BAB 18 : Perempuan Cantik

"Zanu! Zanu! Bangun Zanu!"

Terdengar sayup-sayup suara panik ditelingaku. Aku kaget! Kubuka mata dan melihat sekeliling.

Aku berada di suatu ruangan. Dan ruangan itu sama seperti yang kemaren.

Aku merasakan sakit di perut dan sekarang dalam keadaan terbaring lemah. Saat aku melihat ke atas, aku terkesima melihat dia yang sedang celingak celinguk mengamati sekeliling ruangan.

~Dia Bram! Mengapa dia ada di sini? Bukannya dia lagi memantau ospek? Apa dia yang membopongku ke sini ?~

"Hei Zanu! Syukurlah kamu sudah siuman. Kenapa kamu pakai pingsan-pingsan segala? Pasti kamu belum makan kan?" tanya Bram.

"Eh iya Kak, perutku sakit. Tadi belum sarapan dari rumah," jawabku sekenanya.

"Selama kamu masih ospek, jangan panggil aku Kak, tapi Ketua," ucapnya langsung berbisik ditelingaku.

"Nih, jatah makan siang aku buat kamu. Sekarang kamu langsung makan,"

Bram menyodorkan nasi bungkus kehadapanku. Dibalik sosoknya yang tegas, keras dan selengekan, ternyata orangnya perhatian juga.

"Tapi Ketua, ini buat makan siangnya Ketua. Nanti mau makan apa?"

"Kamu jangan pedulikan aku, gampang itu. Tinggal minta lagi nanti. Jangan banyak komentar, sekarang makan! Aku keluar dulu, ada tugas yang harus aku urus. Nanti pulangnya aku antar kamu pulang!" ucapnya tegas.

"Tapi, aku udah janjian pulang nanti sama teman Ketua,"

"Nanti kita bicarakan saat pulang. Selesai makan, kamu tunggu di sini, oke,"

Dia langsung beranjak dan berjalan menuju pintu keluar. Sejenak dia melihatku dari kejauhan, lalu menghilang dari balik pintu.

Aku tercenung dan merasa semakin lama dia kenapa semakin memperhatikanku.

Dan anehnya lagi kenapa selalu ada momen yang pas, dia selalu hadir? Seperti sudah diatur sedemikian rupa.

~Kenapa aku merasa dia seperti Abang? Apakah Bram hanya menganggap aku tak lebih dari seorang junior saja?~

Aku buka nasi bungkus dan mulai makan. Rasanya lega sekali perutku mulai terisi. Terasa tenagaku mulai bertambah. Kebetulan lauk pauknya enak, dendeng balado plus sedikit jengkol.

Tiba-tiba aku melihat ada yang datang dari pintu masuk, seorang perempuan cantik. Sekilas aku merasa pernah melihatnya di suatu tempat. Tapi aku lupa di mana.

Perempuan itu ternyata menghampiriku dan menghentikan langkah kakinya dengan raut wajah yang tidak ramah.

"Heh! Kamu! Ada hubungan apa kamu sama Bram?!" ujarnya keras dan ketus sambil mendelikkan mata kearahku.

Aku kaget. Seketika aku langsung berhenti mengunyah dan cepat-cepat minum.

"Kakak, kalau mau tanya tu yang sopan ya. Duduk dulu kek," jawabku tenang.

"Tidak usah basa basi! Aku cuma tanya, kamu sama Bram ada hubungan apa?" tanyanya dengan nada yang lebih keras lagi.

Semua orang di dalam ruangan memperhatikan aksi ini. Tidak ada yang berani melerai atau mendekat.

"Aku gak ada hubungan apa-apa dengan Bram. Kakak memang siapanya dia?" aku balik bertanya.

"Aku pacarnya! Sejak kehadiran kamu, dia jadi berubah!!" jawabnya.

"Ya bukan salah aku Kak. Ambil saja sana Bram mu itu Kak. Emang aku apaan, mau ngambil pacar orang. Tanya gih sana sama Bram. Udah ya, aku gak ada urusan sama Kakak, aku lagi makan!" ujarku dengan nada yang cukup tinggi.

Orang kalau lagi lapar, jangan sekali-kali di ganggu.

~Dia tau dari mana ya, Bram lagi dekat sama aku ?~

"Oke! Sekali lagi aku lihat kamu dekati Bram, kamu akan tau akibatnya," ujarnya dengan nada mengancam.

"Kamu salah mengancam Kak. Jika terjadi sesuatu, bearti itu ulah kamu! Tuh, lihat saksinya banyak,"

Dia langsung berbalik badan dan melangkah keluar dengan tergesa-gesa.

Sekarang aku ingat. Aku pernah lihat perempuan ini sewaktu mendaftar UMPTN. Dia lagi berdua sama Bram di gedung pendaftaran waktu itu. Ya dia!

~Apa dia juga kuliah di sini? Apa iya dia pacarnya Bram?~

~Ah! Peduli amat, yang penting sekarang aku lanjutkan makan. Perutku minta diisi lagi.~

********

Pas selesai makan, tiba-tiba Bram masuk ke dalam ruangan. Dia berjalan menghampiriku.

"Sudah selesai makannya? Yuk kita jalan, aku antar kamu pulang," ujarnya langsung to the point.

"Baru aja selesai. Oiya, tadi ada cewek Ketua ke sini, marah-marah dan ...,"

"Ssttt..., nanti kita bahas dalam perjalanan pulang. Sekarang kamu ikut aku," ujarnya tanpa memberi jeda dengan ucapanku barusan.

"Baiklah. Tapi aman gak nih aku jalan sama Ketua?"

"Aman,"

Aku membuang bungkus bekas nasi ke dalam tong sampah dan mengambil tas. Lalu aku mengikutinya dari belakang.

Ada beberapa pasang mata yang dari tadi melihat aku dan Bram. Mungkin mereka heran, ada apa lagi ini, ha..ha..ha...

********

Bram berjalan menuju parkir mobil.

~Perasaan dia tadi bawa motor, kenapa dia malah ke tempat parkir mobil ?~

Dan..., tidak tanggung-tanggung, Bram menuju mobil merk BMW keluaran terbaru. Wow!

Terlihat elegan dan mewah. Tidak sembarangan orang bisa memiliki mobil ini kecuali orang kaya.

Aku masuk ke dalam mobil Bram. Rasanya norak kalau aku tanya perihal mobil ini. Jadi lebih baik diam dan nikmati saja.

Mobil melaju keluar dari parkiran. Dari kejauhan aku melihat perempuan tadi sedang ngobrol dengan seseorang. Mungkin dia tidak menyadari kalau Bram bersamaku di dalam mobil.

"Zanu, temanmu menunggu di mana?" tanya Bram.

"Di halte bawah Ketua. Apa dia ikut kita?" tanyaku balik.

"Gak usah, karena aku mau cerita dan sekalian antar kamu pulang," jawabnya.

"Tapi aku gak pulang kerumah. Aku mau ke tempat kosan yang baru. Temanku ini ngekos di tempat yang sama. Ortuku juga mau ke kost hari ini bawa barang-barang," ujarku.

"Ya sudah, kapan-kapan saja aku cerita. Nanti di halte cari temanmu. Kita ke kosan bareng,"

"Gak apa-apa nih?"

"Iya, gak apa-apa. Sekalian aku bisa tau di mana kamu ngekos,"

"Oke, thank you Ketua, eh Kakak,"

Dia menggangguk dan tersenyum kearahku. Jarang-jarang aku melihatnya tersenyum. Duh, hatiku kok terasa berbunga-bunga ya...

Tapi, aku masih teringat perempuan tadi. Jika dia benar pacarnya Bram, aku harus menghindar. Aku tidak mau mengganggu hubungan orang lain dan aku juga belum kepikiran untuk pacaran saat ini.

"Zanu, mana nih temanmu? Kita sudah berhenti di halte," tanya Bram.

"Eh iya, bentar Kak. Aku keluar dulu,"

Aku turun dari mobil dan mencari-cari Prita di antara banyaknya mahasiswa yang sedang menunggu Bus.

"Hei Prita, Prita!" ujarku sedikit teriak.

Aku hampiri Prita yang berdiri dekat halte, sedang berteduh di bawah pohon.

"Iya Zanu, akhirnya kamu ke sini juga. Yok kita ke kost," ujar Prita.

"Prita, ikut aku. Aku sama senior. Itu mobilnya, kita naik itu aja ke kost," jawabku sambil menunjukkan arah mobil Bram.

"Lho? Kenapa bisa sama senior? Ih, itu mobilnya...? Keren banget!" Prita terkesima melihat mobilnya Bram.

"Nanti aku ceritain. Sekarang kita pergi dari sini,"

"Oke,"

Aku dan Prita berjalan menuju mobil Bram. Saat masuk ke dalam mobil, Prita kaget bukan main melihat siapa yang ada disampingku.

Prita hanya diam, walau aku tau pasti Prita pasti tidak sabar menanyakan tentang Bram kepadaku.

"Ketua, ini temanku Prita," aku sengaja bersuara untuk memecah keheningan.

"Hai Prita, salam kenal," jawab Bram.

"Iya Ketua, salam kenal,"

Suasana hening lagi.

Tak butuh waktu yang lama, akhirnya kita sampai juga ke kosan. Kebetulan pagar halaman depan tidak di tutup, jadi mobil Bram bisa masuk ke dalam.

"Zanu, kamu jangan turun dulu," ujar Bram.

"Oiya sudah, aku turun dulu Zanu. Terima kasih Ketua tumpangannya," ucap Prita yang tau kalau itu kode untuk Bram bisa mengobrol denganku.

"Iya, sama-sama. Maaf ya Prita, pinjam dulu Zanunya, he..he..he..," canda Bram.

"Iya Ketua, gak apa-apa. Mari..,"

Prita turun dan berjalan menuju ruang samping. Dan aku masih diam di dalam mobil menantikan Bram untuk berbicara.

"Zanu, perempuan yang menemui kamu tadi bukan pacarku. Dia memang sudah lama suka sama aku, tapi aku hanya menganggapnya teman. Kita satu jurusan dan gak bisa aku hindari dia begitu saja," ujar Bram serius.

"Yaa.., kalau pacaran juga gak apa-apa. Aku gak mau di tanya-tanya lagi seperti tadi. Kita aja baru kenal dan belum tau Kakak seperti apa," jawabku tegas.

"Maaf jika itu mengganggu pikiranmu, nanti aku akan jelaskan ke dia,"

"Terima kasih Kak, nasi bungkus dan tumpangannya hari ini. Kedepannya jangan sering-sering ketemu Kak, aku jadi gak enak. Setiap Kakak dekat aku, semua pada lihatin. Aku risih,"

"Sama-sama Zanu. Abaikan saja mereka. Kamu gak perlu risih. Kita bertemu hanya kebetulan saja,"

"Oke. Oiya, aku lupa telpon Papa. Mau ngasih tau alamat kosan sini. Udah dulu ya Kak, aku mau ke wartel,"

"Zanu, pakai ponselku saja, nih,"

Bram menyodorkan ponselnya kehadapanku.

~Wah! Dia sudah punya ponsel? Disaat semua orang masih nelpon pakai jasa wartel. Wah..!~

"Hmmm.., tapi aku gak tau caranya," ujarku malu-malu.

"Berapa nomor telpon rumahmu?"

"Nih Kak,"

Aku menyodorkan kertas dan dia mulai menekan tombol ponsel ke nomor yang akan di tuju.

"Ini, sudah masuk. Tinggal tunggu,"

Aku mengambil ponselnya dan menunggu. Terdengar suara Papa yang angkat telpon di seberang sana.

"Ya Hallo, ini siapa?"

"Pa, ini Zanu. Alamat kos nya jalan Pasar Baru nomor 30 A. Jangan lupa di catat ya Papa. Zanu tunggu di tempat kost," jawabku.

"Oke, Papa sama Mama sudah bersiap-siap. Tunggu di sana ya Nak,"

"Baik Papa,"

Klik! Telpon dimatikan dan aku menyerahkan ponsel ke Bram.

"Terima kasih," ucapku.

"Sama-sama Zanu,"

"Oiya, masuk dulu Kak. Gak enak diliatin anak kos kalau kita lama-lama dalam mobil," tawarku basa basi.

"Gak usah dulu, kapan-kapan aku mampir ke sini. Sekarang aku mau ke kampus lagi, ada yang harus segera di urus,"

"Oya sudah, thank you Kak," jawabku sambil membuka pintu mobil.

"Oke, Aku pergi dulu, Bye,"

"Bye,"

Aku menutup pintu mobil. Bram memundurkan mobilnya ke arah luar dan dia melambaikan tangan kearahku. Aku membalasnya dengan senyuman.

Bram pergi dan menghilang dari pandanganku.

...****************...

