"Capek? " tanya Hanu pada Zana yang terlihat asyik memberikan rumput pada sapi yang ada di dalam kandang.
Zana menggelengkan kepalanya, "Aku tidak capek, tapi ini sangat mengasyikkan.Kamu jadi peternak sapi itu sejak kapan? " tanya Zana menoleh ke arah Hanu.
Hanu mengambil rumput dalam karung dan memberikan pada sapi yang langsung memakannya. "Saya jadi peternak sapi, semenjak lulus kuliah, " jawab Hanu. Zana mengkerutkan keningnya.
"Memangnya kamu kuliah ambil jurusan apa?Sampai jadi peternak sapi? "tanya Zana yang mulai penasaran.
Hanu tersenyum, "Jurusan Manajemen bisnis. "jawab Hanu.
"Hah? " Zana terkejut dengan wajah cengonya.
"Setahu aku orang yang lulusan Manajemen bisnis bisa bekerja sebagai manajer bisnis di perusahaan yang besar maupun perusahaan kecil. " ujar Zana yang masih menampilkan wajah terkejutnya.
"Yang kamu katakan itu memang benar. Tapi saya lebih suka berternak sapi. Dulu pernah bekerja jadi manajer tapi saya memutuskan untuk berhenti karna saya merasa itu bukan bidang saya. Beternak sapi memberikan kesenangan pada diri saya sendiri. " ujar Hanu menatap lekat Zana yang juga membalas tatapan Hanu.
"O-oh, gitu ya." Zana memalingkan wajahnya, memutuskan kontak mata dengan Hanu.
"Mas Hanu, Zana! " panggil Aniya yang berjalan mendekati dua orang tersebut dengan menenteng sebuah rantang makanan.
"Kamu ngapain ke sini, sayang? " tanya Hanu seraya mencium kening Aniya.
Aniya tersenyum, sedangkan Zana memilih melihat ke arah lain.
"Aku ke sini karna mau nganterin makanan untuk kalian berdua. Soalnya Mas sama Zana tidak pulang-pulang ke rumah, jadi aku menyusul ke sini sekalian bawa makan siang untuk kalian berdua, " ujar Aniya yang terus mengukir senyuman di wajahnya.
Hanu mengusap-ngusap kepala Aniya yang tertutup hijab.
"Ayo kita makan, aku sudah tidak sabar makan buatan istri ku, " ujar Hanu dengan nada suara yang menggoda dan Aniya tersenyum malu-malu.
Hanu menatap ke arah Zana yang melangkahkan kakinya hendak pergi dari situ.
"Kamu mau kemana? " tanya Hanu dan Zana mendelikkan matanya.
"Aku mau ke kandang sapi di ujung sana, " tunjuk Zana pada kandang sapi yang paling ujung.
"Kita makan dulu baru mengurus sapi lagi, " ujar Hanu menarik pergelangan tangan Zana dan satu tangannya lagi mengenggam tangan Aniya agar adil dan tidak ada yang saling cemburu.
Aniya menatap tangan Hanu yang menggenggam tangan Zana dengan erat, walau Hanu juga mengenggam tangannya tapi masih ada rasa cemburu yang mendera di hatinya.
••••
Aniya membuka rantang makanan yang sudah ia siapkan untuk Hanu dan Zana jadi mereka tinggal makan. Karna setiap wadah rantang sudah ia letakkan nasi dan lauk.
"Enak sekali masakan kamu, sayang. " puji Hanu saat memakan masakan istrinya, Aniya tersenyum.
Zana menatap makanan itu tanpa ingin menyentuh sedikit pun. Ia merasa tidak berselera makan. Apalagi melihat Aniya, membuat ia sadar dengan posisinya yang merupakan istri kedua. Hanu melirik Zana yang tidak makan.
"Zana, itu makanannya kenapa tidak di makan? " tanya Hanu, membuat Aniya menatap ke arah Zana yang memasang wajah datar.
"Aku tidak berselera makan," ketus Zana yang langsung beranjak pergi dari pendopo, meninggalkan Hanu dan Aniya.
"Zana! " Panggil Hanu yang tidak di gubris oleh Zana yang terus melangkahkan kakinya pergi.
"Mas Hanu cepat kejar Zana, " suruh Aniya yang di angguki oleh Hanu. Pria itu meletakkan makanannya dan dengan segera menyusul Zana yang entah pergi ke mana.
••••
"Zana kamu mau kemana? " Hanu yang dengan cepat menarik pergelangan tangan Zana hingga gadis itu menubruk dada kokoh suaminya.
Zana terdiam menatap pahatan wajah tampan Hanu yang juga menatap dirinya. Ia terpesona dengan ketampanan Hanu yang tidak bisa ia dustakan.
"Kamu kenapa, hmm? " tanya Hanu lembut, membuat Zana langsung menjauh beberapa langkah dari Hanu.
"Kamu cemburu? " tanya Hanu. Membuat Zana mendengus mendengarnya.
"Siapa juga yang cemburu, aku pergi cuma mau mencari angin segar dari pada jadi nyamuk, " sindir Zana, membuat Hanu terkekeh.
"Tuh, kamu nyindir.Itu pasti kamu cemburu .Kalau kamu mau mesraan sama saya ngomong jangan di pendam, sayang. Saya bukan hanya milik Aniya tapi juga milik kamu, " ujar Hanu, membuat Zana ingin muntah rasanya mendengar perkataan yang menurutnya sangat lebay.
"Idih, siapa juga yang cemburu,kita berdua baru kenal dua hari dan tidak mungkin aku langsung jatuh cinta sama kamu, " ucap Zana ketus.
"Seiring berjalannya waktu kamu akan mencintai saya dan sebaliknya, saya juga akan mencintai kamu. Kita cuma cukup saling mengenal satu sama lain, " ujar Hanu.
Zana hanya diam, tanpa ada niat untuk menanggapi perkataan Hanu.
••••
Sekarang Hanu dan Zana berada di dalam satu ruangan yang merupakan kamar mereka berdua. Keduanya duduk di sisi ranjang saling membelakangi.Ruangan ini tiba-tiba sangat senyap, hanya terdengar suara jarum jam.
Ekm....
Dehem Hanu, ia sudah tidak tahan lagi dengan keheningan ini.
"Zana, kamu belum mau tidur? " tanya Hanu gugup. Entah mengapa ia jadi gugup seperti ini saat berduaan dengan Zana.
"Aku tidak mau tidur satu kasur dengan kamu. Aku takut kamu minta itu... " Zana sengaja tidak melanjutkan ucapannya tapi Hanu langsung paham.
"Kamu tenang. Saya tidak akan meminta hak saya. Umur kamu masih sangat muda bagi saya. Kalau umur kamu sudah 20 tahun, baru saya minta haknya, " ujar Hanu tapi itu malah membuat Zana semakin takut.
"Tapi sampai kapan pun aku tidak akan memberikan hak kamu. Aku menikah dengan mu karna keterpaksaan," setelah mengucapkan itu Zana langsung membaringkan tubuhnya menyamping, membelakangi Hanu dengan seluruh tubuh yang di tutupi selimut.
Hanu menghela napas kasar. Ia ikut membaringkan tubuhnya di kasur dengan posisi menghadap Zana. Sedangkan gadis itu belum tertidur ,namun air mata terus mengalir membasahi pipinya.
Di umur yang sangat muda, ia harus terikat pernikahan dengan seorang pria yang jauh lebih tua darinya. Bahkan ia harus menjadi istri kedua, posisi yang sangat tidak diinginkan oleh wanita mana pun.
••••
Aniya menatap kasur di sebelahnya yang kosong.Tangannya mengusap-ngusap kasur di sebelahnya dengan air mata yang perlahan menetes .Ia harus terbiasa dengan ini semua,toh yang menginginkan Hanu menikah lagi adalah dirinya. Lagi pula besok Hanu akan tidur di kamarnya, karna malam ini adalah jatah Zana untuk tidur bersama Hanu.
Jangan lupa di like ya, supaya makin rajin lagi updatenya 😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Enung Samsiah
di dunia ini tdk prnh ada yg adil poligami,,,,
2023-03-03
1
Putra Alief Akbar
hadeehh bikin nyeri hati baca nya
2022-09-30
0
Bundanya Naz
😂
2022-05-08
1