Pewaris Tahta Yang Di Anggap Hina
Vino Kazawa adalah seorang laki-laki yang terlahir sederhana, penyabar, Dan penyayang. Namun di balik kesabaran nya. Iya di dalam keluarga Pak Robin hanyalah laki-laki pecundang yang tidak berguna. Dan hanya jadi benalu di mata mereka. Yang memandang nya hanya dengan sebelah mata. Setiap harinya hanya mendapatkan caci maki, Juga hinaan dari keluarga besar Pak Robin tersebut. Terutama istrinya Vino, Yang dengan teganya mengkhianati Vino dari belakang. Saat itulah perceraian suda tidak bisa dielakkan lagi. Akan tetapi, tanpa mereka sadari, laki-
laki yang selama ini, Di mata mereka hanyalah laki-laki yang tidak berguna. Ternyata ia adalah laki-laki pewaris tahta, yang secara menyeluruh di sala satu Perusahaan ternama di kota Yogyakarta, dan masih banyak lagi cabang-cabang perusahaan lainnya. Baik itu di luar kota. Seperti di Bandung, Sukabumi, dan Kalimantan. Tidak ada yang tidak mungkin baginya.
________________________________________________
Hari itu adalah di mana hari yang sangat mengejutkan untuk Vino, Bagai mana tidak, Vino yang sedang membawa makanan kesukaan milik Anggeline, Tiba-tiba Vino di kejutkan oleh pemandangan yang tak seharusnya ia lihat. Ya, saat Vino hendak mengantarkan makanan tersebut, Ia melihat istrinya sedang bermesraan bersama pria lain di ruang kerja nya tersebut.
Seketika itu Vino terdiam sesaat, Setelah melihat ada seorang pria yang tengah duduk mesra bersama Anggeline, Sambil mengelus-elus paha milik istri nya tersebut.
Pria tersebut berkisar sekitar Umur 27 Tahun. Dengan bertubuh tinggi semampai, Dan berbadan kekar berkulit kecoklatan, Dan di tambah lagi dengan pakaian mewah yang ia kenakan.
Di pergelangan tangan nya melingkar sebuah jam tangan mewah. Yang di mana kemungkinan, Harga Jam tangan tersebut berkisar antara 28 JT. Bahkan lebih dari harga segitu. Pikirku dari dalam hati. Mengetahui akan hal itu, Vino benar benar sangat marah dan berkata:
"Anggeline! Bentak ku kuat, Mengakibatkan keduanya terkejut.
"Apa-apaan kamu hah!? siapa dia!? Tanyaku
dengan perasaan jengkel.
"Hei...hei...hei....!" Siapa kau!? Lancang betul kau!" Berani-Beraninya, kau masuk ke ruangan ini, tanpa meminta izin. Dan tanpa mengetuk pintu terlebih dulu" Jawab pria itu dengan marah.
"Kamu yang siapa!? Tanya Vino kembali lantang.
"Kau sendiri yang siapa!? Saya dan Anggeline calon istri saya ini, Ingin bersenang-senang.!" "Malah tiba-tiba, kau datang dengan lancang!" Jawab ia sambil memukul meja yang ada di hadapannya.
"Apa!? Calon istri?"
"Gilak-gilak.! "Jangan mimpi hello,"
"Anggeline!! Kamu, ah!" Kamu benar-benar ya!"
Jawab Vino dengan perasaan semakin marah, Dan terkejut mendengar perkataan si pria tersebut.
"Kenapa!? Kaget ya!?. Uda sayang, nggak usah di ladeni orang macem dia mah." Seru Anggeline kepada laki-laki tersebut, sambil melontarkan senyum kepada Vino.
"Ehh, tapi sukur deh, kamu ada di sini Vin.
"Jadi sayang, dia ini memang suami aku, tapi nggak lama lagi, aku dan dia segera bercerai kok yank. Jadi kamu gak perlu mencemaskan akan hal itu."
Mendengar perkataan Anggeline seperti itu, Tentu saja membuat hati Vino semakin berapi-api.
"Anggeline!" Teriak Vino kuat.
"Apa!? Kenapa dengan ku!? Mau menampar aku!? silahkan!. Asal lu tau ya Vin, lu itu laki-laki nggak berguna, miskin, dan cuma jadi benalu di keluarga, Gue aja." Cetus Anggeline sambil menghina Vino.
"Tapi aku adalah suami kamu Anggeline. Suami sah kamu.! Ingat itu.! Tega kamu mengatakan seperti itu kepada ku!"