Episodes
1 BAB 1 : Tamu
2 BAB 2 : Mantan Pacar
3 BAB 3 : Apa Ini Dinamakan Cemburu?
4 BAB 4 : Curhat
5 BAB 5 : Ujian Akhir
6 BAB 6 : Tito, Secepat Itukah ?
7 BAB 7 : Mulai Santai
8 BAB 8 : Perpisahan Sekolah
9 BAB 9 : Diantara Dua
10 BAB 10 : Argument
11 BAB 11 : Dia Pergi
12 BAB 12 : UMPTN
13 BAB 13 : Tak Terduga
14 BAB 14 : Ospek
15 BAB 15 : Kos-kosan
16 BAB 16 : Bram
17 BAB 17 : Ospek 2
18 BAB 18 : Perempuan Cantik
19 BAB 19 : Heboh
20 BAB 20 : Ospek 3
21 BAB 21 : Mampir
22 BAB 22 : Gosip
23 BAB 23 : Ospek Terakhir
24 BAB 24 : Berkemah
25 BAB 25 : Tenda
26 BAB 26 : Mandi Di Sungai
27 BAB 27 : Siapakah Bram?
28 BAB 28 : Urusan Bram
29 BAB 29 : Hiking
30 BAB 30 : Foto Itu
31 BAB 31 : Bertengkar
32 BAB 32 : Hadiah
33 BAB 33 : Si Pelaku
34 BAB 34 : Perkemahan Berakhir
35 BAB 35 : Korban
36 BAB 36 : Kepo Again
37 BAB 37 : Pulang
38 BAB 38 : Vincent Terluka
39 BAB 39 : Date Pertamaku
40 BAB 40 : Ungkapan
41 BAB 41 : Pengakuan Bram
42 BAB 42 : Hadiah Lagi
43 BAB 43 : Kangen Kosan
44 BAB 44 : Kasus Selesai
45 BAB 45 : Kantin
46 BAB 46 : Cinta
47 BAB 47 : Pabrik
48 BAB 48 : Amarah Bram
49 BAB 49 : Balik
50 BAB 50 : Novel
51 BAB 51 : Penghuni Baru
52 BAB 52 : Bram dan Gilang
53 BAB 53 : Jadi Perkara
54 BAB 54 : Sunset
55 BAB 55 : Ternyata Anak Rektor?
56 BAB 56 : Ada Apa Prita?
57 BAB 57 : Pria Asing
58 BAB 58 : Berenang
59 BAB 59 : Sayang
60 BAB 60 : Ciuman Pertama
61 BAB 61 : Target Gilang
62 BAB 62 : Cargalla dan Ox
63 BAb 63 : Bantuan Bram
64 BAB 64 : Papa Marah
65 BAB 65 : Damar
66 BAB 66 : Singgah Dulu
67 BAB 67 : Hotel
68 BAB 68 : Gedung Tua
69 BAB 69 : Rumah Sakit
70 BAB 70 : 2 Jam
71 BAB 71 : ICU
72 BAB 72 : Keputusan Yang Berat
73 BAB 73 : Ancaman
74 BAB 74 : Masalah Bertambah
75 BAB 75 : Dramatis
76 BAB 76 : Bram Kembali
77 BAB 77 : Cerita
78 BAB 78 : Belum Muncul
79 BAB 79 : Atif Dan Prita
80 BAB 80 : Ku Katakan Saja
81 BAB 81 : Kecelakaan
82 BAB 82 : Histeris
83 BAB 83 : Panik
84 BAB 84 : Cerita Dilema
85 BAB 85 : Gadis Remaja
86 BAB 86 : Laura
87 BAB 87 : Penjualan Baja
88 BAB 88 : Keterangan
89 BAB 89 : Good Night
90 BAB 90 : Orang Tua
91 BAB 91 : Melayat
92 BAB 92 : Izin
93 BAB 93 : Nasehat Papa
94 BAB 94 : Kebun Rambutan
95 BAB 95 : Mawar Merah
96 BAB 96 : Handuk
97 BAB 97 : Perawat
98 BAB 98 : Kamar Rahasia
99 BAB 99 : Berjamaah
100 BAB 100 : Dansa
101 BAB 101 : Prita Tidak Ada
102 BAB 102 : Kak Siska
103 BAB 103 : Rumah Dinas
104 BAB 104 : Tolong
105 BAB 105 : Keajaiban
106 BAB 106 : Sacia
107 BAB 107 : Teman Lama
108 BAB 108 : Pertemuan
109 BAB 109 : Lutfa
110 BAB 110 : Koma Lagi
111 BAB 111 : Privat Jet
112 BAB 112 : Bram Sibuk
113 BAB 113 : Switzerland
114 BAB 114 : Ujang
115 BAB 115 : Ricard
116 BAB 116 : Kerumah Bram Lagi
117 BAB 117 : Biliar
118 BAB 118 : Rias
119 BAB 119 : Tamu Utama
120 BAB 120 : Gelora Asmara
121 BAB 121 : Hujan
122 BAB 122 : Restu
123 BAB 123 : Pak Boil
124 BAB 124 : Showroom
125 BAB 125 : Pemberian Damar
126 BAB 126 : Cafe Baru
127 BAB 127 : Guru Privatku Bernama Bayu
128 BAB 128 : Perintah Bram
129 BAB 129 : Bos Kecil
130 BAB 130 : Izin Bram
131 BAB 131 : Warung
132 BAB 132 : Sudah Bisa Bicara
133 BAB 133 : Mami Kos Usus Buntu
134 BAB 134 : Berita Di Televisi
135 BAB 135 : Mami and Papi
136 BAB 136 : Bintang
137 BAB 137 : Teman Vs Teman
138 BAB 138 : Semua Karyawan Meeting
139 BAB 139 : Kenapa Aku?
140 BAB 140 : Pemecatan Mandor Pabrik
141 BAB 141 : Asisten Manager
142 BAB 142 : Jangan Tinggalkan Aku
143 BAB 143 : Selamat Jalan Sayang
144 BAB 144 : Kenangan
145 BAB 145 : Penantian
146 BAB 146 : Keponakan Mami Adalah..
147 BAB 147 : Mengingat Kenangan
148 BAB 148 : Hampa
149 BAB 149 : Curhat Zuri
150 BAB 150 : Mesjid
151 BAB 151 : Ke Dermaga
152 BAB 152 : Diskusi
153 BAB 153 : Lampu Merah
154 BAB 154 : Bodyguard Bram Muncul
155 BAB 155 : Misi
156 BAB 156 : Surat
157 BAB 157 : Keceplosan
158 BAB 158 : Pesan Pak Tio
159 BAB 159 : Terus Terang
160 BAB 160 : Nur Ibzan
161 BAB 161 : Thelma
162 BAB 162 : Surat Vincent
163 BAB 163 : Ruang Kerjaku
164 BAB 164 : Gratis
165 BAB 165 : Meeting
166 BAB 166 : Aku Pengganti Bram
Episodes

