BAB 12 : UMPTN

Kepergian Abang membuatku benar-benar merasa kehilangan. Baru saja merasakan apa itu tempat curhat dan jatuh cinta, sekarang semua telah berlalu.

Ya! Aku sadari aku telah jatuh cinta.

Aku harus konsentrasi dengan kuliahku nanti. Aku masih ingat kata-kata Abang, semoga aku bisa menjadi pengacara hebat di kemudian hari.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Hampir satu bulan aku menyelesaikan bimbel. Dan saat yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba yaitu mendaftar UMPTN.

Pagi-pagi aku berangkat dari rumah menuju kota P. Kali ini Papa tidak bisa antar, aku naik Bus. Di dalam Bus, banyak juga yang ingin mendaftar UMPTN.

Sesampainya di kota P, untuk pembelian formulir, kita sudah mengetahui lokasi dari pembina bimbel. Lokasinya ada dekat RS Umum, di gedung Fakultas Ekonomi.

Pas aku ke sana, sudah banyak calon-calon mahasiswa yang mengantri. Padahal saat itu masih pagi.

"Dek, persyaratannya kurang, foto 4×6 harus empat. Di lengkapi lagi ya, pendaftaran buka sampai jam tiga sore, jadi masih ada waktu," ujar petugas di tempat pembelian formulir.

"Baik Bu,"

Aduh, bagaimana bisa kurang nih syaratnya. Aku mesti cuci foto di mana coba, klisenya ada di rumah. Bolak balik ke rumah saja sekitar tiga jam, apa masih sempat?

~Belum lagi antriannya, haduh...!~

"Eh maaf, bisa pinjam penanya sebentar?"

Tiba-tiba ada yang menegurku dari belakang, saat aku membalikkan badan, aku lihat sosok cowok yang kerennya, wadaww....!

"Eh, eh.., iya boleh," jawabku kelabakan sambil mengambil pena dari dalam tas.

Aku menyodorkan pena kehadapannya.

Dia mengambil pena dan langsung duduk di bangku dekat kita berdiri.

~Aku kok merasakan deg-degan ya..? Perasaan yang sama seperti saat bertemu Abang dulu.~

"Kamu ngapain berdiri dari tadi di sana? Gak ikut daftar ya, apa udah selesai?" tanyanya cuek sambil menulis formulir.

"Eh.. Iya ini, persyaratanku ada yang kurang, fotonya kurang. Kalau aku balik ke rumah butuh waktu. Takut gak terkejar, bingung harus bagaimana," jawabku dengan sikap grogi dan polosnya.

"Cuma itu? Tuh, kamu lihat kotak segede gaban, menerima foto kilat, langsung jadi. Kamu foto di sana, tunggu sebentar, selesai masalah kamu, ha..ha..ha..," ujarnya sambil tertawa.

~Apaan sih! Memangnya ini lucu! Aku sudah panik dari tadi dan bingung. Eh, untung juga dia tanya dan memberi tau. Kalau tidak, bisa gagal tahun ini aku masuk UMPTN.~

"Sudah, sana kamu. Harus cepat, nanti keburu tutup. Nih, penanya, thanks ya!" ucapnya cuek.

Lalu dia berlalu dari tempatku dengan tergesa-gesa ke gedung sebelah.

********

Aku langsung ke tempat yang di tunjuk dia tadi. Benar, di sana bisa foto langsung jadi. Senangnya hatiku.

Satu jam kemudian, fotoku jadi. Aku masukkan lagi foto tersebut ke dalam map biar tidak berceceran. Lalu aku menuju antrian kembali untuk membeli formulir.

Tak terasa tiba giliranku setelah satu jam ngantri. Setelah mendapatkan formulir, aku langsung mengisinya.

Terakhir, formulir yang sudah di isi aku serahkan ke petugas yang ada di gedung sebelah.

Setelah selesai aku menyerahkan formulir, tiba-tiba aku melihat cowok itu lagi, yang tadi meminjam penaku.

