Hari sabtu ini terasa berat untukku.
Zuri sudah berobat ke dokter gigi. Dokter menyarankan, nanti giginya dicabut setelah gusi tidak bengkak dan tidak merasakan sakit lagi.
Gigi Zuri bagian bawah belakang sudah berlubang besar. Jikapun ditambal, itu hanya bertahan sebentar dan akan merasakan sakit kembali.
"Zanu," panggil Mama.
"Iya Ma.., ada apa?" jawabku dari ruang keluarga.
"Hari ini Mama ada undangan dari kantor, makan bersama diluar. Lauk makan siang ada dalam lemari dapur dan jangan lupa cek keadaan Adikmu. Papa bentar lagi pulang,"
"Baik Ma,"
Kulihat Mama sudah berpakaian rapi, mengenakan baju tunik berwarna hijau. Hari ini Mama kebetulan cepat pulang karena Mama ada acara kantor diluar dan sempat mengantar Zuri ke dokter gigi tadi sebelum pergi.
Mama menunggu jemputan teman-teman kantornya menggunakan mobil dinas diteras depan.
Tak berapa lama, jemputan Mama datang dan langsung berangkat menuju lokasi acara.
********
~Hari ini aku mau ngapain ya?~
Kulangkahkan kaki menuju tangga ke lantai dua. Di kamar, terlihat Zuri sedang tidur nyenyak.
Kasian tadi dia merintih kesakitan karena giginya yang berlubang. Aku membuka laci meja belajar dan menarik keluar sebuah buku diary berwarna biru.
Sudah begitu lama diaryku ini tidak ada coretan cerita terbaru.
Sekilas aku ingat kejadian tadi pagi yaitu bertemu dengan Vincent! Yup, aku mulai kembali memikirkannya.
Aku bergegas mengambil pulpen dalam kotak diatas meja dan mulai menuliskan cerita tadi di diary biru ini. Aku tidak ingin melewati moment tadi begitu saja. Walau sebenarnya dihati kecilku itu hal biasa.
~Entahlah, ada apa dengan rasaku saat ini. Apa sudah tergantikan dengan hal lain?~
Setelah menulis di diary, aku merasakan kantuk dan bergegas menuju tempat tidur.
Aku langsung tidur disamping Zuri.
********
"Zanu, turun sebentar," panggil Mama dari bawah tangga. Ternyata Mama sudah pulang.
Aku kaget dan langsung duduk. Ternyata aku sudah tidur dari tadi siang. Jam di dinding menunjukkan sudah pukul empat sore.
"Iya Ma, sebentar," jawabku sambil berjalan sedikit linglung menuruni tangga.
"Ada apa Ma?" tanyaku.
"Cuci mukamu dan ganti baju, ada tamu dibawah. Nanti kamu gantikan Mama buat ngobrol, Mama mau siapkan cemilan dan minuman dulu,"
"Baik Ma,"
~Siapa sih bertamu jam segini? Menganggu saja.~
Aku bergegas ke atas dan mencari baju yang pantas untuk dikenakan.
Aku mengambil celana pendek dan baju kaos. Lalu cuci muka, memoles bedak diwajah tipis-tipis dan menggenakan baju yang sudah kusiapkan tadi.
Aku berlari kecil menuruni tangga dan langsung menuju ruang tamu.
Aku terperangah sesaat melihat sosok yang baru kukenal kemaren. Dan terlihat disebelahnya ada perempuan cantik.
Deg! Jantungku berdegup cepat dan terasa sedikit nyeri. Aku tidak tau mengapa bisa seperti itu.
"Bibi ke dapur dulu ya Angga, ngobrol sama Zanu sebentar," ucap Mama langsung berjalan menuju dapur.
Dia tersenyum. Dan dia menatap mataku lagi, refleks kualihkan pandangan ke lantai. Entah kenapa aku masih saja tidak sanggup menatap mata itu dan terasa ada ketakutan dalam hatiku.
"Zanu, kenalkan ini teman Abang," ujarnya tiba-tiba membuyarkan lamunanku.
"Kartika," ucap perempuan yang disebelahnya langsung berdiri sambil menjulurkan tangan kehadapanku.
"Zanu," aku ulurkan tangan dan menyambut salamnya.
Aku langsung duduk dikursi dengan gaya sekenanya. Berusaha santai dan rileks, padahal sebenarnya bingung mau membicarakan apa didepan mereka.
"Bagaimana Sekolah Zanu hari ini?" tanyanya memulai percakapan.
