Kriiikk...!
Aku menutup pintu samping kosan setelah menemani Bram ngobrol di mobil tadi.
Aku masuk ke dalam. Saat aku masuk, terlihat anak-anak kos sedang bercengkrama di ruang tamu.
~Hhmm.., tumben kosan ini rame.~
"Zanu, sini!" panggil Prita dari ruang tamu.
Aku menghampiri Prita dan terlihat di sana banyak mata yang menatapku. Mereka tersenyum ramah. Aku belum mengenal mereka semua.
"Zanu, kenalin nih, teman-teman kos kita. Ada yang masih tingkat satu, ada senior tingkat dua dan tiga," ujar Prita.
Aku tersenyum dan menyalami mereka satu persatu sambil menyebutkan namaku sendiri. Ada lima orang, jika ditotalkan penghuni kosan di sini ada tujuh termasuk aku dan Prita.
"Ngapain semua ngumpul di sini Prita?" tanyaku ke Prita.
"Hhmm.., gini, tadi kita ngintip kamu dari jendela. Cuma ya gak kelihatan karena kamu dalam mobil," ucap Prita tersipu-sipu.
"Zanu, kamu kenal Ketua dari mana?" tanya senior to the point. Senior tingkat 2 yang bernama Siska. Kak Siska mahasiswa Fakultas Ekonomi.
Aku duduk. Dan kuperhatikan, terlihat sekali di wajah mereka, antusias ingin mengetahui kisah antara aku dan Bram.
"Pertama kali bertemu saat aku daftar UMPTN Kak Siska. Tapi aku gak tau kalau dia itu Ketua BEM di kampus kita," jawabku.
"Oo.., kamu beruntung Zanu bisa kenal dengan Ketua. Banyak isu yang beredar, senior berebutan mau dekatin Ketua tapi gak bisa. Apalagi dia sudah ada yang punya," ujar Kak Siska.
Aku cuma diam. Tadi sudah di bahas Bram kalau perempuan itu hanya teman satu jurusan.
"Cewek itu jutek banget, kalau ada yang mendekati Ketua, tanpa mikir lagi, dia mau saja labrak orang. Di tambah lagi Ketua itu kaku dan pendiam, jadi gak ada yang tau apa benar mereka berdua pacaran," ucap Kak Rosi, tingkat tiga Fakultas Pertanian.
"Tapi itulah yang bikin cewek pada klepek-klepek Kak, Ketua kita cool, ha..ha..ha...," celetuk Mira, satu angkatan Fakultas Teknik Electro.
"Kamu gak kalah cantiknya sama cewek itu Zanu. Mungkin ada yang menarik dari kamunya, sampai Ketua mau dekatin Zanu," ujar Kak Siska.
"Ah Kakak, bisa aja. Aku tanggapi Ketua juga biasa-biasa saja Kak. Kita beberapa kali ketemu, itu hanya kebetulan saja,"
"Oiya, kata-kata indah kamu tadi buat Ketua, keren banget lho. Semua pada kaget, apalagi saat kamu pingsan tadi," ujar Rani, satu angkatan Fakultas Teknik Sipil.
"Emangnya kaget kenapa?" tanyaku penasaran.
"Kamu tadi pingsan, di bopong sama Ketua sampai ruang pemulihan. Banyak yang berbisik-bisik, kalau moment tadi mirip film Korea," jawab Rani sambil tersenyum.
"Heboh semuanya Zanu. Apalagi senior cewek, iri banget lihat kamu di gendong gitu," celetuk Prita.
"Kita semua suka sama Ketua lho Zanu. Tapi kalau Ketua tertariknya sama kamu, kita malah ikut senang," ujar Mira tersipu malu-malu.
"Mending Ketua sama kamu Zanu, daripada ceweknya itu. Siapa sih namanya?" ujar Kak Kinan menoleh ke Rani. Kinan adalah senior tingkat tiga, Fakultas Mipa.
"Namanya Sari. Dia itu senior aku, satu angkatan juga sama Ketua. Sekarang mereka sudah semester tujuh. Ketua sudah lama aktif di BEM, dari semester tiga. Dengar-dengar Rektor kita Pamannya Ketua. Dan Ketua bukanlah orang sembarangan. Itu yang baru aku ketahui dari cerita teman-teman," jawab Rani.
"Bearti Ketua anak Teknik Sipil ya?" tanyaku.
"Iya Zanu. Ketua itu orangnya cerdas dan karismatik. Dia juga peduli dengan kasus-kasus yang ada di kampus atau masyarakat di luar sana. Pernah juga menangani kasus penggusuran warung kecil di terminal. Sempat heboh waktu itu, karena yang dihadapinya adalah Wali kota," cerita Kak Siska panjang lebar.