Kulihat dia sedang bicara dengan cewek dekat parkir mobil. Cukup serius yang mereka bicarakan.

Aku hendak keluar gedung dan melewati cowok itu. Dia mengacungkan jempol dari jauh kepadaku. Aku hanya diam dan berlalu dari sana.

Akhh....! Cuaca panas membuatku haus dan lapar. Aku singgah di warung kecil yang menjual nasi. Aku langsung pesan. Setelah pesanan siap, aku berjalan menuju tempat makan yang disediakan. Banyak juga calon-calon mahasiswa yang makan di sana.

"Permisi, bangku ini kosong?" ujarku ke salah satu cewek yang duduk di sana.

"Iya, silahkan. Tidak ada orangnya," jawabnya singkat.

Aku duduk dan mulai makan. Rasanya plong perutku terisi. Aku tidak sempat sarapan dari rumah, karena subuh sudah bersiap-siap pergi.

"Kamu baru mendaftar ya?" ujar cewek yang duduk didekatku.

"Iya, baru saja selesai antar formulirnya," jawabku singkat sambil menyedot minuman.

"Ambil jurusan apa?" tanyanya lagi.

"Hukum," jawabku singkat.

"Kalau kamu lulus, kamu jadi juniornya saya nih," ujarnya sambil tersenyum.

"Kok Kakak ada di sini? Kan kampus Fakultas Hukum tidak ada di sini?" tanyaku penasaran.

"Kakak anggota BEM, ditugaskan di sini untuk membantu jalannya UMPTN nanti. Di mulai hari ini saat pendaftaran. Nama kamu siapa?"

"Zanu,"

"Kak Resa, salam kenal ya Dek Zanu,"

Aku membalasnya dengan senyuman.

Setelah selesai makan, aku langsung ke kasir untuk membayar makanan yang sudah aku pesan.

"Yuk mari Kak Resa, aku pulang duluan,"

"Iya Dek, hati-hati. Semangat ya,"

"Baik Kak,"

Aku bergegas keluar kampus dan mencari Angkot yang lewat menuju arah tempat kost aku kemaren.

Aku singgah sebentar ke tempat kost, mau mengambil buku-bukuku yang masih tertinggal di sana. Sekalian mengembalikan kunci ke Ibu kost.

Sesampai di sana, aku langsung ke kamar dan mengambil barang-barangku. Terus langsung pamit sama Ibu kost.

Lalu aku pulang ke rumah dengan menumpangi Bus. Hari sudah menjelang sore. Kemungkinan sampai rumah habis magrib kalau di jalan macet.

Sepanjang perjalanan, aku teringat Abang dan cowok di kampus tadi, si peminjam pena.

Perasaan dag dig dug tadi, sama persis yang aku rasakan saat pertama kali bertemu Abang.

~Apakah ini di sebut perasaan yang sama jugakah?~

~Apa cowok tadi reinkarnasinya Abang?~

~Ah..! Entah apa yang aku pikirkan kali ini, di luar nalar atau hanya berhalusinasi.~

Tak terasa aku merasakan kantuk dan aku tertidur sebentar di Bus.

*******

"Mbk.. Mbk..! Sudah sampai," ucap kenek Bus.

"Eh.., eh iya Pak," jawabku kaget.

"Ini ongkosnya Pak,"

"Iya Mbk, terima kasih,"

"Sama-sama,"

Aku bergegas turun, hanya tinggal beberapa orang di dalam Bus. Hari sudah malam, sekitar jam tujuh.

Di terminal, aku bergegas mencari telpon umum. Aku langsung telpon Papa dan minta jemput di terminal pasar.

Setelah beberapa menit, akhirnya Papa datang menjemputku. Zuri ternyata juga ikut.

"Gimana Zanu pendaftarannya nak?" tanya Papa sambil mengangkat barang bawaanku, memasukkannya ke dalam mobil.

"Alhamdulillah lancar Pa, tadi hampir pasrah karena fotonya kurang," jawabku.

