Diruang VVIP direstoran yang sudah disepakati Vano bersama Han menunggu kedatangan seseorang, khayra pun memasuki ruang dan duduk diseberang meja didepan vano.
Han menyodorkan menu dan meminta ayra untuk memesan makananya, mereka bertiga makan dalam diam tak ada yang membuka obrolan.
Setelah acara makan selesai mereka membahas rencana Vano kedepanya dengan Han sebagai saksi, Vano ingin statusnya menikah dengan ayra. Bagaimanapun Vano masih berharap Alexa kembali dan melanjutkan rencana pernikahannya, mungkin dengan berjalanya waktu orang tua Vano akan merestui hubungan Vano dan Alexa.
Isi perjanjian
pihak pertama : Devano Setya Nugraha
pihak kedua. : Khayra Atmaja
Pihak pertama mencukupi semua kebutuhan pihak kedua.
Pihak pertama tidak ikut campur atas pihak kedua dalam hal apapun, begitupun sebaliknya.
Pihak pertama dan kedua tinggal dirumah yang sama tapi tidak satu ranjang.
Adapun hal-hal yang lain dapat diatur dikemudian hari, Vano berharap keputusan ini dapat meringankan pihak Ayra. Vano ingin membantu ayra tidak dengan cuma-cuma dan pasti ayra menolak.
Ayra tidak langsung menyetujui dan memutuskan untuk berfikir terlebih dahulu, dan Vano pun setuju.
Pagi ini disebuah universitas tempat Ayra menuntut ilmu, Rima dan Roby menunggu ayra ditempat mereka biasa ketemu. Mereka ingin bersama-sama melihat pengumuman dimajalah dinding,
"Gue deg-degan nie."
"sama gue juga."
"Santai aja rejeki gak akan kemana." sahut Roby.
Mereka mulai membaca pengumuman dilembaran yang tertempel didinding, dan mata ayra terfokus pada namanya yang tertulis paling atas.
Ya mahasiswi penerima beasiswa dengan nilai tertinggi yang akan dikirim ke luar negeri, seketika kaki ayra langsung lemas dan terduduk dilantai.
Ayra menangis, Roby dan Rima ngengikuti duduk dilantai. "Ra selanjutnya akan tetep seperti ini, gue harap lo terus menangis karena bahagia. Gak ada lagi kesedihan dihidup loe, gue saksi perjalanan hidup loe."
Mereka bertiga akhirnya berpelukan, dari dulu Rima faham dengan kehidupan ayra. Saat ayahnya masih hidup ayra sudah mendapat kekerasan dari ibu tirinya, disaat ayahnya bekerja.
Ayra hanya diam gak bilang ke ayahnya takut nanti ibu tirinya akan berbuat nekat pada ayra dan ayahnya, ini salah satu alasan ayra mengambil kuliah dibidang hukum. Pasti suatu saat akan berguna buat dirinya.
****
Ini adalah hari terakhir ayra dan Rima magang dikantor Vano, mereka sengaja datang setelah pulang kuliah dikarenakan semua tugasnya sudah selesai.
Ayra dan Rima menuju kantor Vano menggunakan motor matic milik ayra, dan dari arah belakang tiba-tiba Brakk.... Rima dan ayra tergeletak dijalan Rima masih bangun tidak dengan ayra, ayra tak sadarkan diri Rima meletakkan kepala ayra dipangkuanya dan menangis sejadi-jadinya
Orang-orang berdatangan mendekat, dengan kendaraan milik warna mereka berdua dibawa kerumah sakit.
Rima terus menngis disepanjang jalan, memandangi wajah sahabatnya yang masih tidak sadarkan diri. Sesampainya di rumah sakit ayra langsung ditangani, sementara Rima menunggu didepan ruang IGD.
Han bersama Vano menuju kerumah sakit setelah menerima telepon dadi Rima, Han tampak khawatir dengan kondisi adiknya. Ia merasa trauma dengan kejadian yang menimpa orang tuanya puluhan tahun lalu, jika terjadi sesuatu pada Rima tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.
Roby tiba dirumah sakit lebih dulu disusul Han dan Vano, mereka semua menunggu dokter selesai memeriksa ayra. Setelah seseorang berjas putih keluar dari sana mereka berhambur mendekati, nama yang tertulis didada dr.Riyan seorang laki-laki sekitar usia 45 tahun.
"Bagaimana keadaanya dok..?"
"Keluarganya mana ya??" tanya dokter
"Saya Vano dok, saya kakaknya." Ucap Vano
Serempak mereka semua menoleh ke arah Vano, tak terkecuali dokter Riyan.
"Baik, bapak Vano bisa ikut saya sebentar."
Vano mengikuti dokter Riyan memasuki sebuah ruangan, dokter mempersilahkan Vano untuk duduk.
Dokter Riyan dengan telaten menjelaskan keadaan pasiennya kepada Vano, "tidak ada yang perlu dikhawatirkan, keadaan pasien sudah tertangani dengan baik. Untuk sementara waktu harus istirahat, dikarenakan ada memar dibagian punggung mungkin benturan dengan aspal saat jatuh."
Vano mendengarkan semua penjelasan dokter dan mengangguk-angguk tanda mengerti, setelah mengucapkan terimakash Vano meninggalkan ruangan dokter Riyan.
Han menemani Vano menginap dirumah sakit, tadinya Vano meminta Han untuk pulang tapi ditolaknya. Mengingat Ayra tidak memiliki siapa-siapa mereka memutuskan untuk menjaganya, takut sewaktu-waktu Ayra sadar.
Roby dan Rima memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing, sudah ada Vano dan Han dirumah sakit.
Vano duduk dikursi sebelah tempat tidur ayra, memandangi wajah ayra yang sedang tertidur. "Cantik.." batinya.
Karena seharian belum istirahat akhirnya Vano tertidur dikursi dan kepalanya ditempat tidur sebelah ayra, Berlahan ayra mulai membuka matanya..
Dilihat sekeliling bukan kamar kontrakanya, ya ia mulai mengingat kejadian siang tadi saat motornya jatuh. Rima... tanpa sadar ayra berteriak memanggil sahabatnya.
Vano pun terbangun dan mendongakkan kepala dilihatnya Ayra sudah bangun, "Tenang Ra, Rima gak papa hanya lecet-lecet ringan.."
"Mana yang sakit.?" Tanya Vano.
Ayra dengan malu-malu menggelengkan kepalanya, "Kenapa bapak disini."
"Kamu kira aku disini nungguin siapa hemm."
****
Siang Vano berada dikantor Rima berada dirumah sakit, begitu selama tiga hari ini.
Siang ini Ayra sudah diizinkan pulang kerumah, rencanya Rima membawa Ayra pulang dengan taxi online. Han menelpon Rima kalau siang ini ada supir Vano yang akan menjemput mereka, pukul 4 sore mereka sudah tiba dikontrakkan Ayra.
"Rim ada yang mau gue ceritain, gue gak bisa nyimpen sendiri."
Ayra pun menceritakan perjanjian yang Vano buat, dan permintaan Vano untuk mengolahnya.
"Ra kalau Lo nikah sama kak Vano bikin Lo bahagia gue ikut seneng."
"Tapi Rim gue pengen nikah sekali seumur hidup itupun dengan orang yang gue cintai dan mencintai gue.."
"Cinta bisa tumbuh dengan seiring waktu Ra, gue lihat Roby suka sama Lo deh.."
****
Mama Vano terus mendesak papa buat cari cara agar Vano segera menikahi Ayra, mama juga khawatir Alexa akan kembali dan balikan sama Vano. Mengingat gimana dulu frustasi nya Vano saat Alexa pergi, gimana kekehnya Vano membela Alexa didepan mereka.
Mereka punya alasan untuk tidak merestui Alexa, waktu itu mama pergi ke sebuah restoran untuk bertemu dengan sahabatnya. Disitu mama melihat Alexa dengan laki-laki lain dan itu bukan Vano, mama meminta orang kepercayaan papa untuk menyelidiki hal ini.
Ya laki-laki itu adalah kekasih Alexa, dan mereka tinggal satu apartemen.
Mama ingin anak satu-satunya bahagia dengan orang yang tepat, sampai kapanpun mama tidak bisa menerima Alexa jadi menantunya.
Karena Vano sangat mencintai Alexa, vano selalu percaya apa yang keluar dari mulut Alexa. Sekalipun itu kebohongan, mama merasa Vano hanya dijadikan mesin ATM sama alexa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments