Didalam mobil tidak ada yang memulai pembicaraan semua tampak dengan fikiran masing-masing, Ayra metanap keluar jendela.
Tadinya ayra menolak untuk menjadi pacar pura-pura, karena asisten Han bilang ini adalah hukuman mau tidak mau harus dijalankan. Ayra gak mau penolakannya berakibat pada kuliahnya.
Vano mengandeng tangan ayra layaknya sepasang kekasih, Semua pasang mata memandanginya dengan perasaan kagum.
Ya Vano yang terlihat gagah dan berwibawa menggandeng seseorang yang terlihat cantik dan anggun, sungguh pasangan yang sempurna.
"Pa Ma, kenalkan ini khayra..."
Khayra menyambut tangan papa dan mama Vano dengan mencium punggung tangannya, mama memeluk khayra dengan perasaan sayang.
"Akhirnya anak dan calon menantu mama Dateng juga.." ucap mama Vano.
Khayra sedikit terkejut, apa gak salah denger mama Vano bilang calon mantu.
"Malem om Tante...." Rima datang setelah semua duduk ditempat masing-masing.
"malem sayang, kamu datang juga Tante nungguin dari tadi."
"Maaf te terjebak macet," Rima berjalan menghampiri papa Reno.
"Selamat ulang tahun Om," Rima memeluk papa Reno. Papa Reno menyambut pelukan Rima, makasih sayang ayo gabung.
Rima duduk disebelah ayra kemudian menyondongkan tubuknya, "Heh gak nyangka gue beneran Lo pacar kak Vano?"
"Ceritanya panjang besok gue ceritain deh!"
*****
Pukul 23:00 acara pun selesai, Vano memaksa untuk mengantarkan ayra walaupun ayra menolak, sebelum turun Vano mengucapkan terima kasih karena ayra mau diajak kerja sama.
Tok tok tok
"ma buka pintunya tidak ini Ayra ma!"
gak ada jawaban , ayra trs memanggil mama dan kakak tirinya hingga puluhan kali gak ada jawaban.
Akhirnya ayra memutuskan untuk duduk dikursi teras, gak lama setelah itu ayra pun tertidur dengan posisi duduk.
Sementara didalam rumah kedua wanita beda usia itu tertawa puas, "dasar murahan mau aja disuruh om om jadi pacar pura-pura."
Pagi pun tiba ayra masih tertidur dengan posisi meringkuk seperti bayi dikursi, Wanita dari dalam rumah datang dengan membawa seember air.
Byurrrr..
"bangun dasar pemalas."
" Mama kenapa ayra disiram Ma?"
Mama tirinya hanya tersenyum mengejek, ayra melangkahhkan kakinya mau masuk kerumah.
"Heh mau kemana kamu perempuan murahan,"
"Mau masuk Ma, ayra mau mandi baju ayra basah"
"Siapa yang ngizinin kamu masuk kerumah ini."
Amel datang dengan melemparkan koper milik ayra, "Ambil barangmu dan pergi dari rumah ini."
" Tapi kak aku mau masuk ini rumah papa.."
Amel menampar pipi ayra dan mendorongnya, masuk dan mengunci pintu. Meninggalkan ayra yang menangis diteras rumah, tersenyum puas penuh kemenangan.
"Papa mama maafkan ayra harus pergi dari rumah.."
****
Puku 10:00 Rima mondar mandir dikantor, memikirkan ayra yang belum datang.
Pikiranya melayang kemana-mana, apa ayra sakit, atau ada masalah lain.
tok tok tok Ceklek
"kak Han, Kenapa ayra belum Dateng ya? tadi malam kalian sampai jam brapa?"
"Memangnya aku baby sister nya, kenapa kamu tanya ke kakak!"
"Bukan gitu maksudku kak, ayra belum datang ke kantor aku khawatir terjadi apa-apa."
Jam makan siang tiba Vano masih betah diruanganya, ia masih sibuk dengan berkas-berkas perusahaanya.
Tok tok Ceklek..
"Van ayo makan siang diluar?"
Vano melihat sumber suara didepanya, dan menghembuskan nafasnya dalam-dalam.
"Ayolah Van, kenapa sih setiap diajak makan bareng pasti gak mau." gerutu Nessa dengan cemberut.
Vanno memijat-mijat pelipisnya, bingung bagaimana menghadapi cewek satu ini.
"Mau makan dimana?" jawab Vano cuek
"Direstoran Deket sini aja."
Kedua orang ini berjalan keluar ruangan menuju lantai bawah, dibawah supir kantor sudah menyiapkan mobil Vano dilobby.
Vano mengendari mobilnya menuju resto yang dimaksud Nessa, dari parkiran menuju ruang VVIP yang dipesan asisten Han tangan Nessa terus menggandeng Vano. Sesekali Vano menepiskan tangan Nessa dari tangannya, Vano merasa risih dengan perlakuan Nessa padanya.
****
Khayra mendapatkan kontrakan gak jauh dari kampus dan kantor tempatnya magang, jam 2 sore ayra sudah dibutik tempatnya bekerja.
Tante Desi pemilik butik tempatnya bekerja merasa Aneh dengan kondisi ayra saat ini, "Ra kamu gak papa?"
"saya baik-baik saja Tante."
Ya mata ayra kelihatan sembab karena berjam-jam menangis, meskipun ayra bilang baik-baik tapi Tante Desi merasa anak ini tidak sedang baik.
"Cerita sama Tante Ra," Biasanya selain Rima Tante Desi tempat ayra curhat karena Tante Desi seperti seorang kakak bagi ayra.
Ayra langsung berhambur ke pelukan Tante Desi, dengan terisak semua diceritakan kepada Tante Desi tanpa ada yang terlewat. Tante Desi memeluk ayra dengan perasaan sayang, mereka menangis bersama.
****
Rima terus menghubungi ayra dari siang tapi nihil, nomor yang anda hubungi berada diluar jangkauan seperti itu terus.
Tanpa sadar kak Han terus mengawasi nya yang mondar-mandir diruang tamu, "Kenapa sih Rim kok bingung gitu kayaknya.."
"Gimana gak bingung kak, ayra seharian gak ada kabarnya.."
"Mungkin ayra lagi sibuk, nanti kalau udah gak sibuk pasti telfon balik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments