BAB 16 : Bram

Akhirnya kita sampai di loket.

Akibat dari ngebutnya motor si cowok pena, rambutku jadi acak-acakan tidak karuan.

Setelah mematikan motor, kita turun. Dia menoleh ke arahku dan tertawa.

Aku merasa sedikit kesal melihat tingkahnya tapi juga terpesona melihat ia tertawa. Terlihat manis menurutku.

"Rambut kamu seperti singa," ujarnya sambil tertawa.

"Sudah ah! Jangan diketawain gitu, malu tau, dilihat banyak orang!" jawabku dengan nada marah dan jengkel.

"Abisnya kamu jadi lucu, ha..ha..ha..!" tertawanya makin keras.

Aku diam dan berjalan cepat menjauhinya. Ia sadar dan langsung mengejarku.

"Hei Zanu! Maaf, aku gak bermaksud begitu," teriaknya.

"Sudahlah! Aku mau pulang! Thanks sudah mau mengantarkan aku!" jawabku dengan ketus tanpa menoleh sedikitpun.

"Ayolah Zanu, aku kan sudah minta maaf,"

Terlihat raut wajahnya yang memelas.

"Iyaa, aku sudah maafin. Sekarang biarkan aku pulang,"

Ia masih membuntutiku dari belakang, lalu berhenti tepat kehadapanku.

"Zanu, tidak baik caranya seperti itu. Aku sudah minta maaf dan aku gak bisa dicuekin seperti ini," ujarnya dengan nada lembut.

~*Kenapa jadi begini suasananya? Akunya juga sih, s**eharusnya bersyukur ia sudah mau mengantarkanku ke loket ini*.~

"Iya Ketua, maafin aku," ujarku lembut.

"Jangan panggil aku Ketua lagi. Panggil Kakak atau Abang yang menurutmu suka atau nyaman,"

"Hmmm.. Aku panggil Kakak saja ya,"

"Ya sudah, fix panggil aku Kakak. Ayo kita ke sana dulu, Bus nya masih nunggu penumpang," ujarnya sambil menunjuk ke warung kecil dekat Bus yang masih nangkring di loket.

"Oiya, gimana motornya Kak? Kenapa ditinggalin begitu saja, entar ilang," tanyaku.

"Aman itu, ini wilayah kekuasaanku, ha..ha..ha..," jawabnya dengan expresi wajah lucu.

"Ya elah, kalau sampai hilang, entar nangis. Gak bisa pulang, ha..ha..ha..," ledekku.

"Tidak akan ada yang berani mengambil motorku. Percaya deh, gak usah kamu pikirkan itu, ayo,"

"Oke, aku percaya,"

"Nah gitu dong. Buktinya kamu aku antar ke sini dengan aman kan, gak aku apa-apain. Jadi kamu percaya saja dengan ucapanku,"

Aku hanya diam saja. Aku dan dia masuk kedalam warung. Dan kita memilih duduk saling berhadapan.

"Eh Bos! Tumben main ke sini. Mau pesan apa nih Bos?" ucap si pemilik warung.

"Iya Pak, bagaimana kabarnya? Sehat kan? Ini lagi antar teman Pak. Kita pesan teh es saja, dua," jawabnya.

"Oke Bos!"

~Sepertinya si Bapak yang punya warung tau tentang Kakak ini. Hmmm.. Sekarang dah mulai deh aku panggil Kakak, biasanya cowok pena, hi..hi..hi..~

"Zanu, kenapa kamu senyum-senyum sendiri? Ada yang lucukah?" tanyanya yang bikin aku kaget.

"Eh, ngak Kak. Gak ada apa-apa. Oiya, Kakak kenal Bapak tadi dari mana?" tanyaku balik.

"Panjang kalau diceritakan. Singkatnya, saat warung-warung kecil ini mau di gusur Walikota, aku bersama-sama teman BEM seluruh kampus di kota ini demo besar-besaran. Kebetulan aku dipercayakan sebagai ketua dari semua Ketua BEM setiap universitas. Jadi, semua yang ada di loket ini, kenal sama aku. Makanya aku tadi bilang, motor aman. Aku hebat kan Zanu?" jawabnya panjang lebar dengan gaya cool.

