aku baik dan bahagia." jawab Tifani tersenyum kecut.
"Maaf tadi saya tidak bisa menyapa kamu didalam ruangan bersalin tadi," Rico berusaha menjelaskan.
"Tidak apa-apa. Aku juga mengerti. ngomong- ngomong selamat ya atas kelahiran putrimu." sambungTifani memberi ucapan selamat kepada Rico.
" Terima kasih." jawab Rico datar, " Fan, kamu benaran baik baik saja?" tanya Rico menelisik bola mata Tifani.
"Emang menurut kamu aku bohong? Maaf aku tidak pandai berbohong seperti kamu." Sindir Tifani.
Deg...
Jantung Rico serasa berhenti berdetak sesaat. Matanya menatap wanita cantik yang sedang duduk berhadapan dengan dirinya sebagai keluarga pasien dan dokter.
"Fan! aku akan menjelaskan semua nya. Semua akan melakukan hal yang sama jika berada dalam posisi aku saat itu." Rico menjawab dengan mata berkaca kaca.
"Sudah lah Rico, lagian kamu sudah bahagia. Terus apalagi yang akan kamu harapkan? merubah takdir? atau?" balas Tifani tidak kalah menyayat hati.
"Atau aku bercerai? itu mau mu? oke aku akan lakukan!" seloroh Rico.
"Seyakin apa aku dengan kamu? Apa Rico yang aku kenal tujuh tahun lalu sudah berubah? Maaf Tifani yang sekarang tidak sebodoh Tifani yang dulu." lirih Tifani.
Tifani menatap dalam Rico. Hatinya berdebar dan tak menentu. Namun, Tifani bisa apa dengan posisi dia saat ini?.
"Fan... Siapa pria tadi?" Rico berusaha menyelidiki.
"Kamu, pasti sudah tau siapa dia'kan? terus ngapain kamu bertanya lagi?" sahut Tifani.
****
Bruce sudah melaju dengan kecepatan tinggi menuju Mansion miliknya. Setibanya di Mansion. Bruce langsung menuju ruang kerjanya.
"Pelayan, buat kan aku kopi." perintah Bruce.
"Baik, Tuan." jawab pelayan yang sudah 20 tahun menjadi pelayan Bruce.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
lee
kamu salah tanya orang rico....
2023-06-29
1
adrian
hati hati kau rico
2022-07-12
2
Tufa Hans
Aku mampir ....
I Miss you 😭
2022-05-15
2