Bab 4

...🍁🍁🍁...

Di sepanjang jalan bersama Ratih, Darius merasa sangat bahagia bisa menikmati momen berdua dengam Ratih. Walau itu hanya di jalan saja.

Sesekali Darius mencuri pandang ke arah Ratih yang sambil mengobrol dengannya.

"Ratih, sudah 25 tahun sejak suamimu meninggal, kamu masih tetap menjanda sampai sekarang." Ucap Darius.

"Memangnya kenapa?" Tanya Ratih.

"Aku masih mencintaimu Ratih. Apa kamu tidak ingin menikah lagi?" Tanya Darius.

Ratih menggeleng, "Aku belum terpikir akan hal itu"

Darius hanya tertegun mendengarnya.

Dia hanya bertanya-tanya dalam hatinya. Tentang bagaimana cara mendapatkan hati Ratih.

"Apa yang harus aku lakukan untuk mendapatkan hatimu Ratih." Batin Darius.

Tiba-tiba Ratih bertanya pada Darius, "Kenapa kamu hanya tertuju padaku? Apa selama ini tidak ada wanita lain yang kamu sukai selain aku?"

Darius menggeleng. "Tidak ada." Jawabnya.

"Entah kenapa juga hatiku selama ini hanya tertuju padami saja." Sahutnya lagi.

"Sebenarnya aku juga menyimpan perasaan terhadapmu Darius. Tapi entah kenapa aku belum siap." Batin Ratih.

Sore itu jalan yang mereka lalui memang tampak sudah agak sepi.

Lalu tak lama setelah itu mereka berdua pun tiba di depan rumah Ratih.

"Akhirnya sampai juga." Ucap Darius.

"Kamu tidak mau mampir dulu? Itung-itung istirahat dulu." Ucap Ratih basa-basi.

"Emm.. Bolehlah." Jawab Darius.

"Ya sudah, ayo ke rumah." Ucap Ratih.

Lalu mereka berdua segera menuju rumah.

Baru pertama kali ini untuk Darius bertamu di rumah Ratih. Itupun karna dia yang berniat mengantarkam Ratih pulang.

Sebelumnya Darius tidak pernah ngapel di rumah Ratih, dia hanya sekedar bertemu dan mengobrol jika sedang berada di istana tuan Belanda itu.

"Ayo masuk." Ucap Ratih.

"Tidak usah, aku di balai saja. Tidak enak kalau aku masuk. Takut di kira yang bukan-bukan oleh tetangga." Jawab Darius.

Ratih tersenyum, "Ah lagipula tetangga juga jauh. Tidak akan ada yang menilai macam-macam."

"Tapi, ya sudah kalau itu maumu. Aku masuk dulu ya." Sahut Ratih.

Darius mengangguk sambil tersenyum.

Lalu tiba-tiba Ratih berbalik badan dan kembali pada Darius.

"Oh ya, Darius. Kamu mau minum apa?" Tanya Ratih yang menawarkan minuman.

"Emm.. Aku mau teh panas saja." Jawab Darius.

"Baiklah. Tunggu sebentar ya, aku mau ganti baju dulu." Ucap Ratih.

Kemudian Ratih kembali masuk ke dalam rumahnya lalu menuju kamar untuk berganti pakaian.

Sedangkan Darius berada di balai depan rumah sambil duduk santai disana.

Ratih yang sedang berada di kamar, lalu melepas pakaiannya, ia juga melepas sanggulnya.

Lalu mengambil baju dari lemarinya untuk dia kenakan.

Selesai mengganti pakaiannya, Ratih bergegas menuju dapurnya untuk membuatkan minuman untuk Darius.

Namun dia baru sadar kalau sedari tadi saat dia baru tiba di rumah, dia tidak melihat Lenna.

"Lenna. Lenna.." ucap Ratih memanggil putrinya itu.

Namun tak ada jawaban dari Lenna.

"Ada dimana ya putriku. Apa dia lagi mandi ya?" Gumamnya.

Ratih kemudian berjalan melewati dapur untuk mengecek Lenna, tapi di dapur dia tidak melihat Lenna.

Lalu ia beranjak ke sumur, tapi disana ia juga tidak menemukan Lenna.

Dia berjalan kesana kemari tapi tak menemukan Lenna.

"Hmm. Mungkin dia sedang berada di pekarangan." Gumamnya.

Kemudian ia berjalan menuju sumur untuk mengambil air. Lalu ia pergi ke dapur.

Ia menyalakan api tungku untuk merebus air untuk dibuatkan minuman.