"Hhmmm...,"

~Keren juga ni cowok, usia segini sudah banyak yang kenal.~

"Kok cuma hhmm..?" tanyanya penasaran.

"Hebat dari mananya? Kakak saja di kenal semua senior orangnya keras dan jutekan, mereka juga pada takut tuh," jawabku sekenanya dan bersikap cuek.

"Ya harus dong! Masa sebagai Ketua aku harus melow hello kitty. Lagian sama kamu, aku gak keras kan? Bearti masih ada sisi baiknya aku," ujarnya sambil melihatku dengan gaya sedikit menggoda.

"Apaan sih! Jangan lihat-lihat aku begitu!" jawabku ketus.

"Sepertinya kamu orangnya suka jutekan. Tidak bisa diajak becanda dan cuek. Kamu jadi jelek kalau begitu terus," ujarnya lagi dengan nada lembut.

~Duh! Perasaanku jadi meleleh. Kupikir yang ia katakan benar. Tapi anehnya aku merasa nyaman bersamanya walau lagi jutek.~

Terlihat Bapak yang punya warung membawa pesanan, berjalan menghampiri meja kita.

"Ini Bos minumannya,"

"Terima kasih Pak,"

"Sama-sama,"

Setelah meletakkan minuman, Bapaknya pergi.

Kuperhatikan Ketua ini memang orangnya baik walau banyak orang menilai ia seorang yang tegas dan keras. Menurutku ia juga sopan.

"Zanu, di minum teh esnya. Jangan kebanyakan mikir," ujarnya sambil menyedot minuman dengan pipet.

"Iya Kak," jawabku.

Kuperhatikan di luar warung sudah mulai kelihatan beberapa penumpang menaiki Bus walau belum banyak.

~Semoga aku gak telat dan kebagian Bus hari ini, biar gak kemalaman sampai rumah.~

"Zanu, selain teh es, kamu mau apa lagi? Aku belikan roti, mau? Tadi kamu sudah makan siang belum?" tanyanya tiba-tiba.

~Deg! Dia perhatian sekali. Oiya, aku lupa belum makan siang hari ini.~

"Gak usah Kak, aku bisa beli sendiri kok," tawarannya aku tolak.

"Gak apa-apa, sekalian aku mau beli sesuatu. Tunggu di sini, aku ke warung sebelah,"

"Okelah,"

Ia beranjak dari tempat duduk, menuju warung yang dimaksud.

~Ya Tuhan, kenapa aku bisa sedekat gini? Entah mengapa, pelan-pelan aku merasa menemukan sosok Abang dalam dirinya. Apakah dia reinkarnasinya Abang? Mengapa aku masih saja dihantui dengan Abang?~

Tidak lama kemudian, Ia datang sambil membawa roti.

"Ini Zanu rotinya, aku beli dua buat kamu. Dimakan sekarang, nanti kamu bisa sakit karena menahan lapar terlalu lama. Roti yang satu lagi, bisa kamu makan kalau seandainya Bus sampai malam," ujarnya langsung duduk didepanku. Ia menyodorkan roti kepadaku.

"Terima kasih Kak. Semoga saja aku bisa sampai rumah sebelum magrib,"

Aku langsung mengambil roti tersebut. Satunya buat kumakan sekarang dan satu lagi aku masukkan ke dalam tas.

Saat hendak menyuapkan roti kedalam mulut, tiba-tiba aku melihatnya menghidupkan pematik api untuk merokok.

"Kak, suka merokok ya? Gak baik lho buat kesehatan Kakak," ujarku spontan.

~Aduh! Kenapa tiba-tiba aku malah perhatian sama dia?~

"Eh iya. Kamu gak suka aku merokok? Aku matiin rokoknya," jawabnya sambil membuang rokok ke lantai.

"Maaf Kak, aku bukan bermaksud begitu," jawabku antara malu dan jadi merasa bersalah.

"Gak apa-apa Zanu. Itu cuma sebatang yang aku buang. Nanti yang dalam kotak ini aku berikan ke teman," jawabnya tenang dan tersenyum melihatku.

