Eps 19

Sinta terdiam, Rama yang tau Sinta yang lagi tegang segera memegang tangan Sinta. adegan itu tidak lepas dari tatapan Bian yang berada di atas pelaminan. Bian semakin tidak dapat menahan emosinya lagi, dia hendak turun dari sana untuk mendekati Rama dan Sinta, tetapi sebuah tangan menahannya.

"Jangan bikin malu papa Bian", ucapan Indra menghentikan niat Bian.

"Ingat Bian, kamu sudah menikah dengan Siska, lupakan gadis itu. siska lebih segalanya dari gadis miskin itu", tambah Indra

Rama dan Sinta melangkah menuju ke atas pelaminan, saat sampai disana Sinta menyalami Bian .

"Selamat ya Mas Bian,, aku sudah mengiklaskan mu, semoga kamu bahagia", ucap Sinta lirih, lalu dia menyalami Siska

"Selamat ya, jaga Mas Bian dengan sepenuh hatimu", ucapnya

Kini giliran Rama menyalami Bian.

"Selamat ya Bro atas pernikahan lo", ucap Rama sambil menyalami Bian, Bian mencengkeram erat tangan Rama dan menatap tajam kearahnya.

"Berani sekali lo nikung gue dari belakang", bisik Bian

"Salah lo sendiri yang membuang berlian berharga seperti Sinta, dan asal lo tau gue sudah mencintainya sebelum gue tau dia itu pacar lo, dan jangan salahkan gue bila ingin memilikinya", ucap tegas Rama

"Gue gak akan biarin itu terjadi", ucap Bian

Rama hanya tersenyum ke arah Bian, Rama pun akhirnya melepaskan paksa tangannya dan kemudian menyalami Siska.

Sebelum Rama dan Sinta turun dari sana sebuah suara menghentikan langkah mereka.

"Ternyata itik bermimpi menjadi angsa, walaupun penampilannya berubah tapi tetap saja dia gadis miskin yang tak akan pernah sederajat dengan kita", ucap Mamanya Bian

"Iya Jeng,, walau sudah pakai baju mewah tetap saja rakyat jelata",ucap Mamanya Siska

Rama menggepalkan tangannya mendengar ucapan mereka. Dia ingin melangkah ke arah mereka tetapi Sinta menahannya dan merekapun kemudian turun dari sana. Sinta mengajak Rama untuk pergi dari pesta itu , karena Sinta yakin kalau Rama lebuh lama lagi di sana dia gak akan kuat menahan emosinya apabila ada orang yang mencibirnya lagi.

Kini mereka sudah berada di dalam mobilnya Rama, wajah Rama masih merah menahan marah.

"Jangan menyetir dulu kalau lagi emosi", ucap Sinta, Rama menatap ke arahnya.

" Kenapa kamu larang aku tadi sih, padahal aku cuma mau memberi mereka sedikit pelajaran", ujar Rama

"Jangan menuruti hawa nafsu, syaitan akan senang apa bila kita menuruti perkataannya, istighfar Mas", ucap Sinta

Rama tersadar akan kesalahannya.

"Astaghfirullahalàzim", ucap Rama sambil mengusap-usap dadanya

"Makasih ya Sinta, kamu telah mengingatkanku, kalau tidak entah apa yang sudah akau lakukan kepada mereka", ucap Rama

"Aku sangat kagum akan kesabaranmu menghadapi hinaan mereka, Sinta", ujar Rama

"Makasih Mas, tapi aku gak sekeren itu kok Mas, aku juga punya hati yang bisa tersakiti,,pada awalnya aku juga tersinggung dengan ucapan mereka, tapi akhirnya aku berfikir untuk apa aku memasukkan perkataan mereka yang gak berguna itu kedalam hatiku dan malah membalas mereka, Lagian kalau kita balas mereka, apa bedanya kita sama mereka ??" ucap Sinta

Rama semakin kagum dengan Sifat Sinta, Dia kini merasa yakin kalau pilihan hatinya tidak salah. Rama pun melajukan mobilnya mengantar Sinta pulang ke rumahnya.

Mereka masih dalam perjalanan, tiba-tiba Hp Rama berdering, Dia menepikan mobilnya lalu mengangkatnya.

"Hallo James Ada apa ??"tanya Rama

"Maaf pak Rama kalau saya mengganggu, Anak buah kita mengabarkan kalau ada masalah di proyek yang ada di surabaya, sepertinya kita harus berangkat ke sana hari ini," ujar james panik.