"Apa katamu!? Apa telinga ku nggak salah dengar?".
"Haha haha haha... Coba ulangi kalimat itu sekali lagi?" Ujar Anggeline meledek
"Sekarang aku tanya sama lu, sejak kapan kita
menikah?. Sejak kapan lu jadi suami gua? Gua ni ya, wanita berkarir, mana mungkin lah punya suami, gembel seperti lu! Dasar gak tau malu!"
"Jadi, selama 2 Tahun Kita menikah, itu apa maksudnya?". Tanya Vino kembali.
"Sudahlah, lu itu cuma gua anggap babu di keluarga gua. Jadi jangan bermimpi setinggi langit!" Paham!" Uda deh mending lu pergi dari sini!". Gua uda muak liat muka lu!. Uda jelek, Item, dekil lagi." Uda pergi sana!" Cetus Anggeline mengusir Vino.
Tapi selangkah kaki pun aku tak akan pergi dari
ruangan itu, sebelum aku menghajar laki-laki
biadab itu.
"Brengsek!. Dasar kau laki-laki bajingan! nyah kau dari ruangan istriku!. Berani-beraninya kau goda istri ku!". Bantah Vino kepada pria itu, sembari mengepalkan tangan kanannya dengan kuat-kuat. Dan melangkah menuju ke arah laki-laki tersebut, yang telah berani mengganggu istri sahnya itu.
Tiba-tiba Anggeline menarik tangan Vino lalu:
"Plak!
Terdengar la suara tamparan yang begitu amat
keras, Terkena tepat di wajah Vino. Vino yang terkejut akan hal itu, Tiba-tiba terdiam sejenak. Ia tidak habis pikir, betapa sungguh tega nya istri yang selama ini ia sayangi, tega memperlakukan Vino seperti itu. Seketika itu perasaan Vino pun semakin hancur. Dan tak kuasa membendung gejolak amarahnya yang berapi- api. Vino pun melanjutkan langkahnya dan kepalan tangan yang sedari tadi ia genggam. Yang ingin sekali Ia layangkan kembali ke wajah Tuan Brayen. Dan benar
tiba-tiba:
"Buggghg!"
Suara pukulan yang keras mendarat tepat di wajah Tuan Brayen dengan telak.
Tuan Brayen seketika itu tersungkur ke lantai.
Yang berlantaikan kaca, mengakibatkan lantai tersebut retak, hingga beberapa bagian. Tuan Brayen tak menyangka akan hal itu terjadi, Ia tak menyangka, Vino berani melakukan hal itu kepadanya. Seketika itu juga, darah segar mengucur deras hingga berceceran di bawah lantai.
Sambil menahan rasa sakit, Tuan Brayen mencoba untuk bangkit, dan mencoba membalas perbuatan Vino terhadap nya, dengan memberi sebuah pukulan yang tak kalah kerasnya kepada Vino. Namun sayang, dengan sergap Vino menangkis pukulan tersebut, dan justru membalikkan pukulan tersebut kepada Tuan Brayen. Hingga mengakibatkan Tuan Brayen kembali jatuh tersungkur ke lantai. Namun Brayen tidak mau kalah.
Tuan brayen kembali bangkit, Dan mencoba membalas nya lagi. Dengan cara melemparkan
salah satu meja kaca yang ada di hadapannya.
Namun, dan lagi Vino dengan sergap dapat menghindari lemparan tersebut. Hingga meja yang ia lempar tadi, mengenai dinding. Yang mengakibatkan meja tersebut pecah berhamburan kemana mana.
Mendengar suara keributan tersebut, beberapa
karyawan mendatangi tempat suara keributan itu berasal. Dan sesaat sampai nya mereka di
sana, mereka pun terkejut. Bahwa yang sedang
berkelahi adalah manejer mereka sendiri.
Melihat akan hal itu, Anggeline yang sedari tadi mulai mencemaskan keadaan Tuan Brayen, yang sudah terlihat dengan jelas, bahwa Tuan Brayen kalah telak di bikin Vino. Anggeline pun berteriak dengan keras, dan mencoba melerai perkelahian mereka.
"Vino suda! suda cukup! Apa kalian tidak malu?. Di jadikan bahan tontonan pada semua orang!? Lihat, apa yang sedang kalian perbuat? Tingkah laku kalian seperti anak TK saja!"