Rotiku sudah mulai habis dan air minum juga ikut habis. Terasa lega rasanya, perutku sudah terisi. Untungnya perutku tidak merasakan sakit.

"Yok Zanu, Bus kamu sudah mulai penuh. Bangkumu sudah aku pesankan tadi. Kamu duduk di dekat pintu masuk," ujarnya sambil berdiri.

"Oke Kak,"

Aku berjalan mengiringinya dari belakang. Kuperhatikan lagi, memang dia ini cowok keren, cakep dan ada wibawanya. Auranya itu dapat banget jadi idola kampus dan idola siapa saja, waduh..

Aku dipersilahkan masuk ke dalam Bus. Dan duduk di bangku dekat jendela.

"Oke Zanu, hati-hati selama dalam perjalanan. Kamu sudah aku titipkan sama sopir dan keneknya untuk dijaga. Kalau ada apa-apa di jalan, mereka segera memberitahukanku," ujarnya sambil berdiri tepat dipintu masuk Bus.

"Iya Kak, terima kasih ya sudah mau mengantarku ke sini dan membelikan minuman sama roti," jawabku.

"Ya sudah, aku pulang dulu," jawabnya hendak keluar pintu.

"Kak!" panggilku tiba-tiba ingat sesuatu.

"Ya Zanu?" dia menoleh.

"Nama Kakak siapa? Aku belum tau sampai sekarang," tanyaku.

"Bram!"

"Untuk nama lengkapku, kamu bisa lihat nanti di kampus. Dimana-mana kamu pasti akan ketemu namaku. Semua senior dan semua mahasiswa di kampus lain tau siapa aku, oke Zanu," jawabnya dengan percaya diri.

"Baiklah,"

"Bye Zanu,"

Aku melihatnya dari jendela saat dia melangkah pergi menuju ke motornya yang terparkir di tengah-tengah loket. Dan memang tidak hilang.

Kulihat ia melihatku dari jauh, sebelum motor itu melaju dan iapun tersenyum penuh arti.

Aku refleks memalingkan wajahku ke arah lain, seakan-akan aku takut ketahuan saat melihatnya dari jauh. Hatiku seketika berdebar.

Ah.. Hari ini aku merasa ceritaku nano-nano. Padahal hari ini baru pertama ospek. Tinggal tiga hari lagi bisa bebas ospek.

Bus melaju menuju ke tempat tinggalku. Semoga selamat sampai tujuan. Tak terasa aku tertidur.

BRAM! Nama itu mulai terukir dikepalaku.

...****************...

