BAB 19 : Heboh

Kriiikk...!

Aku menutup pintu samping kosan setelah menemani Bram ngobrol di mobil tadi.

Aku masuk ke dalam. Saat aku masuk, terlihat anak-anak kos sedang bercengkrama di ruang tamu.

~Hhmm.., tumben kosan ini rame.~

"Zanu, sini!" panggil Prita dari ruang tamu.

Aku menghampiri Prita dan terlihat di sana banyak mata yang menatapku. Mereka tersenyum ramah. Aku belum mengenal mereka semua.

"Zanu, kenalin nih, teman-teman kos kita. Ada yang masih tingkat satu, ada senior tingkat dua dan tiga," ujar Prita.

Aku tersenyum dan menyalami mereka satu persatu sambil menyebutkan namaku sendiri. Ada lima orang, jika ditotalkan penghuni kosan di sini ada tujuh termasuk aku dan Prita.

"Ngapain semua ngumpul di sini Prita?" tanyaku ke Prita.

"Hhmm.., gini, tadi kita ngintip kamu dari jendela. Cuma ya gak kelihatan karena kamu dalam mobil," ucap Prita tersipu-sipu.

"Zanu, kamu kenal Ketua dari mana?" tanya senior to the point. Senior tingkat 2 yang bernama Siska. Kak Siska mahasiswa Fakultas Ekonomi.

Aku duduk. Dan kuperhatikan, terlihat sekali di wajah mereka, antusias ingin mengetahui kisah antara aku dan Bram.

"Pertama kali bertemu saat aku daftar UMPTN Kak Siska. Tapi aku gak tau kalau dia itu Ketua BEM di kampus kita," jawabku.

"Oo.., kamu beruntung Zanu bisa kenal dengan Ketua. Banyak isu yang beredar, senior berebutan mau dekatin Ketua tapi gak bisa. Apalagi dia sudah ada yang punya," ujar Kak Siska.

Aku cuma diam. Tadi sudah di bahas Bram kalau perempuan itu hanya teman satu jurusan.

"Cewek itu jutek banget, kalau ada yang mendekati Ketua, tanpa mikir lagi, dia mau saja labrak orang. Di tambah lagi Ketua itu kaku dan pendiam, jadi gak ada yang tau apa benar mereka berdua pacaran," ucap Kak Rosi, tingkat tiga Fakultas Pertanian.

"Tapi itulah yang bikin cewek pada klepek-klepek Kak, Ketua kita cool, ha..ha..ha...," celetuk Mira, satu angkatan Fakultas Teknik Electro.

"Kamu gak kalah cantiknya sama cewek itu Zanu. Mungkin ada yang menarik dari kamunya, sampai Ketua mau dekatin Zanu," ujar Kak Siska.

"Ah Kakak, bisa aja. Aku tanggapi Ketua juga biasa-biasa saja Kak. Kita beberapa kali ketemu, itu hanya kebetulan saja,"

"Oiya, kata-kata indah kamu tadi buat Ketua, keren banget lho. Semua pada kaget, apalagi saat kamu pingsan tadi," ujar Rani, satu angkatan Fakultas Teknik Sipil.

"Emangnya kaget kenapa?" tanyaku penasaran.

"Kamu tadi pingsan, di bopong sama Ketua sampai ruang pemulihan. Banyak yang berbisik-bisik, kalau moment tadi mirip film Korea," jawab Rani sambil tersenyum.

"Heboh semuanya Zanu. Apalagi senior cewek, iri banget lihat kamu di gendong gitu," celetuk Prita.

"Kita semua suka sama Ketua lho Zanu. Tapi kalau Ketua tertariknya sama kamu, kita malah ikut senang," ujar Mira tersipu malu-malu.

"Mending Ketua sama kamu Zanu, daripada ceweknya itu. Siapa sih namanya?" ujar Kak Kinan menoleh ke Rani. Kinan adalah senior tingkat tiga, Fakultas Mipa.

"Namanya Sari. Dia itu senior aku, satu angkatan juga sama Ketua. Sekarang mereka sudah semester tujuh. Ketua sudah lama aktif di BEM, dari semester tiga. Dengar-dengar Rektor kita Pamannya Ketua. Dan Ketua bukanlah orang sembarangan. Itu yang baru aku ketahui dari cerita teman-teman," jawab Rani.

"Bearti Ketua anak Teknik Sipil ya?" tanyaku.

"Iya Zanu. Ketua itu orangnya cerdas dan karismatik. Dia juga peduli dengan kasus-kasus yang ada di kampus atau masyarakat di luar sana. Pernah juga menangani kasus penggusuran warung kecil di terminal. Sempat heboh waktu itu, karena yang dihadapinya adalah Wali kota," cerita Kak Siska panjang lebar.

~Ya, aku ingat. Bram pernah cerita sewaktu dia mengantarku ke terminal. Tidak heran, jika semua yang ada di terminal mengenalnya.~

"Pokoknya, Ketua kita itu paket komplit Zanu. Makanya banyak yang suka sama Ketua. Bukan cewek aja, tapi para cowok juga salut sama Ketua. Selain orangnya berani, dia juga peduli," tambah Mira.

"Oke. Sepertinya komplit ya tentang Ketua. Aku malah gak tau apa-apa. Terima kasih infonya. Tapi memang aku sama Ketua gak ada hubungan apa-apa, semuanya serba kebetulan saja," ujarku tegas.

"Kita dukung kamu Zanu, jika memang Ketua sukanya sama kamu," ucap Kak Kinan.

"Iya," semua serempak menjawab.

"Well, hari ini orang tuaku mau ke sini. Bawa barang-barang yang aku butuhkan nanti. Jadi, aku permisi bentar mau menemui Mami," ucapku.

"Mami bentar lagi ke sini Zanu. Ke kamar aku saja dulu buat istirahat," Prita menawarkan kamarnya yang berada di dekat ruang tamu.

"Oke. Baiklah semua, aku istirahat dulu dikamarnya Prita.

"Silahkan Zanu, nanti malam kita ngumpul lagi," ujar Kak Rosi.

"Baik Kak,"

*******

Aku sudah berada di kamar Prita. Kamar Prita bernuansa warna pink. Semua serba pink, jadi mataku terasa terang benderang saat memasuki kamar Prita.

Prita mempersilahkan aku berbaring dikasurnya. Aku rebahan sejenak dan memejamkan mata lalu tertidur begitu saja.

*******

"Zanu! Bangun Zanu. Orang tuamu sudah datang tuh," Prita membangunkanku.

"Eh iya Prita, thank you," jawabku langsung duduk.

Setelah nyawaku sudah terkumpul, aku beranjak dari tempat tidur Prita dan keluar dari kamar.

Di ruang tamu sudah terlihat Papa dan Mama yang sedang ngobrol sama Mami kost.

"Zanu, bagaimana tidurnya nak?" ujar Mama saat melihatku datang.

"Gak terlalu nyenyak Ma, tapi lumayan bisa istirahat sebentar," jawabku dan langsung duduk di sofa.

"Begini Zanu, Papa dan Mama mu sudah ngobrol sama Mami. Dan sudah lihat-lihat sekeliling tapi belum lihat kamarnya Zanu. Orang tuamu sudah deal memperbolehkan kamu tinggal di sini," ujar Mami kos.

Aku mengangguk senang dan berharap semoga aku betah tinggal di sini.

"Titip Zanu ya Mami. Kita berdua tidak bisa setiap hari ke sini karena kerja. Sekali-kali kalau hari libur kita mampir lagi ke sini," ujar Mama.

"Iya Mamanya Zanu, jangan khawatir. Saya selalu memantau anak-anak. Walau rumah saya di tempat lain, tapi suka mampir ke kost buat ngurusin taman dan tanaman,"

"Kita ke kamar Zanu dulu boleh ya Mami?"

"Oiya silahkan Ma,"

Papa, Mama dan aku berjalan menuju ke lantai dua. Tepat dekat tangga kamarku. Kita masuk kamar dan aku langsung hidupkan AC.

"Kamarnya lumayan luas ya Zanu, semua sudah lengkap di sini. Semoga Zanu betah," ujar Papa.

"Aamiin. Iya Pa. Zanu juga sudah kenalan sama teman-teman kost, Alhamdulillah mereka baik semua Pa,"

"Syukurlah. Yang penting Zanu ingat nasehat Papa dan Mama. Fokus kuliah ya nak, jangan pacaran-pacaran dulu. Kalau ada yang kurang, Zanu bisa telepon ke rumah,"

"Baik Pa,"

Sebelum Papa dan Mama pulang, kita makan dulu dikamarku. Mama bawa banyak rendang, bisa buat lauk makanku untuk beberapa hari ke depan.

Setelah puas ngobrol dan bermanja, Papa Mama pamit pulang. Tak lupa juga pamit sama Mami kos dan teman-temanku.

Sedih rasanya berjauhan sama Papa dan Mama. Tapi aku harus mandiri dan bisa jaga diri sendiri selama di kota ini.

Aku mengantarkan Papa dan Mama ke halaman depan kosan.

"Bye Zanu, jaga diri baik-baik ya nak," ujar Mama.

"Iya Ma, Papa, hati-hati di jalan,"

Papa dan Mama berangkat. Mobil melaju sampai hilang dari pandanganku.

...****************...

Episodes
1 BAB 1 : Tamu
2 BAB 2 : Mantan Pacar
3 BAB 3 : Apa Ini Dinamakan Cemburu?
4 BAB 4 : Curhat
5 BAB 5 : Ujian Akhir
6 BAB 6 : Tito, Secepat Itukah ?
7 BAB 7 : Mulai Santai
8 BAB 8 : Perpisahan Sekolah
9 BAB 9 : Diantara Dua
10 BAB 10 : Argument
11 BAB 11 : Dia Pergi
12 BAB 12 : UMPTN
13 BAB 13 : Tak Terduga
14 BAB 14 : Ospek
15 BAB 15 : Kos-kosan
16 BAB 16 : Bram
17 BAB 17 : Ospek 2
18 BAB 18 : Perempuan Cantik
19 BAB 19 : Heboh
20 BAB 20 : Ospek 3
21 BAB 21 : Mampir
22 BAB 22 : Gosip
23 BAB 23 : Ospek Terakhir
24 BAB 24 : Berkemah
25 BAB 25 : Tenda
26 BAB 26 : Mandi Di Sungai
27 BAB 27 : Siapakah Bram?
28 BAB 28 : Urusan Bram
29 BAB 29 : Hiking
30 BAB 30 : Foto Itu
31 BAB 31 : Bertengkar
32 BAB 32 : Hadiah
33 BAB 33 : Si Pelaku
34 BAB 34 : Perkemahan Berakhir
35 BAB 35 : Korban
36 BAB 36 : Kepo Again
37 BAB 37 : Pulang
38 BAB 38 : Vincent Terluka
39 BAB 39 : Date Pertamaku
40 BAB 40 : Ungkapan
41 BAB 41 : Pengakuan Bram
42 BAB 42 : Hadiah Lagi
43 BAB 43 : Kangen Kosan
44 BAB 44 : Kasus Selesai
45 BAB 45 : Kantin
46 BAB 46 : Cinta
47 BAB 47 : Pabrik
48 BAB 48 : Amarah Bram
49 BAB 49 : Balik
50 BAB 50 : Novel
51 BAB 51 : Penghuni Baru
52 BAB 52 : Bram dan Gilang
53 BAB 53 : Jadi Perkara
54 BAB 54 : Sunset
55 BAB 55 : Ternyata Anak Rektor?
56 BAB 56 : Ada Apa Prita?
57 BAB 57 : Pria Asing
58 BAB 58 : Berenang
59 BAB 59 : Sayang
60 BAB 60 : Ciuman Pertama
61 BAB 61 : Target Gilang
62 BAB 62 : Cargalla dan Ox
63 BAb 63 : Bantuan Bram
64 BAB 64 : Papa Marah
65 BAB 65 : Damar
66 BAB 66 : Singgah Dulu
67 BAB 67 : Hotel
68 BAB 68 : Gedung Tua
69 BAB 69 : Rumah Sakit
70 BAB 70 : 2 Jam
71 BAB 71 : ICU
72 BAB 72 : Keputusan Yang Berat
73 BAB 73 : Ancaman
74 BAB 74 : Masalah Bertambah
75 BAB 75 : Dramatis
76 BAB 76 : Bram Kembali
77 BAB 77 : Cerita
78 BAB 78 : Belum Muncul
79 BAB 79 : Atif Dan Prita
80 BAB 80 : Ku Katakan Saja
81 BAB 81 : Kecelakaan
82 BAB 82 : Histeris
83 BAB 83 : Panik
84 BAB 84 : Cerita Dilema
85 BAB 85 : Gadis Remaja
86 BAB 86 : Laura
87 BAB 87 : Penjualan Baja
88 BAB 88 : Keterangan
89 BAB 89 : Good Night
90 BAB 90 : Orang Tua
91 BAB 91 : Melayat
92 BAB 92 : Izin
93 BAB 93 : Nasehat Papa
94 BAB 94 : Kebun Rambutan
95 BAB 95 : Mawar Merah
96 BAB 96 : Handuk
97 BAB 97 : Perawat
98 BAB 98 : Kamar Rahasia
99 BAB 99 : Berjamaah
100 BAB 100 : Dansa
101 BAB 101 : Prita Tidak Ada
102 BAB 102 : Kak Siska
103 BAB 103 : Rumah Dinas
104 BAB 104 : Tolong
105 BAB 105 : Keajaiban
106 BAB 106 : Sacia
107 BAB 107 : Teman Lama
108 BAB 108 : Pertemuan
109 BAB 109 : Lutfa
110 BAB 110 : Koma Lagi
111 BAB 111 : Privat Jet
112 BAB 112 : Bram Sibuk
113 BAB 113 : Switzerland
114 BAB 114 : Ujang
115 BAB 115 : Ricard
116 BAB 116 : Kerumah Bram Lagi
117 BAB 117 : Biliar
118 BAB 118 : Rias
119 BAB 119 : Tamu Utama
120 BAB 120 : Gelora Asmara
121 BAB 121 : Hujan
122 BAB 122 : Restu
123 BAB 123 : Pak Boil
124 BAB 124 : Showroom
125 BAB 125 : Pemberian Damar
126 BAB 126 : Cafe Baru
127 BAB 127 : Guru Privatku Bernama Bayu
128 BAB 128 : Perintah Bram
129 BAB 129 : Bos Kecil
130 BAB 130 : Izin Bram
131 BAB 131 : Warung
132 BAB 132 : Sudah Bisa Bicara
133 BAB 133 : Mami Kos Usus Buntu
134 BAB 134 : Berita Di Televisi
135 BAB 135 : Mami and Papi
136 BAB 136 : Bintang
137 BAB 137 : Teman Vs Teman
138 BAB 138 : Semua Karyawan Meeting
139 BAB 139 : Kenapa Aku?
140 BAB 140 : Pemecatan Mandor Pabrik
141 BAB 141 : Asisten Manager
142 BAB 142 : Jangan Tinggalkan Aku
143 BAB 143 : Selamat Jalan Sayang
144 BAB 144 : Kenangan
145 BAB 145 : Penantian
146 BAB 146 : Keponakan Mami Adalah..
147 BAB 147 : Mengingat Kenangan
148 BAB 148 : Hampa
149 BAB 149 : Curhat Zuri
150 BAB 150 : Mesjid
151 BAB 151 : Ke Dermaga
152 BAB 152 : Diskusi
153 BAB 153 : Lampu Merah
154 BAB 154 : Bodyguard Bram Muncul
155 BAB 155 : Misi
156 BAB 156 : Surat
157 BAB 157 : Keceplosan
158 BAB 158 : Pesan Pak Tio
159 BAB 159 : Terus Terang
160 BAB 160 : Nur Ibzan
161 BAB 161 : Thelma
162 BAB 162 : Surat Vincent
163 BAB 163 : Ruang Kerjaku
164 BAB 164 : Gratis
165 BAB 165 : Meeting
166 BAB 166 : Aku Pengganti Bram
Episodes

Updated 166 Episodes

1
BAB 1 : Tamu
2
BAB 2 : Mantan Pacar
3
BAB 3 : Apa Ini Dinamakan Cemburu?
4
BAB 4 : Curhat
5
BAB 5 : Ujian Akhir
6
BAB 6 : Tito, Secepat Itukah ?
7
BAB 7 : Mulai Santai
8
BAB 8 : Perpisahan Sekolah
9
BAB 9 : Diantara Dua
10
BAB 10 : Argument
11
BAB 11 : Dia Pergi
12
BAB 12 : UMPTN
13
BAB 13 : Tak Terduga
14
BAB 14 : Ospek
15
BAB 15 : Kos-kosan
16
BAB 16 : Bram
17
BAB 17 : Ospek 2
18
BAB 18 : Perempuan Cantik
19
BAB 19 : Heboh
20
BAB 20 : Ospek 3
21
BAB 21 : Mampir
22
BAB 22 : Gosip
23
BAB 23 : Ospek Terakhir
24
BAB 24 : Berkemah
25
BAB 25 : Tenda
26
BAB 26 : Mandi Di Sungai
27
BAB 27 : Siapakah Bram?
28
BAB 28 : Urusan Bram
29
BAB 29 : Hiking
30
BAB 30 : Foto Itu
31
BAB 31 : Bertengkar
32
BAB 32 : Hadiah
33
BAB 33 : Si Pelaku
34
BAB 34 : Perkemahan Berakhir
35
BAB 35 : Korban
36
BAB 36 : Kepo Again
37
BAB 37 : Pulang
38
BAB 38 : Vincent Terluka
39
BAB 39 : Date Pertamaku
40
BAB 40 : Ungkapan
41
BAB 41 : Pengakuan Bram
42
BAB 42 : Hadiah Lagi
43
BAB 43 : Kangen Kosan
44
BAB 44 : Kasus Selesai
45
BAB 45 : Kantin
46
BAB 46 : Cinta
47
BAB 47 : Pabrik
48
BAB 48 : Amarah Bram
49
BAB 49 : Balik
50
BAB 50 : Novel
51
BAB 51 : Penghuni Baru
52
BAB 52 : Bram dan Gilang
53
BAB 53 : Jadi Perkara
54
BAB 54 : Sunset
55
BAB 55 : Ternyata Anak Rektor?
56
BAB 56 : Ada Apa Prita?
57
BAB 57 : Pria Asing
58
BAB 58 : Berenang
59
BAB 59 : Sayang
60
BAB 60 : Ciuman Pertama
61
BAB 61 : Target Gilang
62
BAB 62 : Cargalla dan Ox
63
BAb 63 : Bantuan Bram
64
BAB 64 : Papa Marah
65
BAB 65 : Damar
66
BAB 66 : Singgah Dulu
67
BAB 67 : Hotel
68
BAB 68 : Gedung Tua
69
BAB 69 : Rumah Sakit
70
BAB 70 : 2 Jam
71
BAB 71 : ICU
72
BAB 72 : Keputusan Yang Berat
73
BAB 73 : Ancaman
74
BAB 74 : Masalah Bertambah
75
BAB 75 : Dramatis
76
BAB 76 : Bram Kembali
77
BAB 77 : Cerita
78
BAB 78 : Belum Muncul
79
BAB 79 : Atif Dan Prita
80
BAB 80 : Ku Katakan Saja
81
BAB 81 : Kecelakaan
82
BAB 82 : Histeris
83
BAB 83 : Panik
84
BAB 84 : Cerita Dilema
85
BAB 85 : Gadis Remaja
86
BAB 86 : Laura
87
BAB 87 : Penjualan Baja
88
BAB 88 : Keterangan
89
BAB 89 : Good Night
90
BAB 90 : Orang Tua
91
BAB 91 : Melayat
92
BAB 92 : Izin
93
BAB 93 : Nasehat Papa
94
BAB 94 : Kebun Rambutan
95
BAB 95 : Mawar Merah
96
BAB 96 : Handuk
97
BAB 97 : Perawat
98
BAB 98 : Kamar Rahasia
99
BAB 99 : Berjamaah
100
BAB 100 : Dansa
101
BAB 101 : Prita Tidak Ada
102
BAB 102 : Kak Siska
103
BAB 103 : Rumah Dinas
104
BAB 104 : Tolong
105
BAB 105 : Keajaiban
106
BAB 106 : Sacia
107
BAB 107 : Teman Lama
108
BAB 108 : Pertemuan
109
BAB 109 : Lutfa
110
BAB 110 : Koma Lagi
111
BAB 111 : Privat Jet
112
BAB 112 : Bram Sibuk
113
BAB 113 : Switzerland
114
BAB 114 : Ujang
115
BAB 115 : Ricard
116
BAB 116 : Kerumah Bram Lagi
117
BAB 117 : Biliar
118
BAB 118 : Rias
119
BAB 119 : Tamu Utama
120
BAB 120 : Gelora Asmara
121
BAB 121 : Hujan
122
BAB 122 : Restu
123
BAB 123 : Pak Boil
124
BAB 124 : Showroom
125
BAB 125 : Pemberian Damar
126
BAB 126 : Cafe Baru
127
BAB 127 : Guru Privatku Bernama Bayu
128
BAB 128 : Perintah Bram
129
BAB 129 : Bos Kecil
130
BAB 130 : Izin Bram
131
BAB 131 : Warung
132
BAB 132 : Sudah Bisa Bicara
133
BAB 133 : Mami Kos Usus Buntu
134
BAB 134 : Berita Di Televisi
135
BAB 135 : Mami and Papi
136
BAB 136 : Bintang
137
BAB 137 : Teman Vs Teman
138
BAB 138 : Semua Karyawan Meeting
139
BAB 139 : Kenapa Aku?
140
BAB 140 : Pemecatan Mandor Pabrik
141
BAB 141 : Asisten Manager
142
BAB 142 : Jangan Tinggalkan Aku
143
BAB 143 : Selamat Jalan Sayang
144
BAB 144 : Kenangan
145
BAB 145 : Penantian
146
BAB 146 : Keponakan Mami Adalah..
147
BAB 147 : Mengingat Kenangan
148
BAB 148 : Hampa
149
BAB 149 : Curhat Zuri
150
BAB 150 : Mesjid
151
BAB 151 : Ke Dermaga
152
BAB 152 : Diskusi
153
BAB 153 : Lampu Merah
154
BAB 154 : Bodyguard Bram Muncul
155
BAB 155 : Misi
156
BAB 156 : Surat
157
BAB 157 : Keceplosan
158
BAB 158 : Pesan Pak Tio
159
BAB 159 : Terus Terang
160
BAB 160 : Nur Ibzan
161
BAB 161 : Thelma
162
BAB 162 : Surat Vincent
163
BAB 163 : Ruang Kerjaku
164
BAB 164 : Gratis
165
BAB 165 : Meeting
166
BAB 166 : Aku Pengganti Bram

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!