#11

Keesokan harinya, Gen mengantar Val pulang ke apartemennya.

Gen mengangkat Val ke atas apartemennya. Val memandang wajah tampan Gen dengan sedikit intens.

"Kau akan menikah?" tanya Val.

"Hmm," jawab Gen.

"Sayang sekali aku tak bertemu denganmu lebih dulu. Jika tidak, mungkin aku yang akan menikah denganmu," kata Val tersenyum.

"Aku tak suka hubungan yang rumit," jawab Gen dengan santai.

"Kau mencintainya?" tanya Val.

"Kenapa semua wanita selalu menanyakan hal itu?" tanya Gen yang masih menggendong Val di dalam Lift.

"Kau tak mudah jatuh cinta. Iya, kan? Begitu juga denganku. Aku tak berperasaan dan kurasa kita akan cocok," kata Val.

Gen tertawa pelan.

"Aku tidak suka bermain di belakang. Dan aku tak pernah menyakiti hati seorang wanita," jawab Gen dan melangkah keluar lift.

Mereka kemudian masuk ke dalam kamar apartemen Val dam Gen mendudukkan Val di kursi sofanya.

"Pergilah. Terima kasih bantuannya. Maaf merepotkanmu," kata Val.

"Teleponlah tuan Augusto lebih dulu, baru aku akan pergi," kata Gen.

"Aku tak masalah sendirian. Pergilah ... Kau harus bekerja bukan?" kata Val santai dan berdiri lalu berjalan pelan terpincang ke arah dapurnya.

Gen melihatnya dan dia berpikir Val memang sangat mandiri dan termasuk wanita yang kuat.

Val mengambil sereal dan membuatnya dengan cepat dan mudah lalu duduk di kursi bar yang ada di ddkat dapur.

"Kau mau?" tanya Val menawarkan.

"Tidak..aku akan menelepon tuan Augusto," kata Gen.

"Sudah kubilang tidak perlu," kata Val sambil memakan serealnya.

"Apa kau tinggal sendirian?" tanya Gen.

"Hmm, aku memang selalu sendirian," jawab Val datar.

"Dimana keluargamu? Apa di Jepang?" tanya Gen lagi menghampiri Val dan duduk di depannya.

"Mereka menghilang. Aku sedang mencarinya..kau mau membantuku?".kata Val tersenyum.

Gen masih mencerna kata kata Val.

"Aku tak mengerti. Jika kau memang butuh bantuanku, aku akan membantumu," kata Gen.

Val menghentikan makannya dan melihat matanya.

"Really? Ini akan sulit," kata Val tersenyum miring.

"Kau hanya tinggal memberiku foto dan identitas keluargamu. Aku akan dengan mudah mencarinya," jawab Gen.

"Jika itu mudah, mengapa kau belum menemukan temanmu yang bernama Val itu?" tanya Val dengan menatap ke dalam mata Gen.

"Untuk apa?" tanya Gen balik.

Val hanya mengedikkan bahunya lalu meminum airnya dan turun dari kursinya.

"Pergilah. Apa kau ingin jadi pengasuhku?" kata Val.

Val masuk ke dalam kamarnya dengan sangat pelan.

"Sudah kubilang, bukan? Aku akan pergi setelah tuan Augusto datang," jawab Gen.

Val menoleh pada Gen dengan tangan berpegangan di meja.

"Kalau begitu bantu aku mandi," kata Val tersenyum miring.

Gen tak terlalu menggubris kata kata Val yang selalu terkesan menggodanya.

Gen hanya melihat Val dan Val kemudian melanjutkan jalannya ke dalam kamar.

Di kamar, Val menelepon Augusto dan menyuruhnya datang.

Satu jam kemudian, Augusto pun datang ke apartemen Val.

"Val sayang. Kau tak apa apa?" tanya Augusto pada Val yang duduk di sofa bersama Gen.

Augusto melihat Val dengan sangat khawatir karena ini diluar rencana mereka.

"Sebaiknya ada perawat yang menjaganya tuan", kata Gen.

"Terima kasih, Tuan Gen. Aku sangat berterima kasih padamu karena telah menolongnya," kata Augusto.

"Val, please. Dengarkan kata kata uncle. Jangan terlalu keras kepala," kata Augusto sangat pelan.

Val hanya diam tak bersuara.

"Baiklah, aku akan pergi," kata Gen.

"Terima kasih, maaf aku tak bisa ikut meeting untuk hari ini," kata Val.

"Tidak apa-apa, kita bisa menundanya sampai kau sembuh," jawab Gen.

Lalu Gen pun akhirnya pulang ke penthouse dan langsung tidur karena semalam hanya tidur sebentar saja.

JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA❤❤❤

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***