Sambil menarik tangan Vino, Anggeline pun membopong Tuan Brayen, dan di dudukkan di atas kursi sofa tersebut. Melihat akan perhatian Anggeline terhadap laki laki biadab tersebut, Vino pun semakin jengkel lalu berkata:
"Dasar bajingan..! Laki-laki brengsek seperti
mu, tak pantas di beri kesempatan untuk hidup!"
"Dan kamu Anggeline!. Apa kah kamu tak bisa, menghargai sedikit perasaaan ku!?.Aku ini masi suami sah kamu!. Aku yang seharusnya kamu
perlakuan seperti itu. Bukan laki-laki brengsek itu!"
"Diam kau Vino!. Camkan ni baik-baik.! Jika kau masi berada di hadapan ku?, aku tak segan-segan untuk menelfon Polisi, agar segera menangkap mu!" Cetus Anggeline mengancam.
"Silahkan aku tidak takut.! Justru aku sebaliknya, yang akan menjebloskan kalian berdua ke dalam bui. Sebab kalian telah berbuat zinah."
Dengan semakin panas nya suasana saat itu,
Anggeline yang melihat Vino sedari tadi pun, tiba-tiba mengambil sebotol minuman, berupa Anggur merah beserta Bir. Ia pun melangkah menuju hadapan Vino dan tiba tiba:
"Byuurrr!"
Dan dua botol yang berisikan minuman beralkohol itu pun, di siramkan ke kepala Vino. sehingga kepala, wajah, serta baju Vino jadi basah kuyup.
Begitu mendapatkan siraman dari Anggeline, Vino yang tadi sempat tertunduk akibat terkena siraman itu, tiba-tiba mengepalkan tangannya kembali, dan berlari menuju ke arah tuan Brayen yang sedang duduk tidak berdaya. Dan lagi lagi:
"Buggghg"
"Suara Bogeman mentahpun terdengar. Pukulan Vino tepat mendarat di perut tuan Brayen, beberapa pukulan yang menghantam beberapa
bagian tubuh Tuan Brayen, mengakibatkan tuan
brayen mengeluarkan darah yang begitu banyak
sehingga berceceran ke bawah lantai.
"Uhhhkh!"
Suara muntahan dari mulut Tuan Brayen terdengar sangat menjijikkan. Ketika Anggeline melihat hal itu, Anggeline pun berteriak dengan keras.
"Vino sudah cukup!"
"Aku bilang sudah, aku benci padamu!"
sambil menarik, dan mendorong ku, sehingga aku terbalik ke belakang. Dan ketika aku bangkit, aku mulai menyadari akan semuanya. Bahwasanya apa yang sudah aku perjuangkan selama ini, hanyalah sia-sia.
Dan ketika itu, aku pun bangkit dan berkata:
"Baik aku akan pergi!
dan mulai sekarang, aku nggak akan lagi mengganggu kesenangan mu!
"Tunggu! Tak tahu kah kau? Apa yang kau lakukan sekarang ini, akan kau tuai di hari esok.! Kau tidak tahu, kau sedang berhadapan dengan siapa.!"
"Orang yang kau aniaya sekarang ini, adalah orang yang berkuasa di perusahaan Ziqrawa ini. Dengan ucapannya saja kau bisa mati! Camkan itu!. Sekarang aku pinta berlutut kau sekarang juga!. Lalu meminta maaf kau kepada Tuan Brayen!" Pinta Anggeline dengan lantang.
"Apa, berlutut kata mu!?"
"Cuuih!"
"Bajingan seperti ini, tidak pantas untuk di beri hormat
Dan...
"Buggghg!"
"Argh!"
Dan sekali lagi Vino menganiaya Tuan Brayen,
dengan menendang tubuhnya, hingga terpental
menabrak meja yang ada di belakang. Hingga
meja itu pecah dengan serpihan kaca yang bertebaran di mana-mana.
"Beraninya kau.! Tak tahu kah kau siapa aku!?.
"Aku orang yang berkuasa di perusahaan Ziqrawa Group ini!. Kau akan mati!."
Teriaknya sambil berusaha bangkit dari lantai.
"Tuan Brayen. Maafkan suamiku yang bodoh
ini. Aku janji, aku akan segera menceraikannya
demi kamu." Bujuk Anggeline kepada Tuan Brayen.
Sementara itu, Vino semakin panas hatinya,
melihat bagaimana perhatian istrinya tercurah kepada laki-laki lain. Suatu hal yang tidak pernah di dapat kannya selama 2 Tahun mereka menikah.
"Anggeline! Beraninya kau! Aku ini suami mu!"
"Hargai aku walau sedikit!" Teriak Vino marah.
"Sudahlah Vin, aku bilang pergi, ya pergi dari sini..!" "Aku sudah muak melihat muka mu, yang seperti Anjing itu." Ujar Anggeline semakin emosi sembari menunjuk-nunjuk jarinya ke arah Vino"
Dia kesal karena Vino telah berani memprovokasi Tuan Brayen, dengan memukulnya. Seperti nya suda hilang kesempatan untuk mendapatkan perhatian dari Tuan Brayen, akibat perlakuan Vino kepada nya.
"Cuihh!" Anggeline meludah ke arah Vino dan
tepat mengenai wajah Nya.
Untuk sedetik Vino terdiam, dan tidak percaya. Istri yang selama ini benar-benar di cintainya, dan selalu di jaganya, justru malah tega melakukan perbuatan hina itu pada nya.
"Baiklah kalau itu mau kamu. Setelah ini kamu
akan menyesal karena telah melakukan penghinaan padaku." Jawab ku dengan tenang.
"Apa, apa katamu?" Menyesal?"
"Haha...Haha..haha..."
"Gembel seperti mu berani mengatakan menyesal, pada seorang Putri dari keluarga Pak Robin?"
"Jangan mimpi kau?" Ujar Anggeline sambil tertawa geli. Kemudian mendekati Tuan Brayen, lalu memeluknya dan kemudian membersihkan baju mahalnya tersebut dari debu.
Melihat Visual itu, Vino sejujurnya tidak tahan
juga. Ingin rasanya meninju wajah Tuan Brayen
sekali lagi, berikut Anggeline istrinya itu.
Tapi Vino lebih memilih untuk meninggalkan
ruangan itu, dengan hati yang benar-benar sakit. kantong makanan yang sedari tadi di bawa, di lemparkan ke dalam keranjang sampah yang berada di dekat nya.
"Dengan melamun, Vino melangkah meninggalkan halaman kantor tempat istri nya berkerja, tak tahu arah mana yang akan ia tuju. Pikiran dan perhatiannya tidak fokus, hingga tidak secara sengaja, dia menabrak seorang wanita yang bertubuh ramping, yang pada saat itu juga sedang lewat tepat di depan nya.dan tiba tiba:
"Bruk.."
"Ahhh!"
Teriak sebuah suara perempuan muda, ketika tubuhnya di tabrak oleh Vino, hingga beberapa
Files yang di bawa oleh perempuan tersebut, jatuh ke aspal. Hingga bertaburan di mana- mana.
"Hei...! Hati-hati, kenapa kamu berjalan sambil melamun?" Tegur suara lembut menyapa Vino setelah dia bisa menguasai dirinya.
Vino segera tersadar dari lamunannya, dan
melihat sebuah wajah yang sangat di kenalnya, waktu masa kuliah dulu
"Bunga.." Sapa ku terkejut.
"Eh kamu Vin?..." Tanya perempuan itu.
"Apa kabar? Kenapa kamu jalan sambil melamun begitu.?" Tanya perempuan itu.
"Iyaa ni kagak tau kenapa" Jawabku sambil
berbohong.
"Aku minta maaf ya Bunga, uda nabrak kamu. Aku benar-benar nggak sengaja." Jawabku kembali tanpa menjawab pertanyaan dari Bunga.
"Ah sudahlah, aku juga tidak sedang fokus tadi."
"Oh ya, Btw kamu sedang apa di perusahaan ini?"
"Apa kah kmu juga berkerja di perusahaan ini?".
Tanya perempuan itu lagi penasaran.
"Tidak ada Bunga. Aku hanya mengantarkan makan siang untuk istriku." Jawab nya malas, dengan putus asa.
"Kamu sudah menikah?" Tanya Bunga penasaran.
"Ya, sudah dua tahun lalu, aku menyandang status sebagai seorang suami pada seseorang perempuan dari keluarga Pak Robin."
"Kenapa kamu tidak mengundang ku?. Atau setidaknya teman-teman mu yang lain?" Tanya Bunga tidak memahami situasi.
"Ah, sudahlah. Lebih baik jangan di bahas lagi masalah itu." Sergah Vino tidak semangat.
Sebagai perempuan yang cerdas. Bunga memahami, ada sesuatu kejanggalan dari cerita Vino. Tapi, dia lebih memilih mengganti topik yang lain, untuk mengusir kecanggungan obrolan mereka.
"Oh ya Vin, setelah lulus kuliah, apa saja yang
kamu kerjakan di rumah.?"
Setelah lulus kuliah, kawan-kawan seperti nya kehilangan kontak dengan mu." Sebenarnya apa yang sedang terjadi padamu?" Tanya Bunga mencoba merubah suasana canggung menjadi lebih rileks.
"Cerita nya panjang Bunga." Jawab Vino singkat.
"Ceritakan lah," Kebetulan aku sedang tidak
ada kegiatan saat ini. Kebetulan, aku baru saja
di pecat oleh manejer nona Anggeline." Saut Bunga dengan tidak semangat.
"Di pecat?, kok bisa?. Emangnya kesalahan apa yang kamu lakukan?. Sampai-sampai kamu di pecat?" Tanyaku penasaran.
"Iyaa Vin, Aku di pecat, karena aku mengetahui
perbuatan manejer aku yang telah melakukan
tindak penyelewengan terhadap dana perusahaan
Ziqrawa Group".
"Apa kah kamu di pecat karena berani membongkar perbuatan manejer kamu itu Bunga.?
"Tidak Vin, tapi mereka takut, aku akan menjebloskan mereka ke penjara suatu waktu nanti. Maka dari itulah aku di pecat, karena tidak sengaja aku membuka beberapa dokumen, yang isinya itu, adalah berupa data-data biaya pemasukan, dan pengeluaran yang tidak sesuai dengan barang masuk maupun barang yang keluar." Jawab Bunga dengan detail.
"Oh begitu. Kamu yang sabar ya Bunga?"
"Iya Vin, oh ya, ngomong-ngomong istri kamu kerja disini juga?". Tanya kembali Bunga.
"iya Bunga, dan manejer yang kamu sebut tadi
adalah istri ku." Jawab Vino malas.
"Ah yang serius kamu Vin.? Nona Anggeline itu
istri kamu.?" Tanya Bunga terkejut.
"iya Bunga. Dia adalah istri sah ku. Tapi itu tidak akan lama lagi. Setelah perbuatan apa yang aku lihat dan aku terima tadi di dalam ruangan itu. Aku akan membuat surat gugatan cerai padanya.!"
"Loh, Kenapa kamu ingin menceraikan Nona
Anggeline? Bukannya ia adalah wanita yang amat cantik, dan berkarir?". Tanya Bunga yang masih belum memahami keadaan Vino.
"Lagi-lagi cerita nya panjang Bunga. Aku gak bisa menceritakan hal ini di tempat seperti ini. Ujar ku dengan sedikit emosi.
"Em kalau begitu, Gimana kita cari tempat yang
lebih tenang? Yang lebih nyaman, untuk kita saling mengobrol? Tanya Bunga dengan lembut.
"Emang kamu mau mengajak aku ke mana?" Tanya Vino penasaran.
"Gimana kalau kita ke Cafe Pinus saja? Di sana
adalah tempat yang sangat cocok untuk kita berdua mengobrol, Gimana?. Kamu mau kan?". Tanya Bunga kembali.
"Kamu yakin Bunga? Mau mengajak aku ke tempat itu?"
"Lah, emangnya kenapa?, kamu nggak mau ya?"
"Bukan begitu Bunga."
"Udah deh Vin, aku ngerti, kamu tenang aja, kali ini aku yang traktir kamu. Jadi kamu nggak usah mikir yang bukan-bukan ya."
"Jadi nggak enak Bunga sama kamu nya. Masak cewek yang mentraktir cowok?. Bukan cowok nya yang mentraktir cewek nya.?"
"Udah Vin nggak apa-apa kok, kan sekali-kali juga kita begini. Ayolah Vin." Paksa Bunga mengajak Vino
"Yauda deh Bunga, Kalau kamu maksa."
Saat itu juga, mereka beranjak meninggalkan halaman perusahaan Ziqrawa Group tersebut. Kemudian kami berniat untuk menuju tempat yang dimaksud oleh Bunga tadi.
________________________________________________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
azizan zizan
mau komentar ngak ya... sebab di awal2 cerita udah nampak kegoblokkanya.. nieu lagi🤦🤦
2024-03-17
0
Jayadi Putra
hahahaha niru pewaris tunggal pantesan gak lanjut ceritanya 2kwkwkwkwk
2023-04-19
0
Aneuk Perley Perhatian
diawal aja MC dah naif... malas aku lanjut... novel sampah... susah sekali dapat cerita yang bagus... mc tak ada harga diri.. istri yang begitu masih dirayu.. bye bye novel sampah
2023-04-06
0