Episodes
1 BAB 1 : Tamu
2 BAB 2 : Mantan Pacar
3 BAB 3 : Apa Ini Dinamakan Cemburu?
4 BAB 4 : Curhat
5 BAB 5 : Ujian Akhir
6 BAB 6 : Tito, Secepat Itukah ?
7 BAB 7 : Mulai Santai
8 BAB 8 : Perpisahan Sekolah
9 BAB 9 : Diantara Dua
10 BAB 10 : Argument
11 BAB 11 : Dia Pergi
12 BAB 12 : UMPTN
13 BAB 13 : Tak Terduga
14 BAB 14 : Ospek
15 BAB 15 : Kos-kosan
16 BAB 16 : Bram
17 BAB 17 : Ospek 2
18 BAB 18 : Perempuan Cantik
19 BAB 19 : Heboh
20 BAB 20 : Ospek 3
21 BAB 21 : Mampir
22 BAB 22 : Gosip
23 BAB 23 : Ospek Terakhir
24 BAB 24 : Berkemah
25 BAB 25 : Tenda
26 BAB 26 : Mandi Di Sungai
27 BAB 27 : Siapakah Bram?
28 BAB 28 : Urusan Bram
29 BAB 29 : Hiking
30 BAB 30 : Foto Itu
31 BAB 31 : Bertengkar
32 BAB 32 : Hadiah
33 BAB 33 : Si Pelaku
34 BAB 34 : Perkemahan Berakhir
35 BAB 35 : Korban
36 BAB 36 : Kepo Again
37 BAB 37 : Pulang
38 BAB 38 : Vincent Terluka
39 BAB 39 : Date Pertamaku
40 BAB 40 : Ungkapan
41 BAB 41 : Pengakuan Bram
42 BAB 42 : Hadiah Lagi
43 BAB 43 : Kangen Kosan
44 BAB 44 : Kasus Selesai
45 BAB 45 : Kantin
46 BAB 46 : Cinta
47 BAB 47 : Pabrik
48 BAB 48 : Amarah Bram
49 BAB 49 : Balik
50 BAB 50 : Novel
51 BAB 51 : Penghuni Baru
52 BAB 52 : Bram dan Gilang
53 BAB 53 : Jadi Perkara
54 BAB 54 : Sunset
55 BAB 55 : Ternyata Anak Rektor?
56 BAB 56 : Ada Apa Prita?
57 BAB 57 : Pria Asing
58 BAB 58 : Berenang
59 BAB 59 : Sayang
60 BAB 60 : Ciuman Pertama
61 BAB 61 : Target Gilang
62 BAB 62 : Cargalla dan Ox
63 BAb 63 : Bantuan Bram
64 BAB 64 : Papa Marah
65 BAB 65 : Damar
66 BAB 66 : Singgah Dulu
67 BAB 67 : Hotel
68 BAB 68 : Gedung Tua
69 BAB 69 : Rumah Sakit
70 BAB 70 : 2 Jam
71 BAB 71 : ICU
72 BAB 72 : Keputusan Yang Berat
73 BAB 73 : Ancaman
74 BAB 74 : Masalah Bertambah
75 BAB 75 : Dramatis
76 BAB 76 : Bram Kembali
77 BAB 77 : Cerita
78 BAB 78 : Belum Muncul
79 BAB 79 : Atif Dan Prita
80 BAB 80 : Ku Katakan Saja
81 BAB 81 : Kecelakaan
82 BAB 82 : Histeris
83 BAB 83 : Panik
84 BAB 84 : Cerita Dilema
85 BAB 85 : Gadis Remaja
86 BAB 86 : Laura
87 BAB 87 : Penjualan Baja
88 BAB 88 : Keterangan
89 BAB 89 : Good Night
90 BAB 90 : Orang Tua
91 BAB 91 : Melayat
92 BAB 92 : Izin
93 BAB 93 : Nasehat Papa
94 BAB 94 : Kebun Rambutan
95 BAB 95 : Mawar Merah
96 BAB 96 : Handuk
97 BAB 97 : Perawat
98 BAB 98 : Kamar Rahasia
99 BAB 99 : Berjamaah
100 BAB 100 : Dansa
101 BAB 101 : Prita Tidak Ada
102 BAB 102 : Kak Siska
103 BAB 103 : Rumah Dinas
104 BAB 104 : Tolong
105 BAB 105 : Keajaiban
106 BAB 106 : Sacia
107 BAB 107 : Teman Lama
108 BAB 108 : Pertemuan
109 BAB 109 : Lutfa
110 BAB 110 : Koma Lagi
111 BAB 111 : Privat Jet
112 BAB 112 : Bram Sibuk
113 BAB 113 : Switzerland
114 BAB 114 : Ujang
115 BAB 115 : Ricard
116 BAB 116 : Kerumah Bram Lagi
117 BAB 117 : Biliar
118 BAB 118 : Rias
119 BAB 119 : Tamu Utama
120 BAB 120 : Gelora Asmara
121 BAB 121 : Hujan
122 BAB 122 : Restu
123 BAB 123 : Pak Boil
124 BAB 124 : Showroom
125 BAB 125 : Pemberian Damar
126 BAB 126 : Cafe Baru
127 BAB 127 : Guru Privatku Bernama Bayu
128 BAB 128 : Perintah Bram
129 BAB 129 : Bos Kecil
130 BAB 130 : Izin Bram
131 BAB 131 : Warung
132 BAB 132 : Sudah Bisa Bicara
133 BAB 133 : Mami Kos Usus Buntu
134 BAB 134 : Berita Di Televisi
135 BAB 135 : Mami and Papi
136 BAB 136 : Bintang
137 BAB 137 : Teman Vs Teman
138 BAB 138 : Semua Karyawan Meeting
139 BAB 139 : Kenapa Aku?
140 BAB 140 : Pemecatan Mandor Pabrik
141 BAB 141 : Asisten Manager
142 BAB 142 : Jangan Tinggalkan Aku
143 BAB 143 : Selamat Jalan Sayang
144 BAB 144 : Kenangan
145 BAB 145 : Penantian
146 BAB 146 : Keponakan Mami Adalah..
147 BAB 147 : Mengingat Kenangan
148 BAB 148 : Hampa
149 BAB 149 : Curhat Zuri
150 BAB 150 : Mesjid
151 BAB 151 : Ke Dermaga
152 BAB 152 : Diskusi
153 BAB 153 : Lampu Merah
154 BAB 154 : Bodyguard Bram Muncul
155 BAB 155 : Misi
156 BAB 156 : Surat
157 BAB 157 : Keceplosan
158 BAB 158 : Pesan Pak Tio
159 BAB 159 : Terus Terang
160 BAB 160 : Nur Ibzan
161 BAB 161 : Thelma
162 BAB 162 : Surat Vincent
163 BAB 163 : Ruang Kerjaku
164 BAB 164 : Gratis
165 BAB 165 : Meeting
166 BAB 166 : Aku Pengganti Bram
Episodes

Updated 166 Episodes

1
BAB 1 : Tamu
2
BAB 2 : Mantan Pacar
3
BAB 3 : Apa Ini Dinamakan Cemburu?
4
BAB 4 : Curhat
5
BAB 5 : Ujian Akhir
6
BAB 6 : Tito, Secepat Itukah ?
7
BAB 7 : Mulai Santai
8
BAB 8 : Perpisahan Sekolah
9
BAB 9 : Diantara Dua
10
BAB 10 : Argument
11
BAB 11 : Dia Pergi
12
BAB 12 : UMPTN
13
BAB 13 : Tak Terduga
14
BAB 14 : Ospek
15
BAB 15 : Kos-kosan
16
BAB 16 : Bram
17
BAB 17 : Ospek 2
18
BAB 18 : Perempuan Cantik
19
BAB 19 : Heboh
20
BAB 20 : Ospek 3
21
BAB 21 : Mampir
22
BAB 22 : Gosip
23
BAB 23 : Ospek Terakhir
24
BAB 24 : Berkemah
25
BAB 25 : Tenda
26
BAB 26 : Mandi Di Sungai
27
BAB 27 : Siapakah Bram?
28
BAB 28 : Urusan Bram
29
BAB 29 : Hiking
30
BAB 30 : Foto Itu
31
BAB 31 : Bertengkar
32
BAB 32 : Hadiah
33
BAB 33 : Si Pelaku
34
BAB 34 : Perkemahan Berakhir
35
BAB 35 : Korban
36
BAB 36 : Kepo Again
37
BAB 37 : Pulang
38
BAB 38 : Vincent Terluka
39
BAB 39 : Date Pertamaku
40
BAB 40 : Ungkapan
41
BAB 41 : Pengakuan Bram
42
BAB 42 : Hadiah Lagi
43
BAB 43 : Kangen Kosan
44
BAB 44 : Kasus Selesai
45
BAB 45 : Kantin
46
BAB 46 : Cinta
47
BAB 47 : Pabrik
48
BAB 48 : Amarah Bram
49
BAB 49 : Balik
50
BAB 50 : Novel
51
BAB 51 : Penghuni Baru
52
BAB 52 : Bram dan Gilang
53
BAB 53 : Jadi Perkara
54
BAB 54 : Sunset
55
BAB 55 : Ternyata Anak Rektor?
56
BAB 56 : Ada Apa Prita?
57
BAB 57 : Pria Asing
58
BAB 58 : Berenang
59
BAB 59 : Sayang
60
BAB 60 : Ciuman Pertama
61
BAB 61 : Target Gilang
62
BAB 62 : Cargalla dan Ox
63
BAb 63 : Bantuan Bram
64
BAB 64 : Papa Marah
65
BAB 65 : Damar
66
BAB 66 : Singgah Dulu
67
BAB 67 : Hotel
68
BAB 68 : Gedung Tua
69
BAB 69 : Rumah Sakit
70
BAB 70 : 2 Jam
71
BAB 71 : ICU
72
BAB 72 : Keputusan Yang Berat
73
BAB 73 : Ancaman
74
BAB 74 : Masalah Bertambah
75
BAB 75 : Dramatis
76
BAB 76 : Bram Kembali
77
BAB 77 : Cerita
78
BAB 78 : Belum Muncul
79
BAB 79 : Atif Dan Prita
80
BAB 80 : Ku Katakan Saja
81
BAB 81 : Kecelakaan
82
BAB 82 : Histeris
83
BAB 83 : Panik
84
BAB 84 : Cerita Dilema
85
BAB 85 : Gadis Remaja
86
BAB 86 : Laura
87
BAB 87 : Penjualan Baja
88
BAB 88 : Keterangan
89
BAB 89 : Good Night
90
BAB 90 : Orang Tua
91
BAB 91 : Melayat
92
BAB 92 : Izin
93
BAB 93 : Nasehat Papa
94
BAB 94 : Kebun Rambutan
95
BAB 95 : Mawar Merah
96
BAB 96 : Handuk
97
BAB 97 : Perawat
98
BAB 98 : Kamar Rahasia
99
BAB 99 : Berjamaah
100
BAB 100 : Dansa
101
BAB 101 : Prita Tidak Ada
102
BAB 102 : Kak Siska
103
BAB 103 : Rumah Dinas
104
BAB 104 : Tolong
105
BAB 105 : Keajaiban
106
BAB 106 : Sacia
107
BAB 107 : Teman Lama
108
BAB 108 : Pertemuan
109
BAB 109 : Lutfa
110
BAB 110 : Koma Lagi
111
BAB 111 : Privat Jet
112
BAB 112 : Bram Sibuk
113
BAB 113 : Switzerland
114
BAB 114 : Ujang
115
BAB 115 : Ricard
116
BAB 116 : Kerumah Bram Lagi
117
BAB 117 : Biliar
118
BAB 118 : Rias
119
BAB 119 : Tamu Utama
120
BAB 120 : Gelora Asmara
121
BAB 121 : Hujan
122
BAB 122 : Restu
123
BAB 123 : Pak Boil
124
BAB 124 : Showroom
125
BAB 125 : Pemberian Damar
126
BAB 126 : Cafe Baru
127
BAB 127 : Guru Privatku Bernama Bayu
128
BAB 128 : Perintah Bram
129
BAB 129 : Bos Kecil
130
BAB 130 : Izin Bram
131
BAB 131 : Warung
132
BAB 132 : Sudah Bisa Bicara
133
BAB 133 : Mami Kos Usus Buntu
134
BAB 134 : Berita Di Televisi
135
BAB 135 : Mami and Papi
136
BAB 136 : Bintang
137
BAB 137 : Teman Vs Teman
138
BAB 138 : Semua Karyawan Meeting
139
BAB 139 : Kenapa Aku?
140
BAB 140 : Pemecatan Mandor Pabrik
141
BAB 141 : Asisten Manager
142
BAB 142 : Jangan Tinggalkan Aku
143
BAB 143 : Selamat Jalan Sayang
144
BAB 144 : Kenangan
145
BAB 145 : Penantian
146
BAB 146 : Keponakan Mami Adalah..
147
BAB 147 : Mengingat Kenangan
148
BAB 148 : Hampa
149
BAB 149 : Curhat Zuri
150
BAB 150 : Mesjid
151
BAB 151 : Ke Dermaga
152
BAB 152 : Diskusi
153
BAB 153 : Lampu Merah
154
BAB 154 : Bodyguard Bram Muncul
155
BAB 155 : Misi
156
BAB 156 : Surat
157
BAB 157 : Keceplosan
158
BAB 158 : Pesan Pak Tio
159
BAB 159 : Terus Terang
160
BAB 160 : Nur Ibzan
161
BAB 161 : Thelma
162
BAB 162 : Surat Vincent
163
BAB 163 : Ruang Kerjaku
164
BAB 164 : Gratis
165
BAB 165 : Meeting
166
BAB 166 : Aku Pengganti Bram

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!