07

2 minggu berlalu sejak kejadian Zuumar tersabet Samurai lawannya, senin pagi ini ia sudah kembali kesekolah, Dami dengan setia menjadi supir untuknya mereka sudah berada didalam mobil tengah berkendara menuju sekolah STM TUNAS SAKTI

"macet banget Zuum, kalo kita telat gimana?" tanya Dami was-was

"tinggal bolos ajah repot banget" jawab Zuumar santai

"gw kira pensiun jadi jawara pensiun juga jadi juara bolosnya, ternyata nggak?" ledek Dami

"hahaha, bolos mah hobi Dam" katanya enteng

"Dasar lu" saut Dami

beruntung senin pagi ini saat tiba di parkiran sekolah bel tanda masuk baru berbunyi, mereka lolos dari jerat terlambat masuk. Saat mereka tiba di kelas

"Lu mau ikut upacara apa ijin?" tanya Dami

"takut pingsan gw, ijin ajahlah, alasan tangan sakit masih dapet dispensasi kan?" jawabnya sudah menyimpan kepalanya di atas meja malas

sepintas tentang sekolah Zuumar dan Dami STM TUNAS SAKTI terbagi dengan banyak kejuruan ada SMK (atau lebih dikenal dengan STM yang isinya khusus anak laki-laki) ada pula SMA nya (IPA & IPS) walau Zuumar berbeda gedung dari SMA tapi namanya cukup harum di seputar lingkungan TUNAS SAKTI, tak heran walau punya akhlak minus, wajah tampan nya cukup efektif membuat kaum hawa klepek-klepek, terkenal sangar namun sangat dingin pada gadis manapun, membuat banyak wanita cantik ingin sekali menjadi kekasih sangat jawara.

_

Selesai upacara Dami sudah duduk bersebelahan dengan Zuumar..

"Zuum, lu di panggil ke ruang kedisiplinan sama Pak Fadly" kata Dami setengah takut, tanpa menjawab apapun Zuumar bangkit dari duduknya menuju ruang kedisiplinan, sepanjang jalan banyak pasang mata ya g terus menatap kearahnya, luka di lengan kanan dengan perban yang masih terlihat jelas, membuat banyak siswa siswi yang baru saja akan masuk kedalam kelas mulai berbisik kearahnya, namunseolah sudah biasa menjadi bahan konsumsi publik terutama di kawasan TUNAS SAKTI Zuumar biasa saja dengan santai tetap melangkah, namun ada yang menarik perhatian nya, wanita berhijab yang baru saja masuk kelas 2 IPA 1 disebelah ruang kedisiplinan

"halu banget gw, masa ia dia disini, nggak mungkin kan?" katanya pada diri sendiri seraya terus menggelengkan kepalanya

"kangen berat sih gw sama dia, tapi nggak mungkin juga gw telpon dia duluan" katanya terus bermonolog pada dirinya sendiri sampai tiba diruang kedisiplinan

"Zuumar, ngapain ngelamun?" tegur Pak Fadly

"eh, iya om, sorry" jawabnya

"kebiasan kamu tuh, kalau di Sekolah jangan panggil saya Om dong Zuumar, nggak enak sama yang lain" jelasnya tak enak hati

"gw aduin Mami lu om, nggak mau gw panggil Om, lagian santai akah sih, kita cuma berdua doang" jawabnya masih dalam mode santai

"kamu tahu kenapa saya panggil?" Tanya Pak Fadly yang tak lain adik kandung Mami Zuumar

"ngapain lagi, paling ancaman DO, atau surat panggilan buat Mami Papi kan?" tebak Zuumar

"bukan, Papi minta kamu dipindah sekolah ke pesantren Zuumar" jelas Pak Fadly membuat mata Zuumar melotot kaget

"jangan bercanda Om, nggak lucu banget tau" elak Zuumar

"nih baca sendiri message Papimu" seraya menyerahkan ponsel nya pada Zuumar, Zuumar tergelak lemas

"Please Om, gw nggak mau pindah ke Pesantren, gw udah pensiun Om, gw nggak akan tawuran lagi, kalo lu nggak percaya lu bisa tanya Dami deh Om" pintanya pada Fadly

"Om nggak bisa janji bisa bantu kamu Zuum, kamu kan lebih kenal Papi kamu kaya gimana?" jawab Fadly membuat Zuumar semakin lemas

"Om, please Om, gw nggak mau ke Pesantren, tolongin gw Om, rayu Papi gw, aaarghttt" katanya sedikit frustasi

"Nanti Om coba, Mudah-mudahan Papi mu percaya dengan alasan kamu udah pensiun jadi jawara" jelas Fadly lagi

"gw bakalan buktiin, kalo dalam sebulan ini gw terlibat lagi adu jotos di jalan, dengan suka rela gw mondok Om, tapi kalau dalam waktu sebulan gw nggak terkena skandal kasus adu jotos gw nggak mau pindah ke pesantren ya Om?" katanya mencoba bernegosiasi

"oke, Om pegang janji kamu" jawab Fadly lagi

"makasih Om, lu emang Om terbaik gw" katanya senang

"dasar keponakan nggak sopan, sama guru nya ajah masih gw elo begitu" ledek Fadly lagi

"kalo lu lupa, umur kita cuma beda 8 tahun Om, dan lu bukan orang yang kolot-kolot banget, masa iya lu mau gw panggil bapak-bapak emang gw anak lu hahaha, udah ah gw balik kelas dulu Om" seraya bangkit dari duduknya kemudian melangkah pergi kembali ke kelasnya. Sempat berhenti tepat di kelas 2 IPA 1 yang tadi ia lewati, namun langsung berlalu pergi menuju kelasnya lagi.

💕💕💕💕💕

Terpopuler

Comments

Nadia Zuckerberg

Nadia Zuckerberg

next.....

2022-01-31

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!