"Terus?"

"Ternyata di sana ada terima jasa cuci foto kilat langsung jadi Pa,"

"Syukurlah Zanu,"

Mobil melaju ke arah jalan pulang. Jarak perjalanan dari terminal ke rumahku tidak terlalu jauh. Sekitar dua puluh menit sampai.

"Kak, tadi siang Vincent ke rumah," ujar Zuri.

Aku kaget! Ternyata Vincent masih ingat aku dan sempat ke rumah.

"Trus Zuri bilang apa ke dia?" tanyaku.

"Yah, aku bilangin Kakak lagi di kota P. Mau mendaftar UMPTN," jawab Zuri.

Aku hanya terdiam saat mendengar ucapan Zuri.

Aku jadi ingat Vincent. Kasian, dia sebenarnya juga pengen kuliah. Tapi karena Bapaknya butuh tenaganya dia, harus mengalah dengan keadaan.

Mungkin suatu waktu, Vincent juga akan kuliah.

Sesampainya di rumah, Mama menyambutku di pintu depan.

"Duh, anaknya Mama. Lancar ya urusannya tadi nak?" tanya Mama.

"Iya Ma, lancar. Oiya, aku lapar Ma. Kangen masakan Mama," jawabku sambil menurunkan tas yang ku bawa.

"Tenang, Mama sudah siapin makanan kesukaan Zanu. Tapi mandi dulu ya, biar seger,"

"Baik Ma,"

Aku langsung menuju lantai atas. Di kamar, aku langsung mandi dan membersihkan diri dalam kamar mandi. Supaya bersih dan wangi.

Selepas itu, aku langsung makan.

...****************...

Terpopuler

Comments

Isfha Hariyani Isfha Hariyani

Isfha Hariyani Isfha Hariyani

lanjut

2022-05-30

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Tamu
2 BAB 2 : Mantan Pacar
3 BAB 3 : Apa Ini Dinamakan Cemburu?
4 BAB 4 : Curhat
5 BAB 5 : Ujian Akhir
6 BAB 6 : Tito, Secepat Itukah ?
7 BAB 7 : Mulai Santai
8 BAB 8 : Perpisahan Sekolah
9 BAB 9 : Diantara Dua
10 BAB 10 : Argument
11 BAB 11 : Dia Pergi
12 BAB 12 : UMPTN
13 BAB 13 : Tak Terduga
14 BAB 14 : Ospek
15 BAB 15 : Kos-kosan
16 BAB 16 : Bram
17 BAB 17 : Ospek 2
18 BAB 18 : Perempuan Cantik
19 BAB 19 : Heboh
20 BAB 20 : Ospek 3
21 BAB 21 : Mampir
22 BAB 22 : Gosip
23 BAB 23 : Ospek Terakhir
24 BAB 24 : Berkemah
25 BAB 25 : Tenda
26 BAB 26 : Mandi Di Sungai
27 BAB 27 : Siapakah Bram?
28 BAB 28 : Urusan Bram
29 BAB 29 : Hiking
30 BAB 30 : Foto Itu
31 BAB 31 : Bertengkar
32 BAB 32 : Hadiah
33 BAB 33 : Si Pelaku
34 BAB 34 : Perkemahan Berakhir
35 BAB 35 : Korban
36 BAB 36 : Kepo Again
37 BAB 37 : Pulang
38 BAB 38 : Vincent Terluka
39 BAB 39 : Date Pertamaku
40 BAB 40 : Ungkapan
41 BAB 41 : Pengakuan Bram
42 BAB 42 : Hadiah Lagi
43 BAB 43 : Kangen Kosan
44 BAB 44 : Kasus Selesai
45 BAB 45 : Kantin
46 BAB 46 : Cinta
47 BAB 47 : Pabrik
48 BAB 48 : Amarah Bram
49 BAB 49 : Balik
50 BAB 50 : Novel
51 BAB 51 : Penghuni Baru
52 BAB 52 : Bram dan Gilang
53 BAB 53 : Jadi Perkara
54 BAB 54 : Sunset
55 BAB 55 : Ternyata Anak Rektor?
56 BAB 56 : Ada Apa Prita?
57 BAB 57 : Pria Asing
58 BAB 58 : Berenang
59 BAB 59 : Sayang
60 BAB 60 : Ciuman Pertama
61 BAB 61 : Target Gilang
62 BAB 62 : Cargalla dan Ox
63 BAb 63 : Bantuan Bram
64 BAB 64 : Papa Marah
65 BAB 65 : Damar
66 BAB 66 : Singgah Dulu
67 BAB 67 : Hotel
68 BAB 68 : Gedung Tua
69 BAB 69 : Rumah Sakit
70 BAB 70 : 2 Jam
71 BAB 71 : ICU
72 BAB 72 : Keputusan Yang Berat
73 BAB 73 : Ancaman
74 BAB 74 : Masalah Bertambah
75 BAB 75 : Dramatis
76 BAB 76 : Bram Kembali
77 BAB 77 : Cerita
78 BAB 78 : Belum Muncul
79 BAB 79 : Atif Dan Prita
80 BAB 80 : Ku Katakan Saja
81 BAB 81 : Kecelakaan
82 BAB 82 : Histeris
83 BAB 83 : Panik
84 BAB 84 : Cerita Dilema
85 BAB 85 : Gadis Remaja
86 BAB 86 : Laura
87 BAB 87 : Penjualan Baja
88 BAB 88 : Keterangan
89 BAB 89 : Good Night
90 BAB 90 : Orang Tua
91 BAB 91 : Melayat
92 BAB 92 : Izin
93 BAB 93 : Nasehat Papa
94 BAB 94 : Kebun Rambutan
95 BAB 95 : Mawar Merah
96 BAB 96 : Handuk
97 BAB 97 : Perawat
98 BAB 98 : Kamar Rahasia
99 BAB 99 : Berjamaah
100 BAB 100 : Dansa
101 BAB 101 : Prita Tidak Ada
102 BAB 102 : Kak Siska
103 BAB 103 : Rumah Dinas
104 BAB 104 : Tolong
105 BAB 105 : Keajaiban
106 BAB 106 : Sacia
107 BAB 107 : Teman Lama
108 BAB 108 : Pertemuan
109 BAB 109 : Lutfa
110 BAB 110 : Koma Lagi
111 BAB 111 : Privat Jet
112 BAB 112 : Bram Sibuk
113 BAB 113 : Switzerland
114 BAB 114 : Ujang
115 BAB 115 : Ricard
116 BAB 116 : Kerumah Bram Lagi
117 BAB 117 : Biliar
118 BAB 118 : Rias
119 BAB 119 : Tamu Utama
120 BAB 120 : Gelora Asmara
121 BAB 121 : Hujan
122 BAB 122 : Restu
123 BAB 123 : Pak Boil
124 BAB 124 : Showroom
125 BAB 125 : Pemberian Damar
126 BAB 126 : Cafe Baru
127 BAB 127 : Guru Privatku Bernama Bayu
128 BAB 128 : Perintah Bram
129 BAB 129 : Bos Kecil
130 BAB 130 : Izin Bram
131 BAB 131 : Warung
132 BAB 132 : Sudah Bisa Bicara
133 BAB 133 : Mami Kos Usus Buntu
134 BAB 134 : Berita Di Televisi
135 BAB 135 : Mami and Papi
136 BAB 136 : Bintang
137 BAB 137 : Teman Vs Teman
138 BAB 138 : Semua Karyawan Meeting
139 BAB 139 : Kenapa Aku?
140 BAB 140 : Pemecatan Mandor Pabrik
141 BAB 141 : Asisten Manager
142 BAB 142 : Jangan Tinggalkan Aku
143 BAB 143 : Selamat Jalan Sayang
144 BAB 144 : Kenangan
145 BAB 145 : Penantian
146 BAB 146 : Keponakan Mami Adalah..
147 BAB 147 : Mengingat Kenangan
148 BAB 148 : Hampa
149 BAB 149 : Curhat Zuri
150 BAB 150 : Mesjid
151 BAB 151 : Ke Dermaga
152 BAB 152 : Diskusi
153 BAB 153 : Lampu Merah
154 BAB 154 : Bodyguard Bram Muncul
155 BAB 155 : Misi
156 BAB 156 : Surat
157 BAB 157 : Keceplosan
158 BAB 158 : Pesan Pak Tio
159 BAB 159 : Terus Terang
160 BAB 160 : Nur Ibzan
161 BAB 161 : Thelma
162 BAB 162 : Surat Vincent
163 BAB 163 : Ruang Kerjaku
164 BAB 164 : Gratis
165 BAB 165 : Meeting
166 BAB 166 : Aku Pengganti Bram
Episodes

