Keheningan di ruangan tempat mereka saat ini berada, telah terusik oleh sayup suara dari tembang lawas yang menyeruak ke Indra pendengarannya.
Syair dengan bait demi bait, yang berkisah tentang kejadian yang mirip dengan peristiwa yang baru saja mereka alami, bukan atas kehendak mereka berdua, akan tetapi lebih tepat untuk di sebut mereka adalah korban perbuatan rekayasa, yang motivasinya belum terungkap.
Andaikan kejadian ini menimpa 15 orang yang saat ini tengah mendampingi kelima teman-temannya yang merasa sangat menikmati kebersamaan dengan para pemandu wisata yang rata-rata berkulit bening dan berambut pirang bukan hasil polesan pewarna.
Mereka berpaham bebas, dalam bercinta, tanpa merasa ada dosa dengan semboyan, hidup besok urusan nanti, apa yang akan terjadi., terjadilah....
Sambil mengangkat gelas berisi cairan memabukkan yang membuat mereka kehilangan rasa malu maupun takut.
" Toast mucho Acho !", teriak lantang salah seorang dari ke lima belas wanita itu, seraya mengangkat gelas yang di pegang nya tinggi-tinggi,
dengan di sambut suara riuh oleh yang lainnya.
Andaikata mereka yang saat ini ada di posisi Josette, asli, tidak akan ada adegan tangis, apalagi disertai dengan melamun segala, sebagai tanda rasa menyesali atas kejadian yang telah menimpanya.
Sementara syair lagu lawas itu terus berkumandang, bait yang terdengar di antaranya :" Hilang permata ku, hilang harapanku, yang telah ku bina sejak dulu 🎶, aku tak mengerti, mengapa terjadi, pada saat aku .....🎵🎀..dan seterusnya.
Josette hanyut oleh alunan yang penuh makna dari bait per bait lagu yang bahasa Indonesia itu, karena dia faham bahkan tahu akan makna bait dari lagu tersebut.
Dia bukan sekedar bisa berbahasa Indonesia, tapi faham betul kalimat dan penempatan kata bantunya, bukan tanpa sebab. Dia pernah duduk di bangku Fakultas Sosial Politik, Budaya dan Ketatanegaraan Indonesia, walau hanya bertahan sampai 4 semester saja, karena kuliah pada jurusan itu bukan keinginannya.
Sebagai anak tunggal, setelah adik kembarnya wafat, dari pasangan orang tua yang bijaksana, dalam memilih jurusan sastra untuk sekolah di perguruan tinggi, diserahkannya kepada mereka. Demi menyenangkan mereka.
Masih segar dalam ingatannya, beberapa negara yang menjalin hubungan erat, baik di bidang Ekonomi maupun Politik, dengan Brazil.
Negara itu memfasilitasi dengan menyediakan beasiswa untuk para mahasiswa yang mengambil Fakultas pada jurusan tersebut, setelah melalui seleksi yang ketat Josette melewati nya dengan hasil nilai baik. Di sanalah dia mulai mengenal Adat dan Budaya Indonesia.
Sebuah misteri yang tidak pernah terjangkau oleh pikirannya, begitu kuat hatinya, saat mengisi lembaran pendaftaran, di antara pertanyaan yang lumayan banyak, mulai dari nama calon siswa, tanggal lahir, hingga nama dan riwayat kedua orang tua, bahkan hingga penyakit genetik kakek dan Nenek, yang terakhir dia ingat betul, saat jurusan yang di minati nya, pikirannya saat itu begitu kuat mengendalikan telunjuknya, untuk mengetik huruf demi huruf pada keyboard komputer di hadapannya, dan berakhir dengan terangnya sebuah kata,
'Indonesia '.
Masih terbayang di dalam ingatannya ketika beberapa pekan duduk sebagai mahasiswi di semester awal, sebagai pengenalan terhadap budaya negara lain, juga untuk menambah wawasan para siswanya.
Salah satu Dosen khusus di mata kuliah Sosial dan Budaya memberi materi pelajaran tentang budaya negara lain secara acak. Hasilnya dia merasa jenuh, Bosan, entah berapa kali dia pamit dan pergi ke toilet untuk mencuci muka, guna mengusir rasa kantuk yang tidak tertahankan.
Tapi, disaat Dosen itu kembali menguraikan detail jurusan yang di pilihnya, yaitu budaya dan politik di Indonesia, keajaiban terjadi, dari mulai materi .yang dipaparkan tentang Indonesia secara keseluruhan, keajaiban itu, dari sejak dimulai materi di paparkan, hingga Dosen pengajar mengatakan
' selesai ', mimik wajah dan pikirannya seperti orang yang baru saja meminum kopi tanpa campuran lain, dan tanpa gula."
Melek matanya, aneh memang. Minat ingin tahunya,
begitu besar, dan dorongan tersebut begitu kuat, itu dia rasakan jauh sebelum dirinya berjumpa, dan kenal dengan Aji.
Disebutkan pula di dalam mata kuliah itu, tentang Orang Indonesia yang pada umumnya di kenal akan keramahannya, saat itu kondisi yang dia dapat melalui pemaparan sang Dosen, terlintas hanya via rekaan pikirannya saja. Hari ini dia melihat bahkan langsung tahu bukan dari kata orang lain.
" Hari begini, dengan profesi sebagai pelaut pula, menangis untuk sebuah kejadian yang menimpanya, " benaknya ngedumel sendiri.
Belum usai ingatannya yang menerawang ke adegan yang dia anggap teramat langka itu, cukup sampai disitu saja rupanya, karena, tiba-tiba terucap dari bibirnya, berupa kalimat yang terlontar dengan spontan ," Amazing ! " dalam nada suara yang cukup jelas terdengar ke pendengaran Aji.
membuat rasa ingin tahu di benak Aji, yang sedang nelangsa, namun rasa itu dikalahkan oleh kata,
" Amazing ", yang tadi terlontar dari bibir Josette.membuatnya bertanya ," Apa yang Ajaib Jose ?"
" Perjumpaan kita, Aji ," tanpa menunggu Aji bertanya lebih jauh lagi, dia menghela tangan lelaki itu, untuk duduk berdekatan dengannya, sambil duduk itulah dia menceritakan perjalanan karirnya yang berawal dari kedua orang tuanya yang berkeinginan putrinya kuliah di jurusan yang justru tidak dia kehendaki.
Tapi oleh sebab dia berprinsip kebahagiaan orang tuanya adalah saat dia memberikan yang terbaik buat mereka, salah satunya adalah mengikuti keinginan mereka. Dan Tuhan pun memberiku buah ketaatan ku kepada mereka. Dia pertemukan aku dengan kau Aji !" dan.. lanjutnya lagi..
" Aku telah melihat bukti Amazing tentang Tuhan, Dia menciptakan setiap kata seiring dengan wujud nyata nya, seperti siang yang identik dengan terang, kebalikannya, malam yang identik dengan gelap. Dan amazing yang saat ini aku harus mengakuinya, adalah ciptaan Tuhan yang satu ini, yaitu engkau Aji !" .., Ucapnya.
Sampai di sini Aji belum faham, kemana arah dan apa maksud tujuan Josette berkata seperti itu, tapi setelah dia simak lebih lanjut lagi, tentang di negaranya, adalah sebuah kejadian yang bisa di sebut mustahil, malah bisa jadi tidak akan ada seorangpun yang percaya, bilamana tidak melihat dengan mata kepala sendiri, manakala menjumpai seorang pria dewasa, yang kedapatan masih menjaga keperjakaannya sebagaimana wanita yang menjaga kesuciannya, di Negaranya khususnya dan Asia tenggara, umumnya.
Sampai disitu penuturannya, lantas beberapa saat dia terdiam, kemudian menghela nafas, untuk sejurus kemudian dia rentangkan kedua belah tangannya lebar-lebar, sebagai isyarat dia ingin Aji memeluknya.
Untuk tidak membuat wanita ini kecewa, di peluknya Josette, yang spontan timbul di dalam pikirannya, adalah kerinduannya terhadap adik bungsunya yang sudah cukup lama tidak saling berjumpa, diantara mereka berdua, karena si bungsu sedang kuliah di kota Gudeg, Jogyakarta. Dan tinggal di sana.
Peluang untuk berjumpa, itu ada, yaitu saat dirinya cuti dari berlayar, yang hampir rata-rata hanya 3 bulan tinggal di rumah, terkadang kesempatan seperti itu malah tidak bisa dipergunakannya, karena adiknya itu, pas sedang sibuk dengan jadwal perkuliahannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 258 Episodes
Comments