"Hari ini cepat pulang, menemani Zuri ke dokter gigi. Giginya lagi sakit," jawabku.
"Sekarang sudah tidak sakit lagi?"
"Gak lagi,"
Tiba-tiba Mama datang membawa nampan berisi cemilan, gelas dan sirup dingin dalam teko bening.
~Untunglah Mama cepat ke sini.~
Sekali-sekali aku lihat dia melihatku. Aku tidak peduli, tapi entah mengapa aku merasakan nyeri itu lagi.
"Ayo di minum, cemilan ini Bibi pesan, penjualnya bilang enak, dicoba saja. Jangan malu-malu," ujar Mama sambil duduk disebelahku.
Dia tersenyum ke Mama. Kulihat dia memberikan cemilan ke pacarnya dan mereka tersenyum. Melihat adegan itu, hatiku terasa panas.
"Zanu, kenapa kamu diam?" bisik Mama ditelingaku.
"Tidak ada Ma, Zanu mau ke atas dulu, mau sholat," jawabku.
"Sekalian bangunkan Zuri, suruh mandi dan sholat. Biar segar," perintah Mama.
"Baik Ma,"
Aku bergegas beranjak dari sana, sekilas kulihat expresi wajahnya, ada raut sedikit kecewa. Sesampainya di kamar, aku tidak langsung membangunkan Zuri.
Aku duduk dan menatap ke cermin. Tiba-tiba teringat perempuan tadi yang ada didekat Abang.
~Perempuan itu terlihat cantik, anggun dan berambut hitam panjang. Kenapa ya aku tidak menyukai perempuan itu berada didekatnya?~
~Apa aku cemburu? Tidak! Aku bukan siapa-siapanya dia dan baru saja kenal. Tidak ada hak aku untuk cemburu. Oh Tuhan.. Rasa apa ini ?~
"Kak! Ada apa? Dari tadi aku perhatikan diam saja menatap cermin," ujar Zuri tiba-tiba.
"Ya Allah.. Kamu bikin kaget saja Zuri!" jawabku ketus.
"Lha, ditanyain gak dijawab, malah marah,"
"Sudah, lupakan saja. Kakak disuruh Mama buat bangunin kamu, segera mandi dan sholat,"
"Oke..,"
Aku masuk ke kamar mandi dan wudhu. Lalu sholat Ashar. Setelahnya, teringat diary dilaci meja. Aku menuliskan kalimat cemburu kah aku ?" dalam diary biru.
"Kak, siapa sih dibawah? Sepertinya ada tamu," tanya Zuri.
"Itu yang kemaren, pernah ke rumah kita anak perantauan yang lagi dinas di sini,"
"Polisi itu ya?"
"Hooh..! Sudah, kamu cepetan sholat, nanti waktunya lewat"
Aku turun lagi ke bawah, tapi menuju ruang keluarga. Aku ambil remote tv dan menyalakannya.
Ada film favoritku lagi tayang yaitu Marimar. Yang diperankan oleh artis cantik Thalia dari Mexico. Telenovela ini sudah ditayangkan di Indonesia dari awal tahun 2000.
Terdengar dari ruang tamu, dia pamit ke Mama hendak pulang. Aku mengintip dibalik dinding pembatas ruangan.
"Tidak sekalian malam minggu nih?" tanya Mama.
"He.he.he.. Bibi," jawabnya dengan senyum malu-malu.
Mereka berdua salaman dengan Mama dan pergi dengan mobilnya yang masih saja berbunyi berisik itu.
Aku menghampiri Mama, sambil mencomot cemilan di dalam toples.
"Tamunya sudah pulang Ma?" tanyaku pura-pura tidak tau.
"Sudah. Zanu kenapa lama benar diatas, jadinya Mama yang ngobrol sama mereka,"
"Tadi Zanu sekalian bikin PR Ma,"
Aku terpaksa berbohong ke Mama.
~Maaf ya Ma.~
"Lain kali, kalau ada tamu ke rumah kita, kamu gak boleh cuek atau diam begitu saja. Nanti dikirain orang, keluarga kita malas terima tamu. Ingat itu," ujar Mama tegas.
"Baik Ma,"
"Sekarang bantu Mama beresin gelas-gelas kotor diatas meja tamu,"
"Siap Bos..,"
Aku langsung membersihkan meja tamu dan membawa gelas kotor ke dapur.
Hari ini sabtu, malam minggu. Hari yang selalu sama dari waktu sebelumnya yaitu sendirian dan dipastikan tidak akan ada kencan. Hiks...
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments