Chapter 4. Sudah Lama Mati

Aza sudah stabil, dari kejadian itu ia menyadari satu hal. Trauma nya akan muncul jika ada yang memicunya. Ia berharap bisa lebih tegar melihat hal-hal kasar, ia tidak mau terlihat lemah. Karena yang mengerti dia, yang bisa menolong dirinya hanya dirinya saja. Tidak ada siapapun.

"Oh ya, apa nona lapar?" Tanya Nina, asisten yang dikirim keluarga nya untuk merawatnya.

"Tidak." Aza masih asik memainkan game online di ponselnya.

"Kalau nona lapar, bilang ke Nina ya non. Nanti Nina ambilkan." Ucap Nina lembut, khas perempuan.

"Hmm" Aza menghiraukan nya.

"Iya Aza, bagaimana?" Sambungan telepon dengan Jacob terhubung.

"Kapan Aza bisa pulang Om?" Tanya Aza tanpa basa-basi.

"Ha ha... Putri cantik ini sudah bosan rupanya. Baiklah... Baiklah... Sore ini kau sudah bisa pulang." Aza mendesah lega, akhirnya ia bisa bebas.

***

Aza sudah siap untuk pulang, Jacob juga sudah datang. Tapi Jacob menatap Aza lembut, seolah ada yang ingin di sampaikan oleh pria dewasa tersebut.

"Aza," Aza menatap Jacob.

"Sudah 5 tahun, tapi kau masih sering mengalami hal seperti ini. Sepertinya sekarang sudah saatnya kau mencoba melepaskan rasa sakitmu." Aza menautkan alisnya bingung.

"Buka pintu untuk keluarga mu disini..." Ucap Jacob sambil menunjuk dada nya.

"Bulan depan om dan tante Amanda akan pergi ke Jepang untuk penelitian. Kami khawatir, siapa yang akan menjaga mu nanti. Kalau ada kejadian seperti ini lagi bagaimana?"

"Aza bisa sendi..."

"Yakin masih bilang gitu? Kemarin untung ada orang baik yang nolongin kamu sampai dia sendiri luka-luka. Besok-besok kalau terjadi lagi gimana?" Tanya Jacob.

"Kejadian seperti ini baru pertamakali om, selama 5 tahun saya tinggal sendiri tidak terjadi apapun. Kemarin hanya sedang sial saja. Om dan kak Amanda bisa pergi ke Jepang dengan tenang." Jacob terdiam, Aza sangat keras kepala.

"Tante Amanda," koreksi Jacob. Oh tentu saja, Amanda berakhir dengan menikahi Jacob yang umurnya terpaut 12 tahun.

"Hmm." Balas Aza, kemudian memakai Hoodie nya.

"Sudah boleh pulang kan?" Aza hanya bertanya tidak menunggu jawaban. Karena langsung keluar ruangan untuk pulang.

***

Langkah Aza terhenti saat berhadapan dengan Kirana, saudara tirinya. Jujur saja dulu ia sangat iri sampai sakit hati pada gadis dihadapan ini. Kirana hanya anak tiri, tapi diperlakukan bak putri kerajaan oleh keluarga Kusuma.

"Kamu sudah mau pulang?" Tanya Kirana lembut, Aza menatap nya datar. Berpikir apa yang sedang direncanakan ratu drama didepannya itu. Aza memilih mengabaikan nya dan melalui Kirana begitu saja. Namun....

Bruk...

"Uhh... Shh..." Tidak ada angin dan hujan tiba-tiba gadis itu jatuh.

"Kirana!!!" Suara melengking khas perempuan menggema di koridor klinik itu. Oh ya, klinik ini milik Amanda dan Jacob.

"Bangun nak, bagaimana bisa kamu terjatuh?" Tanya Vennie setelah membantu Kirana berdiri, entah karena bodoh atau apa anehnya Aza masih terdiam disana dan memperhatikan.

"...." Kirana diam, tapi matanya menatap Aza takut-takut.

"Kenapa kamu melakukan ini?" Tanya Vennie sarkastik, Aza bersedekap dada. Jengah dengan drama yang masih saja mereka perankan.

"Ada apa ini?" Kali ini Anton datang.

"Entah kenapa Aza mendorong Kirana hingga terjatuh." Adu Vennie pada Anton. Anton terlihat bingung , harus bersikap bagaimana. Ia tidak mungkin langsung membela Kirana begitu saja, walau ia tahu adik tirinya itu sangat lembut. Tapi ia juga tidak bisa menyalahkan Aza karena ia tidak mengenal karakter Aza, bisa jadi Kirana menyinggung Aza sehingga ia berbuat seperti itu.

"Benar begitu Aza?" Tanya Anton.

"Oh... Saya?" Tanya Aza seraya menunjuk dirinya sendiri. Kemudian matanya menatap Kirana yang sedang berlinang air mata.

"Bagaimana saya mendorong anda tadi?" Tanya Aza, lalu mendorong Kirana hingga jatuh terduduk mengenai tulang ekornya. Kirana menjerit kesakitan karenanya.

"Seperti itu?" Tanya Aza tanpa rasa bersalah, Vennie berusaha menarik rambut Aza namun tangan nya langsung dicekal oleh Aza.

"Orang tua tidak usah ikut campur, ini urusan anak-anak." Aza menghempaskan tangan Vennie. Kemudian menarik Kirana agar kembali berdiri, dan mendorong nya lebih kuat sampai kepalanya terbentur lantai.

"Apa seperti itu?" Tanya Aza, sementara Anton berusaha menengahi. Namun Aza sudah sangat kalap.

Bugh!!!

"Sudah saya katakan, orang dewasa tidak usah ikut campur." Aza, Anton lupa kalau Aza mengikuti private beladiri. Wajahnya terasa kebas seketika.

"Bagaimana aku mendorong mu tadi?" Tanya Aza dingin pada Kirana.

"Kamu tahu, setelah terlalu sering disalahkan atas hal yang tidak dilakukan membuatku berpikir aku harus benar-benar melakukan kesalahan yang dituduhkan pada ku. Aku harus melakukan nya berkali-kali lipat lebih buruk dari yang kamu kira." Ucap Aza, Kirana mundur ketakutan. Namun Aza menarik tangan nya lagi, dan mendorongnya lagi berkali-kali. Orang-orang yang ingin menolong Kirana tidak bisa menghentikan Aza, karena takut serba salah. Kalau menghentikan dengan kekerasan mereka akan kena marah oleh atasan, bicara baik-baik tidak didengarkan oleh Aza.

"Cepat katakan bagaimana aku mendorong mu!!!" Sentak Aza, Kirana menangis ketakutan pun menunduk takut.

"Ma-Maaf!! Ma-afkan aku!! A-Aku terjatuh karena tersandung kaki ku sendiri. Aku tidak bermaksud melakukan itu," Aza mendecih.

"Lalu ketika kau merusak boneka mu, memecahkan piring, dan masih banyak lagi yang kau lakukan di masa lalu juga tidak bermaksud seperti itu juga maksud mu?" Tanya Aza lagi, Kirana terkesiap dan langsung mengangguk.

"I-iya aa-ku tidak bermaksud seperti itu." Jawab Kirana gugub.

"Bermaksud seperti apa?" Tanya Aza dingin.

"Aa-gar k-au di marahi dan aku semakin disa-y..." Sadar sudah terjebak, Kirana terkejut sendiri.

"A-ha ha.. ok." Aza berbalik dan melanjutkan perjalanan nya.

"Untuk semuanya itu tadi hanya prank, kalian boleh meng- upload nya bagi yang memiliki videonya." Ucap Aza sambil berlalu.

"Dasar wanita!!" Desis nya pelan sambil memasuki bus Trans yang pas sekali datang ketika dirinya sampai di halte.

***

"Mama... Sakit..." Rengek Kirana, Aza mendorong nya dengan penuh kasih sayang. Tulang ekornya cedera, beruntung tidak sampai membahayakan dirinya. Dan jangan lupakan memar-memar yang berada di kening gadis itu. Saat ini mereka berada di IGD, untuk memberikan penanganan kasus pada Kirana

"Anak itu semakin tidak tahu diri!" Desis Vienna, sambil mengelus punggung putri nya. Sedang Anton hanya berdiri tanpa suara disisi lain ranjang rumah sakit.

Hendri dan ke tiga putranya masuk ke ruang sibuk itu. Wajah Hendri terlihat keras menahan emosi. Sedang yang lainnya merasa dilema harus bersikap seperti apa. Meski mereka menyayangi Kirana, tetap saja Kirana tidak begitu berarti dibandingkan Aza. Dan untuk Aza sendiri, mereka tidak tahu, karena tidak mengenal karakter gadis itu.

"Papa..." Tangis Kirana tumpah saat melihat sang Ayah sambung.

"Papa tahu yang sudah dilakukan Aza padamu itu salah, tapi mohon maklumi. Kita semua sudah salah padanya terlebih dahulu. Papa mohon jangan rusak usaha kami untuk berhubungan baik dengan Aza." Kirana tertegun, dulu sang Ayah akan selalu membela nya jika terkait dengan Aza. Tapi hari ini, Kirana merasakan sendiri kalau Ayah nya sudah berpaling. Ia sudah tidak bisa menyinggung perasaan Aza lagi, dan ia harus berhati-hati.

"Papa tahu kamu juga sering menuduh nya melakukan hal yang tidak-tidak dimasa lalu. Papa tidak akan menyalahkan kamu, karena kami sendiri sebagai keluarga asli Aza juga tanpa iba melakukan kekerasan padanya. Saat itu kamu masih kecil, pasti kamu mengikuti hal-hal yang dilakukan oleh orang dewasa." Hendri berusaha sebijak mungkin, di usianya yang beranjak kepala enam.

"Untuk kedepannya, jangan singgung Aza lagi. Biarkan ia hidup dengan tenang diluar keluarga Kusuma." Ucap Hendri seraya mengelus kepala Kirana.

"Itu berlaku untuk kita semua." Tambahnya.

"Karena bagi Aza, keluarganya ini sudah lama mati." Tambahnya lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!