BAB XVIII perpisahan karna kemarahan

Alva membanting pintu kamar zya dengan keras, alva menuju ke kamar nya dengan tangan yang sudah di kepal nya, kali ini alva sangat marah seperti perjuangannya tidak pernah di hargai oleh zya,

"siapa, gadis itu, sudah aku baik baik dia malah seperti itu", gumam alva saat berada di dalam kamarnya, di kamar zya, zya menangis tersedu sedu bukan maksud zya untuk bermusuhan dengan alva tapi karna zya telah mendengar perkataan bibi yang tadi membuat zya seperti tidak pantas untuk alva, zya mencoba untuk berhenti menangis tapi tetap saja air mata nya tetap keluar, zya tau bahwa dia tidak pantas untuk alva, dengan penampilan nya yang seperti ini ( menurut author ya padahal zya cantik banget dengan stelan baju santai make up tipis, rambut di kuncir dua membuat keimutan nya menambah) , dengan keadaan ini menurut zya malah bagus untuk berjauhan dengan alva.

Terdengar suara mobil , Alva pergi padahal sudah jam 1an lebih dini hari , Alva melajukan mobilnya, dia menuju ke bar teman lamanya, dia ingin meluapkan emosinya ke zana, setelah sampai Alva di sambut oleh teman lama itu,

" hey tumben banget lo ke sini, apa ada masalah", tanya teman nya,

"diam lo, bawa aku keruangan pribadi, dan buat senang lah aku ", kata Alva ke temannya,

" baiklah tuan Alva mari", kata teman Alva yang bernama bryen yang mempunyai 3 bar ternama di kota itu, bahkan dia mempunyai bar yang dia bangun di luar negeri, Alva jika sedang ada masalah atau sedang marah dia akan datang ke bar ini, back to Alva, Alva menuju ke ruangan yang di pandu oleh bryen, dia berada di ruang VVIP yang memang khusus untuk nya.

Alva meminta di sajikan alkohol yang tingkat mabuk nya paling tinggi, Alva di temani beberapa wanita yang telah di siapkan untuk Alva tapi kali ini Alva menolak nya,

" bawa pergi semua wanita ini aku tidak mau melihatnya", kata kata Alva membuat bryen kaget tidak biasanya dia menolak nya,

"ayo semuanya pergi", kata bryen ke wanita wanita itu,

" lo kenapa tumben banget tidak mau wanita wanita itu menyenangkan mu" , tanya bryen ke Alva,

"jangan brisik lo, lo juga pergi aku hanya ingin disini sendiri", bryen sepertinya paham , bryen pergi dari ruangan itu, Alva di ruangan itu menghabiskan seluruh minuman yang di sajikan, dia ingin melupakan semuanya, meluapkan emosi yang ada di dirinya, pukul 4 pagi bryen masuk ke ruangan itu di dapati Alva sedang mabuk parah,

" antar kan aku ke hotel", pinta Alva, bryen pun menyetujuinya, dari bar ke hotel hanya memakan waktu 45 menit jika sampai rumah bisa 1jam 30 menit , setelah sampai di hotel Alva di letakan di atas kasur dan bryen pun pergi, tapi sebelum pergi bryen sempat melihat HP Alva yang wallpaper nya seorang cewek,

"apakah karna dia Alva sampai frustasi seperti ini" ,batin bryen, tapi bryen tidak terlalu menganggapi nya, bryen pergi untuk pulang karna sudah pagi waktunya dia beristirahat, di sisi lain di rumah zya menunggu kepulangan Alva, dia masih tetap khawatir, karna ke pergian Alva dengan emosi bukan dengan baik baik, zya terus menunggu hingga dia akhirnya ketiduran karna lelah nya menunggu.

Alva bangun pukul 10 dia hari ini tidak ke kantor, karna sagat lelah, di menelefon maherson untuk menghendel semuanya " maher, handel perusahaan hari ini, aku sangat lelah", kata Alva saat telfon sudah di angkat oleh maher ,

"baik tuan ", kata maherson, Alva menutup telfon itu, dia bermalas malasan di ranjang, memikirkan kejadian yang membuatnya bertengkar dengan zya, Alva menelfon lagi, " felixleo segera selidiki keluarga arfana dan arzyad, dalam waktu 10 hari ", kata Alva menelfon felixleo dia adalah bawahan Alva ketika bara, maher tidak bisa di andalkan, felixleo sering di gunakan untuk mengintai atau membongkar privasi, dia lebih tertutup dari pada maherson, felixleo tidak ada yang mengetahui bahwa dia adalah bawahan alva sehingga memudah kan felixleo untuk menguak semua informasi yang di butuhkan.

Setelah menelfon felixleo, Alva pergi untuk mencari makan, sedangkan zya terbangun dari tidurnya, dan dia berlari ke bawah,

"bi, bibi, bibi tika ", teriak nya dengan berlari,

" iya non jangan lari lari", kata bibi tika segera menghampiri zya,

" ada apa nyonya", tambah bibi itu ketiak sudah berada di depan zya,

"bi, apakah Alva sudah pulang? ", tanya zya,

" tuan seperti nya belum pulang, di garasi tidak ada mobilnya", kata bibi membuat zya cemas,

"bi, bisakah telfon Alva untuk ku", kata zya memohon ke bibi agar menelfon Alva, karna tidak mungkin dia yang menelfon nya,

" apakah nyonya dan tuan sedang ribut? " , selidik bibi tika,

" hmm" , jawaban zya dengan menganggu kan kepala berarti tanda benar bahwa mereka sedang bertengkar,

"ya sudah bibi akan telfon kan untuk mu", kata bibi tika,

"makasih bi", kata zya, " sekarang nyonya mandi dan sarapan bibi sudah siapkan untuk nyonya" , kata bibi tika dengan lembut,

"baik lah bi", kata zya menuruti kata bibi itu, setelah zya pergi ke kamarnya lagi, bibi tika menelfon Alva, berkali kali namun tidak di jawab nya, sampai akhir nya Alva mengangkat,

" ada apa bi, kenapa menelefon ku berkali kali, apa ada masalah? ", tanya Alva selesai mandi,

" oh tidak tuan, bibi hanya ingin tanya, tuan berada di mana saat ini? ", tanya bibi,

" apakah ini kamu di suruh oleh zya? ", kata Alva,

" tidak tuan, hanya saja bibi tidak melihat tuan pagi ini", bohong bibi ke Alva,

" aku tidak akan pulang sampai waktu yang tidak di tentukan", kata Alva langsung menutup telfon nya, bersamaan dengan zya turun dari kamarnya menuju ruang tengah yang ada telfonnya,

"bagaimana bi, apakah Alva akan pulang, dan di mana Alva berada? ", tanya zya sekaligus,

" oh tuan tadi menitipkan pesan katanya tuan ada proyek yang harus di selesaikan di luar negeri untuk kembalinya tuan sendiri juga tidak tau", kata bibi berbohong kepada zya, karna bibi sudah mulai paham akan karakter zya jika tau Alva tidak akan pulang untuk waktu yang tidak di tentukan,

"maaf kan bibi berbohong non", batin bibi tika memandang wajah memelas dari zya,

" nyonya mari sarapan, bibi sudah siapkan di meja makan", kata bibi namun sepertinya zya enggan makan,

"kata tuan nyonya harus makan yang banyak" , bohong bibi tika lagi,

" apakah benar Alva mengatakan itu? " , kata zya memastikannya karna sebelumnya Alva pun tidak pernah mengatakan itu,

" iya nyonya, mari saya antar kan", kata bibi tika, "baiklah aku mau makan tapi di temenin oleh bibi ya", kata zya ke bibi tika,

" maaf non bukanya tidak mau tapi bibi tidak pantas " , kata bibi tika,

"ya sudah berarti aku tidak akan makan " , kata zya, kalau zya sampai sakit mungkin tidak akan baik akibat nya, sehingga bibi tika lebih memilih menuruti zya untuk makan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!