Pendekar Pedang Giok
Tap... tap...
Di sebuah hutan yang lebat, terlihat seorang wanita muda cantik di usia awal 20an. Sedang berlari dari kejaran beberapa orang yang tidak Dia kenal.
''Hahhh.. hahh..'' Nafasnya tersengal-sengal, tubuhnya terasa panas dan seperti banyak semut menggerayanginya.
Wanita itu menggigit bibir bawahnya, menjaga kesadarannya agar tetap terjaga. Menekan efek obat perangsang yang ada di tubuhnya, karena jebakan yang di lakukan padanya.
''Hahaha.., teruslah berlari. Aku ingin lihat sampai kapan kamu bisa menahannya?''
Dari arah belakang, seorang pria muda tampan yang juga diawal 20an. Dengan di ikuti beberapa orang bersamanya, mengejar wanita itu.
Wanita cantik dan muda itu sudah tidak bisa lagi untuk terus berlari. Karena tubuhnya sudah tidak bisa Dia kendalikan lagi. Karena gairahnya yang sudah menguasai tubuhnya.
Bam...
Wanita itu tersungkur jatuh dan berguling-guling di tanah. Rasa sakit jatuh tidak ia rasakan. Malah gairah nafsu yang semakin memuncak, ia rasakan.
''Hahaha.. kau cantik, akan segera menjadi milikku?'' Pria itu berhasil menyusulnya, dan perlahan berjalan mendekati wanita itu.
"Ja~ jangan mendekat! Ohhh....'' Wanita itu merangkak di tanah, ia berusaha untuk menjauh dari pria itu yang semakin mendekat.
''Percuma saja kamu melawan. Dan tenang saja aku akan memuaskan mu, cantik.''
''Argh... Jangan....''
...***1 tahun kemudian***...
Di atas langit Benua utara, angin berhembus dengan kencang. Awan mulai menghitam dan gemuruh mulai terdengar ketika kilat menyambar.
Jedar...
Jedar...
Di dalam suatu kamar rahasia, di kediaman kerajaan Yun. Terlihat, seorang wanita cantik diusia awal 20an sedang berjuang untuk melahirkan.
Tapi ada yang aneh terjadi pada wanita cantik itu. Terdapat ikatan tali yang mengikat kedua pergelangan tangannya, yang diikatkan di tiang tempat tidur.
Butiran-butiran keringat membasahi tubuhnya. Dia mengerutkan dahi dan menggertak kan giginya menahan rasa sakit untuk melahirkan anaknya.
Seorang Bidan membantu proses kelahirannya, dan juga para dayang sibuk keluar masuk kamar menyiapkan perlengkapan melahirkan.
Terjadi banyak pendarahan dalam proses melahirkan. Wajah wanita cantik itu memucat, Dia juga hampir saja kehilangan kesadaran. Tetapi Dia masih dapat menahannya, tetap berjuang untuk melahirkan anak yang telah Dia kandung selama 9 bulan.
Dengan segala tenaga yang ada, Dia berusaha membuat anaknya keluar. Tidak lama kemudian, terdengar suara tangisan bayi yang baru saja lahir.
''uwek... uwek...''
Bidan itu membersihkan tubuh sang bayi yang memiliki paras tampan, mirip dengan ibunya.
''Selamat Nyonya, anaknya sangat tampan.'' ucap Bidan itu, meletakkan sang bayi di sebelah wanita cantik itu.
Angin berhembus masuk, dari jendela. Menerpa semua orang yang ada di dalam kamar. Tiba-tiba mata sang bayi terbuka, lalu Dia melihat wanita cantik yang merupakan ibunya.
''Sepertinya, kamu adalah ibu ku di kehidupan ini!'' Batin sang bayi, menatap wanita itu dengan matanya yang indah berwana emas.
Wanita itu tersenyum, melihat anaknya yang telah lahir dengan selamat. Dia mengusap kepala anaknya dengan bahagia.
''Selamat datang anak ku. Ibu sangat sayang padamu!'' Wanita itu berbicara dengan tetesan air mata yang jatuh, tepat di pipi anak laki-lakinya yang baru saja lahir.
''Tapi nak, sepertinya ibu tidak bisa menemani mu untuk menjalani kehidupan ini! Ibu sudah tidak sanggup lagi menahan siksaan ini. Hiduplah sesuai dengan kemauan mu nak, dan tetaplah bahagia.''
Ucap wanita itu dengan mengecup dahi putranya. Lalu Kepalanya terjatuh, dengan menghembuskan nafas terakhirnya. Bayi laki-laki yang berada dalam pelukannya menitikkan air mata, dan menangis.
''Tenanglah ibu, aku Dewa Pedang Giok bersumpah. Akan aku balas mereka berkali-kali lipat atas apa yang mereka lakukan padamu, Ibu." Batin anak laki-laki itu, berjanji.
Tidak lama kemudian, masuk dua orang yang memakai jubah kerajaan dan mahkota menghiasi di kepala keduanya.
Mereka adalah Yun Shang, seorang pangeran mahkota di Kerajaan Yun. Dan Lang Lin, seorang permaisuri pangeran mahkota dari Kerajaan Yun.
Mereka berdua adalah pasangan suami istri yang telah menjebak wanita cantik itu.
"Akhirnya mati juga dirimu, sesuai dengan harapan mu selama ini. Terimakasih telah melahirkan seorang pangeran yang tampan, untuk ku."
Ucap Lang Lin, melihat wanita di atas tempat tidur sudah tidak bernyawa lagi. Dia berjalan mendekati tempat tidur, lalu mengambil dan menggendong bayi laki-laki tampan itu.
"Ah... sayang sekali dia mati. Padahal aku sangat menyukai tubuhnya yang begitu nikmat!" Yun Shang menatap wajah cantik wanita itu, yang sudah tidak bernyawa lagi di atas tempat tidur.
"Cih... nikmat tubuhku atau dia?" Bentak Lang Lin, berdecak kesal pada suaminya. Melihat sorotan tatapan mata Yun Shang pada wanita itu yang seakan tidak rela.
"Hahaha, jangan cemburu sayangku. Ini juga kan, sesuai keinginan mu! Sekarang posisi mu sebagai permaisuri ku akan tetap aman dengan adanya anak kita ini. Dan juga sayang, tubuh mu lah yang paling nikmat!"
Yun Shang menjelaskan dan menggoda Lang Lin. Sambil tangannya meremas bokong bulat dan menjulang Lang Lin.
"Em... nanti saja kita lanjutkan di kamar, sayang! Sekarang sebaiknya kamu beri nama anak kita ini. Dan selesaikan semuanya!"
Lang Lin berbicara dengan wajah yang memerah karena gairahnya yang naik. Akibat remasan dan belaian tangan Yun Shang di body belakangnya yang padat membulat.
"Baiklah, namanya adalah Yun Ling. Apa kau suka, ratu ku tersayang?"
Yun Shang tersenyum, dan matanya menatap mesum tubuh molek Lang Lin dari atas sampai bawah. Lidahnya menjilati bibirnya, Dia sudah tidak sabar untuk menikmati tubuh istrinya ini.
''Itu bagus, aku suka. Ayo kita pergi, sayang? punyaku sudah basah!'' ucap Lang Lin menggoda, meremas batang Yun Shang yang berada di balik celana dengan tangan kirinya.
Sedangkan tangan kanannya menggendong Yun Ling yang menempel di dua bukit besar dan indahnya.
Mereka berdua berjalan keluar dari kamar. Dengan Yun Shang melingkarkan tangannya di pinggang ramping Yun Ling.
"Bereskan semuanya tanpa menyisakan satupun, saksi." Yun Shang memberikan perintah kepada prajurit pribadinya, saat berada di luar kamar.
"Baik, yang mulia."
Segera saja para prajurit Yun Shang, menjalankan perintah. Semua dayang dan bidan yang terlibat dalam membantu proses kelahiran, Yun Ling. Mereka semua di bunuh tanpa satupun yang lolos.
Dunia ini memiliki 5 daratan, yang di bagi menjadi 5 lima benua. Benua timur, barat, selatan, utara dan tengah.
Yang terkuat dari semua benua adalah benua tengah yang menjadi pusat kekuatan dari para kultivator.
Setiap Benua di pimpin sebuah Kekaisaran, dan di bawah setiap Kekaisaran adalah kerajaan yang mengatur setiap wilayah di Kekaisaran itu sendiri.
Tempat Yun Ling sekarang berada adalah Benua utara yang merupakan benua terlemah dari setiap benua yang ada.
...***Bersambung***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Dzikir Ari
Dulu itu yg ada Tabib bukan Bidan Tor ... jadi hati² kali mau nulis Cerita
2023-05-20
0
Dollar Kuning
Balas dendam, lecehkan si permaisurinya didepan putra mahkota awowkwwok
2022-07-08
0
Harman LokeST
kasian ibunya meninggal
2022-06-19
0