Josette Maria Cardoso, bergelar Dokter umum, yang berniat meningkatkan kariernya ke jenjang yang lebih tinggi lagi, dia menginginkan dirinya menjadi Dokter spesialis di bidang Anestesi.
Kini dia sedang mendapat sebuah pengalaman yang belum pernah di temuinya sepanjang usia yang di jalaninya hingga detik ini, yaitu mendapat Durian runtuh.
Seorang yang tanpa di duganya bahkan di luar pemikirannya, seakan datang menjumpainya dengan kondisi sebagaimana yang sedang dia tunggu dan di inginkan nya..." Apa bukan Durian runtuh namanya?" celoteh di batinnya.
Sementara dirinya yang tengah larut dalam suka cita nya, samar tapi tidak asing bagi pendengarannya, suara ******* sebagaimana lazimnya suara orang dewasa sedang bercinta, yang melakukan kemesraannya melewati batas susila...Tetapi suara itu terdengar hanya sekilas, lantas menghilang,
Ketika dia hampiri sumber suara itu, menurut perkiraannya suara orang mengigau, suara itu kembali sirna, suasana di tempat itu pun kembali hening, dia pun membalikkan badannya untuk kembali melanjutkan persiapannya dalam membuat
laporan kondisi Aji yang saat ini dianggapnya sebagai calon pasiennya.
Baru saja dia membalikkan badannya untuk melangkah pergi, suara yang tadi didengarnya dengan jelas, kini kembali terdengar, lebih keras dari yang pertama, namun kurang bisa di mengerti maksud ucapannya.
Ketika di dekatinya arah suara itu, dan diperhatikannya dengan seksama, Aji yang sedang bergumam, sementara tangan kanannya meraba-raba ke bagian alat vitalnya sendiri, tangan yang sebelah kirinya melakukan hal yang sama, tapi ke bagian dadanya, masih di sertai suara desah nafas yang memburu, seakan dirinya sedang melakukan hubungan intim.
Demi melihat adegan seperti itu, tidak membuatnya merasa risi atau takut, justru dia merasa prihatin, ini tidak lain, di sebabkan oleh jiwa pengabdiannya sebagai ahli medis, yang muncul secara spontan.
Terdorong Nuraninya untuk mengupayakan, mengembalikan kesadaran pria yang positif darahnya telah terkontaminasi oleh serum berbentuk cairan, yang biasa di pergunakan untuk perkawinan silang, pada hewan jenis tertentu, yang telah populer di negara Spanyol, demi memudahkan proses kawin pada hewan jenis Kuda, guna untuk memperoleh keturunan dari jenis yang di favoritkan.
Kuda dari negri Arab, yang di kenal tangguh, di sebabkan terbiasa hidup di lingkungan dengan udaranya yang ekstrim. Ketika di pertemukan dengan betina dari Australia, meskipun mereka jelas seekor binatang, akan tetapi tidak serta-merta sang Jantan naik dan melakukan perkawinan sebagaimana di inginkan yang empunya. Oleh sebab itulah di butuhkan media untuk kelancaran terselenggaranya perkawinan silang, demi perbaikan keturunan.
Nah, itu Kuda....,sampai di sini Josette tersenyum kecil, dia teringat akan Mentor akademisnya, yang di nilai oleh sebagian besar Mahasiswa di Kampus, dengan julukan ' Dosen bocor halus ' , ketika tiba pada bahasan bab Genetik pada hewan Kuda, beliau mengatakan, " Kuda dalam hal selera seksualnya, terhadap lawan jenis, tidak kalah oleh Manusia pada umumnya. Saudara sekalian.
Bahkan bisa mengalahkan Manusia dalam kasus tertentu, misalnya Manusia tersebut dalam keadaan sedang mabuk minuman keras, terbukti dengan di ciptakannya serum tersebut, sampai di sini, ada pertanyaan ? " sahutnya dengan suara lantang.
Karena tidak ada seorangpun Mahasiswa yang mengajukan pertanyaan, maka beliau melanjutkan bicaranya, " Adapun Manusia yang konon berakal dan bermartabat, dengan tanpa serum, banyak kejadian pelanggaran seksual, setelah tertangkap dan di proses secara hukum yang berlaku, ketika di interogasi, oleh petugas yang berkompeten dalam penanganan kasus itu, pelaku tersebut mengaku ' Khilaf '. bahkan ironisnya lagi mereka berkilah,
" habisnya pak, itu cewek, mukanya Syetan tapi rasanya Ketan," dengan mimik wajah tanpa dosa sambil cengengesan, setelah di periksa dengan proses Laboratorium, di temukan mereka dalam pengaruh minuman keras," nah.. saudara, untuk bahasan kali ini, saya cukupkan hingga di sini, selamat sore," pungkas sang Mentor mengakhiri bahasannya.
Belum lagi usai seulas senyumnya yang di sebabkan oleh ingatannya akan Mentor Akademisnya yang konon bocor halus itu, dia merasakan ada yang meraih pada pergelangan tangannya dengan sedikit kasar, bahkan bisa dikatakan, merenggut.
Raut wajah dan mimik lelaki itu, yang sejak semula Josette berjumpa, hingga saat ini pun,di yakini nya, Wanita mana yang tidak akan lunglai dan terduduk lemas, manakala lelaki ini menatap kearah wajah, apalagi kalau dia sampai mengedipkan sebelah matanya. Wow ...!
Akan tetapi,saat ini dalam pandangannya, begitu drastis berubah 180 derajat, dia terlihat begitu menakutkan dan terkesan kejam, dengan sorot matanya yang kemerahan, di topang oleh postur tubuh kekarnya, terbayang olehnya, kalau dia berontak untuk melawan, jelas itu hanyalah perbuatan yang sia-sia.
Ketika dia mengukur kondisi perawakan dirinya yang tergolong kecil walau tidak termasuk kelompok gadis yang imut, atas dasar itu, maka tidak ada cara lagi, selain memohon dengan iba dan menghimbau nya, dengan mengingatkan lelaki itu, bahwa tindakannya itu tidak bermoral, dan bisa terjerat dan terancam sanksi hukum.
Berbagai macam cara telah di tempuhnya, agar Aji tidak berbuat lebih jauh lagi terhadapnya. Dengan cara yang tidak dia yakini pun telah di cobanya, melawan sekuat sisa tenaganya.
Mungkin karena kegiatan yang cukup padat akhir- akhir ini, telah menguras banyak energi pada tubuh yang membuatnya menjadi lemah, di tunjang kurang cukup istirahat mengakibatkan nafsu makannya menurun, sejalan dengan kekuatan tubuhnya.
Di akhir pertahanannya, dengan perasaan yang tidak terlukiskan, dia pun menyerah, pasrah, tidak ada lagi kesanggupannya untuk melawan.
Air matanya mengucur deras di kedua belah pipinya yang merah merona, menahan gejolak amarah, kesal dan sedih yang tidak terperikan, belum lagi rasa sakit pada bagian kewanitaannya.
Ada yang lebih mendasar lagi dari semua alasan yang membuat warna pipinya merona merah, dia merasa sangat malu kepada Tuhan Nya.
Atas dasar itu pula, kenapa dirinya memegang teguh prinsip mempertahankan dan menjaga kesuciannya, walau tidak sedikit di kalangan teman dekatnya , bahkan saudara dekat ataupun jauhnya, mereka mempertanyakan kepadanya perihal tersebut, dia lebih memilih untuk tidak menanggapinya.
Dia tinggal di lingkungan masyarakat dimana keperawanan bukanlah prioritas, malah di anggap tidak ada nilai tambah bagi siapa pun yang masih menyandang status itu.
Di sana hampir seluruh bagian tubuh dipamerkan, dengan badan terbungkus pakaian seminim mungkin, akan merasa bangga, saat seorang gadis terpilih untuk ikut serta dalam penyelenggaraan pesta tahunan untuk perayaan kelahiran Dewa Api.
Sementara, di sisi lain, pandangan dan prinsip hidup Josette beserta hampir keseluruhan keluarganya, yang tidak ikut larut dengan gaya hidup demikian.
Oleh karena itu, dengan tragedi yang di alaminya ini, membuat dirinya merasa tidak punya harga diri lagi, dalam kegalauan dan fikiran yang berkecamuk, tanpa disadarinya, tubuhnya dalam keadaan tidak selembar benang pun yang menutupinya, secepat dia sadari kondisinya seperti itu, di raihnya selembar sprei yang teronggok di dekatnya, ketika dia menoleh ke lantai di mana dirinya duduk terkulai, tidak seberapa jauh darinya , Aji tengah terduduk dengan wajah merunduk ke lantai.
Lelaki yang beberapa saat lalu, begitu garang dan berwajah kejam menakutkan, saat ini berprilaku layaknya anak Balita yang kepergok saat mencuri uang receh di lemari Ibu nya.
Dia menutupi tubuh bagian dadanya hingga betisnya dengan kain Bad Cover, tampak badannya berguncang, dia menangis.
Josette yang semula merasa benci terhadap laki- laki yang telah merenggut kesuciannya, berubah terpana sesaat, untuk sejenak dia lupa akan kejadian pahit yang baru saja menimpanya.
Dihampirinya laki-laki itu, dan dia sentuh bahunya, ketika menoleh, terlihat kedua matanya sembab, pertanda lelaki itu baru saja menangis seperti yang dia lakukan. Mereka saling beradu pandang, di mulai dari Josette yang spontan bertanya, " kulihat kau menangis, kenapa Aji ?" lelaki itupun menjawab.
" Josette, engkau boleh tidak percaya, namun aku tidak akan mengatakan ini dengan sumpah, bahwa selama hidupku, pertama kali, aku baru saja berbuat dosa terhadap Tuhanku sekaligus juga kepadamu. Dan, aku pun tidak mengerti kenapa aku berbuat seperti tadi aku lakukan kepadamu." kembali Aji terdiam dan menundukkan kepalanya.
Josette tidak segera menjawab, ataupun menanggapinya, tapi di datanginya lembar sprei yang teronggok diatas kasur tempat mereka tadi bergumul, di raih dan dia sodorkannya kehadapan lelaki itu, untuk menjelaskan tanpa kata. Sprei yang asalnya putih bersih, kini terdapat Noda merah sebagai bukti nyata lelaki itu telah merenggut paksa Mahkota miliknya, padahal selama ini di jaganya dengan penuh kehati-hatian.
Demi melihat pemandangan yang tidak pernah terlintas dalam pikirannya, dirinya telah berbuat setega itu, dia pun tersungkur dan berlutut di kaki Josette, meminta maaf.
Dia menyesali akan perbuatan yang telah di lakukannya, yang telah mengubah status seorang bernama Josette menjadi 'Janda bukan, perawan juga tidak'. satu lagi bukti nyata di depan mata, hanya saksi manusia yang tidak ada.
Di kota kecil ini, tidak sedikit penduduknya adalah pendatang dari luar Brazil, seperti pemilik Cafe Paradiso yang aslinya dari Philipina, konon dulunya seorang pelaut, dan berprofesi sebagai juru masak pada kapal niaga yang salah satu rute nya adalah kota pesisir Santos.
Mulanya kapal yang sering sandar disana, sejalan dengan waktu, hatinya pun ikut sandar di pelabuhan hati putri pemilik Cafe yang saat itu bernama ' Me Amor ', hingga akhirnya mereka hidup resmi sebagai pasangan antar Negara, dan Cafe pun bertambah maju dan berkembang hingga sekarang berganti nama menjadi Cafe Paradiso.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 258 Episodes
Comments