05. Pertarungan Pangeran Gunawijaya

Cahaya putih yang turun dari langit itu memberikan air suci dari cupu manik astagina atau wadah kehidupan kepada turonggo sikuda terbang tersebut, dan turonggopun meminumnya. Setelah itu turonggo yang tadinya sekarat hampir mati sekarang bangkit lagi karena air suci itu, sayap kiri turonggo yang hancurpun kini pulih kembali.

Pangeran Gunawijaya yang melihat keajaiban itu merasa takjub, lalu timbulah tanda tanya dalam hati Pangeran Gunawijaya tentang siapakah sesosok cahaya putih yang memberikan air suci pada turonggo.

Kemudian cahaya putih itu mendekat dan menghampiri Pangeran Gunawijaya, lalu ia menampakkan dirinya?

"Siapakah anda sebenarnya"?, sambil terbaring Pangeran Gunawijaya bertanya pada sesosok cahaya itu yang telah menampakkan dirinya.

"Saya adalah Narada, Dewa penasehat istana kahyangan", jawab cahaya yang menampakkan dirinya sambil tersenyum.

"Oh sembah hamba Dewa Narada, Hamba benar-benar tidak menyadari kedatangan Anda", kata Pangeran Gunawijaya yang menghaturkan sembah pada Dewa Narada sambil terbaring lemas.

"Sembahmu saya terima Pangeran gunawijaya, saya turun dari kahyangan karena mendapat perintah Yang Mulya Dewa Indra untuk menolong kalian berdua", kata dewa narada, yang dimaksud oleh dewa narada ialah menolong turonggo sikuda terbang dan Pangeran Gunawijaya.

Kemudian Dewa Narada juga memberikan air suci kepada Pangeran Gunawijaya dan seketika itu Pangeran Gunawijaya segera pulih kembali dari keadaannya yang lemas tak berdaya akibat kehabisan cakra atau tenaga dalam.

Setelah tugasnya selesai akhirnya Dewa Narada kembali kekahyangan.

"Turonggo, berkat Dewa Narada akhirnya kau selamat", kata Pangeran Gunawijaya sambil memegang kepala turonggo.

"Iya Pangeran, berkat Beliau kita bisa pulih kembali dengan cepat", jawab Turonggo.

"Tapi culamu sudah tidak ada dikeningmu lagi turonggo", kata Pangeran Gunawijaya.

"Tidak jadi masalah Pangeran, culaku sekarang sudah menjelma menjadi pusaka sakti yaitu tombak pasopati dan tombak itu hanya Pangeran Gunawijaya yang berhak memilikinya karena tombak itu sudah berjodoh pada Pangeran dan siapapun tidak akan ada yang bisa memiliki tombak itu kecuali Pangeran", jawab turonggo pada Pangeran Gunawijaya.

Disisi lain Pangeran Gunturwijaya yang mengejar Kalazar terus bertarung dengannya, Kalazar nampak kuwalahan dengan serangan-serangan dari Pangeran Gunturwijaya yang mengeluarka kekuatan pukulan halilintar tingkat delapan. Raja iblis Kalazar tak tinggal diam, dia akhirnya mengeluarkan ajian gelap ngampar untuk menghadapi Pangeran Gunturwijaya.

"Kau memang hebat Gunturwijaya, tubuhmu kebal bagai besi dan tak bisa ditembus dengan senjata apapun tapi kau tak akan mampu menahan kesaktianku yang ini", kata raja iblis kalazar dengan penuh keyakinan.

Sambil menatap kalazar dengan penuh amarah, Pangeran Gunturwijaya penasaran apa yang akan dilakukan oleh Kalazar si Raja iblis tersebut.

"Ajiku gelap ngampaaarr!", teriak kalazar yang mengeluarkan kasaktiannya tersebut.

Kekuatan aji gelap ngampar Kalazar bisa mengeluarkan suara yang amat sangat kecang, sehingga siapapun yang terkena ajian itu dia akan lemas tak berdaya karena suara yang dikeluarkan oleh ajian gelap ngampar bisa membuat seseorang mati karena tak bisa menahan getaran suaran hebat tersebut. Kemudian apa yang dibilang oleh Kalazar itu benar, ternyata Pangeran Gunturwijaya tak sanggup menahan getaran suara dari ajian gelap ngampar milik Kalazar. Pangeran Gunturwijaya sampai menutup kedua telinganya dengan kedua tanganya tapi suara itu seakan tak bisa terbendung, sampai darahpun keluar dari telinga, mata, hidung dan mulutnya akibat suara tersebut.

"Jika terus seperti ini akupun akan mati", kata Pangeran Gunturwijaya dari dalam hatinya sambil menahan rasa sakit yang luar biasa akibat terkena ajian gelap ngampar milik Raja iblis Kalazar.

Pangeran Gunturwijaya berteriak kesakitan, disaat pandangan mulai kabur, detak jantung mulai tak beraturan dan denyut nadipun semakin melemah. Pangeran Gunturwijaya hanya bisa pasrah pada Dewata akan nasibnya. Tiba-tiba terpentalah Kalazar yang mengeluarkan aji gelap ngampar untuk menyerang Pangeran Ginturwijaya.

