Waktu Luang, Yang Membuat Peluang

"Wuihh... Sepertinya terlihat sumringah sekali yang sudah nganterin Bu Bidan kita," Seru Rijal menghentikan sebentar permainan gitarnya, ketika melihat Rehan datang, lalu berbagai kata pertanyaan keluar dari mulut temannya.

"Ah bisa aja kamu Jal, mana yang lainnya belum pada datangkah?," jawab Rehan sekaligus bertanya untuk mencoba mengubah topik.

"Hmmmzz... Mencoba pengalihan isu nih, kan Akbar sama Azis sepertinya, masih Bonen dengan Kapolda mungkin," ucap Rijal sok serius.

"Bonen dengan Kapolda, maksudnya gimana?" tanya Rehan bingung.

"Bonen Bobo *****, Kapolda Kepala polis dapur, hahaha.." seru Rijal sambil tertawa lepas.

"Huh.. Dasar kau ini bisa aja," ucap Rehan sambil melempar biji jambu air pada temannya kocaknya itu.

Malam semakin larut, tapi semakin Ramai pula pos ronda yang berada ditengah kampung, dengan bapak-bapak serta pemuda yang hanya sekedar nongkrong menemani Linmas mengobrol, ada yang asik bermain catur, main kartu juga bermain gitar.

***

Selepas perkara mengantar Bidan Rena ke kos'an di puskesmas, yang berakhir dengan sebuah tebakan yang tepat dari Bidan cantik tersebut, membuat Rehan tak mengerti mengapa dia terobsesi dengannya, seperti ada sebuah perasaan yang belum pernah dia rasakan, apakah jiwa Jomblo Fisabilillah nya yang begitu lama telah menemukan sebuah target perjuangan cinta didalam Sanubarinya.

Kalian tahu karena Rehan tak berani untuk bertegur sapa secara langsung dengan Rena, entah apa yang dipikirkannya, dia hanya bisa mencuri pandang sambil berlalu, ketika Rena sedang bertugas di posyandu dan itupun kebetulan yang paling menyenangkan menurutnya, karena tidak setiap hari Rena bertugas di sana.

"Rehan besok tolong jemput Dek Rena ya di puskesmas, soalnya besok ada kegiatan ibu-ibu Kader untuk pembinaan dan bimbingan dibidang kesehatan yang akan dilaksanakan dibalai desa," pinta Bu Kades sambil menimang anaknya yang kedua diruang keluarga, ketika Rehan tengah memperbaiki televisi milik keluarga Pak Kades Jalal diteras rumahnya.

Ya itulah salah satu pekerjaan Rehan sekarang, selain mengurus sawah dan ladang peninggalan ayahnya, dia juga sering disuruh memperbaiki berbagai electronik milik tetangga, karena dua tahun yang lalu dia pernah mengikuti kursus yang dilaksanakan oleh Pemerintah yang disebut BLK dan Rehan mengambil teknik audio video dan kelistrikan.

"Eh, emang aparat desa pada kemana, kok enggak Mang Suha selaku ketua Linmas kita," Jawab Rehan sambil masih ngutak-atik televisi bermerk dari negeri jepang tersebut.

"Ah, kamu mah sama ibu udah diberi kesempatan buat deketin Dek Bidan, malah mau nolak, kan katanya kalian sudah pada kenal lama ya," celetuk Bu Kades yang membuat Rehan terkejut, membuat solder yang dipegangnya terjatuh.

"wah, ibu bisa aja, orang kami bertegur sapa aja cuman baru kemarin doang," jawab Rehan menyanggah tudingan yang ditujukan padanya.

"Tapi yang ngomong Dek Rena sendiri loh, katanya kalian pernah bertemu waktu kamu kerja di pabrik keramik, masa iya dia bohong pada Ibu," ucap Ibu Kades sambil memasang wajah heran.