Updated 166 Episodes

1
BAB 1 : Tamu
2
BAB 2 : Mantan Pacar
3
BAB 3 : Apa Ini Dinamakan Cemburu?
4
BAB 4 : Curhat
5
BAB 5 : Ujian Akhir
6
BAB 6 : Tito, Secepat Itukah ?
7
BAB 7 : Mulai Santai
8
BAB 8 : Perpisahan Sekolah
9
BAB 9 : Diantara Dua
10
BAB 10 : Argument
11
BAB 11 : Dia Pergi
12
BAB 12 : UMPTN
13
BAB 13 : Tak Terduga
14
BAB 14 : Ospek
15
BAB 15 : Kos-kosan
16
BAB 16 : Bram
17
BAB 17 : Ospek 2
18
BAB 18 : Perempuan Cantik
19
BAB 19 : Heboh
20
BAB 20 : Ospek 3
21
BAB 21 : Mampir
22
BAB 22 : Gosip
23
BAB 23 : Ospek Terakhir
24
BAB 24 : Berkemah
25
BAB 25 : Tenda
26
BAB 26 : Mandi Di Sungai
27
BAB 27 : Siapakah Bram?
28
BAB 28 : Urusan Bram
29
BAB 29 : Hiking
30
BAB 30 : Foto Itu
31
BAB 31 : Bertengkar
32
BAB 32 : Hadiah
33
BAB 33 : Si Pelaku
34
BAB 34 : Perkemahan Berakhir
35
BAB 35 : Korban
36
BAB 36 : Kepo Again
37
BAB 37 : Pulang
38
BAB 38 : Vincent Terluka
39
BAB 39 : Date Pertamaku
40
BAB 40 : Ungkapan
41
BAB 41 : Pengakuan Bram
42
BAB 42 : Hadiah Lagi
43
BAB 43 : Kangen Kosan
44
BAB 44 : Kasus Selesai
45
BAB 45 : Kantin
46
BAB 46 : Cinta
47
BAB 47 : Pabrik
48
BAB 48 : Amarah Bram
49
BAB 49 : Balik
50
BAB 50 : Novel
51
BAB 51 : Penghuni Baru
52
BAB 52 : Bram dan Gilang
53
BAB 53 : Jadi Perkara
54
BAB 54 : Sunset
55
BAB 55 : Ternyata Anak Rektor?
56
BAB 56 : Ada Apa Prita?
57
BAB 57 : Pria Asing
58
BAB 58 : Berenang
59
BAB 59 : Sayang
60
BAB 60 : Ciuman Pertama
61
BAB 61 : Target Gilang
62
BAB 62 : Cargalla dan Ox
63
BAb 63 : Bantuan Bram
64
BAB 64 : Papa Marah
65
BAB 65 : Damar
66
BAB 66 : Singgah Dulu
67
BAB 67 : Hotel
68
BAB 68 : Gedung Tua
69
BAB 69 : Rumah Sakit
70
BAB 70 : 2 Jam
71
BAB 71 : ICU
72
BAB 72 : Keputusan Yang Berat
73
BAB 73 : Ancaman
74
BAB 74 : Masalah Bertambah
75
BAB 75 : Dramatis
76
BAB 76 : Bram Kembali
77
BAB 77 : Cerita
78
BAB 78 : Belum Muncul
79
BAB 79 : Atif Dan Prita
80
BAB 80 : Ku Katakan Saja
81
BAB 81 : Kecelakaan
82
BAB 82 : Histeris
83
BAB 83 : Panik
84
BAB 84 : Cerita Dilema
85
BAB 85 : Gadis Remaja
86
BAB 86 : Laura
87
BAB 87 : Penjualan Baja
88
BAB 88 : Keterangan