Dan ternyata terpentalnya Raja iblis Kalazar disebabkan oleh pedang mustika biru yang mengeluarkan kekuatan gelombang buwana sakti.

"Gelombang buwana sakti", sambil menunggangi turonggo sikuda terbang, dari ketinggian Pangeran Gunawijaya menggunakan kekuatan pedang mustika biru untuk menyelamatkan adiknya yaitu Pangeran Gunturwijaya yang hampir sekarat karena serangan Kalazar.

"Huuaaaaaa!", suara Raja iblis Kalazar yang terpental akibat terkena kekuatan pedang mustika biru yang mengeluarkan gelombang buwana sakti yang telah di hempaskan oleh Pangeran Gunawijaya.

Raja iblis Kalazar yang tidak menyadari kedatangannya terkena serangan telak oleh Pangeran Gunawijaya.

"Dimas Gunturwijaya apa kau baik-baik saja", tanya Pangeran Gunawijaya sambil memeganginya.

Pangeran Gunturwijaya sudah tidak bisa menjawab karena ia sudah tak sadarkan diri lagi. Lalu Pangeran Gunawijaya menyuruh turonggo sikuda terbang untuk membawa adiknya yaitu Pangeran Gunturwijaya pergi dari medan perang.

"Turonggo, cepat bawa dimas Gunturwijaya keistana, sepertinya dia terluka parah akibat serangan Kalazar", kata Pangeran Gunawijaya.

"Daulat Pangeran, hamba akan segera membawanya ke istana suryaloka", kata turonggo sikuda terbang kepada Pangeran Gunawijaya.

Akhirnya Pangeran Gunawijaya mengangkat adiknya yang tak sadarkan diri keatas punggung turonggo, dan turonggopun segera terbang dan membawa Pangeran Gunturwijaya keistana. Setelah itu Kalazar si Raja iblis yang terkena gelombang buwana sakti masih bisa berdiri. Kemudian dia langsung menghadapi Pangeran Gunawijaya.

"Oh ternyata kau masih bisa berdiri Kalazar, sekarang akulah lawanmu iblis", kata Pangeran Gunawijaya yang berdiri tegak sambil membawa pedang mustika biru.

Suasana nampak sunyi dan mencekam ditempat itu hanya ada Pangeran Gunawijaya beserta Kalazar yang akan saling bertarung mati matian melawan Pangeran Gunawijaya, dan untuk melawan kekuatan Pangeran Gunawijaya yang memiliki kemampuan gerak cepat, akhirnya Raja iblis Kalazar merubah wujud menjadi manusia iblis. Perubahan wujud manusia iblis Kalazar, dia bertubuh tinggi kekar, berkulit merah, rambut panjang ikal, matanya merah menyala, bertanduk dan bertaring.

"Ternyata kau bisa merubah diri Kalazar, meski kau merubah diri menjadi apapun, kau akan mati ditanganku", kata Pangeran Gunawijaya.

"Sombong sekali kau Gunawijaya, kau belum tahu kekuatanku didalam wujud manusiaku ini", kata Raja iblis Kalazar dengan yakinnya.

Akhirnya pertarunganpun terjadi antara Pangeran Gunawijaya menghadapi Kalazar yang merubah diri kewujud manusianya. Pangeran Gunawijaya yang jawara beladiri seantero tanah jawa menyerang Kalazar dengan segala jurus bela dirinya, tapi Kalazar bisa melawan dan mengimbangi semua jurus jurus bela diri Pangeran Gunawijaya. Adu jurus bela diripun terus berlangsung dengan sengit, Pangeran Gunawijaya berusaha menendang, tapi Kalazar menangkisnya. Kemudian Kalazar yang berusaha memukul, tapi Pangeran Gunawijaya menahannya, begitu seterusnya, semakin memanas pertarungan tersebut. Lalu Pangeran Gunawijaya menggunakan kekuatan gerak cepatnya untuk melawan Kalazar, tapi Kalazar bisa menangkis semua serangan gerak cepat Pangeran Gunawijaya dengan mudah karena Kalazar memiliki ilmu pangroso yang bisa merasakan detak jantung lawannya.

Disaat Pangeran Gunawijaya menghentikan serangan gerak cepatnya, ia lalu bertanya-tanya didalam hatinya?

"Kenapa Kalazar bisa menangkis semua serangan gerak cepatku, ilmu apa yang dia miliki sebenarnya", kata Pangeran Gunawijaya dari dalam hatinya.

Kemudian Kalazar bertanya pada Pangeran Gunawijaya sembari mengetawainya?

"Kenapa kau hentikan seranganmu Gunawijaya, apa kau sudah tidak sanggup melawanku hahaha", kata Raja iblis Kalazar dengan percaya diri.

Tidak bisa dipungkiri kalau Pangeran Gunawijaya sangat kesulitan menghadapi Kalazar yang berada pada wujud manusianya, dan Pangeran Gunawijaya nampak sedikit cemas dengan pertarungan ini karena ia belum menemukan titik terang untuk mengalahkan Kalazar si Raja iblis.