"Apa gak bisa di tunda James ??"tanyanya

"Sepertinya gak bisa Pak Rama,, karena mereka mengatakan ada demo besar besaran di sana, Pak Rama sendiri yang harus menemui mereka", jelasnya

Rama menghembuskan nafas kasar.

"Baiklah James, kamu atur saja semuanya, setengah jam lagi kita ketemu di Bandara", ucapnya sambil memutuskan sambungan telponnya

"Ada apa mas ??" tanya Sinta

"Ada masalah di proyek yang ada di Surabaya, mau tidak mau aku harus berangkat ke sana hari ini", ujarnya lemah

"Apa gak bisa di tunda ??" tanya Sinta lagi dengan raut wajah berubah sedih.

"Aku juga maunya begitu, tapi sekertarisku bilang kalau harus aku sendiri yang berangkat ke sana", ujarnya

"Wajahmu kok sedih gitu ??, kenapa ?? kamu kangen ya kalau jauh-jauh dari aku," goda Rama

"Apaan sih Mas,, jangan GR deh", ucapnya menyembunyikan wajahnya, Sinta tak bisa memungkiri kalau dia sudah terbiasa dekat dengan Rama, hatinya sedih mendengar Rama akan berangkat ke Luar kota.

"Kamu jangan sedih gitu dong,, aku janji kalau aku gak akan lama di sana, dan begitu urusanku selesai aku akan segera pulang", ujar Rama sambil memegang tangan Sinta. Rama merasa bahagia karena pelan-pelan Sinta sudah bisa menerima kehadiran Rama di hatinya.

Sinta berbalik dan tersenyum ke arah Rama, Rama pun kembali melajukan mobilnya menuju ke rumah Sinta.

Rama menghentikan mobilnya tepat di depan Rumah Sinta.

"Mas gak mau mampir dulu", tanya Sinta

"Aku sangat pengen mampir,, tapi aku harus memburu waktu karena James sudah menunggu aku di Bandara", ujarnya

"Ya sudah, Mas hati-hati ya,, Nanti kalau sudah sampai di sana jangan lupa kabari Aku ya mas", ucapnya sambil melambaikan tangannya.

Rama mengangguk lalu melajukan mobilnya,

Rama sudah pergi, Sinta pun kemudian masuk ke dalam rumahnya.

"Assalamuàlaikum !!"

"Waàlaikum salam", Sahut paman dan bundanya yang berada di ruang keluarga.

Sinta langsung menyalami keduanya dan duduk di antara mereka. Zainal dan Wulan terpesona melihat keponakannya bak putri muslimah itu.

"Eeh,,bunda dan paman baru saja nonton Cinderela dari korea, eh sekarang malah Cinderela dari Aceh yang muncul di hadapan Paman dan Bunda," goda Wulan

"Tapi kok Cinderela satu ini cemberut aja, kenapa sih", timpal Zainal

Tangis Sinta yang dari tadi dia tahan seketika pecah, Zainal dan Wulan Kaget melihat Sinta tiba-tiba menangis di depan mereka.

"Kamu kenapa ??, apa di pesta itu ada yang menghina kamu atau ada yang nyakitin kamu, bilang sama paman biar Paman samperin mereka", ujar Zainal marah

Sinta menggelengkan kepalanya dan masih menangis.

"Terus kenapa kamu nangis sayang", tanya Wulan

"Mas Rama mau pergi ke Surabaya", ucapnya masih terus menangis

"Ha...ha...ha...", sontak tawa Zainal dan Wulan pecah mendengar ucapan Sinta, Sinta pun terdiam binggung melihat paman dan Bundanya tertawa.

"Kenapa Bunda dan Paman tertawa sih", tanyanya

"Jadi kamu menangis bukan karena Nak Bian to,kamu menangis hanya karena Nak Rama mau pergi ke Surabaya", ujar Wulan masih dengan tawanya.

"Kayaknya udah ada pelabuhan hati yang baru nih ma," ujar Zainal pada istrinya.

Sinta baru menyadari semuanya, wajahnya merah menahan malu.

*Apa benar aku mulai menyukai Mas Rama ??, batinnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ*...

🌹Like dan Coment ya biar Author semangat up lagi...🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Fatur Rohman

Fatur Rohman

aq gak komen wes thorr

2022-08-14

0

Neneng cinta

Neneng cinta

ceritanya bagus...semangat trs yaaaaaa ❤❤❤

2022-04-15

0

hesti_winarni25

hesti_winarni25

keren ceritanya lanjut trusss

2022-03-18

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!