89
BAB 89 : Good Night
90
BAB 90 : Orang Tua
91
BAB 91 : Melayat
92
BAB 92 : Izin
93
BAB 93 : Nasehat Papa
94
BAB 94 : Kebun Rambutan
95
BAB 95 : Mawar Merah
96
BAB 96 : Handuk
97
BAB 97 : Perawat
98
BAB 98 : Kamar Rahasia
99
BAB 99 : Berjamaah
100
BAB 100 : Dansa
101
BAB 101 : Prita Tidak Ada
102
BAB 102 : Kak Siska
103
BAB 103 : Rumah Dinas
104
BAB 104 : Tolong
105
BAB 105 : Keajaiban
106
BAB 106 : Sacia
107
BAB 107 : Teman Lama
108
BAB 108 : Pertemuan
109
BAB 109 : Lutfa
110
BAB 110 : Koma Lagi
111
BAB 111 : Privat Jet
112
BAB 112 : Bram Sibuk
113
BAB 113 : Switzerland
114
BAB 114 : Ujang
115
BAB 115 : Ricard
116
BAB 116 : Kerumah Bram Lagi
117
BAB 117 : Biliar
118
BAB 118 : Rias
119
BAB 119 : Tamu Utama
120
BAB 120 : Gelora Asmara
121
BAB 121 : Hujan
122
BAB 122 : Restu
123
BAB 123 : Pak Boil
124
BAB 124 : Showroom
125
BAB 125 : Pemberian Damar
126
BAB 126 : Cafe Baru
127
BAB 127 : Guru Privatku Bernama Bayu
128
BAB 128 : Perintah Bram
129
BAB 129 : Bos Kecil
130
BAB 130 : Izin Bram
131
BAB 131 : Warung
132
BAB 132 : Sudah Bisa Bicara
133
BAB 133 : Mami Kos Usus Buntu
134
BAB 134 : Berita Di Televisi
135
BAB 135 : Mami and Papi
136
BAB 136 : Bintang
137
BAB 137 : Teman Vs Teman
138
BAB 138 : Semua Karyawan Meeting
139
BAB 139 : Kenapa Aku?
140
BAB 140 : Pemecatan Mandor Pabrik
141
BAB 141 : Asisten Manager
142
BAB 142 : Jangan Tinggalkan Aku
143
BAB 143 : Selamat Jalan Sayang
144
BAB 144 : Kenangan
145
BAB 145 : Penantian
146
BAB 146 : Keponakan Mami Adalah..
147
BAB 147 : Mengingat Kenangan
148
BAB 148 : Hampa
149
BAB 149 : Curhat Zuri
150
BAB 150 : Mesjid
151
BAB 151 : Ke Dermaga
152
BAB 152 : Diskusi
153
BAB 153 : Lampu Merah
154
BAB 154 : Bodyguard Bram Muncul
155
BAB 155 : Misi
156
BAB 156 : Surat
157
BAB 157 : Keceplosan
158
BAB 158 : Pesan Pak Tio
159
BAB 159 : Terus Terang
160
BAB 160 : Nur Ibzan
161
BAB 161 : Thelma
162
BAB 162 : Surat Vincent
163
BAB 163 : Ruang Kerjaku
164
BAB 164 : Gratis
165
BAB 165 : Meeting
166
BAB 166 : Aku Pengganti Bram

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!