Five Years Ago
Hari itu seperti bintang jatuh hadir dalam hidupnya, hidup bersama keluarga nya serasa pilihan mati bagi Nana. Dan hari itu Amanda datang seperti bintang jatuh yang akan memberikan cahaya untuknya.
Nana menatap Amanda takut-takut, tapi ia sangat suka akan kasih sayang yang Amanda berikan padanya.
"Nama kamu siapa sayang?" Tanya Amanda, saat ini mereka tengah menuju rumah sakit. Nana hanya menggeleng.
"Tidak apa-apa sayang, jangan takut." Nana mengangguk, tapi suaranya seakan hilang. Ia ingin bicara tapi suaranya tercekat, hingga hanya air mata yang bisa Nana sampai kan.
"Pelan-pelan sayang, kakak tidak memaksa." Ujar Amanda lalu tersenyum. Ia menatap kulit putih gadis itu yang dipenuhi lebam, pasti sangat sakit. Dan gadis ini merasakannya bertahun tahun.
***
Yang Oko terdiam saat mendengar penjelasan Naina, ia tidak tahu apa yang terjadi di rumah hari ini. Seharian ia pergi ke pasar untuk belanja kebutuhan rumah.
Tekad nya sudah bulat, keberadaan Nana juga sudah aman. Sekarang saat nya membongkar semuanya. Tentang jatidiri Nana, serta semua insiden yang terjadi.
"Selamat malam tuan," sapa Yang Oko sopan.
"Ada apa paman?" Tanya Hendri langsung ke inti, karena biasanya Hendri jarang menemuinya secara langsung.
"Tuan Hendri saya ingin mengaku kesalahan saya selama ini." Yang Oko tertunduk sopan, Hendri mengernyit heran.
"Tentang Nana, kalau tuan tetap meragukan nya. Tuan bisa melakukan tes DNA, padahal dulu saya pikir anda bisa menyadari nya melalu genetik yang Nana miliki. Tapi sampai akhir anda tidak mempercayai nyonya Nadira. Saya ingin menceritakan hal yang sebenarnya Nyonya Nadira alami." Yang Oko memberikan amplop, didalamnya berisi bukti-bukti bahwa Nadira tidak pernah selingkuh dan Nana adalah putrinya.
"Selama ini saya selalu takut untuk menyerahkan ini pada tuan, saat itu saya masih memiliki ibu yang butuh banyak biaya untuk perawatan nya. Walau pada akhirnya ia juga tidak selamat. Anda boleh menghukum saya tuan, tapi sebelum itu saya ingin menyampaikan kebenaran yang terjadi." Gavin dan Devan yang baru pulang sekolah ikut bergabung saat melihat Ayahnya terdiam dengan tatapan tajam.
Hendri membuka amplop itu, dan benda pertama yang ia pegang adalah amplop yang memiliki logo rumah sakit.
"Surat pemeriksaan itu keluar 2 bulan sebelum tuan dan nyonya besar memergoki nyonya Nadira bersama pria lain. Saat itu tuan sedang dinas keluar kota. Nyonya memutuskan untuk merahasiakan nya, ia berencana memberi kejutan pada anda setelah tahu jenis kelamin bayi yang ia kandung." Yang Oko berujar sendu, Hendri menggenggam surat itu sangat erat sampai remuk. Kemudian ia merogoh amplop itu lagi dan terdapat tape recorder. Tanpa basa-basi ia memutar audio yang tersimpan di dalam nya.
"Kalian semua harus bersaksi dengan mengatakan jika Nadira memang sering membawa pria ke sini. Atau kalian akan tahu akibatnya. Dan kamu Oko, kalau kamu berani bicara tentang hal yang terjadi sebenarnya sedikitpun pada Hendri, siap-siap merayakan pemakaman ibu mu keesokan harinya." Hendri terkejut, jelas sekali itu adalah suara ibunya. Kemudian ia berlanjut mengambil lembaran-lembaran yang ada didalam amplop. Isinya adalah daftar riwayat transfer atas nama ibunya ke pembantu-pembantu yang pernah bekerja di rumah ini.
"Saya selalu berusaha menyampaikan kebenaran ini sedari dulu tuan, setiap kali saya berusaha menyampaikan nya ada saja pembantu yang hilang atau mendadak mengundurkan diri dari rumah ini. Dan semua pembantu yang pergi itu kebanyakan yang menjadi saksi 14 tahun yang lalu. Saya pernah menyelidiki nya, dari sekian banyak pembantu yang mengundurkan diri, ada 5 pembantu yang ditemukan polisi mati mengenaskan selang beberapa hari dari kepergian nya." Hendri terdiam, pikiran nya berkecamuk.
"Jujur saja kami semua merasa takut dan merasa bersalah selama bertahun-tahun saat melihat perlakuan tuan-tuan pada Nana, bahkan kalian tidak memberikan nama untuknya. Kalian memperlakukan nya lebih buruk dari binatang." Yang Oko tercekat.
Hendri memegang dadanya merasa nyeri di ulu hati nya, terbayang semua perlakuan buruk yang pernah ia berikan padi gadis kecil yang ia benci tanpa tau apa salahnya.