Updated 166 Episodes

1
BAB 1 : Tamu
2
BAB 2 : Mantan Pacar
3
BAB 3 : Apa Ini Dinamakan Cemburu?
4
BAB 4 : Curhat
5
BAB 5 : Ujian Akhir
6
BAB 6 : Tito, Secepat Itukah ?
7
BAB 7 : Mulai Santai
8
BAB 8 : Perpisahan Sekolah
9
BAB 9 : Diantara Dua
10
BAB 10 : Argument
11
BAB 11 : Dia Pergi
12
BAB 12 : UMPTN
13
BAB 13 : Tak Terduga
14
BAB 14 : Ospek
15
BAB 15 : Kos-kosan
16
BAB 16 : Bram
17
BAB 17 : Ospek 2
18
BAB 18 : Perempuan Cantik
19
BAB 19 : Heboh
20
BAB 20 : Ospek 3
21
BAB 21 : Mampir
22
BAB 22 : Gosip
23
BAB 23 : Ospek Terakhir
24
BAB 24 : Berkemah
25
BAB 25 : Tenda
26
BAB 26 : Mandi Di Sungai
27
BAB 27 : Siapakah Bram?
28
BAB 28 : Urusan Bram
29
BAB 29 : Hiking
30
BAB 30 : Foto Itu
31
BAB 31 : Bertengkar
32
BAB 32 : Hadiah
33
BAB 33 : Si Pelaku
34
BAB 34 : Perkemahan Berakhir
35
BAB 35 : Korban
36
BAB 36 : Kepo Again
37
BAB 37 : Pulang
38
BAB 38 : Vincent Terluka
39
BAB 39 : Date Pertamaku
40
BAB 40 : Ungkapan
41
BAB 41 : Pengakuan Bram
42
BAB 42 : Hadiah Lagi
43
BAB 43 : Kangen Kosan
44
BAB 44 : Kasus Selesai
45
BAB 45 : Kantin
46
BAB 46 : Cinta
47
BAB 47 : Pabrik
48
BAB 48 : Amarah Bram
49
BAB 49 : Balik
50
BAB 50 : Novel
51
BAB 51 : Penghuni Baru
52
BAB 52 : Bram dan Gilang
53
BAB 53 : Jadi Perkara
54
BAB 54 : Sunset
55
BAB 55 : Ternyata Anak Rektor?
56
BAB 56 : Ada Apa Prita?
57
BAB 57 : Pria Asing
58
BAB 58 : Berenang
59
BAB 59 : Sayang
60
BAB 60 : Ciuman Pertama
61
BAB 61 : Target Gilang
62
BAB 62 : Cargalla dan Ox
63
BAb 63 : Bantuan Bram
64
BAB 64 : Papa Marah
65
BAB 65 : Damar
66
BAB 66 : Singgah Dulu
67
BAB 67 : Hotel
68
BAB 68 : Gedung Tua
69
BAB 69 : Rumah Sakit
70
BAB 70 : 2 Jam
71
BAB 71 : ICU
72
BAB 72 : Keputusan Yang Berat
73
BAB 73 : Ancaman
74
BAB 74 : Masalah Bertambah
75
BAB 75 : Dramatis
76
BAB 76 : Bram Kembali
77
BAB 77 : Cerita
78
BAB 78 : Belum Muncul
79
BAB 79 : Atif Dan Prita
80
BAB 80 : Ku Katakan Saja
81
BAB 81 : Kecelakaan
82
BAB 82 : Histeris
83
BAB 83 : Panik
84
BAB 84 : Cerita Dilema
85
BAB 85 : Gadis Remaja
86
BAB 86 : Laura
87
BAB 87 : Penjualan Baja
88
BAB 88 : Keterangan
89
BAB 89 : Good Night
90
BAB 90 : Orang Tua
91
BAB 91 : Melayat
92
BAB 92 : Izin
93
BAB 93 : Nasehat Papa
94
BAB 94 : Kebun Rambutan
95
BAB 95 : Mawar Merah
96
BAB 96 : Handuk
97
BAB 97 : Perawat
98
BAB 98 : Kamar Rahasia
99
BAB 99 : Berjamaah
100
BAB 100 : Dansa
101
BAB 101 : Prita Tidak Ada
102
BAB 102 : Kak Siska
103
BAB 103 : Rumah Dinas
104
BAB 104 : Tolong
105
BAB 105 : Keajaiban
106
BAB 106 : Sacia
107
BAB 107 : Teman Lama
108
BAB 108 : Pertemuan
109
BAB 109 : Lutfa
110
BAB 110 : Koma Lagi
111
BAB 111 : Privat Jet
112
BAB 112 : Bram Sibuk
113
BAB 113 : Switzerland
114
BAB 114 : Ujang
115
BAB 115 : Ricard
116
BAB 116 : Kerumah Bram Lagi
117
BAB 117 : Biliar
118
BAB 118 : Rias
119
BAB 119 : Tamu Utama
120
BAB 120 : Gelora Asmara
121
BAB 121 : Hujan
122
BAB 122 : Restu
123
BAB 123 : Pak Boil
124
BAB 124 : Showroom
125
BAB 125 : Pemberian Damar
126
BAB 126 : Cafe Baru
127
BAB 127 : Guru Privatku Bernama Bayu
128
BAB 128 : Perintah Bram
129
BAB 129 : Bos Kecil
130
BAB 130 : Izin Bram
131
BAB 131 : Warung
132
BAB 132 : Sudah Bisa Bicara
133
BAB 133 : Mami Kos Usus Buntu
134
BAB 134 : Berita Di Televisi
135
BAB 135 : Mami and Papi
136
BAB 136 : Bintang
137
BAB 137 : Teman Vs Teman
138
BAB 138 : Semua Karyawan Meeting
139
BAB 139 : Kenapa Aku?
140
BAB 140 : Pemecatan Mandor Pabrik
141
BAB 141 : Asisten Manager
142
BAB 142 : Jangan Tinggalkan Aku
143
BAB 143 : Selamat Jalan Sayang
144
BAB 144 : Kenangan
145
BAB 145 : Penantian
146
BAB 146 : Keponakan Mami Adalah..
147
BAB 147 : Mengingat Kenangan
148
BAB 148 : Hampa
149
BAB 149 : Curhat Zuri
150
BAB 150 : Mesjid
151
BAB 151 : Ke Dermaga
152
BAB 152 : Diskusi
153
BAB 153 : Lampu Merah
154
BAB 154 : Bodyguard Bram Muncul
155
BAB 155 : Misi
156
BAB 156 : Surat
157
BAB 157 : Keceplosan
158
BAB 158 : Pesan Pak Tio
159
BAB 159 : Terus Terang
160
BAB 160 : Nur Ibzan
161
BAB 161 : Thelma
162
BAB 162 : Surat Vincent
163
BAB 163 : Ruang Kerjaku
164
BAB 164 : Gratis
165
BAB 165 : Meeting
166
BAB 166 : Aku Pengganti Bram

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!