Setelah air mendidih dan matang, lalu ia membuatkan segelas teh panas untuk di suguhkan pada Darius.

Lalu ia membawanya menuju tempat Darius menggunakan nampan.

Terlihat Darius yang kini duduk sambil meluruskan kakinya di salah satu kursi. Ia juga terlihat memejamkan matanya.

"Darius, ini tehnya. Silahkan di minum." Ucap Ratih.

Darius yang mendengar itu terkaget dan beranjak duduk kembali.

"Eh, Ratih. Maaf aku hampir ketiduran." Ucap Darius.

Ratih tersenyum, "Tidak apa-apa. Apa kamu lelah?"

Darius menggeleng, "Lumayan. Tapi seketika lelahku hilang saat lihat kamu. Hehehe" goda Darius.

"Hm." Ratih mendengus.

"Ini tehnya diminum dulu, mumpung masih panas." Lanjut Ratih.

"Iya-iya. Terimakasih." Jawab Darius.

Slluuuurrrrpppp. Aahhhhh.

Darius terlihat begitu menikmati sruputan teh yang dibuatkan oleh Ratih.

Ratih hanya sambil tersenyum melihatnya.

"Oh ya, ngomong-ngomong putrimu ada dimana?" Tanya Darius.

"Aku juga tidak tau, daritadi aku mencarinya di belakang, tapi tidak ada. Mungkin dia lagi di pekarangan." Jawab Ratih.

"Sekarang Lenna sudah umur berapa? Sudah lama aku tidak melihat putrimu itu." Tutur Darius.

"Sekarang dia sudah berumur 26 tahun." Jawab Ratih.

"Wah, cepat sekali ya. Tidak terasa waktu secepat itu. Terakhir aku bertemu Lenna saat dia masih umur 6 tahunan." Sahut Darius.

Saat di tengah asyiknya perbincangan mereka berdua, lalu terlihatlah Lenna sedang berjalan menuju rumah.

Ibunya heran kenapa Lenna berpenampilan rapi begitu.

"Loh, itu dia Lenna. Habis darimana ya dia?. Tumben berpakaian rapi begitu." Ucap Ratih.

Lalu tak lama Lenna tiba di rumah dan menghampiri mereka berdua.

Saat Lenna baru tiba, dia melihat ke arah sosok laki-laki yang duduk di depan ibunya.

Dia merasa tidak asing dengan pria itu.

Lalu Lenna mendekat ke arah ibunya dan memberi salam.

"Ibu." Ucap Lenna sambil tersenyum pada ibunya.

"Eh, Lenna. Darimana kamu nak?" Tanya Ratih tersenyum sambil mengulurkan tangannya pada Lenna.

Lalu Lenna meraih tangan ibunya untuk bersalaman dan mencium punggung tangan ibunya.

"Oh ya, ini ada pak Darius. Apa kamu masih ingat nak?" Sahut Ratih.

Darius hanya menunduk dan tersenyum pada Lenna.

"Oh, iya bu. Lenna masih ingat. Lenna kira siapa. Dari jauh agak pangling." Jawab Lenna sambil tersenyum.

Lalu Lenna mengulurkan tangannya pada Darius dan mencium punggung tangan Darius juga.

"Bagaimana kabarmu Lenna, sudah lama ya kita tidak ketemu." Ucap Darius tersenyum.

Lenna tersenyum, "Kabar saya sehat pak, bagaimana dengan bapak?" Tanya Lenna.

"Puji Tuhan saya juga sehat." Jawab Darius.

(Darius, Ratih, dan Lenna, mereka adalah orang Nasrani. Ratih menjadi Nasrani karna suaminya dulu yang juga seorang Nasrani Belanda. Lenna sudah jelas mengikuti kepercayaan mereka sejak lahir.

Sedangkan Darius sama halnya seperti Lenna.

Ayah Darius juga seorang Nasrani dari Belanda yang menikahi seorang wanita pribumi.)

"Syukurlah, pak." Ucap Lenna sembari tersenyum.

"Oh ya, Nak, kamu habis darimana? Tumben berpakaian rapi seperti ini." Tanya Ratih.

"Ibu belum tau ya, ada berita duka dari bi Suti." Ucap Lenna.

"Berita duka? Siapa yang meninggal nak?" Tanya Ratih kaget.

Darius melongo mendengar itu. Lalu seketika Darius juga bertanya pada Lenna.

"Apa ada lagi yang dibunuh Belanda?" Tanya Darius

Lenna menggeleng, "Bukan pak,"

"Itu bu, Radi, anak bi Suti. Dia meninggal tadi pagi." Sahut Lenna lagi.

