Rama yang mendengar pujian Pak rayhan tidak serta merta bangga diri, malahan dia menjadikan pujian itu sebagai semangatnya untuk mengembangkan perusahaan kedepannya.
"Pak Rayhan terlalu berlebihan, saya hanya meneruskan apa yang sudah Orang tua saya rintis dan kembangkan saja, Saya yang harusnya berterima kasih pada Pak Rayhan yang telah memberi kepercayaan kepada saya", ucap Rama merendah
"Saya suka sekali sama pemuda seperti anda Pak Rama, sudah sukses namun masih rendah hati", puji Pak Rayhan
"Oh ya kalau Pak Rama punya waktu,gimana kalau nanti malam kita makan malam dirumah saya", tawar Pak Rayhan
Rama menimbang- nimbang tawaran Pak Rayhan sejenak ,
"Baiklah Pak Rayhan, saya sangat merasa terhormat Pak Rayhan mau mengundang saya makan malam di rumah Bapak", ucapnya kemudian
" Baik Pak Rama, saya tunggu anda nanti malam di rumah ya, saya permisi dulu", pamit Pak Rayhan
Pak Rayhan pun pergi dari sana, Rama bernafas lega, Akhirnya dia menyelesaikan juga persentasi hari ini dan dia merasa sangat senang karena semua investor merasa puas dengan Persentasi nya itu.
Rama melangkah menuju ruangannya dan diikuti oleh James sekertarisnya, dia menghempaskan tubuhnya di kursi kebesarannya sambil memejamkan mata.
James yang melihat Boss nya kelihatan lelah dan seperti memikirkan sesuatu memberanikan diri untuk bertanya
"Pak Rama, tadi pak Rama dari mana? tadi para Investor semua hampir saja pergi, beruntung saya dapat membujuk mereka agar menunggu pak Rama sebentar lagi", tanya James
"James!!!" satu kata yang di ucap Rama membuat James terdiam, dia mengerti kalau lagi seperti itu Rama tidak mau di ganggu
"saya permisi dulu Pak Rama", Pamit James singkat, dia segera keluar dari ruangan itu
Huufff..
James bernafas lega ketika sudah berada di luar ruangan Rama, "Ada apa sih dengan Pak Rama? sudah lama sekali aku tidak melihat dia seperti itu semenjak dia pulang dari luar negeri, apa yang terjadi sama dia ya?" berbagai pertanyaan timbul dalam benak James.
James sudah lama menjadi sekertaris Rama, bahkan sebelum Rama melanjutkan S2 nya keluar Negeri. James sering menjadi tempat curhatnya Rama, seperti saat Rama di tinggal selingkuh sama Jeni kekasih nya dulu.
James merasa heran dengan sikap rama hari ini, semenjak Rama pulang dari luar Negeri Rama jadi lebih ceria bahkan sering bercanda sama dia, tapi hari ini wajahnya kelihatan sedih bahkan terlihat seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu, padahal tadi persentasinya sangat luar biasa dan mendapat pujian dari semua Investor.
James lalu pergi keruangannya, sedangkan Rama masih saja memikirkan keadaan Sinta, dia sangat merasa khawatir sama Sinta.
"Apa Sinta baik-baik saja ya di kampus, kenapa aku jadi berlebihan gini sih?, tapi hatiku gak bisa bohong aku memang sudah menaruh hati sama dia semenjak pertama kali bertemu dengannya", batin Rama
"Maafkan aku Bian!!, aku gak bisa bohongi perasaan aku sama Sinta, ku harap kamu bisa merelakan dia bersamaku", guman lirih Rama
🌹🌹🌹
Sinta masih pada posisinya, dia masih menelungkupkan wajahnya di meja tapi sekarang dia terlihat sudah berhenti menangis, bekas air mata di pipinya terlihat mengering.
Sinta merasa lelah dengan apa yang terjadi hari ini, dari pintu ruangan itu nampak temannya Jono berjalan buru-buru ke arahnya, seketika Sinta menegakkan tubuhnya,
"Sinta!!!, panggil Jono dengan nafas memburu
"Kamu kenapa Jon?" tanya Sinta
"Bukan aku yang kenapa, tapi kamu?" ucap Jono masih tersenggal- senggal .
"Maksudnya??
"Kamu di suruh ke ruangan Dekan ", ucapnya
Deggg...
"Apa Dira sudah melaporkan aku ya", batin Sinta
Sinta beranjak dari duduknya dan segera menuju ke ruangan Dekan. Sampai disana dia ragu-ragu ingin mengetuk pintu ruangan itu, tapi dia memantapkan hatinya dan segera mengetuknya
"Tok...tok..."
"Masuk", ucap seseorang dari dalam ruangan itu
Sinta pun membuka pintunya, di dalam sana terlihat Dira bersama orang tuanya sedang duduk di sofa, dan Pak Tama selaku Dekan di kampus ini sedang duduk bersama mereka.
"Dasar anak mami", batin Sinta
"Ooooo jadi ini orangnya?,,yang membuat Dira jadi seperti ini, tampangnya aja sok alim tapi kelakuaannya Bar-bar", ucap mamanya Dira emosi
"Sabar ma,, kita dengar penjelasannya dulu",ucap suaminya yang sepertinya termasuk para lelaki ISTI ( ikatan suami takut istri he..he..)
" Mama mana bisa sabar Pa, lihat anak kita hidungnya berdarah kayak gitu", ucap Mamanya Dira masih emosi
"Maaf Pak, bu,,kita di sini buat menyelesaikan masalah, bukan menambah masalah.Nanti kalau Sinta terbukti bersalah kami pihak kampus akan memberi sangsi tegas terhadapnya", ucap Pak Tama
"Udah jelas-jelas dia yang salah kok, lihat! dia kan baik-baik saja sedangkan aku? Bapak bisa lihat sendiri kan keadaan aku gimana Pak", ucap Dira merasa yakin kalau Pak Tama akan menghukum Sinta .
Sinta yang melihat mereka masih mematung, dia masih saja berdiri di depan pintu,
"Mari nak Sinta silahkan duduk dulu", ujar Pak Tama
"Terima kasih Pak", ucapnya sambil duduk di kursi dekat dengan Pak tama
"Sinta!!, kamu pasti tau kenapa Bapak memanggil kamu ke mari kan?" Tanya Pak Tama
"Iya Pak", jawab Sinta singkat
"Bisa kamu jelaskan apa yang terjadi sebenarnya", pinta Pak Tama
"Dira menghina saya pak, makanya saya menampar dia", jelas Sinta
"Bohong pak!! Aku cuma menyapa dia pak dan tiba-tiba saja dia menampar aku, aku ada saksi nya kok Pak",tuduh Dira sambil memanggil Ica masuk keruangan itu.
"Kamu coba jelaskan bagaimana kejadiansebenarnya", ujar Pak Tama pada Ica
"Begini Pak, tadi kami baru saja sampai di kampus,kami melihat Sinta baru datang dan Dira menegurnya, tiba-tiba saja Sinta mendekati Dira lalu menamparnya", bohong Ica
Pak Tama memandang ke arah Sinta, Dia merasa tak percaya kalau anak sebaik Sinta melakukan hal itu, Tapi sebagai Dekan dia harus bersikap bijak dalam membuat keputusan.
"Sinta apa benar yang dikatakan sama Ica?" tanya Pak Tama
"Maaf Pak, mungkin Bapak dan yang lainnya tidak akan percaya sama apa yang saya katakan karena saya tidak punya saksi, tapi asal Bapak tau kalau itu semua tuduhan palsu", ucap Sinta membela diri
"Palsu gimana, udah jelas-jelas dia yang salah. Anak saya punya saksi loh Pak", ucap mamanya Dira
"Maaf bu,, mungkin saya tidak punya saksi, tapi saya punya bukti yang membuat Dira tidak bisa membantahnya", Ucap Sinta tegas
"Apa Buktinya??", tantang Dira
"Pak Tama! di gerbang kampus kan ada CCTV, lokasi kejadian tadi pagi tidak jauh dari CCTV itu dan saya yakin kalau suara kami akan jelas terdengar di sana", Ucap Sinta mantap
" mampus gue,, kenapa gue gak kepikiran CCTV sih", batin Dira
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Readers mana coment nya, biar miss N semangat up nya...😁😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Chakira Silaban ❤️❤️❤️
dira gx tau malu..😠😠
2022-08-23
0