Kepergian Abang membuatku benar-benar merasa kehilangan. Baru saja merasakan apa itu tempat curhat dan jatuh cinta, sekarang semua telah berlalu.
Ya! Aku sadari aku telah jatuh cinta.
Aku harus konsentrasi dengan kuliahku nanti. Aku masih ingat kata-kata Abang, semoga aku bisa menjadi pengacara hebat di kemudian hari.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Hampir satu bulan aku menyelesaikan bimbel. Dan saat yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba yaitu mendaftar UMPTN.
Pagi-pagi aku berangkat dari rumah menuju kota P. Kali ini Papa tidak bisa antar, aku naik Bus. Di dalam Bus, banyak juga yang ingin mendaftar UMPTN.
Sesampainya di kota P, untuk pembelian formulir, kita sudah mengetahui lokasi dari pembina bimbel. Lokasinya ada dekat RS Umum, di gedung Fakultas Ekonomi.
Pas aku ke sana, sudah banyak calon-calon mahasiswa yang mengantri. Padahal saat itu masih pagi.
"Dek, persyaratannya kurang, foto 4×6 harus empat. Di lengkapi lagi ya, pendaftaran buka sampai jam tiga sore, jadi masih ada waktu," ujar petugas di tempat pembelian formulir.
"Baik Bu,"
Aduh, bagaimana bisa kurang nih syaratnya. Aku mesti cuci foto di mana coba, klisenya ada di rumah. Bolak balik ke rumah saja sekitar tiga jam, apa masih sempat?
~Belum lagi antriannya, haduh...!~
"Eh maaf, bisa pinjam penanya sebentar?"
Tiba-tiba ada yang menegurku dari belakang, saat aku membalikkan badan, aku lihat sosok cowok yang kerennya, wadaww....!
"Eh, eh.., iya boleh," jawabku kelabakan sambil mengambil pena dari dalam tas.
Aku menyodorkan pena kehadapannya.
Dia mengambil pena dan langsung duduk di bangku dekat kita berdiri.
~Aku kok merasakan deg-degan ya..? Perasaan yang sama seperti saat bertemu Abang dulu.~
"Kamu ngapain berdiri dari tadi di sana? Gak ikut daftar ya, apa udah selesai?" tanyanya cuek sambil menulis formulir.
"Eh.. Iya ini, persyaratanku ada yang kurang, fotonya kurang. Kalau aku balik ke rumah butuh waktu. Takut gak terkejar, bingung harus bagaimana," jawabku dengan sikap grogi dan polosnya.
"Cuma itu? Tuh, kamu lihat kotak segede gaban, menerima foto kilat, langsung jadi. Kamu foto di sana, tunggu sebentar, selesai masalah kamu, ha..ha..ha..," ujarnya sambil tertawa.
~Apaan sih! Memangnya ini lucu! Aku sudah panik dari tadi dan bingung. Eh, untung juga dia tanya dan memberi tau. Kalau tidak, bisa gagal tahun ini aku masuk UMPTN.~
"Sudah, sana kamu. Harus cepat, nanti keburu tutup. Nih, penanya, thanks ya!" ucapnya cuek.
Lalu dia berlalu dari tempatku dengan tergesa-gesa ke gedung sebelah.
********
Aku langsung ke tempat yang di tunjuk dia tadi. Benar, di sana bisa foto langsung jadi. Senangnya hatiku.
Satu jam kemudian, fotoku jadi. Aku masukkan lagi foto tersebut ke dalam map biar tidak berceceran. Lalu aku menuju antrian kembali untuk membeli formulir.
Tak terasa tiba giliranku setelah satu jam ngantri. Setelah mendapatkan formulir, aku langsung mengisinya.
Terakhir, formulir yang sudah di isi aku serahkan ke petugas yang ada di gedung sebelah.
Setelah selesai aku menyerahkan formulir, tiba-tiba aku melihat cowok itu lagi, yang tadi meminjam penaku.
Kulihat dia sedang bicara dengan cewek dekat parkir mobil. Cukup serius yang mereka bicarakan.
Aku hendak keluar gedung dan melewati cowok itu. Dia mengacungkan jempol dari jauh kepadaku. Aku hanya diam dan berlalu dari sana.
Akhh....! Cuaca panas membuatku haus dan lapar. Aku singgah di warung kecil yang menjual nasi. Aku langsung pesan. Setelah pesanan siap, aku berjalan menuju tempat makan yang disediakan. Banyak juga calon-calon mahasiswa yang makan di sana.
"Permisi, bangku ini kosong?" ujarku ke salah satu cewek yang duduk di sana.
"Iya, silahkan. Tidak ada orangnya," jawabnya singkat.
Aku duduk dan mulai makan. Rasanya plong perutku terisi. Aku tidak sempat sarapan dari rumah, karena subuh sudah bersiap-siap pergi.
"Kamu baru mendaftar ya?" ujar cewek yang duduk didekatku.
"Iya, baru saja selesai antar formulirnya," jawabku singkat sambil menyedot minuman.
"Ambil jurusan apa?" tanyanya lagi.
"Hukum," jawabku singkat.
"Kalau kamu lulus, kamu jadi juniornya saya nih," ujarnya sambil tersenyum.
"Kok Kakak ada di sini? Kan kampus Fakultas Hukum tidak ada di sini?" tanyaku penasaran.
"Kakak anggota BEM, ditugaskan di sini untuk membantu jalannya UMPTN nanti. Di mulai hari ini saat pendaftaran. Nama kamu siapa?"
"Zanu,"
"Kak Resa, salam kenal ya Dek Zanu,"
Aku membalasnya dengan senyuman.
Setelah selesai makan, aku langsung ke kasir untuk membayar makanan yang sudah aku pesan.
"Yuk mari Kak Resa, aku pulang duluan,"
"Iya Dek, hati-hati. Semangat ya,"
"Baik Kak,"
Aku bergegas keluar kampus dan mencari Angkot yang lewat menuju arah tempat kost aku kemaren.
Aku singgah sebentar ke tempat kost, mau mengambil buku-bukuku yang masih tertinggal di sana. Sekalian mengembalikan kunci ke Ibu kost.
Sesampai di sana, aku langsung ke kamar dan mengambil barang-barangku. Terus langsung pamit sama Ibu kost.
Lalu aku pulang ke rumah dengan menumpangi Bus. Hari sudah menjelang sore. Kemungkinan sampai rumah habis magrib kalau di jalan macet.
Sepanjang perjalanan, aku teringat Abang dan cowok di kampus tadi, si peminjam pena.
Perasaan dag dig dug tadi, sama persis yang aku rasakan saat pertama kali bertemu Abang.
~Apakah ini di sebut perasaan yang sama jugakah?~
~Apa cowok tadi reinkarnasinya Abang?~
~Ah..! Entah apa yang aku pikirkan kali ini, di luar nalar atau hanya berhalusinasi.~
Tak terasa aku merasakan kantuk dan aku tertidur sebentar di Bus.
*******
"Mbk.. Mbk..! Sudah sampai," ucap kenek Bus.
"Eh.., eh iya Pak," jawabku kaget.
"Ini ongkosnya Pak,"
"Iya Mbk, terima kasih,"
"Sama-sama,"
Aku bergegas turun, hanya tinggal beberapa orang di dalam Bus. Hari sudah malam, sekitar jam tujuh.
Di terminal, aku bergegas mencari telpon umum. Aku langsung telpon Papa dan minta jemput di terminal pasar.
Setelah beberapa menit, akhirnya Papa datang menjemputku. Zuri ternyata juga ikut.
"Gimana Zanu pendaftarannya nak?" tanya Papa sambil mengangkat barang bawaanku, memasukkannya ke dalam mobil.
"Alhamdulillah lancar Pa, tadi hampir pasrah karena fotonya kurang," jawabku.
"Terus?"
"Ternyata di sana ada terima jasa cuci foto kilat langsung jadi Pa,"
"Syukurlah Zanu,"
Mobil melaju ke arah jalan pulang. Jarak perjalanan dari terminal ke rumahku tidak terlalu jauh. Sekitar dua puluh menit sampai.
"Kak, tadi siang Vincent ke rumah," ujar Zuri.
Aku kaget! Ternyata Vincent masih ingat aku dan sempat ke rumah.
"Trus Zuri bilang apa ke dia?" tanyaku.
"Yah, aku bilangin Kakak lagi di kota P. Mau mendaftar UMPTN," jawab Zuri.
Aku hanya terdiam saat mendengar ucapan Zuri.
Aku jadi ingat Vincent. Kasian, dia sebenarnya juga pengen kuliah. Tapi karena Bapaknya butuh tenaganya dia, harus mengalah dengan keadaan.
Mungkin suatu waktu, Vincent juga akan kuliah.
Sesampainya di rumah, Mama menyambutku di pintu depan.
"Duh, anaknya Mama. Lancar ya urusannya tadi nak?" tanya Mama.
"Iya Ma, lancar. Oiya, aku lapar Ma. Kangen masakan Mama," jawabku sambil menurunkan tas yang ku bawa.
"Tenang, Mama sudah siapin makanan kesukaan Zanu. Tapi mandi dulu ya, biar seger,"
"Baik Ma,"
Aku langsung menuju lantai atas. Di kamar, aku langsung mandi dan membersihkan diri dalam kamar mandi. Supaya bersih dan wangi.
Selepas itu, aku langsung makan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Isfha Hariyani Isfha Hariyani
lanjut
2022-05-30
0