Toko Buku 2

"Buku apa sih yang kamu cari, dari tadi ga ketemu ketemu" Asya akhirnya membuka pembicaraan dan mulai penasaran.

"Aku lagi butuh buku ME, kok ga ada ya" Jawab Reza yang masih fokus mencari buku tersebut di setiap yang berjejer dihadapannya.

"Astaga... kenapa ga dari tadi ngomongnya. Kan bisa aku bantuin. Biar ada gunanya gue ikut" Omel Asya yang lupa menyebut dirinya dengan kata gue.

Reza yang menyadari akan perkataan yang keluar dari mulut gadis disampingnya menoleh dan menekankan kata tersebut.

"Gue?"

Asya terdiam, menyadari kesalahannya yang tidak sengaja. Karena sejauh ini Asya terbiasa dengan bahasa yang dipakainya dan belum terbiasa mengobrol dengan laki-laki yang penuh aturan seperti Reza.

"Mon maap, belum terbiasa" Ucap Asya meminta maaf.

krukkkk...kruuuk.....

Terdengar jelas bunyi kerucukan dari perut Asya. Asya lupa bahwa dirinya belum menyantap asupan untuk dirinya dari tadi pagi. Reza yang mendengar jelas suara perut Asya, sedikit tertawa cengengesan.

"Kalo lapar tuh bilang, ayo kita cari makan dulu" Ajak Reza yang meninggalkan Asya begitu saja, berharap gadis itu mengikuti dirinya.

Tak menunggu lama, karena memang kenyataannya Asya menahan lapar sedari tadi. Asya pun mengikuti pria itu sambil berlari kecil karena sedikit tertinggal. Tiba di salah satu cafe kecil yang tak jauh dari toko buku yang mereka kunjungi tadi. Cafe yang cukup besar bertema warna nude, dengan beberapa hiasan modern terlihat begitu mewah.

"Mau pesan apa?" Tanya Reza memberikan daftar menu kepada Asya.

Tak usah menunggu waktu yang lama, Asya menunjuk salah satu menu makanan berat favoritnya tanpa mengeluarkan suara.

"Minumnya?" Tanya Reza kembali, seperti seorang ayah yang menawarkan beberapa menu kepada anaknya.

Lagi-lagi Asya tidak menjawab pertanyaan Reza dengan ucapan melainkan Aya kembali menunjuk daftar menu dengan minuman yang diinginkannya.

"Baiklah," Ucap Reza dengan pasrah yang melihat sikap Asya yang begitu polos.

Sekitar lima belas menit dari waktu pesanan Reza, akhirnya beberapa menu datang tapi tidak dengan pesanan Asya. Seorang pelayan menata beberapa hidangan yang dipesan oleh Reza. Menyadari menu pesanannya tidak ada di atas meja sesuai yang di antar oleh seorang pelayan, Asya pun membuka mulutnya.

"Nasi goreng, pesanan gue mana?" Tanya Asya pada seorang pelayan yang masih berdiri di depannya dengan wajah yang cukup memelas.

"Mohon maaf kak, untuk nasi gorengnya sebentar lagi akan di antar. Maaf sedikit terlambat karena banyak antrean dari tadi" Jelas sang pelayan yang mengecewakan bagi Asya.

Melihat wajah melas Asya, Reza tersenyum-senyum seorang diri. Reza tak menyangka wanita seangkuh dan cuek Asya bisa menunjukkan wajah melasnya di muka umum saat merasa kelaparan.

"Udah, makan aja yang ada dulu. Bentar lagi pesanannya juga datang."

Tak peduli dengan siapa dan dimana dirinya sekarang. Rasa lapar tak bisa dibendung lagi oleh Asya. Tanpa basa basi dan merespon ucapan Reza. Asya pun melahap satu dimsum yang ada di hadapannya. Asya melahapnya dengan penuh nikmat dan sedikit tergesa. Sungguh dia tidak peduli dengan cara makannya yang seperti orang beberapa hari tak makan.

"Pelan-pelan, kamu udah berapa hari sih ngga makan" Ucap Reza meledek.

"2 Minggu yang lalu" Jawab Asya asal dan melanjutkan makannya.

"Asya,..." Sapa seorang laki-laki yang tak kalah tampan dengan Reza.

Asya menoleh pada sumber suara dan mendapati Very yang berdiri tegak dengan kaos putih dan celana pendek cream polos.

"Very"

"Apa kabar?" Very menyalurkan tangannya.

"Baik, Ver. Kamu sendiri gimana?" Asya membalas jabatan tangan Very.

Melihat jabatan tangan antara Very dan Asya yang tak kunjung lepas, Reza pun berdeham.

"Ehemm"

"Gue, Very. Teman Asya dari kecil" Ucap Very berganti menyalurkan tangannya ke arah Reza.

"Reza" Jawab Reza dingin, membalas jabatan tangan Very.

Very tetap tersenyum ramah, dengan respon dingin dari Reza.

"Kalo gitu, gue duluan ya" Pamit Very yang tidak ingin mengganggu waktu Asya dengan Reza.

"Apakah pria itu, kekasih Asya?" batin Very.

"Buru-buru amat, Ver. Ga mau duduk dulu?" Tawar Asya tanpa memperdulikan Reza.

"Lain kali aja, Sya. Masih ada kepentingan lain. Yuk Bro" Ucap Very tak lupa menyapa Reza sebelum pergi.

"Siapa?" Tanya Reza singkat dan tiba-tiba.

"Bukannya tadi very udah bilang kalo kita teman masa kecil" Jawab Asya cuek.

"Masak iya Reza cemburu" batin Asya.

Nasi goreng pesanan Asya akhirnya datang. Terdapat beberapa toping diatas masakan tersebut, seperti udang krispi, acar dan ayam suwir yang begitu mampu narik nafsu makan Asya. Menghirup aroma nasi goreng pesanannya, Asya sudah sangat penasaran bagaimana dengan rasanya.

"Mau?" Tawar Asya pada Rezam.

"Kan aku juga punya" Jawab Reza sedikit bingung dengan tawaran Asya.

"Eh, iya" Asya menyengir.

Mereka pun sama-sama menikmati hidangannya masing-masing. Tidak ada percakapan diantara keduanya. Namun, sesekali Reza memperhatikan cara makan Asya yang begitu lahap. Sedikit terlintas dalam pikiran Asya dari bagaimana dirinya dulu bertemu dan mengenal gadis dihadapannya saat ini. Bahkan Reza masih mengingatnya betul-betul, terakhir sebelum mereka saling tak ada kabar dan tidak pernah bertemu semenjak Ayah Reza jatuh sakit. Reza yang mengungkapkan isi hatinya kepada Asya dan memberikan sebuah kota cincin yang berisi sepasang cincin mainan. Tidak, satu diantara sepasang cincin tersebut merupakan cincin emas asli. Akan tetapi, Asya tidak menyadari akan hal itu.

Ingin sekali, Reza membahas perihal perasaannya yang belum sempat menerima apa jawaban dari gadis dihadapannya sekarang. Namun, belum ada keberanian lebih untuk menagihnya saat ini juga. Reza belum siap dan tidak ingin merusak pertemuan pertamanya dengan Asya dari sekian lama mereka tak bertemu.

"Selesai makan, kita langsung pulang aja ya." Ucap Reza sembari menata beberapa piring kotor bekas makannya.

"Bukunya?" Tanya Asya yang masih ingat tujuan pertama mereka pergi bersama.

"Lain kali aja".

Mereka pun pulang dengan tangan kosong. Disepanjang perjalanan pulang, lagi-lagi tak ada percakapan di antara keduanya. Berada di dalam mobil seperti seorang penumpang dengan sopirnya. Asya terus sibuk menatap ponselnya dan terus menscroll akun sosial medianya. Menghiraukan keberadaan Reza disampingnya yang tidak terlalu fokus menyetir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!