"Ayah udah pulang?" Nana memeluk kaki Hendri.
"Saya bukan ayah kamu!" Hendri menarik rambut Nana hingga tubuh gadis itu sedikit terangkat lalu menghempaskan tubuhnya ke lantai marmer rumahnya.
"Ampun tuan, maaf kan saya.." rintih Nana saat Hendri menyeret nya ke gudang.
Dan banyak lagi, ia sudah berusaha mengabaikan gadis itu. Namun tetap saja, ketika melihat wajahnya yang begitu mirip dengan Nadira membuatnya ingin menyiksa gadis itu. Karena wajah nya selalu mengingatkan Hendri atas penghianatan Nadira.
"Kau jangan omong kosong!! Cepat pergi dari rumah ini! Mulai hari ini, kau di pecat!!" Teriak Vino sembari mendorong tubuh renta itu, Yang Oko hanya tersenyum.
"Sedari dulu saya ingin melakukan nya, sekarang Nana sudah tidak disini lagi... Maka tidak ada lagi hal yang menahan saya untuk menetap disini. Oh ya Tuan Hendri, kalau anda memang benar-benar mencintai nyonya Nadira, seharusnya anda membuktikan dengan benar-benar fakta yang merusak citra istri anda." Ucap Yang Oko sebelum pergi.
Seandainya ia mampu, ia ingin membawa Nana kabur dan memberikan kehidupan yang layak untuknya. Namun sayangnya sebanyak apapun ia mengumpulkan biaya untuk hidup, ia tidak akan mampu membawa Nana keluar dari rumah ini. Siapa dia untuk melawan keluarga Kusuma?
Dia sangat bersyukur, masih ada orang kaya yang memiliki hati nurani seperti Amanda. Yang Oko yakin, keluarga Alexius bisa menyelamatkan Nana dari belenggu Kusuma.
***
Pekan yang panjang untuk dilalui keluarga Kusuma, begitupula Nana. Ia pikir setelah keluar dari rumah neraka itu ia akan merasa tenang, namun kenyataannya tidak ada satu malam pun bisa ia lalui dengan tenang.
Tidak ada lagi yang menyiksa nya, tapi pikiran nya selalu dihantui ilusi yang membuatnya selalu ketakutan. Suaranya sudah kembali, is sempat kehilangan suaranya selama 4 hari. Amanda juga mengenal kan nya pada Jacob, sedikit banyak Jacob memberikan dorongan besar untuknya seminggu ini.
"Om peri punya hadiah untuk Nana..." Ucap Jacob, Nana termenung tidak menanggapi.
"Taraaa!!!!" Jacob memberikan gulungan kertas kecil.
"Ayo buka," Nana pun membukanya.
Khanza Alazne Mabella
"Itu buat Nana, mulai hari ini om panggil Nana Aza ya? Aza suka?" Tanya Jacob, Nana hanya terdiam. Tapi air matanya turun setelah nya.
"Khanza itu arti nya cerdas, Alazne artinya kajaiban dan Mabella artinya Dicintai. Jadi Aza adalah putri cantik dan cerdas yang merupakan keajaiban bagi siapapun yang mengenal nya dan akan senantiasa dicintai orang-orang." Jacob mengusap pipi tirus Aza, dan mendekapnya.
Waktu berlalu begitu saja, hampir 2 bulan Aza dalam naungan Jacob. Jacob dan Amanda memberikan rasa aman serta kasih sayang yang selama ini ia dambakan. Aza sendiri sudah jauh lebih stabil, meski kini anak itu menjadi irit ekspresi dan cukup sulit didekati.
Setidaknya Aza kini lebih berani, ia juga sudah bisa bersikap tenang disuasana yang asing baginya. Ah ya, keluarga Kusuma... Mereka sungguh melaporkan Amanda atas kasus penculikan. Tapi semuanya berlalu dengan cukup baik.
Pada akhirnya Aza memilih untuk tinggal sendiri, karena tidak mungkin jika ia akan selalu tinggal bersama dengan Jacob atau Amanda. Aza sudah bisa berpikir jernih, ia tak mungkin membebani dua orang yang sudah membawanya keluar dari kegelapan.
Dan hubungan Aza dengan keluarga nya kacau, Aza hanya meminta kewajiban keluarga nya untuk menghidupinya. Dan ia melarang keluarga nya menemui nya apalagi bicara padanya. Ia tidak mau tersakiti lagi. Masih ia ingat bagaimana Gayatri (nenek nya) mencaci nya karena wajahnya sangat mirip dengan mendiang ibunya. Nenek nya juga sempat di penjara atas kasus pembunuhan berantai dan pencemaran nama baik yang didalanginya.
Rupanya sedari awal neneknya itu tidak merestui hubungan kedua orangtuanya. Ia juga sangat membenci Nadira (ibunya) karena dari kalangan sederhana. Dan yang membuatnya tidak habis pikir adalah Hendri yang percaya begitu saja dengan segala tipu muslihat Gayatri.
Belajar dari ayahnya dan keluarga nya, ia tidak lagi percaya cinta. Dan semua orang itu palsu, mereka semua memakai banyak topeng. Aza sendiri pun menyadari ia melakukan hal yang sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments