aku mendengar teriakan itu langsung saja berlari ke arah kamar mama lagi,
"mah ada apa mama kenapa?" tanya ku panik
"nih bersihkan mama gak sengaja menjatuhkannya" ucap ya santai kemudian tertidur di kasur besarnya.
"Ada apa sih ma?" tanya papa mertua ku yang baru masuk
"mama hanya menyuruh menantu mama untuk membersihkan pecahan itu,tadi mama tidak sengaja menyenggolnya" ucapnya santai terbangun dan kembali tertidur setelah menjelaskan apa yang terjadi pada papa .
"Astaga ma,kenapa menyuruh Dita,kan ada si mbak" ucap papa mertua ku
"sama saja" ucapnya acuh
papa hanya menggelang kan kepalanya sambil menatap ku "kamu istirahat saja,biar ini si mbak yang kerjakan" ucapnya padaku
"Manja dia di baikin " sahut mama sambil memunggungi kami
"Sudah jangan di dengar sana" ucap papa,aku menuruti ucapan papa .
",yang sabar ya, " ucap bik Marni selaku ART di rumah itu
aku hanya membalas dengan senyuman kemudian berjalan ke kamar,di kamar aku bersandar pada pintu kamar menatap langit langit " ini kah yang di rasakan semua orang saat menikah?" gumamku.
sore harinya mas Willy pulang dari kantor,aku menyambutnya dengan senyuman,ku ulurkan tanganku dengan cepat ia membalas uluran ku dan ku cium punggung tangannya,ia mengecup keningku tak lupa aku mengambil tas kerjanya,sembari berjalan ke kamar dia bertanya" apa kegiatan mu hari ini? kamu bantu mama gak?" tanya mas Willy
"iya mas aku bantu mama kok,tadi kita ke pasar dan mencuci pakaian mama " kelasku membuat mas Willy mengerutkan keningnya
"hei, ,ini kemauan kamu kan?" tanya mas Willy memastikan
"Bukan mamamu yang memaksaku" gumamku dalam hati tak berani berucap.
",iya mas" hanya itu jawaban yang keluar dari mulut ku
huh entak mengapa lidah ini kelu saat ingin bicara yang sebenarnya,tapi aku takut mas Willy tidak akan percaya sama aku.
"Bagus, , itu namanya istri yang berbakti, terimakasih ya" ucapnya mengecup keningku
sebulan berlalu setelah kejadian itu, aku mulai merasa aneh dengan mas Willy,bukanya aku matre atau apa,hanya saja aku tidak pernah mendapatkan apa yang seharusnya dia berikan nafkah batin sih jangan tanya,tiap mas Willy minta aku selalu menyuguhkan yang terbaik untuknya,tapi bukan itu masalahnya ini masalah nafkah lahir,aku berfikir kok mas Willy tidak pernah memberikan ku uang,dan tiap kali aku ingin belanja aku selalu menggunakan uang yang dulu di kasih papa saat masih sekolah,aku sisihkan di tabungan jika memang tidak butuh berbelanja.
"Aneh" gumamku melihat kalender yang seharusnya hari ini mas Willy gajian
"kamu kenapa? tanya mas Willy
aku segera membenarkan posisi kalender tang tadi ku pegang.
"Kamu hamil?"tanya mas Willy menatapku senang.
aku menggeleng" tidak mas aku hanya melihat kalender saja,bukannya hari ini kamu gajian?" tanya ku memberanikan diri ,karena memang aku harus tahu itu.
wajah mas Willy tiba tiba yang tadinya senang malah berubah menjadi masam," mas kira kamu hamil Dit,malah tanya gaji,tak salah mas memberikan mama mengatur keuangan kita,Karena di mata kamu hanya uang,uang,dan uang " ucap mas Willy tiba tiba.
DUAAARRR
bagai ledakan bom atom hatiku sangat sakit mendengar nya, "apa yang mas Willy katakan? memberikan mama mengatur keuangan ?,dia anggap aku ini apa?" tanyaku pada diri sendiri
"apa mas? " tanyaku lagi
"Iya mas memberikan gaji mas sama mama,biar mama yang mengatur keuangan kita,jika kamh ada perlu apa apa kamu tinggal minta ke mama" ucap mas Willy .
"Gila ,gue di suruh minta ke mama kaya bocah" gumamku.
tak lama terdengar suara mama memanggil,kami duduk di ruang keluarga
"Dita, suami kamu anak mama sudah mempercayakan semuanya sama mama,masalah keuangan juga dia percayakan ke mama,jadi kalau ada apa apa kamu minta saja sama mama ya" ucap mama manis.
"iya ma" jawabku berusaha tak memperlihatkan kekesalan ku.
"terimakasih sayang kamu mengerti ini" ucap mas willy mengusap pundakku
"Dita ke kamar ya" ucap ku
"iya , ,kamu istirahat biar cepat hamil" sahut mama.
deg
jantungku kembali berpacu kencang mendengar ucapan mama,mama Solah ingin aku segera hamil? atau sengaja mengejekku tidak bisa langsung hamil? , entahlah aku malam memikirkan nya,aku menghentikan langkahku dan menoleh sambil memegang tiang tangga rumah kami,ralat rumah mertua ku.
"aamiin, , dita usahakan ma" sahutku kemudian berjalan ke kamar dengan cepat
tak lama mas Willy ke kamar,aku segera keluar " mau kemana? " tanya mas Willy
"Aku mau minum haus,air di kamar habis" ucapku memperlihatkan gelas kosong di tanganku
"ya sudah " ucap mas Willy.
aku berjalan ke arah dapur,samar samar ku dengar mama dan papa berselisih ,aku berjalan agak pelan sembari mendengarkan percakapan mereka.
"ma,kamu jangan terlalu kasar sama Adita," ucap papa
"kasar gimama pa, seharusnya begitu,lagian anak ingusan sok sok an nikah muda mau mengatur keuangan segala,yang ada uang hasil kerja keras anak kamu di Hura hurain saama dia,kamu tahu sendiri kan anak jaman sekarang yang di pikirannya hanya uang uang uaang saja" jelas mama
deg
hatiku bagai tertusuk pedang mendengar ucapan mama.
"sst jangan begitu, bagaimana pun mereka harus bisa mandiri ,kita ya urus hidup kita jangan ikut campur sama rumah tangga anak kita,masalah Dita masih muda ya wajar saja dia belajar apa itu tanggung jawab ,meskipun dia Hura Hura atau foya foya seperti yang mama katakan,ya wajar saja itu hak dia uang suaminya,mama juga gitu kan tiap hari habisin uang papa" jelas papa terdengar kesal di akhir kalimat nya.
"papa Ini bela aja dia terus,buktinya sampai sekarang dia masih bel hamil,sedangkan mama sudah pengen nimang cucu" jelas mama
"mah,semua butuh proses" jelas papa
aku sudah tak sanggup mendengar perdebatan mereka,aku lebih memilih ke dapur dengan segera kemudian langsung ke kamar,sampai di kamar,aku melihat mas Willy sudah tertidur lap terdengar dari dengkuran halus darinya,aku menarik selimut ku di sampingnya Dan menidurkan tubuhku berbaring membelakanginya.
"hiks, , hiks " tangisku tak bisa terbendung aku berusaha agar tangis itu tak terdengar oleh mas willy.aku menyembunyikan wajahku di dalam selimut tebal ku.
seperti biasa tangan gagahnya Willy melingkar di pinggangku ,tak lama berselancar di dadaku,mendapati bajuku basah mas Willy merasakan lebih jelas ,
"kok basah?" tanya mas Willy dan aku hanya terdiam sambil berusaha menetralkan suaraku dalam diam agar tidak terisak.
"kamu nangis?"
deg
jangan bosan baca ya, , ,jangan lupa like nya ,komentar dan juga masukan ke dalam list favorit kalian ,kasi hadiah juga ya...
terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
imah
punya mertua kyak model begitu ya makan ati deh
2022-03-11
1