"Oh waktu itu, iya sih pernah sekali tapi cuman kebetulan yang tak disengaja bu," Seru Rehan menjawab keraguan dari istri Pak Jalal tersebut.

"Hmmzz.. Pantes Dek Rena pengennya kamu yang jemput, jadi itu alasannya, kalau begitu pepet terus Rehan siapa tau jodoh," lanjut Bu Kades yang terkenal humoris dikalangan istri-istri pejabat kepala desa lainnya.

"Hahaa... Ibu pikir balapan liar maen pepet aja," timpal Rehan sambil tertawa, tapi dalam hatinya dia sungguh sangat senang, ternyata Rena juga ada respect padanya, begitulah menurut ekspektasinya liar.

***

Keesokan paginya Rehan, bersiap-siap menjemput Sang Bidan yang rupawan nan menawan, dia memanaskan mesin motornya selama lima belas menit terlebih dahulu, sambil menikmati pisang rebus yang disediakan oleh ibunya.

"Wah tumben kakak udah manasin motor diminggu pagi begini, mau kemana kak? wakuncar ya? dengan siapa? Bu Bidan Rena?" seru Kinan memberi serentetan pertanyaan pada kakaknya tersebut, layaknya seorang detektif yang mengintrogasi pelaku kejahatan.

"Ada deh, kepo banget sih, kayak tukang suling!" ucap Rehan sambil memencet hidung sang adik.

"Ish, kebiasaan deh suka pencet-pencet hidung imut milik Kinan," seru sebal Kinan sambil menepis tangan kakak tercinta dari hidungnya.

Setelah bercanda sebentar dengan adik perempuannya, Rehanpun mulai menjalankan motornya melewati jalan gang yang membelah kampung, terdengan seruan sapa para tetangga ketika Rehan melintas depan rumah mereka.

***

Sesampainya didepan gerbang kos'an disamping puskesmas, ternyata Rena sudah menunggu lebih dulu.

"Eh, maaf Bu Bidan udah lama nunggu ya?" tanya Rehan merasa tidak enak hati.

"Baru aja Kang, malah pas banget ketika saya keluar gerbang, ternyata Akang udah terlihat dari kejauhan," jawab Rena berbohong, padahal dia hampir lima belas menit menunggu kedatangan Rehan.

"Ouh.. begitu ya, jadi ayo atuh kita berangkat, takut Bu Kades uring-uringan karena telat datang," ucap Rehan sambil tertawa mencoba bercanda dengan pujaan rahasianya itu.

Rehan pun memberikan helm pada Rena, dan setelah itu diapun membonceng Bidan lulusan terbaikdari universitas kebidanan dibogor kota itu, menelusuri jalan utama yang menghubungkan beberapa desa dikecamatan yang berada disalah satu bogor paling timur tersebut.

"Kang tau kampung tegalbungur gak?" tanya Rena pada Rehan ketika mereka sudah hampir sampai di balai desa kampung padasuka.

"Ouh... kampung Tegal Bungur, tau kok, itu mah letaknya didesa sebelah, dan kebetulan itu tempat tinggal bapaknya ibu saya, emang kenapa Bu?" seru Rehan dan balik bertanya.

"Kalau begitu nanti kalau ada waktu luang,tolong kapan-kapan antar Rena kesana ya Kang, ah enggak saya hanya ingin memastikan saja, apakah teman masa kecil saya masih tinggal disana," ucap Rena setelah motor yang diboncenginya, merapat mulus digerbang balai desa yang mereka tuju.

"Baiklah kalau begitu saya siap antar sekalian silaturahmi ke rumah kakek saya, nanti bilang aja ke Bu Kades kalau ada perlu lagi sama saya," kata Rehan sambil menerima helm yang diserahkan oleh Sang Bidan muda.

"Emang Kang Rehan gak punya handphone,?" tanya Rena yang hanya dibalas senyum sambil menggelengkan kepala oleh pemuda tersebut.

"Eleuh-eleuh... Seru banget kayaknya ngobrolnya, sampe gak beranjak masuk kedalam, ayo buruan Bu Nia udah nungguin " seru Bu Hasna istri dari Sekdes Nurdin yaitu sepupu dari Bu Nia istri dari Kepala Desa Jalaludin sendiri.

Rena pun berjalan bersama Bu Hasna memasuki balai desa untuk melakukan kegiatan yang telah di sampaikan oleh Bu Kades tiga hari yang lalu.

Sementara Rehan mulai balik kanan dengan senyum yang mengembang layaknya pejuang yang telah memenangkan pertempuran dimedan perang, karena dia berkesempatan menemani kembali Bu Bidan Sang pujaan hatinya itu.

"Baru kali ini Yang kupahami tentang rasa, adalah ketika obrolan yang mengalir laksana air, yang mengalir menerobos diantara bebatuan keraguan, yang bermuara pada sebuah harap yang begitu indah, hai nona pemberi harap, semoga dikau jua merasa hal serupa," gumam dalam batin Rehan mulai bersajak ria sambil memandangi langkah Bidan yang menawan tersebut, lalu sedetik kemudian dia pun mulai beranjak dari gerbang desa untuk melanjutkan kegiatan menyambung hidup.

Terpopuler

Comments

Mr. NickName

Mr. NickName

Jomblo😂😂😂

2022-06-27

1

Shany Poppy Pipopapo

Shany Poppy Pipopapo

Rehan yg disini rajin dan soleh bener, beda sama Reihan di novelku yg suka foya-foya plus playboy kelas paus🤣

2022-05-30

1

Shany Poppy Pipopapo

Shany Poppy Pipopapo

Ini apa yg disensor?

2022-05-30

2

lihat semua
Episodes
1 Dekade Pertama Yang Memilukan
2 Kinan Sang Adik Yang Penuh Ceria
3 Bidan Muda itu Bernama Rena Wijaya Putri
4 Mengantar (Yang membuat Kenang) Sang Bidan Cantik
5 Waktu Luang, Yang Membuat Peluang
6 Menuntaskan Rindu Dari Masa Lalu, bagian 1
7 Menuntaskan Rindu Dari Masa Lalu, bagian 2
8 Tawa Sang Pembuat Gundah
9 Jalan-jalan Akhir Pekan
10 Rasa Yang Terbalaskan
11 Rencana Perjodohan part 1
12 Rencana Perjodohan part 2
13 Dinner
14 Pertemuan Tak Terduga
15 Penjelasan Rena
16 Target Masa Depan
17 Wisata Ke Puncak
18 Membesuk
19 Berusaha Menjadi Pelipur Untuk Sang Bidan
20 Beraktifitas Kembali
21 Menikmati Senja Bersama
22 Dihadang Orang Yang Tidak Dikenal
23 Masuk Ruang Rawat Inap
24 Ada Rasa Yang Harus Dijaga
25 Menghadiri Pernikahan Rijal
26 Ulang Tahun Rena
27 Ulang Tahun Rena part 2
28 Kecewa
29 Kunjungan Kak Keysa
30 Kunjungan Kak Keysa Part 2
31 Pertemuan Menjelang Perpisahan
32 Pernikahan Rena
33 Permintaan Seorang Sahabat
34 Menemui Kepala Desa
35 Misi Seorang Zahra
36 Bicara Empat Mata
37 Acara Hari Minggu
38 Ungkapan Zahra
39 Rasa Cemas Seorang Ibu
40 Sebuah Komitmen
41 Ikrar Suci
42 Dihantam Masalah
43 Dihantam Masalah part 2
44 Usaha Pencarian
45 Belanja Bareng Rina (Si Putri Tercinta)
46 Mengantar Sekolah
47 Kejadian Tak Terduga
48 Kejadian Tak Terduga part 2
49 Pertemuan Yang Memilukan
50 Pertemuan Yang Memilukan part 2
51 Usulan Zahra
52 Fakta Kasus Yang Menimpa Rena
53 Kemenangan Rehan
54 Kembali Pulang
55 Menemui Bi Parijah
56 Memulai Rutinitas Baru
57 Pertanyaan Rina
58 Penolakkan Rehan
59 Perkataan Menohok Terhadap Keysa
60 Diskusi Antar Saudara
61 Kekaguman Terhadap Rehan
62 Obrolan Bersama Istri
63 Menengok Rena
64 Keputusan Rena
65 Rasa Penasaraan Keysa
66 Rasa Penasaran Keysa part 2
67 Aktivitas Awal Pekan
68 Bertamu Ke Rumah Zahra
69 Memastikan Sesuatu
70 Menceritakan Sebenarnya
71 Berkumpul Bersama Sahabat Kembali
72 Penyesalan
73 Berjumpa Dengan Adik Kesayangan
74 Ungkapan Kepedihan
75 Ketika Rasa Bersalah Menghampiri
76 Jonathan
77 Hubungan Masalalu
78 Mendengar Percakapan
79 Bertemu Dengan Cinta Pertama
80 Bertemu Dengan Cinta Pertama part 2
81 Mencoba Menjalin Kasih Kembali
82 Penjelasan Dari Mia
83 Menemui Rehan
84 Menemui Rehan part 2
85 Kunjungan Keysa
86 Kunjungan Keysa part 2
87 Memastikan Keseriusan
88 Meyakinkan Sang Mantan
89 Memantapkan Hati
90 Perkataan Menohok Sang Putri Kedua
91 Pertunangan
92 Pertunangan Part 2
93 Membicarakan Hak Waris
94 Menemani Ke Ladang
95 Menemani Ke Ladang part 2
96 Andai Dan Kemungkinan
97 Mencari Informasi
98 Sifat Arogan Sang Kakak
99 Kenyataan Yang Membungkam
100 Kekecewaan Yang Meledak
101 Izin Pamit
102 Mengajak Liburan Amira
103 Diskusi Dengan Mertua
104 Perjamuan Perpisahan (Family time)
105 Kekhawatiran Si Perempuan Lembayung
106 Pagi Yang menyesakkan
107 Kabar Yang Tak Diinginkan
108 Penyesalan Di Ujung Nafas
109 Perebutan Hak Waris
110 Ucapan Yang Menyentuh
111 Ujian Menjelang Pernikahan
112 Ujian Menjelang Pernikahan part 2
113 Keras Kepala Si Gadis Manja
114 Alasan Diresign
115 Kecelakan
116 Sang Lembayung Kembali Tertutup Awan Hitam
117 Pemuda Biasa Tapi Tidak Biasa Saja
118 Lembayung Telah Menemukan Peraduannya