"Apa!! Radi meninggal!? Meninggal kenapa nak?" Tanya Ratih kaget.

Lenna hanya menggeleng, "Lenna juga tidak tau bu."

"Suti itu siapa, Ratih?" Tanya Darius.

"Itu, tetangga desa sebelah. Dia akrab dengan keluargaku dan juga Lenna." Tutur Ratih.

"Tapi ada hal aneh yang Lenna alami bu." Sahut Lenna.

"Hal aneh apa, Nak?" Tanya Ratih.

"Tadi pagi saat Lenna mau memasak, tiba-tiba ada Radi yang datang. Dia mengagetkan Lenna. Lalu Lenna menyuruh Radi untuk membantu memasak. Saat Lenna mau menyiapkan makanan untuk Radi, dia tiba-tiba menghilang entah kemana." Ucap Lenna.

"Lalu setelah Lenna selesai sarapan, Lenna berniat untuk mengantarkan makanan ke rumah Radi, karna Radi sudah membantu Lenna memasak. Tapi saat Lenna sampai di rumah Radi dan bertemu ibunya, ibunya bilang kalau Radi masih tertidur dan tidak kemana-mana. Lalu ibunya mengecek Radi di kamarnya, dan saat itu ibunya baru tau kalau Radi meninggal. Yang membuat Lenna merasa aneh, itu siapa yang datang pagi-pagi kemari dengan wujud Radi. Padahal Radi sudah meninggal saat Lenna sampai di rumahnya." Sambung Lenna.

Ratih dan Darius heran, melongo akan hal itu yang mereka dengar dari Lenna.

"Waduh, Ratih, kalau sudah cerita begini, aku jadi takut. Apa jangan-jangan itu hantu ya." Ucap Darius.

"Ah, kamu ini. Masa laki-laki takut sama hantu." Jawab Ratih.

"Ah Sudahlah, jangan mengira yang macam-macam. Tidak baik mengira macam-macam terhadap orang yang baru meninggal." Sambungnya lagi.

"Ya sudah, bu, pak Darius. Lenna mau masuk dulu ya." Ucap Lenna.

"Iya, Nak." Ucap mereka berdua.

Lalu Lenna masuk ke dalam rumah.

Ia bergegas menuju kamarnya. Melepas semua pakaian yang ia kenakan sehabis melayat.

Lalu ia memakai kemben.

Ia melepas gulungan ikatan rambutnya dan bergegas ke sumur untuk mandi.

"Sllluuuurrrrpppp!"

Darius kembali menyeruput tehnya.

Lalu ia menghabiskannya.

Karna hari semakin sore, Darius ingin berniat pamit pada Ratih.

Rumah Darius memang terletak lumayan jauh dari rumah Ratih. Persisnya hampir mendekati pusat kota Cianjur saat itu.

Dia takut kemalaman sampai rumahnya kalau dia terus-terusan berada di rumah Ratih.

"Ratih, sudah semakin sore. Aku mau pulang dulu ya. Takut kemalaman sampai rumah." Ucap Darius.

"Oh, iya silahkan. Memang kamu berani pulang sendiri?" Tanya Ratih meledek.

"Berani lah." Ucap Darius sambil mengusap tengkuk lehernya.

Ratih memutar mata malas, "Hm. Tadi saja dengar cerita begitu dari Lenna kamu merasa takut. Iya kan." Ledek Ratih.

"Hehehe. Aku tadi hanya bercanda. Aku lebih takut di tembak Belanda daripada hantu." Ucap Darius percaya diri.

Kemudian ia beranjak dari duduknya.

Kemudian pamit pada Ratih.

"Ya sudah, aku pulang dulu ya Ratih. Pamitkan juga pada Lenna." Ucap Darius.

Ratih mengangguk, "Iya, nanti aku sampaikan. Kamu hati-hati dijalan."

"Iya." Ucap Darius.

"Oh ya, Darius, terimakasih ya sudah mau jauh-jauh mengantarku pulang. Maaf jadi merepotkanmu." Ucap Ratih.

Darius tersenyum, "Iya tidak apa-apa."

Lalu Darius beranjak pulang dari rumah Ratih.

Dia hanya berjalan kaki untuk sampai ke rumahnya.

Ratih lalu melambaikan tangan pada Darius.

Darius juga membalas dengan melambaikan tangan pada Ratih.

.

.

.

.

.

.

Bersambung...

.

.

Jangan lupa untuk dukung Author dengan Vote, Like, dan juga Komen.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!