~Ya, aku ingat. Bram pernah cerita sewaktu dia mengantarku ke terminal. Tidak heran, jika semua yang ada di terminal mengenalnya.~
"Pokoknya, Ketua kita itu paket komplit Zanu. Makanya banyak yang suka sama Ketua. Bukan cewek aja, tapi para cowok juga salut sama Ketua. Selain orangnya berani, dia juga peduli," tambah Mira.
"Oke. Sepertinya komplit ya tentang Ketua. Aku malah gak tau apa-apa. Terima kasih infonya. Tapi memang aku sama Ketua gak ada hubungan apa-apa, semuanya serba kebetulan saja," ujarku tegas.
"Kita dukung kamu Zanu, jika memang Ketua sukanya sama kamu," ucap Kak Kinan.
"Iya," semua serempak menjawab.
"Well, hari ini orang tuaku mau ke sini. Bawa barang-barang yang aku butuhkan nanti. Jadi, aku permisi bentar mau menemui Mami," ucapku.
"Mami bentar lagi ke sini Zanu. Ke kamar aku saja dulu buat istirahat," Prita menawarkan kamarnya yang berada di dekat ruang tamu.
"Oke. Baiklah semua, aku istirahat dulu dikamarnya Prita.
"Silahkan Zanu, nanti malam kita ngumpul lagi," ujar Kak Rosi.
"Baik Kak,"
*******
Aku sudah berada di kamar Prita. Kamar Prita bernuansa warna pink. Semua serba pink, jadi mataku terasa terang benderang saat memasuki kamar Prita.
Prita mempersilahkan aku berbaring dikasurnya. Aku rebahan sejenak dan memejamkan mata lalu tertidur begitu saja.
*******
"Zanu! Bangun Zanu. Orang tuamu sudah datang tuh," Prita membangunkanku.
"Eh iya Prita, thank you," jawabku langsung duduk.
Setelah nyawaku sudah terkumpul, aku beranjak dari tempat tidur Prita dan keluar dari kamar.
Di ruang tamu sudah terlihat Papa dan Mama yang sedang ngobrol sama Mami kost.
"Zanu, bagaimana tidurnya nak?" ujar Mama saat melihatku datang.
"Gak terlalu nyenyak Ma, tapi lumayan bisa istirahat sebentar," jawabku dan langsung duduk di sofa.
"Begini Zanu, Papa dan Mama mu sudah ngobrol sama Mami. Dan sudah lihat-lihat sekeliling tapi belum lihat kamarnya Zanu. Orang tuamu sudah deal memperbolehkan kamu tinggal di sini," ujar Mami kos.
Aku mengangguk senang dan berharap semoga aku betah tinggal di sini.
"Titip Zanu ya Mami. Kita berdua tidak bisa setiap hari ke sini karena kerja. Sekali-kali kalau hari libur kita mampir lagi ke sini," ujar Mama.
"Iya Mamanya Zanu, jangan khawatir. Saya selalu memantau anak-anak. Walau rumah saya di tempat lain, tapi suka mampir ke kost buat ngurusin taman dan tanaman,"
"Kita ke kamar Zanu dulu boleh ya Mami?"
"Oiya silahkan Ma,"
Papa, Mama dan aku berjalan menuju ke lantai dua. Tepat dekat tangga kamarku. Kita masuk kamar dan aku langsung hidupkan AC.
"Kamarnya lumayan luas ya Zanu, semua sudah lengkap di sini. Semoga Zanu betah," ujar Papa.
"Aamiin. Iya Pa. Zanu juga sudah kenalan sama teman-teman kost, Alhamdulillah mereka baik semua Pa,"
"Syukurlah. Yang penting Zanu ingat nasehat Papa dan Mama. Fokus kuliah ya nak, jangan pacaran-pacaran dulu. Kalau ada yang kurang, Zanu bisa telepon ke rumah,"
"Baik Pa,"
Sebelum Papa dan Mama pulang, kita makan dulu dikamarku. Mama bawa banyak rendang, bisa buat lauk makanku untuk beberapa hari ke depan.
Setelah puas ngobrol dan bermanja, Papa Mama pamit pulang. Tak lupa juga pamit sama Mami kos dan teman-temanku.
Sedih rasanya berjauhan sama Papa dan Mama. Tapi aku harus mandiri dan bisa jaga diri sendiri selama di kota ini.
Aku mengantarkan Papa dan Mama ke halaman depan kosan.
"Bye Zanu, jaga diri baik-baik ya nak," ujar Mama.
"Iya Ma, Papa, hati-hati di jalan,"
Papa dan Mama berangkat. Mobil melaju sampai hilang dari pandanganku.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments