Eps 6

Bian menggeliat, dia perlahan - lahan membuka matanya, dia merasa asing dengan kamar yang dia tempati sekarang.

"Gue di mana ?" gumannya sambil memegang kepalanya yang masih terasa pusing.

Dia melihat sekelilingnya dan mengingat ingat apa yg terjadi semalam, Seingatnya semalam dia pergi ke Bar dan minum banyak di sana.

Dia segera membuka selimutnya dan dia merasa lega karena celananya masih utuh.

"Lo pikir gue akan perkosa lo," suara di depan pintu kamar mengangetkannya.

"Rama ! kapan lo kembali ?" tanya Bian kaget melihat sahabatnya berada di hadapannya.

"Gue sudah dua hari di Indonesia, awalnya gue akan memberi kejutan sama lo tapi malah gue yang dapat kejutan dengan melihat lo berantakan seperti ini," ucapnya sambil mendekati tempat tidur dan duduk di sana.

"Lo kenapa sih jadi kayak gini ? " tanya Rama

Huufff....

Bian membuang nafas kasar,

"Gue lagi galau," ucapnya kemudian

"Orang-orang juga pada tau kalau Lihat Lo seperti ini, yang gue maksud lo galau kenapa ? Lo di hianatin sama cewek lo," tanya Rama

"Lebih parah dari itu," ucapnya lemah

"Jangan-jangan lo di tinggal kawin sama dia ya," tanya Rama lagi, Bian menggeleng

"Sebenarnya gue yang salah, gue yang gak bisa ambil sikap," ucap Bian lemah

"Jadi lo yang ngehianatin cewek lo ? ujar Rama gak suka kalau sahabatnya itu seperti itu, itu mengingatkan dia akan penghianatan pacarnya dulu.

"Bukan begitu, sebenarnya gue gak bermaksud seperti itu. Awalnya hubungan gue baik-baik saja selama 3 tahun belakangan ini," Bian mulai cerita.

"Sampai akhirnya Papa menjodohkan gue sama anak temannya dan gue harus tunangan sama dia dalam minggu ini dan kalau gue gak mau papa ngancam gue kalau gue akan di coret dari daftar keluarga," ucap Bian sedih, Rama yang mendengarnya jadi kesal.

"Terus lo terima aja perjodohan itu ? tanya Rama

"Mau gimana lagi, gue gak ada pilihan lain," ucap Bian

"Gila lo..pantesan pacar lo sakit hati dan ninggalin lo, kalau gue jadi dia udah gue cabik-cabik wajah lo, secara kalian kan udah pacaran lama, 3 tahun bro bukan waktu yang sebentar loh," ujar Rama kesal.

"Lo ngasih solusi atau mau menghakimi gue sih," ucap Bian

"Sorry...sorry..gue kebawa emosi tadi," jawab Rama

"Sekarang mau lo gimana," tanya Rama

"Gue mau kalau gue gak di coret dari daftar keluarga dan pacar gue gak ninggalin gue," ucap Bian lemah

"Maruk lo, mana bisa kek gitu ? lo harus milih salah satu nya, gak bisa dua - duanya," ucap Rama.

"Gue gak bisa milih," jawab Bian

"Gini deh, lo pikirin baik-baik dan lo tentuin apa yang lo yakin bisa buat lo bahagia, apapun keputusan lo gue sebagai sahabat lo akan mendukung sepenuhnya," ucap Rama

"Satu hal, mabuk bukan solusi sebuah masalah, shalatlah dan berserah diri pada Allah. InsyaAllah, Allah akan memberi solusi yang terbaik buat elo, dari oada lo mabuk-mabukan gak jelas, yang ada bukan daoat solusi malah nambah dosa lo," ucap Rama mengingatkan sahabatnya itu.

mendengar apa yg di katakan Rama, seketika Bian menangis, dia kembali teringat pada Sinta yang selalu memberi nasehat-nasehat terbaik kepadanya di saat dia dalam masalah.

"Udah jangan cenggeng, malu sama jakun,, gue tinggal dulu ya mau ke perusahaan papa, kalau lo masih pusing istirahat aja dulu, jangan di paksain pulang," ujarnya lalu segera pergi.

Kini tinggallah Bian sendiri di kamar itu, dia memikirkan apa yg di katakan oleh Rama, dia segera bangkit dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk bebersih. Selesai mandi dia mengambil wudhu dan melaksanakan shalat.

Setelah shalat dia berdoà

"Ya Allah..ampunilah hambamu yang berlumuran dosa ini, berikanlah petunjukMu akan masalah yang sedang menimpaku saat ini. Ya..Allah hanya kepadamulah hamba memohon, hanya kepadaMulah hamba meminta dan hanya kepadaMulah hamba berserah diri Aamiin...

Hati Bian sudah jauh lebih tenang dan dia kemudian segera pulang ke mansionnya.

Sampai di mansion terlihat ada mobil yang terasa asing bagi Bian, mungkin papa lagi ada tamu,,pikirnya

Dia lalu segera masuk ke dalam rumah,,

"Bian..." panggil Indra

Bian menoleh dan dilihatnya siska bersama dengan keluarganya di ruangan itu.

Ada apa ini, mengapa Siska ada di sini bersama keluarganya,, batin Bian

"Bian ! mari sini nak," ucap Mirna mamanya Bian, Bian pun mulai melangkahkan kaki mendekat kesana.

"Ini yang lagi di omongin akhirnya datang juga," ucap Ferdi ayahnya Siska, Bian menatap kearah papanya.

"Jangan permalukan papa," bisik papanya, Bian segera duduk.

"Indra !! jadi hari apa yang cocok untuk pesta pertunangan anak-anak kita," tanya Ferdi

"Uhuuuk...uhuuk..." Bian tersedak

"Ini minum dulu," ucap Siska sambil menyodorkan segelas air ke mulut Bian

"Melihat kecekatan Siska udah cocok ya pa jadi mantu kita," ujar Mirna sambil tersenyum,,wajah Bian terlihat kesal.

ebih cepat lebih baik, gimana kalau hari minggu ini," ucap Indra

"Gimana Siska..Bian..kalau kalian bertunangan minggu ini ?" tanya Ferdi

"Siska sih ikut aja apa yang papa dan om rencanakan," ucap Siska malu-malu.

Bian sudah pasrah akan keadaan itu, dia yakin kalau apa yang akan terjadi sudah kehendak yang maha kuasa.

Mereka pun akhirnya makan siang bersama,

Si ska terus melirik - lirik kearah Bian akan tetapi Bian cuek saja.

Setelah makan siang Siska dan keluarganya pamit, setelah Siska dan keluarganya pulang, perseteruan Ayah dan Anak kembali berlangsung.

Bian yang dari tadi diam saja sekarang angkat bicara.

"Pa ! kenapa papa membuat keputusan tanpa menanyakan pendapat Bian pa ?" tanya Bian marah

"Emangnya kalau papa nanya kamu, kamu akan setuju ? "jawab Indra

"Pa ! come on..ini hidup Bian Pa, seharusnya papa nanya Bian terlebih dahulu sebelum ambil keputusan," ucap Bian

"Karna ini menyangkut hidupmu makanya papa yang memilih, papa tidak mau kamu salah pilih dan menjadikan gadis yang tudak sederajat dengan kita sebagai istrimu," sindir Indra

"Tapi Bian tidak mencintai Siska pa !" ucap Bian memelas

"Cukup ! Papa tidak mau dengar alasan apapun dari kamu, yang pastinya kamu harus nurut sama keputusan papa, kalau gak kamu tau sendiri akibatnya," ancam Indra

Bian membanting vas bunga yang ada di sana dan berlari masuk ke kamarnya.

"Lihat tu ma, anak kamu susah kali di atur," ucap Indra pada istrinya

"Loh kok anak mama aja sih, dia kan anak papa juga," ucap Mirna kesal

Dikamarnya Bian berteriak bagai orang kesetanan dan membanting apa yang ada disana,

"Kenapa gue sepengecut ini sih," ucapnya frustasi

"Sinta maafin aku, aku tidah bisa mempertahankan hubungan kita. Aku memang pengecut,, pengecut..." teriaknya

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

jangan lupa tinggalkan jejak ya say...🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

teti kurniawati

teti kurniawati

he he utuh... untung saja.. 😇

2022-10-03

0

Revalina

Revalina

gak usah marah marah gitu percuma kan udah sadar Kolok Lo itu pengecut 😏😏

2022-06-11

1

Neneng cinta

Neneng cinta

sahabat yg baik😍

2022-04-15

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!