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Dekade Pertama Yang Memilukan
2
Kinan Sang Adik Yang Penuh Ceria
3
Bidan Muda itu Bernama Rena Wijaya Putri
4
Mengantar (Yang membuat Kenang) Sang Bidan Cantik
5
Waktu Luang, Yang Membuat Peluang
6
Menuntaskan Rindu Dari Masa Lalu, bagian 1
7
Menuntaskan Rindu Dari Masa Lalu, bagian 2
8
Tawa Sang Pembuat Gundah
9
Jalan-jalan Akhir Pekan
10
Rasa Yang Terbalaskan
11
Rencana Perjodohan part 1
12
Rencana Perjodohan part 2
13
Dinner
14
Pertemuan Tak Terduga
15
Penjelasan Rena
16
Target Masa Depan
17
Wisata Ke Puncak
18
Membesuk
19
Berusaha Menjadi Pelipur Untuk Sang Bidan
20
Beraktifitas Kembali
21
Menikmati Senja Bersama
22
Dihadang Orang Yang Tidak Dikenal
23
Masuk Ruang Rawat Inap
24
Ada Rasa Yang Harus Dijaga
25
Menghadiri Pernikahan Rijal
26
Ulang Tahun Rena
27
Ulang Tahun Rena part 2
28
Kecewa
29
Kunjungan Kak Keysa
30
Kunjungan Kak Keysa Part 2
31
Pertemuan Menjelang Perpisahan
32
Pernikahan Rena
33
Permintaan Seorang Sahabat
34
Menemui Kepala Desa
35
Misi Seorang Zahra
36
Bicara Empat Mata
37
Acara Hari Minggu
38
Ungkapan Zahra
39
Rasa Cemas Seorang Ibu
40
Sebuah Komitmen
41
Ikrar Suci
42
Dihantam Masalah
43
Dihantam Masalah part 2
44
Usaha Pencarian
45
Belanja Bareng Rina (Si Putri Tercinta)
46
Mengantar Sekolah
47
Kejadian Tak Terduga
48
Kejadian Tak Terduga part 2
49
Pertemuan Yang Memilukan
50
Pertemuan Yang Memilukan part 2
51
Usulan Zahra
52
Fakta Kasus Yang Menimpa Rena
53
Kemenangan Rehan
54
Kembali Pulang
55
Menemui Bi Parijah
56
Memulai Rutinitas Baru
57
Pertanyaan Rina
58
Penolakkan Rehan
59
Perkataan Menohok Terhadap Keysa
60
Diskusi Antar Saudara
61
Kekaguman Terhadap Rehan
62
Obrolan Bersama Istri
63
Menengok Rena
64
Keputusan Rena
65
Rasa Penasaraan Keysa
66
Rasa Penasaran Keysa part 2
67
Aktivitas Awal Pekan
68
Bertamu Ke Rumah Zahra
69
Memastikan Sesuatu
70
Menceritakan Sebenarnya
71
Berkumpul Bersama Sahabat Kembali
72
Penyesalan
73
Berjumpa Dengan Adik Kesayangan
74
Ungkapan Kepedihan
75
Ketika Rasa Bersalah Menghampiri
76
Jonathan
77
Hubungan Masalalu
78
Mendengar Percakapan
79
Bertemu Dengan Cinta Pertama
80
Bertemu Dengan Cinta Pertama part 2
81
Mencoba Menjalin Kasih Kembali
82
Penjelasan Dari Mia
83
Menemui Rehan
84
Menemui Rehan part 2
85
Kunjungan Keysa
86
Kunjungan Keysa part 2
87
Memastikan Keseriusan
88
Meyakinkan Sang Mantan
89
Memantapkan Hati
90
Perkataan Menohok Sang Putri Kedua
91
Pertunangan
92
Pertunangan Part 2
93
Membicarakan Hak Waris
94
Menemani Ke Ladang
95
Menemani Ke Ladang part 2
96
Andai Dan Kemungkinan
97
Mencari Informasi
98
Sifat Arogan Sang Kakak
99
Kenyataan Yang Membungkam
100
Kekecewaan Yang Meledak
101
Izin Pamit
102
Mengajak Liburan Amira
103
Diskusi Dengan Mertua
104
Perjamuan Perpisahan (Family time)
105
Kekhawatiran Si Perempuan Lembayung
106
Pagi Yang menyesakkan
107
Kabar Yang Tak Diinginkan
108
Penyesalan Di Ujung Nafas
109
Perebutan Hak Waris
110
Ucapan Yang Menyentuh
111
Ujian Menjelang Pernikahan
112
Ujian Menjelang Pernikahan part 2
113
Keras Kepala Si Gadis Manja
114
Alasan Diresign
115
Kecelakan
116
Sang Lembayung Kembali Tertutup Awan Hitam
117
Pemuda Biasa Tapi Tidak Biasa Saja
118
Lembayung Telah Menemukan Peraduannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!